Berdasarkan temperatur
kerjanya, pencanaian logam
terdiri dari dua proses, yakni
canai panas dan canai dingin.
Canai panas pada logam
dilakukan diatas suhu
rekristalisasi atau di atas
daerah work hardening,
sedangkan canai dingin dilakukan dibawah suhu rekristalisasi, bisa juga dilakukan
pada suhu ruang. Perbedaannya adalah gaya deformasi yang diperlukan pada
canai panas lebih rendah dan perubahan sifat mekanik dari material tidak
signifikan, sedangkan pada pengerjaan dingin diperlukan gaya yang lebih besar
dan sifat mekanis logam meningkat dengan signifikan.
Pada proses rolling terjadi perubahan deform asi dan perubahan butir dari
butir equiaxed menjadi butir yang terelongasi. Jumlah pengerjaan dingin yang
dapat dialami logam tergantung kepada kekuatannya, semakin ulet suatu logam,
maka makin besar pengerjaan dingin yang dapat dilakukan. Logam murni relatif
lebih mudah mengalami deformasi daripada paduan, karena penambahan unsur
paduan cenderung meningkatkan gejala pengerasan regangan.
Proses canai dingin dilakukan untuk mendapatkan lembaran strip dan
lembaran tipis dengan penyelesaian permukaan yang baik dan bertambahnya
kekuatan mekanis. Pada saat yang sama juga dilakukan pengendalian dimensi
produk yang ketat. Selain itu, canai dingin akan menghasilkan lembaran dan strip
yang memiliki kualitas permukaan akhir yang lebih baik serta kesalahan
dimensional yang lebih kecil dibandingkan apabila menggunakan proses canai
panas.
Jenis dari hasil pengerjaan dengan menggunakan teknik canai atau rolling adalah
sebagai berikut:
a. Flat, merupakan produk berupa gulungan lembaran atau foil, dimana
akan dihasilkan sifat yang baik, biaya produksinya yang lumayan
rendah karena hanya menghasilkan bentuk yang rata.
b. Shape, merupakan produk berupa bentuk struktur tertentu dimana akan
dihasilkan kekuatan yang baik pada arah pengerolan, permukaannya
yang baik dan ketelitian dimensi yang besar. Adapun kekurangannya
adalah biaya investasinya tinggi karena dibutuhkan alat tertentu yang
dapat membentuk bentuk tertentu.
Reduksi total yang dapat dicapai dengan pengerolan dingin, biasanya
beragam dari 50% sampai 90%. Pada umumnya reduksi terkecil terdapat pada
tahap akhir agar diperoleh pengerolan yang lebih baik.
a. Diameter roll
Beban Pencanaian akan meningkat seiring dengan meningkatny dimeter
canai.Diameter canai yang kecil jika didukung dengan back-up rolls dapat
menghasilkan reduksi yang besar .adanya back-up rolls juga dapat membuat
material kerja tetap rata.
b. Gaya Gesek antara canai dengan benda kerja
Gaya gesek dibutuhkan untuk menarik material kerja ke dalam canai.Oleh
sebab itu ,beban pencanaian sangat dipengaruhi oleh gaya gesek ,sementara
gaya gesek sendiri amat dipengaruhi oleh koefisien gaya gesek ,dimanan
pada canai dingin , nilai berada di antara 0,05-0,1 , dan pada canai panas
nilai lebih atau sama dengan 0,2.Nilai sendiri berbanding terbalik
dengan kecepatan canai , dimana semakin cepat kecepatan canai , semakin
kecil gaya gesek yang terjadi .Gaya gesek yang besar akan menghasilkan
beban pencanaian yang besar dan kurva friction hill yang curam .
c. Resistensi terhadap deformasi logam yang dipengaruhi oleh faktor
metalurgi, suhu, dan laju regangan
Resistensi deformasi mengindikasikan seberapa resisten material terhadap
deformasi ,semakin tinggi resisistansi deformasi , semakin sulit material
untuk terdeformsi.Bebereapa faktor yang mempengaruhi antara lain faktor
metalurgi , dimana semakin kasar butir akan berpengaruh pda semakin
mudahnya deformasi yangd apat dilakukan.Untuk faktor temperatur
,semakin tinggi temperatur kerja , maka resistansi deformsi akan menurun
dan memudahkan deformsi yng dilakukan.
d. Adanya tegangan tarik
Keberadaan tegangan tarik pada bidang kerja dapat emnurunkan beban
pencanaian .Temuan ini menyebabkan ada beberapa proses pencanaian yang
dimodifikasi , yakni dengan dengan adanya set canai penarik .Kecepatan set
canai penarik dapat memvariasikan besarnya tegangan tarik pada benda
kerja. Tegangan akan menurunkan aus pada rol , membuat lembraan lebih
datar , serta membantu meningkatkan kesamaan tebal lembaran.(variasi
perbedan ketebalan minim)
Mesin Roll
Peralatan untuk melakukan proses canai tersebut pada dasarnya terdiri dari
sebagian-sebagian seperti :
1. Roll
Menurut jumlah dan susunan rol, maka rolling mill dapat dibedakan menjadi :
a. Two high mill, merupaka pengerol logam dua tingkat dan jenis yang paling
sederhana
b. Two high reversing mill, merupakan pengerol logam bolak-balik dua tingkat
dan mempunyai kecepatan yang lebih baik ketimbang jenis two high mill
c. Three high mill, merupakan pengerol logam tiga tingkat
d. Four high mill, merupakan pengerol logam empat tingkat
e. Cluster roll, merupakan pengerol logam tipis menjadi tipis lagi
f. Planetary mill, merupakan pengerol logam dengan rol pendukung dikelilingi
sejumlah rol kecil
2. Bantalan (bearing)
3. Rumah (housing), untuk tempat peralatan-peralatan di atas
4. Pengendali, untuk mengatur catu daya untuk roll dan untuk
mengendalikan kecepatannya
1. Cacat cetakan
Cacat cetakan ini diakibatkan oleh terjadinya pertambahan panjang pada arah
lateral dan kemudian dihambat oleh gaya-gaya gesek transversal. Kemudian
karena adanya bukit gesekan, maka gaya gesekan mengarah ke pusat lembarat.
Hal ini mengakibatkan terjadinya penyebaran yang lebih sempit daripada tepinya.
Lembaran mengalami pertambahan panjang sementara itu pengurangan tebal tepi
akan menyebar ke arah lateral, sehingga lembaran dapat mengalami sedikit
pembulatan pada ujung-ujungnya. Dari hubungan kontinuitas antara tepi dengan
pusat, maka pinggiran mengalami regangan, suatu kondisi yang menimbulkan
retak tepi.
2. Cacat Kerataan
Cacat pengerolan ini terjadi karena pelat tidak rata pada saat dilakukan proses
canai. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan perpanjangan pada tempat
tertentu dimana lembaran tipis dan pelat menjadi berombak.
3. Cacat pembelahan (alligatoring)
Terjadi karena ada ikatan lembaran akibat salah satu bagian roll lebih tinggi
atau lebih rendah dibandingkan dengan celah roll.
6. Cacat-cacat lain
Sebagai contoh : porositas, keriput, kampuh, dll.
% = 100%
= 1,155
Dengan :
F = beban pencanaian
Contoh soal :
Diketahui gaya yang duberikan oleh mesin canai sebesar 18 x103 Newton dengan
titik luluh aluminium sebesar 145 Mpa dan koefisien gesek aluminium dengan
mesin canai adalah 0,5775.Pak Sugab memiliki sampel setebal 4 mm dan ingin
direduksi sebesar 70 % .Jika jari jari rol sebesar 52 mm dan lebar sampel selebar
20 mm , berapa kali pass yang harus dilakukan pak Sugab untuk mendapatkan
reduksi sebesar 70%?
Jawab :
Pelumasan
Pada proses canai dingin temperatur daerah antara roll dan lembaran logam
dapat mencapai temperatur yang tinggi, efek ini kurang baik terhadap terhadap
roll karena akan meningkatkan kecenderungan terjadinya roll flattening, karena
itu sebaiknya pelumas tidak hanya berfungsi melumasi namun juga berfungsi
sebagai pendingin rol.
a. Kerosene
b. Mineral oil (viskositas 40-300 SUS pada 40oC)
c. Petroleum jelly
d. Mineral plus 10-20% fatty oil
e. Tallow plus 50% paraffin
Selain logam , pembuatan lembaran tipis pada polimer dan reduksi ketebalan
juga dapat dilakukan pada polimer . Proses reduksi ini juga menggunakan
peralatan yang sama , dengan menggunkan roll sebagai alat pengerjaaanya
.Namun , pada polimer umumnya tidak dilakukan reduksi bertahap seperti pada
logam , dikarenakan suhu pemrosesan polimer yang rendah dan sifatnya yang
mudah dibentuk .
Proses rolling pada polimer dilakukan sejak awal setelah proses compounding
untuk menghasilkan produk lembaran polimer. Proses ini dinamakan calendering
,dimana proses ini merupakan proses dengan menekan material plastik secara
kontinyu dimana ukurannya dikontrol dengan menekan material plastik yang telah
dilunakkkan antara dua roll horisontal atau lebih . Pada proses calendering ,
bakalan material polimer hasil compounding masih memiliki yang suhu cukup
tinggi sehingga material akan sangat mudah dibentuk menjadi lembaran tipis
dikarenakansifat viskoelastik dari material polimer tersebut .Pada saat dilakukan
proses rolling , material polimer akan mengalami penrikan sehingga akan terjadi
perubahan morfologi pada struktur polimer.Perubahan morfologi ini akan
meningkatkan kristalinitas sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanin , sifat
optik , dan lain sebagainya , dikarenakan kristalinitas merupakan faktor utama
yang mempengaruhi berbagai properties yang ada pada polimer.Pada proses ini ,
ketebalan dan temperatur merupakan hal yang mempengaruhi kualitas proses
calendering .Peningkatan temperature akan meningkatakan kekentalandan
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk proses calendering .Selain itu ,gesekan
antara muka roll dan benda kerja akan memberikan tambahan energi termal
.Namun , kontrol terhadap temperatur perlu dilakukan secara optimal agar
material polimer tidak mengalami degradasi akibat temperatur tinggi.Ada
beberapa tipe dari mesin calendering yang dibedakan berdasarkan susunan rollnya
, yaitu :
Alat
1. Mesin canai merk ONO dilengkapi dengan sel beban (Load Cell) dan
Indikator Posisi Roll (Roll Position Indicator).
2. Kapasitas : 20 tonF
3. Kecepatan : 8 mm/menit
4. Dimensi Work Roll : Panjang/Diameter: 140 mm/104 mm
5. Celah Roll Maksimum : 15 mm
6. Hardness tester untuk estimasi tegangan luluh (yield stress).
7. Jangka sorong (caliper) dan mikro meter (micro meter).
8. Penjepit logam dan amplas
9. Sarung tangan
Bahan
Tentukanlah nilai tegangan luluh (yield stress) dari hasil uji kekerasan
Siapkan mesin roll dan atur jarak permukaan roll agar sesuai dengan
reduksi material yang diinginkan
Daftar Pustaka