Anda di halaman 1dari 12

Bentuk khusus Jaringan Pelindung epidermis

Andri1,a), Eka1), Lulu1)., Lusi1), Luthfiyah1), Utami1).

1)
Mahasiswa Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

a)
Email: andri008@ummi.ac.id

Abstrak

Telah dilakukan penelitian pengamatan yang dilaksanakan di lab Biologi


Universitas Muhammadiyah Sukabumi untuk mengetahui karakteristik jaringan
pelindung epidermis dan bentuk khusus sel epidermis, juga membedakan tipe stomata
pada beberapa jenis daun yaitu, daun Zea Mays, daun Durio, daun Ficus dan daun
Cucurbitaceae. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan struktur sel
epidermis dan stomata daun berdasarkan pengamatan sayatan melintang dan membujur
pada jaringan epidermis daun dengan mengamati dibawah mikroskop elektrik. Hasil
penelitian menunjukkan adanya variasi struktur sel epidermis dan stomata. Pada daun Zea
Mays terdapat sel berbentuk kipas, daun Durio terdapat trichoma, pada daun Ficus
terdapat litokis dan daun Cucurbitacea terdapat stomata.

Kata kunci: daun Zea Mays sel kipas, daun Durio trichoma, daun Ficus litokis,
daun Cucurbitaceae stomata.

Pendahuluan

Jaringan pelindung ialah lapisan paling luar yang meunutupi seluruh organ.
Berasal dari protoderm. Setelah tua atau sudah dewasa bisa tetap ada atau rusak. Jika
epidermis rusak akan digantikan oleh gabus. Jumlah jaringan ini biasanya 1 lapis tetapi
dapat juga lebih. Bentuk, ukuran, dan susunan bervariasi. Ciri jaringan ini ialah: 1.
Susunan sel rapat tanpa ruang antar sel 2. Dinding sel bervariasi tergantung posisi dan
jenis tumbuhan 3. Berisi protoplas hidup yang berisi kristal garam, minyak, getah, dan
kristal silikat 4. Vakuola besar, dapat berisi antosianin 5. Tidak berkloroplas, kecuali pada
sel penutup, pada hidrofit dan tumbuhan di bawah naungan Epidermis yang terdiri dari
lebih dari satu lapis, disebut epidermis ganda jika berasal dari protoderm, contoh pada
daun moraceae, akar angrek, atau disebut hipodermis jika berasal dari meristem jaringan
dasar. Fungsi epidermis adalah, membatasi penguapan, menyokong mekanik, penyerapan,
dan penyimpanan air. Bentuk epidermis khusus/derifat epidermis, yaitu : 1. Sel Silika dan
sel gabus. Silica berisi kristal silica sedangkan sel gabus berisi endapan suberin. Kedua
sel ini selalu berpasangan, biasanya ditemukan pada tulang daun Graminae Jaringan
Bunga karang 2. Sel Kipas/sel bulliform Berupa sederet sel yang lebih besar dari sel
epidermis lainnya, berdinding tipis, vakuola besar, berisi air. Fungsinya untuk membuka
dan menutupnya daun (daun menggulung). 3. Litokis Sel yang lebih besar dari epidermis
normal dengan pertumbuhan khusus kearah dalam. Sel ini berisi kristal calsium karbonat
yang disebut sistolit 4. Stomata Stomata adalah celah dan kedua sel penutupnya. Sel
penutup adalah dua buah sel dengan bentuk khusus yang mengapit celah. Sel tetangga
adalah sel epidermis yang berdekatan dengan sel penutup. Sel penutup dan sel tetangga
terbentuk dari sel induk yang sama dan mempunyai hubungan fungsional. Bentuk sel
penutup umumnya seperti ginjal, tetapi ada juga yang seperti tulang paha / halter yang
biasa ditemukan pada Graminae dan Cyperaceae. Stomata biasa ditemukan pada daun,
batang, rhizoma, perhiasan bunga, bakal buah, dan biji. Susunan stoma pada daun sesuai
dengan tulang daun, dapat tersebar atau sejajar. Letak stomata dapat sejajar permukaan
epidermis (fanerofor) atau tenggelam (Cryptofor). Pada dikotil, stoma dapat dibedakan
berdasarkan susunan sel tetangga, yaitu 1. Anomositik, misalnya pada Malvaceae 2.
Anisocotok, Solanum 3. Parasitik, Rubiaceae 4. Diasitik, Acantaceae 5. Aktinositik Pada
Monokotil, stoma dibedakan berdasarkan jumlah sel tetangga, 6 sel pada Canaceae,
Musaceae, dan Zingibraceae, 4 sel, pada Pandan, 2 sel, pada Graminae 5. Trikoma
Trikoma adalah tonjolan epidermis terdiri dari 1 sel atau lebih dan dapat digunakan
sebagai ciri taksonomi famillia). Fungsi trikoma pada tumbuhan Sebagai pelindung
terhadap gangguan dari luar dan mengurangi penguapan. Macam-macam trikoma a.
Trikoma non glandular, adalah trikoma yang tidak menghasilkan sekret, dapat dibedakan
menjadi :. - Trikoma ber sel Satu Sel Epidermis Trikoma Rambut Tunggal - Trikoma
bersel banyak : bentuk sisik atau bercabang Rambut sisik yang memipih dan bersel
banyak - Trikoma rambut akar : dinding tipis, vakuola besar b. Trikoma
glandular/kelenjar adalah trikoma yang mengeluarkan sekret berbagai bahan antara lain
larutan gum, larutan gula, dan terpentin. Trikoma grandular dapat tersusun oleh satu atau
banyak sel. Trikoma grandular yang tersusun atas satu sel merupakan tonjolan kecil
disebut papila atau dapat berupa sel yang panjang. Tipe kedua yang trikoma grandular
terdiri atas tangkai dan kepala yang tersusun dari satu atau banyak sel. Sel kepala
merupakan bagian sekretoris. Tipe dari trikoma glandular, adalah - Trikoma hidatoda
asam organik - Kelenjar garam garam dalam vakuola - Kelenjar madu madu/plasma
kental - Rambut gatal histamine dan asetil kolin.

Dasar Teori

Jaringan pelindung pada tumbuhan disusun oleh jaringan epidermis dan jaringan
gabus. Kedua jaringan ini merupakan jaringan dewasa yang berkembang dari
jaringan meristem. Jenis sel kedua jaringan ini berbeda, jaringan epidermis berasal
dari protoderm sementara jaringan gabus berasal dari kambium gabus (parenkim).

1. Jaringan epidermis berkembang dari protoderm


Jaringan epidermis merupakan jaringan pelindung pertama atau
lapisan terluar pada tumbuhan dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan
biji. Pada akar dan batang akan megalami pertumbuhan sekunder sehinga
jaringan epidermis akan pecah dan digantikan oleh jaringan gabus.
Jaringan epidermis tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat. Dinding
selnya dapat mengalami penebalan, seperti pada epidermis permukaan
daun yang mengalami penebalan oleh kutikula yang berperan untuk
melindungi dari penguapan air yang dapat menghilangkan air dari dalam
tubuh tumbuhan.Fungsi jaringan pelindung antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai pelindung Jaringan pelindung yang tersusun atas epidermis dan
jaringan gabus berperan sebagai pelindung yang melindungi jaringan
tumbuhan yang ada di bawahnya. Jarinan ini terletak paling luar pada
bagian tubuh tumbuhan yang membatasi tubuh dengan lingkungan.
b. Sebagai pintu keluar masuknya zat
Selain berperan sebagai pelindung, jaringan pelindung ini juga
berperan sebagai pintu keluar dan masuknya zat dari dan ke dalam tubuh
tumbuhan. Pada batang terdpat lentisel yang berperan sebagai pintu keluar
masuknya gas oksigen dan karbondioksida. Sementara di daun terdapat
stomata yang terdapat pada jaringan epidermis bawah daun.
c. Penghasil getah
Jaringan pelindung pada beberapa tumbuhan mengalami
modifikasi menjadi sel-sel rambut yang menghasilkan sekret berupa getah
atau senyawa yang berperan sebagai perlindungan diri.
d. Berlangsungnya fotosintesis
Jaringan pelindung yang menyusun tumbuhan paku dan lumut
berperan sebagai sel-sel fotosintesis. Hal ini dikarenakan jaringan
epidermis lumut dan tumbuhan paku mengandung banyak kloroplas.
Sementara pada tumbuhan tingkat tinggi (spermatophyta) jaringan
epidermis yang berperan sebagai sel fotosintesis ialah penyusun sel
penjaga stomata.
2. Turunan atau Derivat jaringan Epidermis
a. Sel silika dan sel gabus
Pada pteridophyta tertentu, seperti pada Gymnospermae, beberapa
Graminae, dan dikotil tertentu terdapat sel epidermis seperti serat.
Menurut Metcalfe (1960), sel gabus kebanyakan tumbuhan berisis badan
silika, pada rerumputan tertentu, dan badan silika juga terdapat pada
beberapa sel panjang.
b. Sel kipas
Padaepidermis daun Graminae dan banyak monokmotil lain,
kecuali Helobiacea, terdapat sel kipas. Sel ini lebih besar daripada sel
epidermis biasa, mempunyai dinding tipis dan vakuola besar. Sel kipas
(buliform) berisis banyak air dan tidak berisi kloroplas ada beberapa
pendapat mengenai fungsi srl kipas. Salah satu pendapat mengatakan
bahwa sel kipas berfungsi untuk membuka daun tyang menggulung pada
daun muda. Smentara itu pendapat lain menyatakan kebalikannya.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Shields (1951) pada 12 spesies
Xerophyta menunjukan bahwa pembukaan daun muda maupun daun
dewasa karena penyerapan air bukan hanya dilakukan oleh sel kipas saja,
tetapi pada unsur lainikut beerperan serta. Menurut Metcalfe (1959), sel
kipas sering kali berisi silika, dinding luarnya tebal, dan mengandung
kutin.
c. Litosit
Litosit adalah sel yang dindingnya mengalami penebalan secara
sentripetal. Penebalan tersebut mengandung pektin, selulosa, dan Ca
karbonat. Penebalan disebut sistolit, litosiyt terdapat pada Acanthaceae,
Moraceae, Urticaceae, dan Cucurbitase. Misalnya, litosit pada sel
epidermis atau daun karet (ficus elastica).
d. Sel mirosin
Sering kali terdapat di dalam epidermis, sel ini merupakan sel
kelenjaryang besa, berisi enzim mirosin, berwarna merah dengan tes
Millon, dan berwarna violet dengan larutan orcein dan HCl pekat.
e. Sel penurtup (Stomata)
Pada epidermis terdapat lubang kecil yang dibatasi oleh dua sel
khusus, yang disebut sel penutup. Berdasarkan hubungan ontogeni antara
sel penutup dan sel tetangga, stomata dapat di bedakan menjadi tiga. a)
stomata mesogen: sel tetangga yang mempunyai asal usul sam dengan sel
penutup. b) stomata perigen: sel tetangga yang berkembang dari sel
protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata. c) stomata
mesoperigen: sel dikelilingi stomata, yaitu satu atau lebih sel tetangga
mempunyai asal usul yang sama dengan sel penutup, sedangkan sel yang
lain tidak. Secara morfologi, menurut Melcalfe dan Chalk (1950) adalima
tifestomata pada dikotil: a) tipe anomosit: yaitu terdapat empat sel
tetangga. b) tipe anisosit: terdapat tiga sel tetangga. c) tipe parasit: tidak
memiliki sel tetangga. d) tipe diasit: tedapat dua sel tetangga. e) tipe
aktinosit: terdapat delapan sel tetangga.
f. Trikoma
Trikoma mempunyai struktur yang lebih padat seperti tonjolan,
struktur kelenjar, dan duri yang terdiri atassel epidermis atau jaringan
subepidermis yang disebut emergence. Trikoma dapat dibagi menjadi dua,
yaitu trikoma nonglandular (rambut tak kelenjar) dan trikoma glandular
(rambut kelenjar). Trikoma nonglandular dikelompokan menjadi 4 macam.
a. Trikoma sederhana yang terdiri atas satu sel atau multi sel yang uniseriata.
Kelompok ini meliputi papila dan rambut bergelembung seperti pada
Crasukacea.
b. Trikoma berbentuk sisik, pipih, dan multisel contoh pada Durio zibetinus
trikoma sisik
c. Trikoma multisel berbentuk seperti bintang conto seperti pada Platanus
dan Verbascum.
d. Trikoma kasar berlapis banyak terdapat pada tangkai Portulaca oleraceae.
Trikoma glandular terlibat dalam sekresi berbagai senyawa, yaitu larutan
garam, madu, terpen, dan poliskarida. Trikoma yang mengsekresikan
garam adadua macam
: trikoma sepeerti gelembung yang terdiri atassel kelenjar, kelenjar
multisel yang terdiri atas beberapa sel kelenjardan sel basal, ada juga yang
mempunyai tangkai.

Metodologi Penelitian

Alat dan Bahan

Peralatan yang dipakai adalah mikroskop elektrik binokuler, kaca objek, cover
glass, pipet tetes, silet, Beaker Glass dan kamera. Bahan yang digunakan adalah daun
jagung (Zea Mays), daun Ficus, daun Durio dan Daun Cucurbitaceae.

Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini dibuat beberapa preparat, sayatan melintang pada epidermis
daun jagung (Zea Mays), bagian Trikoma pada epidermis bagian bawah daun Durio,
sayatan membujur pada bagian epidermis daun Cucurbitaceae, dan awetan preparat daun
ficus. Langkah-langkah yang adalah sebagai berikut; 1. Membuat sayatan melintang pada
epidermis daun jagung (Zea Mays) dengan cara melipat-lipat terlebih dahulu daun Zea
Mays, setelah itu menyayat daun Zea Mays secara melintang secara perlahan untuk
mendapat sayatan preparat yang tipis dan di tempatkan pada kaca objek yang telah diberi
reagen indicator yaitu, aquadest, setelah itu tutup dengan cover glass dan mengamati
preparat dibawah mikroskop. 2. Mengambil bagian Trikoma pada epidermis bagian
bawah daun Durio dengan menggunakan selotip transparan yang ditempel pada bagian
bawah epidermis daun Durio, setelah selotip menempel tarik selotip dengan bagian
trikoma yang terbawa bersama selotip secara otomatis, setelah itu, mengamati preparat
dibawah mikroskop.3. Membuat sayatan membujur pada bagian epidermis daun
Cucurbitaceae, secara perlahan untuk mendapat sayatan preparat yang tipis dan di
tempatkan pada kaca objek yang telah diberi reagen indicator yaitu, aquadest, setelah itu
tutup dengan cover glass dan mengamati preparat dibawah mikroskop. 4. Mengamati
awetan preparat daun ficus yang sudah tersedia dibawah mikroskop.

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik jaringan pelindung dan bentuk khusus sel epidermis pada


daun jagung (Zea Mays)

Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung atau menutup seluruh organ
tumbuhan. Dan juga untuk membatasi penguapan, menyokong, penyerapan dan
penyimpanan air. Jaringan daun Zea Mays Memiliki sel epidermis yang rapat, dinding sel
nya mengalami penebalan terutama yang emnghadap ke lingkungan (keluar). Epidermis
nya satu lapis dengna bentuk yang berbeda, seperti bergerigi. Susunan nya seperti
membentuk kipas di bagian epidermis atas.
Pada daun Zea Mays memiliki
stomata yang terdapat di epidermis atas
dan bawahnya dengan jumah sel
tetangga pada daun jagung adalah dua
(dias
itik).
Karakteristik jaringan pelindung dan bentuk khusus sel epidermis pada
daun durio.

Pada bagian epidermis bawah daun durio terdapat trachoma yang berbentuk
seperti sisik Fungsi trikoma pada tumbuhan Sebagai pelindung terhadap gangguan dari
luar dan mengurangi penguapan.

Karakteristik jaringan pelindung dan bentuk khusus sel epidermis pada


daun ficus.

Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung atau menutup seluruh organ
tumbuhan. Dan juga untuk membatasi penguapan, menyokong, penyerapan dan
penyimpanan air. Jaringan sayatan melintang pada ficus epidermis atas dua lapis atau
lebih dari satu lapisan (multiple epidermis). Susunan selnya rapat dan terdapat litokis
pada dau ficus yang berbentuk lonjong. Litokis berfungsi untuk menyimpan hasil
metabolisme.
Karakteristik jaringan pelindung dan bentuk khusus sel epidermis pada
daun cucurbitaceae.

Jaringan daun cucurbitaceae Memiliki sel epidermis yang rapat, bentuk


sel nya seperti kacacng merah. Memiliki stomata yang terdapat di epidermis
bawah. Fungsi stomata adalah untuk mengatur proses fotosintesis, transpirasi,
respirasi. Sel yang berbatasan langsung dengan stomata disebut dengan sel
tetangga.
kesimpulan

Jaringan peindung epidermis pada daun Zea Mays, daun Ficus, daun duiro dan
daun Cucurbitaceae Memiliki sel epidermis yang rapat. Pada daun Zea Mays dinding sel
nya mengalami penebalan terutama yang emnghadap ke lingkungan (keluar). Epidermis
nya satu lapis dengna bentuk yang berbeda, seperti bergerigi. Susunan nya seperti
membentuk kipas di bagian epidermis atas. Pada daun Zea Mays memiliki stomata yang
terdapat di epidermis atas dan bawahnya dengan jumah sel tetangga pada daun jagung
adalah dua (diasitik). sedangkan Jaringan daun cucurbitaceae Memiliki sel epidermis
yang rapat, bentuk sel nya seperti kacacng merah. Memiliki stomata yang terdapat di
epidermis bawah. Pada bagian epidermis bawah daun durio terdapat trachoma yang
berbentuk seperti sisik Jaringan sayatan melintang pada ficus epidermis atas dua lapis
atau lebih dari satu lapisan (multiple epidermis).Terdapat litokis pada dau ficus yang
berbentuk lonjong. Sedangkan, Jaringan daun cucurbitaceae Memiliki sel epidermis yang
rapat, bentuk sel nya seperti kacacng merah. Memiliki stomata yang terdapat di epidermis
bawah.
Daftar Pustaka

Anonim (2010) www.IndoGama.com.optila b\IndoGama_com OPTILAB


Microscope Camera (Kamera Mikroskop).htm. Diakses pada 1 Mei 2010

Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG (1999) Biologi Jilid 2, Edisi ke-2.
Erlangga, Jakarta

Dasuki UA (1991) Sistematik tumbuhan tinggi. Bidang Ilmu Hayati ITB,


Bandung

Esau K (1977) Anatomy of seed plant. Wiley Eastern Private Ltd, New Delhi

Fahn A (1991) Anatomi tumbuhan, Edisi ke-3. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

Hidayat EB (1990) Dasar-dasar struktur dan perkembangan tumbuhan. ITB,


Bandung ____________. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji. ITB, Bandung

Hidayat EB, Suradinata TS (1990) Penuntun praktikum anatomi tumbuhan. F-


MIPA ITB, Bandung Kartasapoetra AG (1988) Pengantar anatomi tumbuh-tumbuhan
(tentang sel dan jaringan). Bina Aksara, Jakarta Lakitan B (1993) Dasar-dasar fisiologi
tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Salisbury FB, Ross CW (1995) Fisiologi tumbuhan Jilid 1. ITB, Bandung


Rompas,dkk. , Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun ..... 19
________________________ (1995) Fisiologi tumbuhan Jilid 2. ITB, Bandung.

Sumardi I, Pudjoarinto A (1994) Struktur dan perkembangan tumbuhan. Fakultas


Biologi UGM, Yogyakarta Sutrian Y (2004) Pengantar anatomi tumbuh-tumbuhan.
Rineka Cipta, Jakarta

Woelaningsih S (2001) Struktur dan perkembangan tumbuhan II. Fakultas


Biologi UGM, Yogyakarta _____________ (1984) Penuntun praktikum botani dasar.
Laboratorium Anatomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai