Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Metabolisme :

metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala
aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup, tumbuh, dan
melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan energi agar proses
kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia dalam bentuk makanan kemudian
mengubahnya dalam bentuk energi lain pada proses metabolisme.
Metabolisme dibedakan atas anabolisme
dan katabolisme
Anabolisme adalah pembentukan molekul-molekul besar dari molekul-molekul kecil. Misalnya
pembentukan senyawa-senyawa seperti pati, selulosa, lemak, protein dan asam nukleat. Pada
peristiwa anabolisme memerlukan masukan energi.
Katabolisme adalah penguraian molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul kecil, dan
prosesnya melepaskan energi. Contoh : respirasi, yaitu proses oksidasi gula menjadi H O dan CO
Keterkaitan antara Anabolisme dan katabolisme
Karbohidrat menjadi salah satu komponen makanan yang kompleks. Komponen inilah yang
menjadi salah satu bahan dalam proses metabolisme. Karbohidrat merupakan senyawa yang
terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa biologis ini hanya terdapat dalam
jumlah 1% dari keseluruhan tubuh manusia, diolah dalam tubuh sebagai bahan makanan,
dicadangkan dalam bentuk glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar sel, juga dibutuhkan
dalam pembentukan tulang rawan. Sumber karbohidrat yang paling banyak berasal dari tumbuhan.
Dalam proses untuk menghasilkan energi, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan masuk
ke dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian
diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul
glukosa hasil konversi berbagai macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi
sebagai dasar pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses
metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa menjadi CO & H
O dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi energi. Proses metabolisme glukosa yang
terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan
energi. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan
berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun
glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk
kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi
dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi
tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga
ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf (Irawan 2007).
Molekul-molekul yang terkait dengan proses metabolisme
1. ATP
merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin yang mengikat tiga
gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah / labil sehingga mudah melepaskan ikatan pospatnya
pada saat mengalami hidrolisis.
Reaksi metabolisme merupakan reaksi enzymatis yang melibatkan enzim
2. Enzim
adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri
atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam
lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas,
diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif.
Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim
tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua
bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Kerja Enzim
ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
1. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti kunci dan anak
kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase, sebagai berikut:
1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
2. hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah
b. Hipothesis Koshland :
1. Enzim dan sisi aktifnya merupakan struktur yang secara fisik lebih fleksibel daripada
hypothesis Fischer.
2. Terjadi interaksi dinamis antara enzim dan substrat
3. Jika substrat berkombinasi dengan enzim, akan terjadi perubahan dalam struktur (konformasi)
sisi aktif enzim sehingga fungsi enzim berlangsung efektif.
4. Struktur molekul substrat juga berubah selama diinduksi sehingga kompleks enzim-substrat
lebih berfungsi.
Inhibitor
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible. Inhibitor
reversible dibedakan menjadi inhibitor kompetitif dan nonkompetitif (Gambar 3.4B )
a. Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini besaing dengan substrat
untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti
semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
Inhibitor kompetitif misalnya malonat dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat untuk
berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja pada substrat oseli
suksinat.
b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada
sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif
enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja
enzim penyusun konsentrasi substrat. dinding sel bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi
tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim
Konsentrasi substrat
Konsentrasi enzim
Suhu
pH
Aktivator dan inhibitor
I. KATABOLISME
1. Respirasi merupakan contoh peristiwa Katabolisme.
Respirasi merupakan oksidasi senyawa organik secara terkendali untuk membebaskan energi bagi
pemeliharaan dan perkembangan makhluk hidup.
Produk antara pada respirasi sel dipakai sebagai bahan dasar untuk metabolisme.
Berdasarkan kebutuhan terhadap tersedianya oksigen bebas, dibedakan :
a. Respirasi aerob : respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen merupakan penerima
hidrogen terakhir.
b. Respirasi anaerob : respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Sebagai penerima
hidrogen terakhir bukan oksigen,tetapi senyawa lain seperti asam pyruvat, dan asetaldehid.
Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4 tahap, yaitu :
Glikolisis
Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
Daur Krebs, dan
Sistem Transfer Elektron
Glikolisis :
Berlangsung di sitoplasma
Berlangsung secara anaerob menjadi dua molekul asam piruvat ( 3C ) energi 2 ATP dan 2 NADH
dan Meyerhoff
Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat :
Berlangsung pada matriks mitokondria Asetil Ko-A (2C) NADH untuk setiap molekul glukosa
Siklus Krebs :
Berlangsung pada matriks mitokondria
(senyawa berkarbon 1) dihasilkan 1 ATP, 1 FADH dan 2 NADH
Rantai Pengangkutan Elektron ; pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen NADH dan FADH
yang dihasilkan pada proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dan daur Krebs
dilepaskan ke Oksigen (sebagai penerima hidrogen terakhir) untuk membentuk H2O dengan
melepas energi secara bertahap. ATP, sedang satu molekul FADH menghasilkan 2 ATP.
Glikolisis :
Alternatif 1 : Bila tidak tersedia cukup oksigen, akan berlangsung respirasi anaerob / fermentasi,
seperti pada diagram/skema di bawah ini :
ALTERNATIF 2 : Jika tersedia Oksigen, asam piruvat akan memasuki Siklus Krebs dan Sistem
Transpor Elektron :
Substrat untuk respirasi tidak selalu dalam bentuk karbohidrat, tetapi bisa juga berupa protein atau
lemak. Perhatikan skema hubungan antara berbagai substrat tersebut dalam proses respirasi aerob
di bawah ini :
II. ANABOLISME
A. Fotosintesis merupakan salah satu contoh dari Anabolisme
Fotosintesis terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang berklorofil. Fotosintesis merupakan proses
penyusunan zat organik dari zat-zat anorganik dengan menggunakan energi dari cahaya. Zat
organik yang terbentuk dalam proses fotosintesis berupa karbohidrat, dimana karbohidrat tersebut
dapat digunakan untuk membentuk zat-zat lain seperti protein dan lemak.
Reaksi umum dari fotosintesis dapat dituliskan sebagai :
cahaya
6 CO + 12 H O C H O + 6 H O + 6 O
klorofil
1. Komponen-komponen Esensial Fotosintesis :
Komponen yang mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis adalah bahan baku (CO dan H O),
energi berupa cahaya, pigmen, molekul carrier enzim dan suhu yang tepat. Jika salah satu dari
komponen tersebut tidak ada, fotosintesis tidak dapat berlangsung, sehingga komponen tersebut
disebut
komponen esensial.
a). Bahan Baku
CO dari udara masuk melalui stomata ke dalam jaringan spons daun dan segera dipergunakan
untuk proses fotosintesis. Air (H O) merupakan bahan baku lain yang diperoleh dari lingkungan.
Pada tumbuhan tinggi, H O diabsorbsi oleh akar dan diangkut ke daun melalui berbagai sel dan
jaringan.
b). Cahaya
Energi yang dipergunakan dalam fotosintesis adalah energi cahaya. Dari berbagai penelitian
diketahui bahwa energi dari cahaya matahari yang dipergunakan untuk fotosintesis hanya 2% saja.
Selebihnya dipantulkan, ditransmisikan atau diabsorbsi senagai panas.
Panjang gelombang dari berbagai spektrum sinar matahari tidak sama. Makin besar panjang
gelombang, makin kecil energi yang dikandungnya. Gelombang cahaya dari yang terpanjang
hingga terpendek adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Dalam berbagai
percobaan yang menggunakan obyek Chlorella, ternyata spektrum cahaya yang palig banyak
diserap klorofil untuk proses fotosintesis adalah spektrum merah dan biru ungu (nila).
c). Pigmen
Dengan adanya sistem pigmen, tumbuhan hijau dapat mengabsorbsi energi cahaya dan
menggunakan cahaya ini untuk menghasilkan gula. Klorofil merupakan pigmen terpenting dari
tumbuhan yang melakukan fotosintesis
Ada bermacam-macam klorofil, yaitu klorofil a, b, c dan e. Klorofil a dan b terdapat pada
kloroplas tumbuhan tinggi, sedangkan klorofil yang lain terdapat pada jenis alga tertentu.
d). Suhu
Aktivitas fotosintesis dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Fotosintesis umumnya berlangsung pada
suhu antara 5 40 C. Kecepatan fotosintesis bertambah sampai maksimal pada suhu 35 C dan
setelah itu kecepatannya turun tajam. Penurunan ini dimungkinkan karena enzim menjadi kurang
aktif.
e). Molekul Carrier dan Enzim
Pada kloroplas, selain dari pigmen terdapat pula berbagai molekul carrier yang berfungsi dalam
transfer atom hidrogen, elektron dan transfer energi. Selain itu, pada kloroplas pun terdapat
bermacam-macam enzim untuk reaksi kimia fotosintesis.
1. 2. Penelitian tentang Fotosintesis
Beberapa percobaan yang dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari fotosintesis,
antara lain :
a). Percobaan Ingenhousz
Obyek yang digunakan adalah tumbuhan
Hydrilla verticillata. Hasil dari percobaannya disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan gas,
yang ternyata adalah oksigen.
b). Percobaan Engelmann
Obyek yang digunakan adalah ganggang
Spirogyra dan bakteri thermo. Di bawah mikroskop terlihat bakteri thermo berkumpul pada bagian
kloroplas yang terkena cahaya matahari (B) akibat banyaknya oksigen di daerah ini. Kesimpulan
yang dapat ditarik oleh Engelmann, yaitu bahwa fotosintesis membebaskan gas oksigen dan
kloroplast yang bertanggung jawab terhadap produksi oksigentersebut.
c). Percobaan Sacchs
Dalam percobaan ini, Sacchs membuktikan bahwa fotosintesis memerlukan cahaya, berlangsung
pada bagian yang berklorofil, sedang hasil akhir dari fotosintesis adalah zat tepung (amylum).
Percobaan ini didasari atas pengertian bahwa amylum, jika bereaksi dengan iodium akan berwarna
biru. Pada bagian daun yang ditutup dengan kertas timah (tidak kena cahaya) tidak berwarna biru,
berarti di daerah tersebut tidak berlangsug fotosintesis.
3. Reaksi Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk gula
yang dihasilkan dari reduksi karbondioksida yang miskin energi. Fotosintesis dapat dituliskan
dengan persamaan reaksi sederhana :
6 CO + 12 H O C H O + 6 H O + 6 O
Pada dasarnya proses fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang (reaksi tergantung
cahaya) dan reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya).
a). Reaksi Terang (Reaksi Tergantung Cahaya)
Reaksi pertama dalam fotosintesis memang tergantung adanya cahaya, sehingga disebut sebagai
reaksi terang. Sering reaksi ini disebut reaksi fotokimia / reaksi fotolisis / reaksi Hill, prosesnya
berlangsung di Grana.
Dalam reaksi terang terdapat dua pusat reaksi, yaitu fotosistem I (FS I) dan fotosistem II (FS II).
Pada FS I terdapat klorofil a.683 (kl A.683) dan karotenoid yang mampu menyerap energi cahaya
maksimum pada gelombang 700 nm (P 700), sedangkan untuk FS II dengan P 680 diserap oleh
klorofil a 673 (kl A.673) dan klorofil b.
Jika kloroplast mendapat cahaya, maka electron dari klorofil pada kedua fotosistem akan
tereksitasi. Elektron kaya energi ini kemudian dipindahkan melalui akseptor-akseptor untuk
dimanfaatkan energinya.
1). Fotosistem I (FS I)
Elektron yang dikeluarkan dari FS I diteima oleh akseptor feredoksin sebagai akseptor utama.
Elektron ini lalu ditransfer ke NADP. Pada saat yang sama juga menerima ion H sehingga
terbentuk nikotinamida adenin dinukleotid fosfat tereduksi (NADPH ).
NADP + 2 H + 2e NADPH
2). Fotosistem II ( FS II )
Elektron dari FS II diterima oleh akseptor-akseptor elektron (plastoquinon, sitokrom dan
plastosianin) menuju FS I. Elektron ini digunakan untuk mengisi lubang pada FS I. Waktu
mengalir melaui ekseptor-akseptornya, elektron ini melepaskan energinya. Energi ini digunakan
untuk mensintesis ATP dari ADP dan Pi (fotofosforilasi)
ADP + Pi ATP
FS II yang telah kehilangan elektron ini akan segera diganti dari pemecahan air (fotolisis) :
2 H O 2 H + 2 OH
2 OH 2 e + H O + O
HO2H+2e+O
2HO4H+4e+O
Pada fotolisis terlihat bahwa O yang dibebaskan berasal dari dua molekul air ( 2 H O ), Jadi pada
reaksi terang dihasilkan ATP, NADPH dan O .
b). Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya)
Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya / Reaksi Blackman) adalah suatu proses fiksasi CO
untuk membentuk glukosa dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh reaksi terang. Reaksi
ini terjadi di stroma pada kloroplas dan tidak memerlukan cahaya. Reaksi biokimiawinya
berlangsung melalui suatu siklus yang disebut siklus Calvin Benson.
PGAL yang terbentuk dalam reaksi gelap merupakan hasil berdih fotosintesis secara keseluruhan.
Untuk membentuk satu molekul glukosa diperlukan dua molekul PGAL dan ini diperoleh dari
mereduksi enam molekul CO . Dengan mereduksi enam mulekul CO , akan dihasilkan 12 molekul
PGAL. Dua molekul PGAL digunakan untuk membentuk glukosa, sedangkan 10 molekul lainnya
akan direduksi kembali melalui senyawa antara seperti fruktosa 1,6 difosfst (FDP) dan glukosa 5-
fosfat (G 5-P) untuk menghasilkan RuDP.
Untuk lebih jelasnya perhatikan skema fotosintesis, yang menunjukkan keterkaitan antara reaksi
terang dan reaksi gelap di bawah ini :
Keterangan :
h : cahaya matahari
Kotak dalam adalah reaksi terang (reaksi tergantung cahaya)
Kotak luar adalah reaksi tak tergantung cahaya (siklus Calvin Benson)
Senyawa pertama yang ditemukan setelah pengikatan CO oleh RuDP adalah PGA ( asam
fosfogliserat ) yang terdiri atas 3 atom karbon. Oleh karenanya, tumbuhan yang melakukan
fotosintesis menggunakan cara ini disebut tumbuhan C
Fotosintesis melalui jalur C (Jalur metabolisme Hatch Slack)
Terjadi pada tumbuhan golongan C4; yaitu tumbuhan tebu, jagung, berbagai rerumputan
(crabgrass, shorghum dan Bermuda grass) dan beberapa tumbuhan padang pasir. Tumbuhan ini
digolongkan ke dalam tumbuhan C karena senyawa pertama yang dijumpai setelah fiksasi CO
adalah asam oksaloasetat yang merupakan senyawa dengan 4 atom karbon.
Kelebihan Tumbuhan C4 dibanding dengan C3
1. Membutuhkan lebih banyak ATP;
2. Sintesis glukosa berlangsung lebih cepat per satuan luas daun;
3. Berlangsung lebih efisien dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi;
4. Affinitas enzym fosfoenolpiruvat karboksilase terhadap CO lebih besar dibanding dengan RuDP
5. Penambatan CO lebih efektif;
6. Proses fotosintesis berlangsung cukup baik dalam keadaan jumlah CO yang sangat sedikit di
udara.
7. Tumbuh lebih cepat.
2. KEMOSINTESIS
Kemosintesis terjadi pada beberapa jenis bakteri yang menggunakan energi dari reaksi kimia
anorganik sederhana untuk sintesa karbohidrat, dan menggunakan energi kimia dari luar tubuh.
Sumber karbon untuk kemosintesis berasal dari CO2.
Bahan baku anorganik adalah air dan karbon dioksida.
Sumber energi dari reaksi kimia (bukan dari cahaya).
Energi diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diserap dari lingkungan; Seperti :
hidrogen, hidrogen sulfida, sulfur (belerang), besi, amonia dan nitrit.
Beberapa organisme yang melakukan kemosintesis :
1. Bakteri sulfur tidak berpigmen yang mengoksidasi sulfida menjadi sulfat :
Menyerap (H S) maupun S dari lingkungan
Kedua senyawa tsb bergabung dengan oksigen dan menghasilkan energi yang digunakan untuk
membuat Karbohidrat
Hasil samping berupa S , bila bahan asalnya H S dan ion sulfat (SO ) bila asalnya S
2. Bakteri besi yang mengoksidasi ferrohidroksida menjadi ferrihidroksida.
Hidup di air tawar atau air asin yang mengandung senyawa besi terlarut.
Bakteri menyerap senyawa besi terlarut dan menggabungkannya dengan oksigen sehingga
menjadi bentuk tidak larut dengan mengeluarkan energi.
3. Bakteri Nitrifikasi
Tipe bakteri yang menggunakan amonia dan melepaskan ion nitrit. Contoh :
Nitrosomonas
Tipe bakteri yang menggunakan ion nitrit dan melepaskan ion nitrat :
Nitrobakter
PERBANDINGAN ANTARA FOTOSINTESIS DAN KEMOSINTESIS
Organisme Type proses Bahan yang dipakai Sumber energi Hasil
Tumbuhan hijau Fotosintesis CO
H O Cahaya yang diabsorbsi klorofil Gula, H O, O
Bakteri belerang hijau Fotosintesis CO , H S Cahaya yang diabsorbsi klorofil bakteri Gula, H O ,
S
Bakteri belerang ungu Fotosintesis CO H S, H O Cahaya yang diserap bakteriopurpurin Gula, H
SO
Bakteri Nitrifikasi Kemosintesis CO
H O Oksidasi ammonia menjadi nitrit Gula, H O, O
Bakteri Nitrifikasi Kemosintesis CO
H O Oksidasi nitrit menjadi nitrat Gula, H O, O
Bakteri belerang tak berwarna Kemosintesis CO
H O Oksidasi H S menjadi sulfat Gula, H O, O
Bakteri besi Kemosintesis CO
H O Oksidasi ferro menjadi ferri Gula, H O, O
3. Sintesis Lemak
Terjadi di sitosol
Lemak atau lipida adalah senyawa yang terdiri atas satu molekul gliserol (ROH) dan tiga
molekul asam lemak ( R-COOH)
Lemak penting sebagai komponen structural sel, khususnya membrane sel dan sebagai bahan
baker biologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, lemak dapat diperoleh dari makanan dan
dapat pula disintesis di dalam tubuh. Di dalam tubuh, lemak dapat disintesis dari produk antara
(intermediate product) pada proses respirasi, seperti PGAL dan asetil KoA.
Baik tumbuhan maupun hewan dapat mensintesis lemak dari karbohidrat, melalui tahap-tahap :
1. Sintesis gliserol [ C H (OH) ]
2. Sintesis asam lemak
3. Penggabungan asam lemak dan gliserol.
gliserol + asam lemak = lemak + air
4. Sintesis Protein
Terjadi di ribosom
Unit penyusunnya adalah asam amino
Protein merupakan polimer dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida
Ikatan peptida adalah ikatan yang meng-hubungkan antara gugus amine dari satu asam amino
dengan gugus karboksil dari asam amino yang lain.
ASAM AMINO ESSENSIAL
Yaitu asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh;
Yang termasuk ke dalam golongan ini :
Arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin
ASAM AMINO NON ESENSIAL
Yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh melalui senyawa antara respirasi.
Yang termasuk golongan ini :
Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin dan tirosin
Klasifikasi protein berdasar fungsi biologiknya
Enzim , menkatalisis reaksi-reaksi biokimia
Protein cadangan, disimpan sebagai cadangan makanan
Protein transpor, mentranspor zat/unsur tertentu
Protein kontraktil pada jaringan tertentu
Protein pelindung , misalnya antibodi
Toksin, merupakan racun
Hormon,mengatur proses-proses hidup
Protein struktural, penyusun struktur sel, jaringan, dan tubuh.
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
Normal
0
false
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:Table Normal;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Calibri,sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Times New Roman;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
Keterkaitan Metabolisme, Karbohidrat, Lemak dan Protein
di dalam sel reaksi metabolisme tidak terpisah satu sama lain yaitu membentuk suatu jejaring yang
saling berkaitan. Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Bagaimana keterkaitan ketiganya?
Perhatikan Gambar di bawah ini! Pada bagan terlihat karbohidrat, protein, dan lemak bertemu
pada jalur siklus Krebs dengan masukan asetil koenzim A. Tahukah Anda bahwa Asetil Ko-A
sebagai bahan baku dalam siklus Krebs untuk menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme
karbohidrat, protein, maupun lemak. Titik temu dari berbagai jalur metabolisme ini berguna untuk
saling menggantikan bahan bakar di dalam sel, Hasil katabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak juga bermanfaat untuk menghasilkan senyawa-senyawa lain yaitu dapat membentuk ATP,
hormon, komponen hemoglobin ataupun komponen sel lainnya.
Hubungan antara metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein.
Lemak (asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan merupakan senyawa
karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan karbohidrat (glukosa) dan protein (asam
glutamat) banyak mengandung oksigen dan lebih sedikit hidrogen terikat adalah senyawa yang
lebih teroksidasi. Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan apabila ada
pembakaran sempurna akan membebaskan energi lebih banyak karena adanya pembebasan
elektron yang lebih banyak. Jumlah elektron yang dibebaskan menunjukkan jumlah energi yang
dihasilkan.
Perlu Anda ketahui pada jalur katabolisme yang berbeda glukosa dan asam glutamat dapat
menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36 ATP. Sedangkan katabolisme asam heksanoat
dengan jumlah karbon yang sama dengan glukosa (6 karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga
jumlah energi yang dihasilkan pada lemak lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan pada
karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah energi yang dihasilkan protein setara dengan jumlah
yang dihasilkan karbohidrat dalam berat yang sama.
Dari penjelasan itu dapat disimpulkan jika kita makan dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak akan lebih memberikan rasa kenyang jika dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat. Karena rasa kenyang tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak untuk
menghasilkan energi yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai