Anda di halaman 1dari 8

DEMAM BERDARAH DENGUE

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


STIKES PEMKAB JOMBANG
S1 KEPERAWATAN KELOMPOK 5

Pokok Bahasan : Demam Berdarah Dengue


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal : Sabtu, 10 Januari 2010
Waktu : 30 menit
Tempat : Puskesmas Bareng

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, serta cara
penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

III. MATERI PENGAJARAN


1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Penyebab terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD)
3. Tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
4. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Keluarga dapat
mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.

V. MATERI
Terlampir

VI. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI
1. Memberi salam, 5 Klien menjawab salam,
menyakan keadaan klien mempersilahkan masuk dan
menyetujui kontrak waktu
2. Menjelaskan maksud 5 Klien mendengarkan dengan
kedatangan dan membuat seksama dan menyetujui kontrak
kontrak waktu waktu yang ditetapkan bersama
3. Melakukan pendidikan 10 Klien memperhatikan dengan
kesehatan tentang seksama.
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
4. Menanyakan kepada 5 Menanggapi dengan melakukan
klien tentang kejelasan pertanyaan
materi yang
Menjawab pertanyaan dari pasien
disampaikan.
atau keluarga.
Mempersilahkan pasien/
keluarga pasien
mengajukan pertanyaan
5. Mengakhiri kontrak 5 Klien dan keluarga
waktu dan berpamitan mempersilahkan dengan baik
kepada pasien dan
keluarganya

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi structural
a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah
keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir
b. Media dapat digunakan dengan baik
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian Demam
Berdarah Dengue (DBD) = .%
b. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang penyebab Demam
Berdarah Dengue (DBD)= .%
c. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Demam
Berdarah Dengue (DBD)= .%
d. Kelompok masyarakat dapat menjelaskan tentang cara pencegahan
Demam Berdarah Dengue (DBD)= .%

IX. DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Vol 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi
8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)


Dengue Hemorhagic Fever (DHF) atau dikenal dengan istilah
demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro
podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes
Albopictus dan Aedes Aegepty ), dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, perdarahan.

2. Klasifikasi
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi
menjadi 4 tingkat, yaitu:
a. Derajat I
Panas 2 7 hari, gejala umum tidak khas, uji tourniquet hasilnya positif,
tanpa perdarahan spontan.
b. Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala gejala pendarahan
spontan seperti
petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan
gusi telinga dan sebagainya.
c. Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi
lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg)
tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah
80 mmHg.
d. Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140
mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

3. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui
gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Virus dengue
serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes
aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies
lain merupakan vektor yang kurang berperan.
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor
penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui
gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah
perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk
tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana bejana yang terdapat di dalam
rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang
lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air
bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai
menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari
dan senja hari.
Ciri-ciri nyamuk Aides Aegypty
1. Tubuh kecil, hitam, ada bercak putih pada kaki dan badan nyamuk
2. Hinggap mendatar, senang ditempat gelap
3. Menggigit pada siang hari

4. Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)


Gejala klinik timbul secara mendadak berupa :
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 7 hari kemudian
turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan
berlangsung demam, gejala gejala klinik yang tidak spesifik misalnya
anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan
rasa lemah dapat menyetainya.
2. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi
perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Perdarahan
ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga
menyebabkan haematemesis. Perdarahan gastrointestinal biasanya di
dahului dengan nyeri perut yang hebat.
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada
anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari
hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan
akan tejadi renjatan pada penderita.
4. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita,
dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab,
dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar
mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan
prognosis yang buruk.
5. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal
diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia
tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa
(Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida
yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat
sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah
yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan
hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit > 20 %) menunjukkan atau menggambarkan adanya
kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran
gastrointestinal pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan
dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu
rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi
cairan yang diberikan melalui infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan
intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah
terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan
cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat
mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul
anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu :
perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi.
Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan
hampir di seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan
adrenal.

6. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai terapi


Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring atau istirahat baring.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (2 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : air putih, susu, jus
jambu merah, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian
cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
d. Berikan Kompres dengan air hangat pada saat panas tinggi
e. Segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat

7. Tips menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty


dengan cara:
- Pemberantasan penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) ini yang paling
penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk penularan ditempat
perindukannya dengan melakukan 3M yaitu
1) Menguras tempat tampet penampungan air secara teratur sekurang
kurangnya 1 x seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke
dalamnya
2) Menutup rapat rapat tempat penampung air
3) Menguburkan / menyingkirkan barang kaleng bekas yang dapat
menampung air hujan, seperti kaleng bekas, botol pecah dan benda lain
yang memungkinkan nyamuk bersarang.
- Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya
minimal 4 hari sekali.
- Menaburkan bubuk abate

- Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

- Rumah dibersihkan, tidak menggantung baju

- Panggil petugas untuk penyemprotan bila perlu

Anda mungkin juga menyukai