BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Praktikum Operasi teknik Kimia II
UPN Veteran Jawa Timur Page 1
LAPORAN PRAKTIKUM OTK II
KOLOM BERPACKING (HETP)
1. Untuk menentukan nilai HETP atau tinggi bahan isisan dalam suatu kolom
destilasi.
2. Untuk menghitung jumlah packed colum aktual yang diterapkan pada
perancangan alat pemisah
3. Untuk menentukan perbandingan tinggi kolom bahan isian yang ekivalen
terhadap satu plate teoritis.
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui hubungan antara variasi konsentrasi alkohol
yang digunakan dengan banyak destilat yang diperoleh.
2. Agar praktikan dapat mengetahui persamaan-persamaan yang digunakan untuk
menghitung HETP
3. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
percobaan HETP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Praktikum Operasi teknik Kimia II
UPN Veteran Jawa Timur Page 2
LAPORAN PRAKTIKUM OTK II
KOLOM BERPACKING (HETP)
jenis bahan isian yang seharusnya digunakan agar memberikan hasil yang maksimum.
Metode ini dipilih karena mudah dalam perhitungannya.
(Budi, 2011)
II.1.1 Volatilitas Relatif Dari Sistem Uap Cair
Pada suatu diagram kesetimbangan untuk suatu campuran biner A dan B, jarak
terjauh antara garis kesetimbangan dan garis 45o merupakan perbedaan yang lebih
besar antara komposisi uap yA dan komposisi cairan xA. Oleh sebab itu pemisahan
mudah dilakukan. Suatu bilangan ukuran pemisahan ini disebut relative volatility AB.
Hal ini didefinisikan sebagai rasio antara konsentrasi pada A di dalam uap berlebih
dan konsentrasi A dalam cairan yang terbagi dari rasio konsentrasi pada B dalam uap
berlebih dari konsentrasi B dalam cairan,
1Y A /(1X A )
Y A/ X A Y A / X A (1)
AB= =
YB/XA
Di mana AB adalah relative volatility pada A terhadap B dalam sistem biner. Jika
pada sistem hukum Roults, misalnya pada sistem Benzen-Toluene
PA . X A PB . XB
Y A= Y B= (2)
P P
Disubtitusikan persamaan tersebut pada sistem ideal
PA
AB = (3)
PB
Persamaan berubah menjadi
Xa
Y A= (4)
1+ ( 1 ) Xa
Di mana = AB. Karena nilai B di atas 1,0 memungkinkan terjadinya pemisahan.
Nilai boleh diganti sebagai perubahan konsentrasi, karena sistem biner mengikuti
hukum Roults., relative volatility sering berubah terhadap konsentrasi yang besar dan
tekanan total yang tetap.
Distilasi dapat dilakukan dengan dua metode utama. Metode pertama pada
distilasi meliputi dengan pembentukan uap dengan mendidihkan campuran cairan
untuk dipisahkan pada satu stage uap dikondensasikan. Pembentukan uap di mana
uap langsung dipisahkan dengan cairan dan dikondensasikan tanpa memberi
kesempatan adanya kontak antara distilat dengan uap yang baru terbentuk. Metode
kedua pada distilasi meliputi kembalinya sebagian dari kondensat ke dalam still. Uap
akan meningkat pada saat melewati series of stages of tray dan sebagian kondensat
yang mengalir turun melewati series of stages of tray secara berlawanan arah dengan
uap. Metode kedua ini disebut distilasi fraksional, distilasi dengan reflux atau
rektifikasi.
Keseimbangan komponennya
Vn+1 . Yn+1 + Ln-1 . Xn-1 = VnYn + Ln Xn (6)
Di mana Un+1 adalah mol/jam dari uap pada plate n+1. Ln adalah mol /jam cairan dari
plat n. Yn+1 adalah fraksi mol A Vn+1 dan seterusnya
(Geankoplis, 2003)
dapat diganti dengan xD. Ujung operasi garis itu jadinya adalah titik (x D, xD), yaitu
titik potong garis operasi dan diagonal.
2. Piring terbawah dan pendingin ulang
Hal ini analogi dengan kejadian di atas
L B xB
Ym+1 = xm (7)
LB LB
Titik terendah pada operasi ini adalah untuk kolom itu sendiri merupakan titik
untuk piring terbawah (xb, xb) pendingin ulang. Namun, sebagaimana ditunjukkan
terdahulu garis operasi itu dapat diteruskan sampai memotong diagonal pada titik
(xb, xb).
3. Piring Umpan
Pada piring di mana umpan tersebut dimasukkan, laju zat cair atau laju uap, atau
keduanya dapat dirubah bergantung pada kondisi umpan. Penambahan umpan
akan menyebabkan bertambahnya reflux di bagian stripping, menambah uap di
bagian rectifiying atau keduanya dapat terjadi. Pada bagian rectifiying uap lebih
besar daripada rate liquid, slope rectifiying lebih kecil dari 1, pada bagian stripping
rate liquid lebih besar daripada uapnya, slope garis stripping lebih besar dari 1.
(McCabe, 1993).
Apabila Ln sangat besar, sebagai aliran uap Vo. Hal ini berarti slope R/(R+1) dari
garis enriching menjadi 1,0 dan garis operasi pada kedua bagian kolom bertepatan
pada 45o garis diagonal.
2. Alkohol
Sifat fisika
a. Cairan tak berwarna
b. Mudah menguap
c. Berbau khas
Sifat kimia
a. Rumus molekul C2H5OH
b. Massa molar 46,08644 g/mol
c. Densitas 0,7893 g/cm3
II.3 Hipotesa
Pada percobaan HETP diharapkan dapat memperoleh jumlah plate pada
kolom destilasi, semakin besar konsentrasi alkohol yang digunakan maka semakin
besar nilai equivalen dari HETP.
Kalibrasi alkohol
Rangkai alat
Lakukan pemanasan
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Aquadest
2. Alkohol
III.2 Alat
1. Labu Leher Tiga 6. Erlenemyer 11. Elektro mantel
2. Thermometer 7. Statif + klem 12. Beaker glass
3. Gelas Ukur 8. Piknometer 13. Satu set alat HETP
4. Pipet 9. Waterbath
5. Kondensor 10. Neraca Analitik
Keterangan :
1. Distilation Head
2. Termometer
3. Labu Distilasi
4. Kondensor
5. Kolom Berpacking
6. Air keluar
7. Air masuk
8. Adaptor
9. Labu penampung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
864,284 895,621
105 30 85 20,2210 20,5341
2 5
887,304 917,580
120 30 84 20,4510 20,7535
3 7
893,409 934,555
135 30 84 20,5120 20,9231
6 5
873,592 880,328
150 30 84 20,3140 20,3813
3 2
32 2 16
IV.3 Grafik
0.4 terhadap Ya
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
XA
IV.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapat pada kalibrasi densitas dari etanol, didapatkan
semakin besar volume dari etanol dalam suatu campuran air etanol, maka
densitasnya semakin kecil, namun fraksi mol dari etanol dalam campuran air etanol
semakin besar. Ini disebabkan, karena densitas dari etanol lebih kecil dari denstitas
air, namun karena seiring bertambahnya volume etanol dalam suatu campuran, maka
fraksi atau bagian etanol dalam suatu campuran juga semakin besar. Fraksi yang
didapatkan dari sistem suatu campuran harus berjumlah 1. Hasil densitas terbesar dari
etanol adalah 997 kg/m3 dengan fraksinya etanol yaitu 0.000. untuk densitas terkecil
dari etanol 995,05 kg/m3 sedangkan fraksinya didapatkan sebesar 0.8990
Berdasarkan grafik yang didapatkan dari kurva kalibrasi densitas etanol,
semakin besar densitasnya maka fraksinya semakin kecil. Sedangkan untuk grafik
kesetimbangan uap cair dimulai dari titik Xd yang berpotongan dengan garis x=y
dibuat plate dengan batas persamaan garis operasi dengan kurva kesetimbangan. Plate
tersebut berakhir pada titik Xb. Jumlah tahap pada refluks parsial adalah jumlah plate
yang terbentuk sepanjang Xd dan Xb. Pada grafik kesetimbangan uap cair etanol
didapatkan nilai y minimum sebesar 0.6. Pada kurva kesetimbangan dapat dilihat
bahwa jumlah plate yang didapat sebanyak 2 plate dengan tinggi kolom 32 cm.
Sehingga nilai HETP yang didapatkan yaitu sebesar 27 cm.
Dari hasil percobaan, percobaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya perubahan suhu, perubahan fase, perubahan massa, perubahan panas dan
perubahan momentum. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan hasil percobaan yang
didapat kurang maksimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
2. Dari grafik kurva kesetimbangan Uap Cair etanol dan air didapatkan
jumlah plate teoritis sebanyak 2 buah.
3. Nilai HETP yang diperoleh adalah 16 cm
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
Data Literatur
Data Kesetimbangan Uap-Cair yang Diuji Pada Tekanan Praktikum
T (C) Xa Ya
79,1 0,8 0,858
80,1 0,7 0,822
81 0,6 0,794
82 0,5 0,771
83,2 0,4 0,746
84,7 0,3 0,713
87,3 0,2 0,656
91,8 0,1 0,527
95,2 0,05 0,377
98,1 0,02 0,192
100 0 0
Sumber : Geankoplis, C.J, 1978, Transport Process and Unit Operation, Second
Edition, Allyn and Bacon Inc, Boston.
Sumber : Perry, JM, Chemical Engineering HandBook, edisi 8, Mc.Graw Hill Book
Company Inc, New York, 1950.
Sumber : Perry, JM, Chemical Engineering HandBook, edisi 8, Mc.Graw Hill Book
Company Inc, New York, 1950.
1. Pengenceran
Etanol37 500 ml
x V 1= x V 2
0,96 x V 1=0,37 x 500 ml
V 1=192,71 ml
Jadi dibutuhkan 192,71 ml etanol 96% yang diencerkan hingga 500 ml dengan
aquadest dalam labu ukur.
2. Densitas etanol
25,632315,7065
= 0,997
25,667815,70658
= 993,44 kg/m3
Fraksi etanol
Etanol x Vol Etanol x Etanol
BM Etanol
x =
Etanol x Vol Etanol x Etanol ( 1 Etanol ) xVolAir Vol Air x Air
+ x
BM Etanol BM Air BM Air
0,96 1 0,9976360
46
=
0,96 1 0,9976360 ( 10,96 ) 9 10 0,997
+
46 18,0152 18,0152
= 0,0398
3. Densitas Bottom
Untuk densitas bottom pada menit ke 15
( massapikno+ campuran )massapiknokosong
= . air
( massapiknometer+ air )massapiknokosong
21,379511,5857
= 0,997
25,667815,7065
= 980,2354 kg / m3
4. Densitas Distilat
Untuk densitas distilat pada menit ke 26
20,581411,5857
= 0,997
25,667815,7065
= 900,3557 kg / m3
5. Menghitung Fraksi Mol pada Destilat
Untuk destilat pada menit ke 15
X = -0,0161X + 15,988
(0,0161 900,3557 ) +15,988
= 1,4923
7. Menghitung Yoperasi
Y min =0,87
XD
Y min =
R m+ 1
1,4923
0,6=
Rm +1
Rm=1,4872
Y op=2,2 R m
Y op=2,2 1,4872
Y op=3 , 27184