Pendahuluan
5 Al Quran merupakan firman Allah SWT (kalamullah) yang
diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW melalui ruhul Amin, malaikat
Jibril untuk dijadikan pedoman hidup (way of life) bagi makhluknya di setiap
ruang dan waktu. Al Quran juga berfungsi sebagai Hudan li al Nas yang
akan mengantarkan dan mengarahkan manusia ke jalan yang lurus. 1
10 Namun, ajaran yang terkandung dalam al Quran tidaklah dapat
serta merta bisa dipahami secara jelas. Hal ini disebabkan oleh factor al
Quran itu sendiri maupun factor luar al Quran, seperti ke-mujmal-an al
Quran yang menyebabkan banyak ayat yang mutasyabihat, lafadz musytarak
(lafadz yang memiliki makna ganda), gharabah al lafdzi (lafadz yang masing
15 asing), al hadf (penggabungan lafadz), ikhtilaf marji al dhamir (adanya
perbedaan tempat kembalinya kata ganti), al taqdim wa al takhir ( lafadz yang
di dahulukan dan yang di akhirkan ), maupun kekeliruan penafsiran al
Quran.2
Dengan demikian, dalam memahami al Quran sangatlah dibutuhkan
20 ilmu tersendiri, yang dikenal dengan ulumul Quran. Dimana dalam ilmu ini
salah satu disiplinnya adalah ilmu amtsalul Quran. Dari sinilah, dalam
makalah ini penulis bermaksud mengeksplor amtsal al Quran untuk lebih
memperdalam upaya pemahaman al Quran.
1 Secara jelas termaktub dalam QS. Al Baqarah: 185 dan QS. al Isra: 9. lihat : Al-Quran dan
terjemahnya, Jakarta, Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Quran , Depag. RI, 1989.
2 Quraish Shihab dalam buku Membumikan al Quran menginventarisir sedikitnya ada enam factor
yang dapat mengakibatkan kekeliruan dalam menafsirkan al Quran : (1) sunyektifitas mufassir (2)
5 kekeliruan dalam menerapkan metode dan kaidah (3) kedangkalan dalam ilmu alat (4) kedangkalan
pengetahuan tentang materi uraian ayat (5) tidak memperhatikan konteks (6) tidak memperhatikan
siapa pembicara dan terhadap siapa pembicaraan di tujukan. Lihat selengkapnya dalam DR.
Muchoyyar, HS, MA (pengantar) dalam: Nor Ichwan, Memahami Bahasa al Quran, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2002, hlm.xi.
10 1
Amtsal al Quran ; sebuah Pengantar
Dalam mengimplementasikan fungsi hudan li al nas, Al-Quran
mengandung pokok-pokok ajaran yang bermanfaat dan dibutuhkan
manusia yanga mencakup metode pengajaran dan penyampaian kedalam
5 hati manusia secara mudah dan jelas. Di antara bentuk pengajarannya adalah
dengan menerangkan berbagai perumpamaan. Perumpamaan itu digunakan
oleh Allah swt, pada perkara yang sangat penting, seperti tauhid dan orang-
orang yang konsisten dengannya, masalah syirik dan para pelakunya, dan
berbagai perbuatan mulia dimata masyarakat umum.
10 Bila kita kaji secara seksama amtsal/perumpamaan al-Quran yang
mengandung penyerupaan ( tasybih ) sesuatu dengan hal serupa lainnya dan
penyamaan antara keduanya dalam hukum, maka amtsal tersebut mencapai
jumlah lebih dari 40 buah. Sebagaimana Allah swt. telah mengemukakan
dalam kitabnya bahwa Ia telah membuat sejumlah amtsal :
15 Surat al-Hasyr ayat 21 :
{21 }
Artinya : Dan perumpamaan itu dibuatnya untuk manusia supaya mereka
berfikir
{ }
Artinya : Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk mansia
dan tidak ada yang memahami kecuali orang-orang yang berilmu.3
3 Manna khalil Al-Qaththan, terj. Drs. Mudzakir, MA. Studi Ilmu-ilmuQuran, Lentera Antar Nusa,
Jakarta, Cet. V hlm. 400-401
2
dengan menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa. Betapa banyak
makna yang baik, dijadikan lebih indah, menarik, dan mempesona oleh
tamtsil. Dengan demikian tamtsil adalah salah satu uslub al-Quran dalam
mengungkapkan berbagai penjelasan dan segi-segi kemukjizatanya.
20 Mengapa aku lihat engkau melangkahkan satu kaki dan mengundurkan kaki
yang lain.
3
Amtsal al-Quran tidak dapat diartikan dengan arti etimologi, al-
syabih dan al-nadhir, juga tidak dapat diartikan dengan pengertian yang lain
seperti kitab-kitab kebahasaan yang dipakai oleh para pennggubah matsal-
matsal, sebab amtsal al-Quran bukanlah perkataan-perkataan yang
5 dipergunakan untuk menyerupakan sesuatu dengan isi perkataan itu. Juga
tidak tepat diartikan dengan arti matsal menurut ulama bayan, karena
diantara amtsal al-Quran ada yang bukan istiarah dan pengggunaannya pun
tidak begitu populer.
Adapun Ibnu al-Qoyyim mendefinisikan amtsal al-Quran, sebagai
10 yaitu :menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal
hukumnya,dan mendekatkan sesuatu yang abstrak (maqul) dengan sesuatu
hal yang inderawi (mahsus), atau mendekatkan dari dua mahsus dengan
yang lain dan menganggap salah satunya itu sebagai yang lain. Ia
mengemukakan contoh sebagai berikut :
15
a. Sebagaian besar berupa penggunaan tasybih sharih, seperti firman
Allah swt. dalam surat Yunus ayat 24 :
Artinya : Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunai itu adalah
20 sepereti air (hujan) yang kami turunkan dari langit.
4
Dikatakan dhimni karena dalam ayat ini tidak terdapat tasybih
sharih.6 Karena Allah mengungkapkan ayat-ayat itu secara langsung, tanpa
sumber yang mendahuluinya maka ayat-ayat yang berisi penggambaran
keadaan sesuatu hal dengan keadaan hal lain, maka penggambaran itu
5 dengan cara istiaroh maupun tasybih sharih (penyerupaan yang jelas) ayat-
ayat yang menunjukan makna yang menarik dengan redaksi ringkas dan
padat.
5 5
dari langit, karena di dalam air terdapat unsur kehidupan. Dan
wahyu yang turun dari langitpun bermaksud untuk menerangi
hati dan kehidupannya. Allah swt. menyebutkan juga keadaan dan
fasilitas orang-orang munafiq dalam dua keadaan.
5
Disatu sisi mereka bagaikan orang-orang yang menyalakan api
untuk penerangan dan kemanfaatan mengingat mereka
memperoleh kemanfaatan materi dengan sebab masuk Islam.
Namun disisi lain Islam tidak memberikan pengaruh nur-Nya
10 terhadap hati mereka. Karena Allah swt menghilangkan cahaya
(yang menyinari mereka) dan membiarkan unsur membakar yang
ada padanya. Inilah perumpamaan mereka yang berkenaan
dengan api. Mengenai matsal mereka yang berkenaan dengan air ,
Allah swt. menyerupakan mereka dengan keadaan orang yang
15 ditimpa hujan lebat yang disertai gelap gulita, guruh dan kilat,
sehingga terkoyaklah kekuatan orang itu dan ia meletakan jarinya
untuk menutup telinga dan memejamkan mata karena takut petir
menimpanya. Inilah mengingat bahwa al-Quran dengan segala
peringatan, larangan. Dan kitabnya mereka tidak ubahnya dengan
20 petir yang sambar-menyambar.
b. Allah menyebutkan pula dua macam matsal, al-ma dan al-nar
dalam surat al-Rad ayat 17 bagi yang haq dan batil,8 yaitu :
8 Mahmud Bin Syarif, Al-Amtsl Fil Quran , Dar al-Maarif, Makkah, tth. Hlm. 63-64
6
sesuatu yang tidaak ada harganya. Adapun yang memberi
manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah
Allah swt. membuat perumpamaan tersebut.
5
2. Amtsal kaminah,
15 Artinya :Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan
antara itu .
20
Artinya : Dan mereka yang apabila membelanjakan (harta) mereka
tidak lebih-lebihan dan tidak pula kikir dan pembelanjaan
itu ditengah-tengah antara yang demikian itu.
30 ...
7
Artinya : Allah berfirman, apakah kamu belum percaya ?Ibrahim
menjawab ; saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah teguh hati
saya.
3. Amtsal Mursalah
Artinya : Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain
dari Allah.
Artinya : Maka perumpamaan itu seperti batu licin yang diatasnya ada
10 tanah, kemudian batu itu ditimpakan hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih
atau tidak bertanah, mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan.
9
Artinya : Perumpamaan (nafkah yang keluarkan) oleh orang-orang yang
menafkahkan harta mereka dijalan Allah swt. adalah serupa dengan sebutir
benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah
melipatgandakan pahala bagi siapa yang dikehendaki. Dan Allah maha luas
5 karunia-Nya lagi maha mengetahui.
10
Quiran secara khusus untuk mencapai sebuah kebahagiaan hidup baik
didunia maupun di akherat kelak yang jauh dari kegelapan dan kesesatan.
Dari sinilah penulis dapat mengatakan bahwa amtsal Al-Quran
adalah merupakan salah satu dari bentuk hidayah yang bersifat ilahiyah
5 yang menuntun manusia menuju jalan kebaikan, atau dapat mencegah
manusia dari perbuatan dosa untuk menuju sebuah kemuliaan, atau juga
mencegah dari kekurangan-kekurangan yang secara alamiyah dimiliki oleh
manusia.
Demikian juga amtsal al-Quran dalam memberikan bimbingan
10 manusia lebih menitik beratkan kepada dua hal (keadaan) yang saling
berlawanan dari pesan yang disampaikan, misalnya perumpamaan iman dan
kufur, orang-orang yang mendustakan agama (al-mukazdzdibun) dan orang-
orang yang membenarkan agama (al-mushaddiqun), air dan api, yang haq
dan yang batil, yang buruk (al-khabits) dan yang baik (al-Thayyib), mukmin
15 dan kafir dan lain sebagainya.
Di dalam matsal seperti halnya dalam tasybih, penulis dapat menggaris
bawahi adanya beberapa unsur yang harus terkumpul sebagai berikut ;
1. Harus ada yang diserupakan (al-musyabbah ), yaitu sesuatu yang
akan dicerirtakan.
20 2. Harus ada asal cerita (al-musyabbah bih ), yaitu sesuatu yang
dijadikan tempat menyamakan.
3. Harus ada segi persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu arah
persamaan antara kedua hal yang disamakan tersebut.
Jika penulis perhatikan beberapa amtsal al-Quran yang disebutkan
25 oleh para pengarang ulumul Quran, ternyata merangkum ayat-ayat al-Quran
yang mempersamakan keadaan sesuatu dengan sesuatu yang lain, baik yang
berbentuk istiarah, tasybih, ataupun yang berbentuk majaz mursal, yang
tidak ada kaitannya dengan asal cerita. Jadi, beberapa amtsal di dalam al-
Quran, tidak selalu ada asal ceritanya (musyabbah bih) nya, tidak seperti apa
11
yang terdapat di dalam al-Quran, tidak selalu ada asal ceritanya (muyabbah
bih) nya, tidak seperti apa yang terdapat pada amtsal dari para ahli bahasa,
para ahli bayan dan sebagainya.
Para ahli bahasa Arab mensyaratkan sahnya amtsal harus memenuhi
5 empat syarat, sebagai berikut :
a. Bentuk kalimatnya harus ringkas
b. Isi maknanya harus mengena dengan tepat
c. Perumpamaannya harus baik.
d. Kinayahnya harus indah.
10
Kesimpulan
Dari uraian tersebut di atas, mengenai amtsal al-Quran dapat ditarik
kesimpulan bahwa itu, tamtsil (membuat parmisalan, perumpamaan)
merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk
15 yang hidup dan mantap dalam pikiran, dengan cara menyerupakan sesuatu
yang gaib dengan yang nyata, yang abstrak dengan yang konkrit, dan
dengan menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa. Betapa banyak
makna yang baik, dijadikan lebih indah, menarik, dan mempesona oleh
tamsil. Karena itulah maka tamsil lebih dapat mendorong jiwa untuk
20 menerima makna yang dimaksudkan dan membuat akal merasa puas
dengannya. Dan tamsil adalah salah satu uslub al-Quran dalam
mengungkapkan berbagai penjelasan dan segi-segi kemukjizatan.
Disamping itu tamtsil/amtsal al-Quran banyak mengandung
pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik sebagai bahan perenungan
25 dalam menghayati arti hidup menuju kebahagiaan dunia dan akherat.
Tentang difinisi amtsal al-Quran, para ulama berbeda pendapat dalam
memberikan pengertian serta membaginya dalam tiga macam seperti yang
telah dipaparkan di atas.
12
5 DAFTAR PUSTAKA
25
30
13
AMTSAL AL-QURAN
5 ( Perumpamaan Dalam Al-Quran )
15
Oleh
Nama : Siti Rahayu
NIM : M1.11.019
20
25
PROGRAM PASCASARJANA
STAIN SALATIGA
2011
14
5
15