Anda di halaman 1dari 6

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku

adalah kontrol diri. Kontrol diri pada tiap individu tidaklah sama. Menurut

Widiana terdapat individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan individu

yang memiliki kontrol diri yang rendah. Kontrol diri yang rendah membuat

individu tidak mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya. Hal ini sering

dialami oleh remaja. Menurut Rosandi masa remaja ditandai dengan emosi

yang cenderung tidak dapat dikontrol. Tindakan tidak terkontrol yang sering

dikaitkan dengan remaja dan menganggap sebagai suatu kesenangan hati salah

satunya yaitu perilaku merokok. (Gretty C. Runtukahu, 2015)

Merokok adalah masalah sosial yang sulit dipecahkan karena berbagai

macam dampak buruk yang terjadi. Apalagi masalah tersebut sudah menjadi

masalah nasional. Hal ini menjadi sulit karena berkaitan dengan banyak faktor

yang saling memicu, sehingga seolah-olah sudah menjadi lingkaran setan. Di

tinjau dari segi kesehatan merokok harus dihentikan karena menyebabkan

kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian,

kanker, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi

dan sebagainya. (Dalam Marista Elisabeth Bala, 2015).

Data WHO menyebutkan bahwa terdapat 1,3 milyar perokok di dunia dan

sepertiganya berasal dari populasi global yang berusia 15 tahun keatas.

Indonesia saat ini menduduki peringkat keempat dunia sebagai bangsa yang

jumlah penduduknya paling gemar merokok yaitu sekitar 140 juta orang setiap

harinya mengkonsumsi tembakau. (Dalam Gretty C. Runtukahu, 2015).


2

Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menyatakan Indonesia sebagai

negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia. Dalam survei tersebut

didapatkan bahwa usia pertama kali mencoba merokok berdasarkan kelompok

umur dan jenis kelamin berdasarakan GYTS 2014, dimana sebagian besar

laki-laki pertama kali merokok pada umur 12-13 tahun, dan sebagian besar

perempuan pertama kali mencoba merokok pada umur 7 tahun dan 14-15

tahun (Kemenkes, 2015 dalam ).

Proporsi penduduk umur 15 tahun yang merokok dan mengunyah

tembakau cenderung meningkat dalam Riskesdas (34,2%), Riskesdas 2010

(34,7%) dan Riskesdas 2013 (36,3%). Proporsi tertinggi pada tahun 2013

adalah Nusa Tenggara Timur (55,6%). Dibandingkan dengan penelitian

Global Adults Tobacco Survey (GATS) pada penduduk kelompok umur 15

tahun, proporsi perokok laki-laki 67,0 persen dan pada Riskesdas 2013 sebesar

64,9 persen, sedangkan pada perempuan menurut GATS adalah 2,7 persen dan

2,1 persen menurut Riskesdas 2013. Proporsi mengunyah tembakau menurut

GATS 2011 pada laki-laki 1,5 persen dan perempuan 2,7 persen, sementara

Riskesdas 2013 menunjukkan proporsi laki-laki 3,9 persen dan 4,8 persen

pada perempuan. (Riskesdas, 2013).

Remaja pada umumnya sangat rentan terhadap pengaruh dari lingkungannya.

Karena di masa inilah remaja banyak mengalami berbagai problema mengenai

jiwa psikologisnya, yang tanpa disadari remaja tersebut akan mengalami proses

pencarian identitas diri. Hal ini sering kali disebut dengan krisis identitas diri

sehingga remaja rentan terjerumus ke dalam berbagai bentuk penyimpangan

sosial atau yang lebih dikenal dengan kenakalan remaja .


3

Pengaruh lingkungan yang saat ini sering terjadi pada anak usia remaja adalah

perilaku merokok, dimana anak-anak remaja memulai pergaulan mereka dengan

cara-cara yang seharusnya tidak pantas untuk dilakukan namun karena factor

lingkungannya yang kemudian membawa mereka terjerumus pada hal-hal yang

tidak pantas untuk dilakukan apalagi yang berhubungan dengan rokok sebab

rokok pada umumnya telah dilarang untuk anak usia remaja karena dapat

mengpengaruhi perkembangan dari anak-anak tersebut. (Wartawati Amang,

2017)

Berdasarkan uraian masalah di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Perilaku Merokok Pada

Remaja

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

yang di dapat adalah :

1. Bagaimana pengaruh kontrol diri pada remaja?

2. Bagaimana pengaruh perilaku merokok pada remaja?

3. Bagaimana pengaruh kontrol diri terhadap perilaku merokok pada remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui hubungan pengaruh kontrol diri terhadap

perilaku merokok pada remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi kontrol diri pada remaja.

2. Untuk mengidentifikasi perilaku merokok pada remaja.


4

3. Untuk mengidentifikasi pengaruh kontrol diri terhadap perilaku

merokok pada remaja.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi IPTEK

Sebagai masukan dalam penelitian selanjutnya dan wawasan bagi

masyarakat pada umumnya

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Keluarga

Sebagai informasi kepada keluarga tentang pengaruh kontrol diri

terhadap perilaku merokok pada remaja.

2. Bagi Masyarakat

Untuk masyarakat dapat dipergunakan untuk menambah wawasan

dan informasi tentang pengaruh kontrol diri terhadap perilaku

merokok pada remaja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan karya tulis ini dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya dan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih

lanjut.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh kontrol diri terhadap perilaku merokok

telah banyak dilakukan di Indonesia antara lain :

1. Gretty C. Runtukahu, Jehosua Sinolungan dan Henry Opod (2015) dengan

judul Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku Merokok Kalangan


5

Remaja Di SMKN 1 Bitung. Desain penelitian ini menggunakan Cross

Sectional dengan pendekatan analitik. Dengan menggunakan 316

populasi, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel menggunakan

cara Simple Random Sampling dengan total 176 orang, perokok (n=44),

bukan perokok (n=132). Persamaan dengan penelitian ini adalah sama

sama meneliti tentang kontrol diri terhadap perilaku merokok pada remaja.

Perbedaan penelitian ini adalah menggunakan kuesioner kontrol diri dan

kuesioner perilaku merokok.

2. Aulia Ramdani (2016) dengan judul Hubungan Antara Kontrol Diri Dan

Kepatuhan Terhadap Aturan Sekolah Dengan Perilaku Merokok Siswa

SMK Negeri 3 Tanah Grogot. Penelitian ini menggunakan metode

korelasi, deskriptif dan sebagian berdasarkan wawancara terhadap salah

satu seorang guru. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 205 orang.

Jenis sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan

menggunakan sampel 60 orang siswa. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu

instrumen yang mengungkap tingkah laku serta aktivitas dengan

menggunakan metode uji coba terpakai atau try out terpakai. Hasilnya pun

juga tentang hubungan antara kepatuhan terhadap aturan sekolah dengan

perilaku merokok.

3. M. Zia Ulhaq dan R A Retno Komolohadi, S.psi, M.si (2008) dengan judul

Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa

Siswi SMAN 1 Parakan. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa

statistik yang memakai metode analisis korelasional product

moment.subjek penelitian ini adalah siswa siswi SMA Negeri 1 Parakan,


6

yang berusia 15-19 tahun, dan telah memiliki perilaku merokok. Dalam

penelitian ini kurang lenih di jaleskan lebih detail n]berapa populasi dan

sampel yang digunakan, selain itu juga tidak di jelaskan menggunakan

instrumen seperti apa yang di gunakan

Anda mungkin juga menyukai