Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI DAN PENGOLAHAN PAKAN

UREA MINERAL BLOK (UMB)

OLEH :

NAMA : SRI RAHAYU


NIM : I111 15 094
GELOMBANG : VI (ENAM)
ASISTEN : LELY EKAWATI

LABORATORIUM INDUSRTI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
UREA MINERAL BLOK (UMB)

Sri Rahayu I111 15 094. Pembuatan Urea Mineral Blok (UMB) (Dibimbing oleh
Lely Ekawati)

ABSTRAK

Urea Mineral Blok (UMB) merupakan pakan suplemen yang telah dipadatkan,
mengandung berbagai macam mineral dan vitamin, sehingga diharapkan dapat berfungsi
meningkatkan nafsu makan, sehingga bobot badan sapi tersebut mengalami peningkatan
secara nyata dan terhindar dari defisiensi mineral. Mineral yang esensial dibagi
menjadi mineral makro (major mineral) dan trace mineral (mineral mikro).
Mineral makro seperti Ca, P, Mg, Na, Cl, S, K yang dibutuhkan dalam jumlah
yang besar untuk sintesis jaringan struktural. Sedaangkan mineral makro seperti
Fe, Zn, Cu, Mn, J, Se, Cr, Mo, So yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit
yang berfungsi sebagai bagian dari penyusun enzim. kepada ternak harus sesuai
dengan kebutuhan ternak, karena jika mineral dalam pakan berlebih atupun
kekurangan maka akan berdampak pada kesehatan ternak yang berujung pada
penurunan produksi ternak .Tujuan penggunaan UMB pada ternak yaitu untuk
menambah nafsu makan ternak, dan juga untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan Urea Molases Block (UMB) yaitu molases 300
gr, urea 400 gram, mineral sapi 200 gram, garam 200 gr, tepung rese 400 gr dan semen
100 gr. Adapun metode pembuatan Urea Mineral Blok (UMB) yaitu menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan, kemudian menimbang bahan pakan berdasarkan formulasi.
Melarutkan urea kedalam molases, lalu mencapurkan mineral sapi, semen dan tepung
rese. Kemudian mencapurkan NaCl kedalam campuraan molases dan urea. Kamudian
mencampur semua bahan sampai homogen. Melakukan pencetakan, lalu mengeringkan
UMB menggunakan oven atau dibawah sinar matahari. Selanjutnya pengemasan dan
menyimpannya. Urea Mineral Blok (UMB) yangtelah dikeringkan berwarna cokelat
kehitaman, berbentuk padat, dan kering. Berbau seperti bau udang (tepung rese) .Hasil
praktikum menujukkan bahwa kandungan nutrisi Urea Mineral Blok (UMB) yaitu energi
metabolik (EM) 863.3 kkal.kg, protein 30%, Lemak 4,12%, serat 21.4%, Metionin
0.21%, Lisin 0.76%, Calsium 13.31% dan Phospor 14.27%.

Kata Kunci : Mineral, Pakan Suplemen, UMB


PENDAHULUAN

Pakan merupakan setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dicerna dan
tidak membahayakan bagi kesehatan ternak (Fahim, 2014). Pakan suplemen
berperan meningkatkan pertumbuhan dan populasi mikroba di dalam rumen.
Pakan suplemen dapat merangsang ternak ruminansia menambah jumlah
konsumsi serat kasar sehingga akan meningkatkan produksi (Kartadisastra, 1997).
Mineral merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang berpengaruh
dalam pertumbuhan, meskipun dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit. Semua
jaringan ternak dan makanan/pakan mengandung mineral dalam jumlah dan
proporsi yang sangat bervariasi. Unsur inorganik ini merupakan konstituen dari
abu yang tersisa setelah pembakaran dari bahan pakan. Mineral yang esensial
dibagi menjadi mineral makro (major mineral) dan trace mineral (mineral mikro).
Mineral makro seperti Ca, P, Mg, Na, Cl, S, K yang dibutuhkan dalam jumlah
yang besar untuk sintesis jaringan struktural. Sedaangkan mineral makro seperti
Fe, Zn, Cu, Mn, J, Se, Cr, Mo, So yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit
yang berfungsi sebagai bagian dari penyusun enzim (Zakiyah, 2007).
Urea mineral blok (UMB) merupakan pakan suplemen yang telah
dipadatkan, mengandung berbagai macam mineral dan vitamin, sehingga
diharapkan dapat berfungsi meningkatkan nafsu makan, sehingga bobot badan
sapi tersebut mengalami peningkatan secara nyata dan terhindar dari defisiensi
mineral (Farizal, 2008). Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya
praktiikum teknologi dan pengolahan pakan tentang Urea Mineral Blok (UMB).
METODE PPRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Pengolahan Pakan menggenai Urea Mineral Blok
(UMB) dilakukan pada hari Rabu-Kamis tanggal 11-12 Oktober 2017 pada pukul
13.30 WITA sampai selesai, yang bertempat di Laboratorium Industri dan
Pengolahan Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Teknologi Pengolahan Pakan
menggenai Urea Mineral Blok (UMB) yaitu baskom, sendok, timbangan, cetakan
UMB, kantong plastik bening, dan alat pengering atau oven.
Bahan yang digunakan pada praktikum Teknologi Pengolahan Pakan
menggenai Urea Mineral Blok (UMB) yaitu molases, urea, mineral sapi, semen,
NaCl, dan tepung rese.
Prosedur Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Menimbang bahan pakan
berdasarkan formulasi. Melarutkan urea kedalam molases. Mencapurkan mineral
sapi, semen, dan tepung rese. Mencampurkan NaCl dengan urea yang telah
dicampurkan dengan molases. Mencampurkan campuran mineral sapi, semen, dan
tepung rese dengan campuran urea, molases dan NaCl. Melakukan pencetakan.
Menngeringkan UMB menggunakan ove. Mengemas dan menyimpan UMB.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinjauan Umum Mineral Dalam Pakan
Mineral harus diberikan dalam ransum karena tidak dapat mensistesis
mineral dalam tubuhnya. Pada ternak ruminansia ketersediaan mineral erat
kaitannya dengan mineral dalam tanah dimana ternak tersebuut hidup melalui
hiijauan yang dikonsumsinya. Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak
ruminansia untuk memenuhi kebutuhan zat-zat nutrisi, sementara sangat jarang
pakan tersebut yang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi ternak. Umumnya
hijauan pakan ternnak tumbuh pada lahan yang rendah tingkat kesuburannya
karena lahan yang lebih subur digunakan untuk menanam tanaman pangan
sehingga kandungan giizi hijauan rendah termasuk mineral (Riesi, 2008).
Mineral merupakan zat makanan yang berperan penting pada berbagai
proses fisiologis dalam tubuh ternak dan mempengaruhi efisiensi produksi.
Kebutuhan mineral pada ternak ruminansia tidak hanya untuk mencukupi
kebutuhan pokok ternak sendiri tetapi juga dibutuhkan oleh mikroba didalam
rumen. Mineral dalam rumen digunakan untuk aktivitas pembentukan sel,
aktivitas selulolitik dan pertumbuhan mikroba. Mineral juga berguna dalam
mengatur tekanan osmotik, sebagai larutan penyangga, sebagai potensi reduksi
dan mengatur laju kelarutan didalam rumen. Salah satu faktor yang memengaruhi
kualitas semen adalah pemberian ransum dengan nilai nutrisi yang baik. Salah
satu mineral yang harus ada dalam ransum untuk meningkatkan reproduksinya
dan mampu mengatasi infertilitas adalah mineral Zn (Widyhari dkk, 2015).
Menurut Witariadi (2009) UMB adalah pakan suplemen pada ternak
ruminansia yang dapat meningkatkan efesiensi pencernaan, sehingga akhirnya
meningkatkan produksi ternak. UMB mempunyai beberapa keunggulan:
1. dapat menambah nafsu makan;
2. Sebagai sumber protein (NPN), energi dan mineral; dan
3. Merangsang pertumbuhan mikroba rumen sehingga dapat meningkatkan
kecernaan.
Kandungan Nutrisi UMB
Berdasarkan praktikum pembuatan Urea Mineral Blok (UMB) diperoleh
kandungan nutrisi UMB pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Urea Mineral Blok (UMB)
Kandungan Nutrisi
Bahan EM P L S Me Li Ca P
(kkal/kg) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Molasesa 2280 3.1 0.9 0.6 0 0 1.0 0.1
Ureab 0 0 0 0 0 0 0.3 17
b
Mineral Sapi 0 0 0 0 0 0 34 7
NaClc 0 0 0 0 0 0 39 60
b
Semen 0 0 0 0 0 0 0.7 0
Tepung
2900 30 4.12 21.4 1.26 4.58 7.86 1.52
Resed
Total 863.3 5.51 0.83 3.6 0.21 0.76 13.31 14.27
a
Sumber : Marwatidjaya dkk, 2001.
b
Pujiastari dkk, 2015.
c
Purawisasta dan Yuliati, 2010.
d
Wowor dkk, 2015.

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa kandungan terbesar Urea


Mineral Blok adalah kandungan mineral seperti Ca, Li, Me, dan P yang cukup
sehingga dapat menjadi alternatif pemenuhan nutrisi pakan khususnya mineral
pada ternak yang dapat meningkatkan nafsu makan serta peningkatan bobot badan
ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Ditjennak (2007) yang menyatakan bahwa
pada pembuatan mineral blok menggunakan bahan molase karena molase
merupakan bahan yang kaya akan karbohidrat yang mudah larut (48-68)%,
kandungan mineral yang cukup dan disukai ternak karena baunya manis
disamping membantu siksasi nitrogen urea dalam rumen juga dalam
permentasinya menghasilkan asam-asam lemak atsiri yang merupakan sumber
energi yang penting untuk biosintesa dalam rumen, disukai ternak dan tetes tebu
memberikan pengaruh yang menguntungkan terhadap daya cerna.
Bahan pengisi merupakan sumber energi dan protein seperti dedak halus,
bekatul dan mineral bahan ini ditambahkan agar dapat meningkatkan kandungan
zat-zat makanan dan untuk menjadikan mineral blok dalam bentuk padat yang
baik dan kompak, sedangkan pemakaian mineral untuk meningkatkan palatabilitas
(selera makan), dan dapat membatasi konsumsi pakan yang berlebihan dan
harganya murah (Yusmadi dkk, 2015).
Ternak ruminansia dalam berproduksi utamanya susu membutuhkan

mineral yang sangat tinggi sehingga mineral mutlak ada di dalam tubuh ternak,

seperti calcium dan phosphor. Hal ini sesuai dengan pendapat Murti (2002) bahwa

Mineral Ca dan P merupakan mineral yang dibutuhkan oleh sapi perah. Untuk

kegiatan produksi, Ca dan P bersumber pada pakan ternak yang diberikan ataupun

penambahan secara khusus. Rendahnya unsur Ca dan P dalam pakan akan

menyebabkan berkurangnya hasil susu. Di samping itu, jika unsur Ca rendah akan

menyebabkan Ca dalam tulang terpakai. Selain itu, Na dan Cl cukup penting bagi

ternayaitu bagi pencernaan pakan untuk tujuan menghasilkan susu dan secara

normal susu mengandung bermacam garam yang sangat penting bagi untuk

menaikkan nafsu makan.

Faktor Penghambat Penggunaan Mineral dalam Pakan

Mineral yang diberikan kepada ternak harus sesuai dengan kebutuhan


ternak, karena jika mineral dalam pakan berlebih atupun kekurangan maka akan
berdampak pada kesehatan ternak yang berujung pada penurunan produksi ternak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Darmono (2007) yang menyatakan bahwa
defisiensi minerl akan mengakibatkan penurunan reproduksi sekitar 20-75%,
retensi placenta, aanak yang lahir menjadi lemah, dan angka kematian anak tinggi.
Penyakit lain yang timbul adalah pneumonia, diare, stomatis, anoreksia, dan
penurunan pprodiuksi susu pada sapi perah. Gejala lain yang lebih parah ialah
patah tulang, kulit kering dan bersisik, serta kekurusan yang hebat. Sementara jika
miineral berlebih akan membahayakan spi bali karena dapat menimbulkan suatu
penyakit yaitu kelebeihan zat besi yang menyebabkan kerusakan pada banyak
organ seperti jantung dan hati (Pujiastari dkk, 2015).
Mineral sangat penting untuk kelangsungan hidup ternak. Hampir semua
mineral ditemukan dlam jaringan ternak dan mempunyai fungsi yang sangat
penting dalam prosees metabolisme ternak. Suplementasi berbagai bahan padaa
pakan ternak menghasilkan bobot ternak yang meningkat. Suplemen mineral
dianjurkan untuk memenuhi beberapa prinsip, antara lain (1) campuran akhir
minimal dapat mengandung 6-8% total P; (2) rasio Ca : P tidak melampaui 2 : 1;
(3) dapat menyuplai 50% elemen mikro Co, Cu, I, Mn, dan Zn; (4) bentuk mineral
yang digunakan adalah yang mudah digunakan dan dihindarkan dari kontaminasi
dengan mineral-mineral beracun (misalnya sumber P yang terkontaminasi dengan
F); (5) suplemen tersebut hendaknya cukup palatable untuk menjamin tingkat
konsumsi yang baik (Besung, 2013).
Kebutuhan kambing akan Ca adalah 0,43% dari bobot hidup. Kekurangan
konsumsi mineral Ca dapat menyebabkaan terjadinya reabsorbsi tulang. Namun
apabila konsumsi Ca sangat tinggi dapat menyebabkan suatu penurunan
pertambahan bobot hidup, dapat menenkan penggunaan protein, lemak, mineral
Fosfor, magnesium, zat besi, Zn dan mangan. Konsumsi fosfor untuk kambing
adalah 0,2% dari bobot hidup, namun ruminansia (kambing masih dapat toleran
apabila kandung fosfor pada ransum 0,6%. Kebutuhan Mg ransum yang
direkomendasikan adalah 0,05 0,25%. Defisiensi Zn pada ternak yang
digembalakan bila mengandung Zn dalam ransum kurang dari 40 mg/kg ransum,
namun tanda-taanda defisiensi akan nampak apabila pakan mengandung Zn
sebanyak 1% dalaam ransum hewan dapat menekan pertumbuhan, gangguan pada
alat reproduksi dan anemia (Bestari, 2008).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapatt disimpulkan
bahwa Urea Mineral Blok (UMB) dapat dijadikan feed supleme untuk ternak
sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi yang kurang dari pakan yang diberikan.
Pemberian mineral pada ternak harus sesuai dengan kebutuhan masing-masingg
ternak yang akan diberikan, sehingga tidak memberikan dampak negative pada
ternak dan tidak menyebabkan kerugian pada peternaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Besung. I. N. K. 2013. Analisis faktor tipe lahan dengan kadar mineral serum sapi
bali. Jurnal Buletin Veteriner Udayana. 5(3):96-107. ISSN: 2085-2495.

Darmono. 20007. Penyakit defisiensi mineral pada ternak ruminansia dan upaya
pencegahannya. Jurnal Litbag Pertanian. 26(3):104-108.

Ditjennak. 20007. Tekonologi Pengolahan Sapi. Balai Pembibitan Ternak Unggul


Sapi Dwiguna dan Ayam Sembawa. Sumatera Selatan.
Murti. W. T. 2002. Ilmu Ternak Kerbau. Kanisius. Yogyakarta.

Pujiastari., dkk. 2015. Kadar minerl kalsium dan besi pada sapi bali yang
dipelihara dilahan persawahan. Buletin Veteriner Udayana. 7(1):66-72.
ISSN : 2085-2495.

Suharlina., I. G. Permana., dan L. Abdullah. 2008. Kelarutan mineral kalsium


(Ca) dan Fosfor (P) dan Fermentabilitas beberapa jenis legum pakan
secara invitro. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Bogor.

Yusmadi., khairi., dan Suryani. 2015. Pengaruh pemkaian CaCO3 dan lama
[engerasan mineral block. Jurnal Ilmiah Peternakan. 3(2):39-43. ISSN :
2337-9294.

Anda mungkin juga menyukai