Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN

JAWABAN SOAL BAB 1, 2, 3 DAN 4

Dosen Pengampu :

Drs. Y. Radiyono M.Pd

Disusun Oleh :

Dimas Pandu Mahardika (K2317020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017
TUGAS UNTUK BAB 1 DAN BAB 2
1. Kenapa proses pendidikan hanya terjadi dalam kehidupan manusia saja?
Karena manusia dianugerahi oleh Allah Azza Wa Jalla nikmat akal untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dan juga nafsu. Berbeda dengan
hewan yang hanya memiliki nafsu. Oleh karena itu, manusia butuh pendidikan untuk
membimbing akal itu dalam mengarahkan segala perbuatan manusia menuju sesuatu
yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Sedangkan hewan
tidak butuh atau bahkan tidak bisa, karena hewan tidak memiliki akal. Sehingga kata
yang tepat untuk hewan bukan pendidikan, tetapi pelatihan.

2. Apa yang dimaksud dengan proses memanusiakan manusia?


Proses memanusiakan manusia terdiri dari 3 kata, yaitu proses, memanusiakan
dan manusia. Proses itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu tahapan-tahapan yang
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Memanusiakan merupakan kata kerja yang
ditandai dengan adanya imbuhan awalan me- dan -kan, sehingga dapat diartikan
sebagai pekerjaan/perbuatan perbuatan untuk menjadikan sesuatu menjadi manusia
seutuhnya. Sedangkan kata terakhir yaitu manusia, dalam rangkaian 3 kata ini,
manusia disini sebagai objek/sasaran dari 2 kata sebelumnya.
Sehingga bila kita satukan arti-arti dari per kata tersebut, Proses
Memanusiakan Manusia adalah suatu tahapan-tahapan atau suatu cara cara yang
ditempuh seseorang/sekelompok orang untuk menjadikan manusia lain menjadi
manusia yang seutuhnya. Manusia seutuhnya yang dimaksud adalah manusia yang
berguna dan bermanfaat, baik bagi diri sendiri ataupun orang lain.

3. Bagaimana Ilmu Pendidikan merumuskan konsep Manusia?


Manusia adalah makhluk Monodualisme karena manusia terdiri dari :
a. Raga dan jiwa
Manusia memiliki unsur raga dan jiwa yang merupakan kesatuan, apabila
salah satunya
sudah tak melekat pada diri manusia itu sendiri, maka sesuatu itu sudah bukan
lagi manusia. Dengan adanya raga, maka manusia memiliki sifat-sifat seperti
yang dimiliki oleh hewan, tumbuhan dan benda. Adapun dengan adanya jiwa,
manusia memiliki unsur cipta (unsur kejiwaan manusia yang dapat membedakan
benar dan salah), rasa (unsur kejiwaan manusia yang dapat membedakan antara
yang indah dan tidak) dan karsa (unsur kejiwaan manusia yang dapat
membedakan baik dan buruk).
b. Individu dan social
Manusia merupakan orang yang memiliki hak dan tanggung jawab, memiliki
hak serta kewajiban yang harus diakui oleh orang lain terhadap dirinya.
Sebagai makhluk individu, tingkah laku dan perilaku manusia dipengaruhi
oleh kemampuan dasar yang melekat pada dirinya. Sedangkan manusia
sebagai makhluk sosial mengandung arti bahwa manusia tidak dapat hidup
seorang diri namun butuh pengakuan dari orang lain.
c. Pribadi dan makhluk tuhan
Pendidikan akan menyadarkan kepada manusia bahwa apa apa yang
direncanakan ataupun yang dicita citakan tidak sepenuhnya berkat usaha
manusia itu sendiri tetapi Tuhan ikut menentukannya

4. Jelaskan konsep manusia Indonesia seutuhnya!


Konsep manusia Indonesia seutuhnya berkaitan erat dengan Pancasila,
terutatama pada pengamalan sila-sila Pancasila tersebut. Bahkan sosok manusia
Indonesia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai arah pembangunan
jangka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan didalam
rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia.
Deskripsi paling rinci tentang manusia Indonesia seutuhnya tertuang pada
butir-butir pengamalan pancasila sebagai berikut:
1) Sila kesatu Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap TuhanYang Maha Esa
Manusia Indonesia percaya dn takwa terhadapp Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradap.
Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai
dan diyakininya.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
2) Sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
3) Sila ketiga Persatuan Indonesia
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan, dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa bila
diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Menegembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
Mengembangkan persatuan indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakanmusyawarah dalam mengambil keputusan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
Keputusan yang diambil dalam musyawarah mufakat harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
5) Sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengembangkan perbuatan yang luhur,yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
5. Landasan hukum penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Landasan hukum penyelenggaraan pendidikan di Indonesia diantaranya :
1. Pembukaan UUD 1945 Alenia ke-4
"....... dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,. .....
2. UUD 1945 pasal 31 tentang pendidikan
3. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
6. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
7. Peraturan Pemerintah No 37 Tahun 2009 tentang Dosen
8. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
9. Peraturan Pemerintah Nomor. 10 Tahun 2008 tentang Perubahan Kesepuluh
Atas Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai
Negeri Sipil
10. Peraturan Pemerintah Nomor. 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Kesebelas
Atas Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai
Negeri Sipil
11. PP Nomor. 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen,
Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor
12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan

6. Kemukakan faktor-faktor apa saja yang menurut kamu menyebabkan kualitas (mutu)
pendidikan di Indonesia belum bisa disejajarkan dengan kualitas pendidikan yang
dicapai pada sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara?
Ada dua Faktor yang menyebabkan Pendidikan Bangsa Indonesia kalah
bersaing dengan pendidikan dari luar negeri :
1. Faktor Internal :
Kurangnya motivasi dana kesadaran seseorang akan pentingnya
pendidikan dalam menentukan masa depan seseorang.
Menyebarnya pemahaman bahwa untuk bisa sukses tidak perlu
pendidikan di kalangan masyarakat, terutama masyarakat-
masyarakat yang masih awam.
2. Faktor Eksternal
Kurang memadainya sarana-prasarana yang menunjang pendidikan
Tidak meratanya pendidik yang berkualitas di Indonesia
Kurangnya perhatian orang tua dari seorang anak terhadap
pendidikan anaknya sendiri
Kurang terjaminnya perlindungan hukum terhadap seorang guru
Kurikulum yang berganti-ganti dengan rentan waktu yang singkat,
sehingga pemberlakuan kurikulum menjadi tidak efektif

TUGAS UNTUK BAB 3 DAN BAB 4

1. Kenapa pendidik merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan mencapai tujuan?
Karena telah kita ketahui bahwa manusia itu adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain pada bidang-bidang kehidupan, termasuk dalam bidang
pendidikan. Dalam memperoleh pendidikan, manusia lebih cepat menangkap
pendidikan / ilmu dari seorang pendidik daripada orang itu belajar secara mandiri.
Ketika orang belajar mandiri, ia hanya memperoleh pendidikan dari jasmani saja,
sedangkan pada pendidikan yang diberikan oleh pendidik, maka ia memperoleh
pendidikan secara jasmani dan juga rohani. Ini tentunya lebih mudah ditangkap atau
dipahami oleh seorang. Contohnya, yaitu cara memakai baju. Orang tua mengajari
kita bagaimana cara memakai baju ketika kita kecil. Dan hingga kini, kita tidak
pernah lupa cara memakai baju.

2. Menurut anda mengapa ilmu pendidikan mampu mencetak calon guru menjadi bijak
atau arif?
Menurut saya, ilmu pendidikan mampu mencetak calon guru menjadi bijak
atau arif. Karena pada poin-poin pembelajaran pada ilmu pendidikan, diajarkan
tentang nila-nila budi luhur bagaimana menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang
mengenal akan hakikat jati dirinya sebagai manusia. Sehingga, ilmu pendidikan
mampu mengajarkan seseorang menjadi bijak dan arif, bahkan mengajarkan seorang
manusia bagaimana untuk menjadikan manusia lain menjadi manusia seutuhnya.

3. Pendidikan yang bijak antara lain seperti apa? Berikan contoh!


Pendidikan yang bijak adalah pendidikan yang dapat mengerti dan memahami apa
yang dibutuhkan oleh seorang peserta didik, baik dari segi jasmani maupun rohani.
Sebagai contohnya, tidak terlalu membebankan seorang peserta didik dengan tugas-
tugas yang memberatkan, memberi keringanan peserta didik untuk minum ketika haus
di sesi-sesi pemberian pendidikan, ataupun tidak memberikan kekerasan fisik atau
intimidasi/ancaman yang terlalu keras kepada peserta didik.

4. Dalam mendidik, orang yang melakukan serangkaian kegiatan serempak dan


seksama. Tuliskan kegiatan tersebut!
Di lingkungan sekolah :
Kegiatan belajar mengajar di kelas
Diskusi/kerja kelompok dengan teman-teman
Di lingkungan masyarakat dan keluarga :
Kumpul-kumpul / rapat karang taruna
Kumpul di satu ruangan bersama keluarga
Seminar-seminar

5. Adakah orang yang tidak terdidik? Mengapa?


Relatif bisa tidak, bisa iya.
Sebab bila kami mengatakan tidak ada, maka tolak ukur kami yaitu ketika
seorang anak/bayi diberi kenikmatan untuk hidup di dunia ini. Dan telah dijelaskan
sebelumnya bahwa pendidikan bukan hanya berupa pendidikan formal, tetapi juga
informal. Pendidikan informal yaitu bisa berupa pendidikan yang berasal dari orang
tua. Inilah pendidikan yang utama. Meskipun demikian, pendidikan informal juga bisa
berupa lingkungan sekitar dari si anak.
Bila kami mengatakan iya, maka tolak ukur kami yaitu ketika bayi yang telah
lahir tapi belum sempat untuk merasakan hidup di dunia ini atau bayinya telah
berpulang ke Allah Subhanahu Wa Taala. Karena mereka belum sempat merasakan
hidup di dunia, maka mereka belum sempat juga memperoleh pendidikan, baik itu
formal maupun informal.

6. Apakah pendidikan selalu berhasil? Buktikan!


Bila aspek yang ditinjau yaitu aspek umum/secara luar, dalam mendidik atau
memberikan pendidikan, tidak ada kata gagal. Karena pendidikan tidak hanya berupa
sesuatu yang dituliskan atau digapai dengan jalur formal. Tapi pendidikan dapat
berupa hal sederhana, seperti sikap dan tata cara seorang berbuat kepada diri sendiri
atau orang lain. Semisal, adab mengucapkan salam bila bertemu, makan dengan
tangan kanan, tidak berkata kotor, dan lain sebagainya.
Bila aspek yang ditinjau yaitu aspek secara khusus/formal, maka dalam
pendidikan tidak berhasil mungkinlah terjadi. Karena tidak semua yang menuntut
pendidikan di dunia pendidikan yang formal dapat lulus dengan nilai yang diinginkan.
Acuan berhasil tiap-tiap individu pun berbeda-beda. Sehingga, dimungkinkan hasil
yang dicapai tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka dia merasa pendidikannya
pun tidak berhasil.

Anda mungkin juga menyukai