Faktor Tenaga Kerja
Faktor Tenaga Kerja
Oleh :
AL IMAMMUL HAFIZH.A.SY
15.822.0068
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
BAB I
PENDAHULUAN
Produksi (ton)
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Nenas 1 558 196 1 406 445 1 540 626 1 781 894 1 133 100
Jeruk Besar 105 928 91 131 97 069 113 375 102 907
Mangga 2 243 440 1 287 287 2 131 139 2 376 333 2 058 607
Melon 85 861 85 161 103 840 125 447 112 439
Pepaya 772 844 675 801 958 251 906 305 871 275
Sumber : BPS, 2014
Budidaya melon tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Data
statistik menunjukkan bahwa pulau Jawa merupakan sentra produksi buah melon
dengan pusat terbesar terdapat di Jawa Timur dengan total produksi pada tahun
2013 sebesar 48 100 ton. Selain Jawa Timur, diperoleh informasi bahwa Banten
merupakan daerah yang produksinya mengalami peningkatan dari tahun 2010
hingga tahun 2013. Jenis melon yang dibudidayakan di Banten sebagian besar
adalah melon apollo atau biasa disebut dengan golden melon atau melon kuning.
Pemilihan pada melon apollo karena jika dibandingkan dengan melon
varietas yang lain yaitu tanaman melon berbuah hijau maka melon apollo
memiliki harga jual yang tinggi baik yang diterima oleh petani maupun yang
diterima oleh pasar, selain itu melon apollo memiliki tekstur daging yang renyah
dengan cita rasa yang sangat manis.
Tabel 4 Perkembangan produksi buah melon Indonesia tahun 2010-2013
Produksi Tanaman (Ton)
Provinsi
2010 2011 2012 2013
Sumatera utara 1 890 2 060 1 890 1
Jawa Barat 330 657 144 548
13
Jawa Tengah 22 012 27 839 29 315 35 6
DI Yogyakarta 12 202 23 368 27 823 742
30
Jawa timur 42 678 41 319 55 673 776
48
Banten 750 802 944 100
1
Bali 678 547 687 146
73
Nusa Tenggara Barat 1 107 2 718 1 387 17
Kalimantan Timur 424 118 132 002
16
Sulawesi Selatan 404 611 827 99
0
Papua 557 1 041 1 276 15
Sumber : BPS, 2014 274
Berdasarkan informasi pada Tabel 4 yang diperoleh dari BPS bahwa
provinsi Banten memiliki produksi melon yang meningkat yang sebagian besar
produksinya berasal dari Kota Cilegon. Peningkatan produksi di Banten
terus diupayakan dalam rangka memenuhi permintaan. Peningkatan produksi
diiringi pula dengan produktivitas pada tahun 2012 yang meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tetapi secara umum perkembangan
luas panen, produksi, dan produktivitas di Kota Cilegon berfluktuatif.
Tabel 5 Perkembangan luas panen, produktivitas, dan jumlah produksi melon apollo di Kota
Cilegon tahun 2008-2012.
Luas Panen Produksi Produktivitas
Tahun (Ha) (Ton) (Ku/Ha)
Rumusan Masalah
Salah satu komoditas potensial yang terdapat di Kota Cilegon adalah melon
apollo (Tabel 6), karena memiliki produksi terbesar ketiga setelah mangga dan
dan pisang. Potensi melon apollo cukup bagus untuk dikembangkan, terlebih lagi
kecocokan agroklimat Kota Cilegon sangat mendukung untuk melakukan
budidaya melon apollo. Selain itu, peluang pasar yang masih terbuka membuat
Pemerintah Kota Cilegon berusaha untuk mengembangkan komoditas ini dan
menjadikan melon apollo sebagai komoditas unggulan1.
Pemilihan komoditas melon apollo tentunya dilandasi oleh adanya keinginan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada saat panen. Dibanding dengan tanaman
hortikultura lain, tanaman melon memerlukan perawatan yang intensif
dikarenakan sifat tanaman yang sangat rentan terhadap hama dan penyakit. Selain
itu, semakin mahalnya harga sarana produksi maupun upah tenaga kerja juga akan
mempengaruhi keuntungan yang akan diterima. Dengan berbagai kondisi tersebut,
petani harus dapat mengalokasi faktor produksi yang digunakan agar dapat
mengelola usahatani melon secara efisien. Perilaku harga input yang berfluktuasi
dan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki petani menyebabkan petani dalam
memaksimalkan keuntungan maupun pendapatannya lebih banyak memilih
dengan menekan biaya serendah mungkin.
Jumlah produksi total melon apollo di Kota Cilegon pada tahun 2013 sebesar
1 129.48 kwintal yang berasal dari 6 kecamatan, antara lain Citangkil, Pulomerak,
Purwakarta, Grogol, Jombang, dan Cibeber. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6
yang memuat data jumlah produksi melon apollo dari beberapa kecamatan di Kota
Cilegon. Diperoleh informasi bahwa melon merupakan salah satu komoditas
dengan produksi terbesar jika dibandingkan dengan mangga dan pisang. Melon
apollo yang merupakan jenis tanaman musiman yang jika dibudidayakan dengan
benar akan menghasilkan produksi tinggi dan kualitas baik sehingga akan
berpengaruh pada harga yang tinggi.
Tabel 6 Jumlah produksi melon apollo di Kota Cilegon 2013
Jumlah Produksi (kwintal)
Kecamatan Jambu Pisang
Mangga Pepaya Nangka Sawo Melon
Biji (rumpun)
Ciwandan 50.00 11.00 30.00 45.00 70.00 25.00 -
Citangkil 3.20 - 15.00 1.11 7.30 - 92.00
Pulomerak - 9.00 - 42.00 35.00 - 228.00
Purwakarta 10 336.80 25.51 50.85 849.80 25.60 32.40 226.48
Grogol 480.00 - 16.00 25.00 - - 228.00
Cilegon 16.00 23.00 16.00 150.00 30.00 3.00 -
Jombang 341.00 39.00 34.00 24.00 - 6.00 161.00
Cibeber 525.00 14.00 225.00 34.00 2.00 98.00 194.00
Jumlah 11 752.00 122.61 386.85 1 170.91 170.90 164,40 1 129.48
Sumber : BPS Kota Cilegon 2014
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Pertanian, jumlah kelompok
tani SOP melon kuning sebanyak 22 kelompok tani pada tahun 2013 (Lampiran
1). Sedangkan pada tahun 2014 jumlah petani yang mengusahatanikan melon
sebanyak 14 orang, hanya sebanyak 6 orang SOP dan sebanyak 8 orang petani non
SOP. Penurunan jumlah petani yang mengusahatanikan melon diduga
berimplikasi pada produksi melon apollo yang menurun.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa penurunan jumlah petani
merupakan akibat dari petani yang mengalami kegagalan dalam panen. Kegagalan
panen tersebut berasal dari petani yang tidak mengikuti anjuran untuk menerapkan
SOP. Tujuan dari penerapan SOP oleh Dinas Pertanian Kota Cilegon agar aktivitas
usahatani diarahkan pada peningkatan kualitas dan produktivitas buah melon
apollo. Melalui rangkaian aktivitas usahatani dari proses pembenihan, pemupukan
hingga pemanenan, maka akan terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas pada
hasil buah. Peningkatan pada kualitas (mutu buah) dan hasil produksi akan
berimplikasi pada harga yang diterima petani. Perbedaan yang paling terlihat
antara kegiatan budidaya SOP dan dengan cara non SOP yaitu dalam hal kegiatan
pemupukan, pengairan dan penggunaan pestisida.
Anjuran yang terdapat dalam SOP sudah diumumkan oleh pihak penyuluh
pertanian kepada para petani melon, tetapi tidak semua petani melalukan hal
tersebut. Sehingga harus dilakukan pengkajian penerapan SOP kepada petani
melon mengenai SOP, produksi dan pendapatan pada tiap petani dan rata-rata dari
keseluruhan petani (Lampiran 1). Berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Cilegon
(2014) menunjukkan bahwa produksi melon apollo di Kota Cilegon pada tahun
2011 sebesar 435 ton sedangkan pada tahun 2012 jumlah produksi sebesar 437
ton. Peningkatan produksi diharapkan selalu bertambah setiap tahunnya, sehingga
analisis perbandingan penerapan SOP dan non Sop dapat dilakukan untuk
membuat keputusan usahatani dalam hal budidaya, sehingga petani dapat
merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam
mengendalikan usaha yang sedang berjalan. Melihat besarnya fungsi tentang
informasi tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk menganalisis beberapa
permasalahan yang terkait dengan pendapatan dan keuntungan, yaitu :
1. Bagaimana keragaan usahatani melon apollo SOP dan non SOP di Kota
Cilegon ?
2. Apakah terdapat perbedaan pendapatan dan R/C rasio pada petani melon
apollo SOP dan non SOP di Kota Cilegon ?
Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis keragaan usahatani melon apollo di
Kota Cilegon SOP dan non SOP.
2. Menganalisis pendapatan dan R/C ratio baik setiap petani maupun secara
rata-rata petani melon apollo.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam
pengambilan kebijakan guna terwujudnya peningkatan produktivitas
melon apollo
3. Bagi masyarakat akademik dapat digunakan sebagai sumber inspirasi dan
bahan referensi bagi penelitian selanjutnya
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Analisis Pendapatan Usahatani
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total
usaha tani disebut pendapatan bersih usahatani. Pendapatan bersih usahatani
mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor
produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang
diinvestasikan ke dalam usahatani yang dapat digunakan untuk membandingkan
beberapa penampilan usahatani. Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai
nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual
maupun yang tidak terjual yang dinilai berdasarkan harga pasar. Menurut
Soekartawi et al (1986), pendapatan bersih usahatani digunakan untuk mengukur
imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan factor-faktor produksi
kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau pinjaman yang diinvestasikan
dalam usahatani.
Pendapatan petani ini terdiri dari sebagian pendapatan kotor yang karena
tenaga keluarga dan kecakapannya memimpin usaha dan sebagian bunga
dari
kekayaan yang dipergunakan dalam usahatani. Pendapatan petani dapat
diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya alat-alat dan
dengan bunga modal diluar (Hadisapoetro, 1973). Selisih antara pendapatan kotor
usahatani dengan total pengeluaran usahatani disebut pendapatan bersih
usahatani. Pendapatan bersih usahatani ini mengukur imbalan yang diperoleh
keluarga petani akibat dari penggunaan faktor-faktor produksi atau pendapatan
bersih usahatani ini merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dapat
digunakan untuk menilai dan membandingkan beberapa usahatani lainnya, maka
ukuran yang digunakan untuk menilai usahatani ialah dengan penghasilan
bersih usahatani yangmerupakan pengurangan antara pendapatan bersih
usahatani dengan bunga pinjaman, biaya yang diperhitungkan dan penyusutan.
Produksi Melon
Gambar 3 Persentase hasil produksi melon petani responden, Kota Cilegon 2014
Sumber : Data Primer, 2014
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini maka saran yang
diberikan adalah:
1. Perlu dilakukan pemberian informasi yang lengkap mengenai penerapan dan
manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP) kepada seluruh petani melon
apollo karena banyak petani yang belum menyadari manfaat penerapan SOP.
2. Penyuluhan dari dinas terkait terhadap penerapan SOP dilakukan secara
konsisten agar petani dapat lebih terarah dalam menjalankan usahataninya.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Lampiran 1 Daftar nama kelompok tani melon apollo, di Kota Cilegon 2013
Alamat
NO Nama Kelompok Ketua Kelompok Varietas
Kecamatan