Anda di halaman 1dari 6

1

Perbaikan Kinerja Sistem Generalized Frequency Division


Multiplexing dengan menggunakan Offset Quadrature Amplitude
Modulation
Feris Hepi Ramadiansyah, Titiek Suryani, Suwadi
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: mirfan0995@gmail.com, ontosep@ee.its.ac.id, arif@ee.its.ac.id

Abstrak Generalized Frequency Division baik untuk dapat meningkatkan efisiensi spektral, namun disisi
Multiplexing (GFDM) merupakan pesaing yang lain QAM memiliki kelemahan yaitu kompleksitas
menjanjikan untuk generasi kelima (5G) pada komunikasi implementasi yang tinggi dan masih terdapat ICI (Intercarrier
nirkabel. GFDM adalah teknik pengiriman data dengan Interference) [2]. Salah satu peluang untuk mengatasi hal
blok berbasis teknik filtered-multicarrier non-orthogonal di tersebut adalah dengan cara menerapkan modulasi Offset
mana masing-masing subcarrier dibentuk dengan bentuk QAM. Pada modulasi Offset QAM, terjadi pergeseran fasa
pulsa non-rectangular filter. Metode ini merupakan cara hanya di setiap 90 saja, tidak seperti pada QAM yang terjadi
yang efisien untuk memenuhi tuntuan aplikasi komunikasi lompatan fasa hingga 180. Berbeda dengan modulasi QAM,
nirkabel masa depan yaitu pelayanan data rate per user pada komponen inphase dan quadrature OQAM tidak
yang tinggi, kompleksitas yang rendah, dan spektrum yang mengalami transisi pada waktu yang sama. Hal ini
efisien. Penggunaan modulasi QAM pada GFDM sudah menunjukkan bahwa transisi tidak pernah melebihi dari 90.
cukup baik untuk dapat meningkatkan efisiensi spektral, Dengan skema OQAM tersebut, spektrum kanal yang
namun disisi lain QAM memiliki kelemahan yaitu berdekatan terjadi overlap tanpa mengakibatkan crosstalk
kompleksitas implementasi yang tinggi dan masih terdapat antar subcarrier yang dikarenakan penundaan setengah simbol
ICI (Intercarrier Interference). Salah satu peluang untuk waktu antara komponen inphase dan quadrature sinyal pada
mengatasi hal tersebut adalah dengan cara menerapkan setiap subcarrier [3]. Hal ini akan mengurangi efek dari ICI
modulasi Offset QAM. Dengan skema OQAM, spektrum (Intercarrier Interference) karena terjadi pengurangan jarak
kanal yang berdekatan terjadi overlap tanpa kanal yang berdekatan pada subcarrier. Oleh karena itu, untuk
mengakibatkan crosstalk antar subcarrier yang memenuhi aplikasi data rate yang tinggi dengan operasi free-
dikarenakan penundaan setengah simbol waktu antara ICI, penggunaan modulasi OQAM pada GFDM lebih baik
komponen inphase dan quadrature sinyal pada setiap dibandingkan dengan menggunakan modulasi QAM.
subcarrier. Hal ini akan mengurangi efek dari ICI Sehingga pada Tugas Akhir ini akan dilakukan analisa dan
(Intercarrier Interference) karena terjadi pengurangan pengujian yang berkaitan dengan modulasi OQAM pada
jarak kanal yang berdekatan pada subcarrier. Dari hasil GFDM dalam hal performa bit error rate (BER) pada kasus
simulasi dapat diketahui bahwa sistem GFDM/OQAM kanal Additive White Gaussian Noise (AWGN) dan Rayleigh
memiliki kinerja lebih baik dibandingkan GFDM/QAM. Fading. Hasil BER diperoleh dari simulasi menggunakan
Hal itu terlihat pada saat hasil simulasi untuk SNR 25dB software MATLAB yang nantinya akan dibandingkan dengan
mengalami penurunan nilai BER dari modulasi QAM ke hasil BER pada GFDM yang menggunakan modulasi QAM.
modulasi OQAM mencapai 99,56% pada kanal AWGN
dan 23,61% pada kanal Rayleigh Fading. II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci GFDM, , Offset QAM, AWGN, Rayleigh A. Sistem Generalized Frequency Division Multiplexing
Fading. (GFDM)
Generalized Frequency Division Multiplexing
I. PENDAHULUAN (GFDM) adalah modulasi multi-carrier yang berkaitan dengan
pulse shaping yang fleksibel. GFDM didasarkan pada

A plikasi komunikasi nirkabel masa depan menuntut


pelayanan data rate per user yang tinggi,
kompleksitas yang rendah, dan spektrum yang
efisien. Salah satu pesaing yang menjanjikan untuk generasi
modulasi blok independen, di mana setiap blok terdiri dari
sejumlah subcarrier dan subsymbols. Metode ini dapat
mengurangi emisi OOB, membuat spektrum efisien dan
mengurangi intersymbol interference (ICI) dan intersymbol
kelima (5G) adalah Generalized Frequency Division
interference (ISI) [1].
Multiplexing (GFDM). GFDM adalah blok berbasis teknik
filtered-multicarrier non-orthogonal di mana masing-masing
subcarrier dibentuk dengan bentuk pulsa non-rectangular
filter. GFDM didasarkan pada modulasi blok independen, di
mana setiap blok terdiri dari sejumlah subcarrier dan
subsymbols. Subcarriers difilter dengan prototipe filter yang Gambar 0.1 Blok Diagram Transceiver GFDM
bergeser circular dalam domain waktu dan domain frekuensi
[1]. Pada blok diagram gambar 2.1, deretan data biner
Modulasi pada sistem GFDM yang sudah banyak (konversi sinyal analog ke sinyal digital) yang dihasilkan oleh
dikenal yaitu mengunakan modulasi Quadrature Amplitude sumber data dikodekan menjadi . Data yang telah dikodekan
Modulation (QAM). Penggunaan modulasi QAM sudah cukup menjadi sinyal biner (bit) akan dipetakan menjadi deretan

Proceeding Seminar Tugas Akhir, Juni 2017


2

simbol di dalam blok mapper. Hasil dari blok mapper adalah


vektor , yang secara matematis dapat dituliskan sebagai = = + (2)
0 , 1 , , 1 dimana N adalah jumlah seluruh simbol.
Vektor kemudian diubah menjadi data dengan kecepatan laju Cara kedua untuk memproses sinyal GFDM adalah
rendah dan didekomposisi menjadi blok GFDM dengan menerapakan sebuah matched filter (MF) AH pada receiver.
ukuran KxM di dalam blok GFDM modulator, dimana K dan Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut: [1]
M secara berturut-turut menotasikan jumlah sampel subcarrier
dan subsymbol untuk setiap blok GFDM. Sehingga vektor = (3)
hasil dekomposisi dituliskan = 0,0 , 1,0 , , 1,1 .
D. Prinsip GFDM/OQAM
GFDM dengan modulasi OQAM menggunakan
B. Transmitter
komponen yang sama seperti GFDM QAM namun memiliki
bebarapa perbedaan. Perbedaannya yaitu menggunakan
pemetaan QAM yang diikuti dengan penerapan pergeseran
sampel K/2 dalam domain waktu antara komponen in-phase
dan quadrature dari data QAM kompleks. Hasil dari OQAM
mapper memungkinkan pengurangan efisien ICI/ISI ketika
filter yang dirancang dengan baik diterapkan.
Sebagai ganti penggunakan simbol-simbol baseband
Gambar 0.2 GFDM baseband transmitter model
yang kompleks, dalam skema GFDM/QAM simbol bernilai
real yang dimodulasi oleh Offset QAM ditransmisikan pada
Gambar 2.2 memodelkan transmitter yang
setiap sub-carrier dengan sintesis fungsi dasar yang diperoleh
mendistribusikan data symbol bernilai kompleks [] pada
dengan menerjemahkan versi time-frequency dari prototipe
K subcarriers dan M symbols. Setiap subcarrier berbentuk
fungsi ini dengan persamaan berikut [11]:
pulsa dengan sebuah transmit filter [] dan dimodulasi

dengan sebuah subcarrier frekuensi pusat 2 . Untuk 2 1

memenuhi kriteria Nyquist, setiap symbol disampling , () = [( ) ] [ 2 ] (4)


2
sebanyak N kali, yang mengarah ke MN sampel per
subcarrier. Sinyal yang ditransmisikan dituliskan seperti dimana n = 0, 1, ...KM 1, . (n) adalah versi prototipe filter
persamaan 1. [1] yang digeser g(n) pada domain waktu dan frekuensi. Operasi
1 1
modulasi menggambarkan pergeseran melingkar pada saat
[] = [] [ ] 2 (1)
. (n). Lp adalah panjang dari filter prototipe. Sehingga,
=0 =0 superposisi dari semua simbol yang ditransmisikan mengarah
ke discrete time baseband. GFDM / OQAM modulator output
Diamana operasi menunjukkan operasi circular dapat ditulis sebagai berikut: [9]
convolution. Sinyal tersebut diputar secara sirkular untuk
mencegah ekspansi sinyal di luar sinyal GFDM yang 1 1
dikarenakan proses filtering dengan pulse shaping filter () = (), () , (5)
[], dan kemudian digeser menggunakan K/N frekuensi
=0 =0
dengan 1/N sebagai jarak subcarrier [9]. Jadi setiap sinyal
yang ditransmisikan merupakan penjumlahan dari semua dimana n = 0, 1, ...KM 1, (m) adalah data real yang
sinyal-sinyal subcarrier seperti pada perasamaan (1). Filter diperoleh dari bagian real dan imajiner dari konstelasi QAM
[] yang digunakan memiliki periodisitas n mod MN. (+)
dan , = , , memastikan perbedaan phase /2
Sedangkan data simbol [] dalam vektor d menunjukkan 2
operasi upsampling. domain waktu dan frekuensi antar real data (m).

C. Receiver III. PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM


Tugas akhir ini membahas tentang perbandingan kinerja
sistem GFDM menggunakan modulasi QAM dan Offset QAM.
Untuk menentukan kinerja tersebut ditunjukkan dengan kurva
Bit Error Rate (BER) fungsi Signal-to-Noise Ratio (SNR).
Parameter simulasi yang digunakan pada MATLAB adalah:
a) Input data biner yang dibangkitkan sebanyak 180000
data, dimana data tersebut merupakan data acak.
Gambar 0.3 Blok Diagram GFDM bagian receiver b) Tipe modulasi yang digunakan adalah modulasi QAM
dan modulasi Offset OQAM
Dari gambar 2.3 dapat terlihat bahwa vector y berisi c) Jumlah subcarrier yang digunakan adalah 10
sampel waktu [n] pada receiver setelah sinyal melewati kanal d) Jumlah subsymbol yang digunakan adalah 8
AWGN. Cara pertama untuk menerima sinyal GFDM adalah e) Jumlah symbol yang digunakan adalah 1000
dengan membentuk dengan sebuah matriks A+, dimana A+A = f) Roll of factor yang digunakan sebesar 0;0,3;0,5; dan 1
I, dan I adalah identitas matriks ukuran yang terkait. g) Pulse shaping yang digunakan adalah Root Raised
Tergantung pada A, dapat dihitung seperti A+ = (AHA)-1AH Cosine Filter
atau A+ = AH (AAH)-1. Sehingga didapatkan persamaan pada h) Kanal yang digunakan adalah kanal AWGN dan
zero forcing (ZF) receiver. [1] Rayleigh Fading.

Proceeding Seminar Tugas Akhir, Juni 2017


3

dibentuk pada domain waktu. Pulse shaping yang


digunakan adalah root-raised cosine filter dengan besar
roll-off factor sebesar 0;0,3; 0,5; dan 1. Setelah
didapatkan pulsa RRC dari persamaan tersebut dan
diberikan notasi g, kemudian pulsa [] digeser secara
sirkular pada domain waktu dan frekuensi untuk
menghasilkan pulse shaping seperti persamaan 6. [1]


, [] = [( ) ] 2 (6)

Gambar 3.1 Diagram blok Transceiver Hasil dari pemfilteran tersebut adalah sebuah sub sinyal
GFDM yang memiliki frekuensi dan waktu yang
berbeda-beda akibat proses penggeseran oleh filter
A. Bagian Transmitter
sirkular. Semua sub sinyal yang dihasilkan kemudian
Pada bagian transmitter terdiri dari beberapa bagian seperti
dijumlahkan sehingga menjadi sebuah sinyal GFDM.
data bit yang dibangkitkan, proses mapping, proses pulse
Pada program Matlab tugas akhir kali ini dihasilkan dua
shaping, Inverse Fast Fourier Transform (IFFT), dan
sinyal F dan R berdasarkan persamaan RRC diatas.
proses penambahan cyclic prefix yang kemudian
Komponen F dan R ini yang selanjutnya digabungkan
ditransmisikan melalui kanal AWGN dan Rayleigh
dengan menggunakan zero pad dan menghasilkan
Fading.
sinyal g. Bentuk sinyal g dengan sebesar 1 pada
1. Pembangkitan bit input secara acak
domain frekuensi dapat dilihat seperti gambar 3.2
Langkah pertama yaitu sinyal dibangkitkan secara acak
berikut.
dengan fungsi randi pada MATLAB. Data acak yang
dibangkitkan bernilai 0 dan 1 yang merupakan
representasi dari sinyal digital. Pada Tugas Akhir ini,
jumlah subcarrier dan subsymbol yang akan digunakan
adalah 10 subcarrier dan 8 subsymbol dengan jumlah
simbol sebanyak 1000 sehingga diketahui bit informasi F R
yang digunakan berjumlah 180000 bit informasi.
All zero
2. Konversi bit biner ke integer
Proses konversi yang dilakukan disini adalah konversi
binary (n) bit ke M-ary desimal level, dengan M=2n.
Proses ini dimulai dengan membagi urutan-urutan bit
menjadi n-bit sejumlah k-bagian. Misalnya pada Tugas
Gambar 3.2 Sinyal informasi dengan pulse shaping
Akhir kali ini terdapat 180000 bit serial maka
dikonversi menjadi bentuk paralel sebanyak 45000 RRC dengan =1
bagian, yang mana setiap bagian berisi 4 bit yang 6. Proses Offset QAM
berbeda. Langkah selanjutnya adalah membuat offset QAM dari
3. Mapping 16 QAM pulse shaping g[n] yang telah dibangkitkan
Setiap simbol acak yang sudah dibangkitkan kemudian sebelumnya. Proses Offset QAM ini dilakukan dengan
masuk dalam proses mapping sesuai dengan modulasi mentransmisikan bagian real dan imajiner dari data
yang digunakan. Jadi untuk satu simbol GFDM akan simbol QAM menggunakan pulse shaping dengan offset
dimapping dan diubah nilainya menjadi bilangan atau pergeseran sebesar K/2 sampel atau setengah
kompleks. Sinyal dengan jumlah bit sebanyak 4 bit akan subcarrier satu sama lain pada sisi quadrature. Serta
menjadi sebuah simbol (x) dengan kemungkinan 16 dilakukan rotasi phase sebesar pi/2 antar subcarrier dan
kombinasi simbol. subsymbol yang berdekatan. Proses pulse shaping pada
4. Serial to parallel OQAM dapat diekspersikan seperti persamaan 7
Setelah dilakukan mapping, bentuk input awal serial 1 berikut: [17]
x 45000 dikonversikan ke dalam bentuk paralel menjadi ()
5 x 9000. Dalam simulasi penggambaran konsep ini , [] = , []
(7)
()
cukup diwakili dengan pemakaian fungsi reshape pada , [] = +1 ,+1 []
Matlab. Selanjutnya dibuat matriks d untuk blok GFDM 2

dengan ukuran K x M atau subcarrier x subsymbol


dengan menggunakan fungsi zeros pada Matlab.
Matriks d tersebut kemudian diisi dengan nilai dari data
QAM, terkecuali pada kolom 1 yang diisi oleh nilai 0.
Matriks berukuran 8 x 10 ini diubah menjadi ukuran 80
x 1 untuk mewakili satu buah simbol GFDM. Masing-
masing simbol lalu di upsampling dengan faktor N
untuk mengubahnya menjadi sinyal impuls.

5. Pulse Shaping
Proses selanjutnya adalah pulse shaping, dimana hasil
sistem GFDM dikalikan dengan pulse shapes yang Gambar 3.3 Pulse shaping pada offset QAM

Proceeding Seminar Tugas Akhir, Juni 2017


4

Penggunaan fungsi circshift pada Matlab dapat


mewakili proses tersebut. Fungsi circshift digunakan
untuk menggeser secara sirkular pada bagian
quadrature dari pulse shaping pada proses Offset QAM.
Selanjutnya dibuat pulse shaping untuk QAM yang
nantinya akan dibandingkan dengan modulasi OQAM.
Pemodelan pulse shaping pada QAM biasa tanpa terjadi
offset seperti persamaan berikut:
()
, [] = , [] (8)
()
, [] = , []

Gambar 3.5 Hasil sinyal yang ditransmisikan ketika


ditambahkan CP

9. Kanal AWGN
Pada pemodelan ini dibangkitkan AWGN dengan perintah
fungsi awgn secara langsung dengan memasukkan
variabel sinyal input yang ditransmisikan dan nilai SNR
Gambar 3.4 Pulse shaping pada QAM dalam dB. Pada tugas akhir kali ini digunakan nilai SNR
sebesar 0 hingga 25 dan signal power sebesar 35,56 Watt.
7. IFFT (Inverse Fast Fourier Transform) 10. Kanal Rayleigh Fading
Proses selanjutnya adalah proses IFFT yaitu proses Sinyal informasi mengalami pelemahan sebesar dan
untuk mengubah sinyal dalam domain frekuensi ke multipath sebanyak tiga lintasan, pada lintasan ke-1 sinyal
dalam domain waktu. Proses IFFT pada GFDM diredam dengan 1= 0 dB, pada lintasan ke-2 sinyal
dilakukan dengan membentuk matriks Ai dan Aq diredam dengan 2=-5 dB dan mengalami penundaan 4 s,
dengan menggunakan persamaan 9 berikut: pada lintasan ke-3 sinyal diredam dengan 3 = -10 dB dan
mengalami penundaan 10 s.
1 1
() ()
[] = , , [( ) ]. B. Bagian Transmitter
=0 =0 Pada bagian penerima terdiri dari proses remove cyclic
1 1
() ()
prefix dan Fast Fourier Transform (FFT) hingga akhirnya
+ , , [( ) ]. sinyal diubah ke dalam bentuk bit seperti saat dibangkitkan.
=0 =0
1. Remove Cyclic Prefix
Dimana , adalah data simbol bernilai kompleks Proses pertama pada bagian receiver yaitu
pada K subcarriers dan M symbols. Operasi menghilangkan cyclic prefix yang telah disisipkan pada
menunjukkan operasi circular convolution dan = sisi pemancar. Sehingga yang tersisa adalah simbol

2 . Sedangkan , merupakan sinyal pulse yang hanya mengandung informasi yang sesungguhnya
saja.
shaping dengan sebuah periode dari n mod MN. Sinyal
2. FFT (Fast Fourier Tranform)
yang ditransmisikan diperoleh melalui superposisi dari
Dalam proses FFT domain waktu diubah kembali ke
filtered symbol data dari semua subcarrier dan
domain frekuensi. Proses FFT pada GFDM dapat
subsymbol. Sinyal hasil IFFT dapat dimodelkan dengan
dilakukan dengan mengalikan bentuk transpose dari
persamaan berikut: [17]
matriks Ai dan Aq hasil IFFT dengan sinyal yang
ditransmisikan setelah pengurangan CP. Proses FFT ini
= + (10)
dapat diekspresikan sesuai dengan persamaan 11:
8. Penambahan cyclic prefix
Prinsip penempatan cyclic prefix pada GFDM mirip = {(() ) } + {(() ) } (11)
dengan penambahan cyclic prefix pada OFDM. Namun
3. Parallel to Serial
perbedaannya yaitu apabila CP pada sistem OFDM
Output dari proses FFT merupakan bentuk paralel,
disisipkan pada setiap simbol, sedangkan pada sistem
namun tidak semua baris pada bentuk paralel tersebut
GFDM disisipkan CP pada setiap blok dari M simbol [8].
dipakai untuk diproses lebih lanjut. Serial to parallel
Sehingga pada Tugas Akhir kali ini, blok GFDM yang
berukuran 80x1000 digunakan cyclic prefix sebanyak 20. converter pada pemancar menggunakan fungsi reshape
Simbol GFDM yang akan disalin adalah 20 simbol GFDM pada program Matlab. Dimana matriks paralel diubah
kembali seperti awal menjadi matriks serial 1x45000.
terakhir dan akan diletakkan pada awal simbol GFDM
4. Demapping
sehingga simbol GFDM yang berjumlah 80 akan menjadi
Proses demapping atau demodulasi untuk M-QAM ini
berjumlah 100 setelah ditambahkan cyclic prefix. CP yang
bertujuan untuk mengubah deretan simbol GFDM
ditambahkan dan hasil sinyal yang ditransmisikan setelah
ditambahkan CP dapat dilihat pada gambar 3.5. menjadi bit-bit informasi kembali.

Proceeding Seminar Tugas Akhir, Juni 2017


5

5. Simulasi Analisa BER B. Hasil Perbandingan Simulasi Sistem GFDM dengan


Untuk menganalisa kinerja dari sistem GFDM dengan Menggunakan Modulasi Offset QAM dan QAM pada
menggunakan OQAM dan GFDM dengan Kanal AWGN
menggunakan QAM maka diukur laju Bit Error Rate Hasil pengukuran BER pada sub bab ini masih
(BER) sistem. Dalam proses simulasi, BER dilakukan menggunakan pemodelan yang sama seperti sebelumnya.
dengan membandingkan total bit yang error dengan bit
yang dikirim.

IV. SIMULASI DAN ANALISA


Scenario 4 dan 6 (Simultan
A. Hasil Simulasi Sistem GFDM dengan Menggunakan
Modulasi QAM dan Offset QAM pada Kanal AWGN
Dari hasil simulasi didapatkan grafik perbandingan SNR
sistem GFDM/QAM pada kanal AWGN seperti pada gambar
4.1. Hasil yang didapatkan untuk GFDM/QAM dengan =0
dari grafik tersebut untuk pengamatan nilai BER 10-1 memiliki
kinerja SNR 13dB. Sedangkan untuk =0,5 memiliki kinerja
SNR 15dB, dan untuk =1 memiliki kinerja SNR sebesar Gambar 0.3 Grafik Perbandingan SNR sistem
17dB. GFDM/OQAM dan GFDM/QAM pada kanal AWGN =0.3

Tabel 0.1 Nilai BER fungsi SNR pada sistem GFDM/OQAM


dan GFDM/QAM dengan roll of factor=0,3
BER Prosentase
SNR Modulasi penurunan
BER (%)
OQAM QAM
1 0.408039 0.405989 0.00
5 0.351744 0.352483 0.21
9 0.282056 0.291811 3.34
13 0.221111 0.245617 9.98
15 0.198656 0.229106 13.29
Gambar 0.1 Grafik perbandingan SNR sistem GFDM/QAM 19 0.171 0.211039 18.97
pada kanal AWGN
21 0.162917 0.206722 21.19
25 0.153483 0.200922 23.61
Perbandingan nilai BER fungsi SNR sistem seperti pada
gambar 4.3 dapat ditunjukkan pada tabel 4.1. Dapat
disimpulkan bahwa performansi dari sistem GFDM
menggunakan modulasi Offset QAM jauh lebih baik
dibandingkan dengan penggunaan modulasi QAM. Prosentase
penurunan nilai BER dari modulasi QAM ke modulasi OQAM
dapat mencapai 99,56% pada SNR 25dB.

C. Hasil Perbandingan Simulasi Sistem GFDM dengan


Menggunakan Modulasi Offset QAM dan QAM pada
Gambar 0.2 Grafik SNR sistem GFDM/OQAM pada Kanal Rayleigh Fading
kanal AWGN
Sedangkan pada simulasi perbandingan SNR sistem
GFDM/OQAM pada kanal AWGN seperti pada gambar 4.2.
Hasil yang didapatkan untuk GFDM/OQAM dengan =0,3
dari grafik tersebut untuk pengamatan nilai BER 10-2 memiliki
kinerja SNR 20dB. Sedangkan untuk =0,5 memiliki kinerja
SNR 21dB, dan untuk =1 memiliki kinerja SNR sebesar
25dB.
Dapat disimpulkan pada penggunaan modulasi QAM
maupun OQAM memiliki kinerja sistem yang paling baik
yaitu ketika =0,3 sedangkan =1 memiliki kinerja sistem
yang paling buruk. Hal ini dikarenakan untuk penggunaan
pulse shaping pada sistem GFDM dimana besarnya roll of Gambar 0.4 Grafik perbandingan SNR sistem
factor () apabila =0 maka tidak terjadi overlap antar GFDM/OQAM dan GFDM/QAM pada kanal Rayleigh
subcarrier satu dengan yang lainnya jika dilihat dari bentuk Fading dengan =1
spektrumnya.

Proceeding Seminar Tugas Akhir, Juni 2017


6

Tabel 0.2 Nilai BER fungsi SNR pada sistem GFDM/OQAM [4] R. Ajeng, Implementasi dan Analisis Teknik Reduksi
dan GFDM/QAM dengan =1 PAPR OFDM Menggunakan Metode PTS pada WARP.
[5] S. Wulandari, Gabungan Modulasi OQAM dan Pulse
Prosentase
BER Shaping pada Sistem OFDM, J. Tek. POMITS, 2005.
penurunan
SNR Modulasi [6] V. Selvakumar, Analysis of LTE Radio Frame by
BER (%)
OQAM QAM eliminating Cyclic Prefix in OFDM and comparison of
QAM and Offset-QAM, Linnaeus Univ.
1 0.394388889 0.396022222 0.41
[7] J. Zhao, Offset-QAM multicarrier technology for optical
5 0.323772222 0.325372222 0.49 systems and networks, in Optical Communications and
9 0.225844444 0.232605556 2.91 Networks (ICOCN) , 2014.
11 0.175838889 0.1858 5.36 [8] N. Michailow et al., Generalized Frequency Division
15 0.08915 0.106894444 16.60 Multiplexing for 5th Generation Cellular Networks,
IEEE Trans. Commun., vol. 62, no. 9, Sep. 2014.
19 0.022255556 0.05185 57.08
[9] S. K. Antapurkar et al., GFDM performance in terms of
21 0.006638889 3.41E-02 80.51 BER, PAPR and OOB and comparison to OFDM system,
25 7.22E-05 0.016344444 99.56 in AIP Conference Proceedings, 2016, vol. 1715
[10] N. Michailow, Generalized Frequency Division
Pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa performansi dari Multiplexing Transceiver Principles, Univ Dresd., 2015.
sistem GFDM pada kanal Rayleigh Fading menggunakan [11] S. K. Bandari, V. V. Mani, and A. Drosopoulos,
modulasi Offset QAM sedikit lebih baik dibandingkan dengan GFDM/OQAM implementation under Rician fading
penggunaan modulasi QAM. Prosentase penurunan nilai BER channel, in Advances in Computing, Communications
dari modulasi QAM ke modulasi OQAM mencapai 23,61% and Informatics (ICACCI), 2016.
pada SNR 25dB. [12] K. Syahgustina, Simulasi dan Analisa Kinerja Sistem
MIMO OFDM-FDMA Berdasarkan Alokasi Subcarrier,
V. KESIMPULAN Univ. Indones., 2009.
[13] N. Michailow et al., Generalized Frequency Division
Berdasarkan hasil yang didapat setelah melakukan Multiplexing for 5th Generation Cellular Networks,
simulasi dan analisa, maka dapat disimpulkan bahwa: IEEE Trans. Commun., vol. 62, no. 9,, Sep. 2014.
1. Semakin naik penggunaan roll of factor () atau semakin [14] J. A. Yunas, A. Fahmi, and N. Andini, Analisis Reduksi
mendekati 1, maka nilai BER semakin meningkat pula PAPR dengan Teknik Clipping dan Pulse Shaping
yang menunjukkan kinerja sistem semakin buruk. Hal ini menggunakan Filter RRC PADA SC-
dibuktikan pada hasil yang didapatkan ketika nilai SNR FDMA.Universitas Telkom. 2013.
25 dB, sistem GFDM/OQAM dengan =0.3 memiliki [15] N. Michailow et al., Generalized Frequency Division
nilai BER 18x104 , untuk =0.5 memiliki nilai BER Multiplexing for 5th Generation Cellular Networks,
29x104 , dan untuk =1 memiliki nilai BER 132x104 . IEEE Trans. Commun., Sep. 2014.
2. Kinerja sistem GFDM/OQAM pada kanal AWGN lebih [16] E. Wulansari, Analisa Kinerja Teknik Linear Precoding
baik dibandingkan dengan sistem GFDM/QAM. Hal ini Block Diagonalization (BD) Pada Sistem Multi User
dapat diketahui dari grafik perbandingan BER dan SNR, MIMO Menggunakan Detektor ZF, PENS-ITS, 2015.
dimana pada modulasi OQAM untuk nilai SNR 25 dB, [17] I. Gaspar, M. Matthe, N. Michailow, L. Leonel Mendes,
sistem GFDM dengan modulasi OQAM memiliki nilai D. Zhang, and G. Fettweis, Frequency-Shift Offset-
BER sebesar 7,22x105 . Sedangkan untuk penggunaan QAM for GFDM, IEEE Commun. Lett, 2015.
modulasi QAM memiliki nilai BER 1,63x102 . [18] N. Michailow, I. Gaspar, S. Krone, M. Lentmaier, and G.
3. Hasil yang sama juga didapatkan pada kanal Rayleigh Fettweis, Generalized frequency division multiplexing:
Fading dimana ketika nilai SNR 25 dB, sistem Analysis of an alternative multi-carrier technique for next
GFDM/OQAM memiliki nilai BER sebesar 15x102 dan generation cellular systems, in Wireless Communication
untuk GFDM/QAM dihasilkan nilai BER 20x102 . Systems (ISWCS, 2012.
4. Prosentase penurunan nilai BER dari modulasi QAM ke [19] B. Farhang-Boroujeny and H. Moradi, Derivation of
modulasi OQAM pada SNR 25dB mencapai 99,56% pada GFDM based on OFDM principles, in Communications
kanal AWGN dan 23,61% pada kanal Rayleigh Fading. (ICC), 2015 IEEE International Conference on, 2015.

DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI

[1] N. Michailow, R. Datta, S. Krone, M. Lentmaier, and G. Penulis bernama Feris Hepi Ramadiansyah.
Fettweis, Generalized frequency division multiplexing: Lahir di Pati, 21 Februari 1995 merupakan
A flexible multi-carrier modulation scheme for 5th putra kedua dari Bapak Sudarto dan Ibu
generation cellular networks, in Proceedings of the Uswatun Khasanah. Penulis telah menempuh
German microwave conference (GeMiC12), 2012. pendidikan formal di SD N Pati Lor 02 Pati,
[2] S. K. Bandari, V. V. Mani, and A. Drosopoulos, OQAM SMP N 3 Pati, dan SMA N 1 Pati. Pada tahun
implementation of GFDM, in Telecommunications 2013 penulis melanjutkan pendidikan S1 di
(ICT), 2016 23rd International Conference on, 2016. Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh
[3] S. Randel, A. Sierra, X. Liu, S. Chandrasekhar, Study of Nopember Surabaya dan mengambil bidang studi
multicarrier offset-QAM for spectrally efficient coherent Telekomunikasi Multimedia. Penulis dapat dihubungi melalui
optical communications, in European Conference and alamat email ferisramadiansyah21@gmail.com
Exposition on Optical Communications, 2011.

Proceeding Seminar Tugas Akhir, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai