Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manajemen Bencana .
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen untuk menunjang mahasiswa agar
dapat lebih memahami mengenai Manajemen Bencana, serta mengukur kemampuan siswa dalam
membuat makalah dan melatih kemampuan berbahasa.
Namun, saya menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi yang dibahas, mengingat akan pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki
masih terbatas, Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah selanjutnya.
Saya mengucapan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga, teman serta semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya berharap Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Defenisi Manajemen Bencana .............................................................................. 3
2.2. Kaitan Manajemen Bencana dengan Kesehatan Masyarakat ............................... 3
2.3. Tujuan Manajemen Bencana ................................................................................ 4
2.4. Tahapan & Kegiatan dalam Manajemen Bencana ............................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 6
3.2. Saran .................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 7
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan nyata di dunia ini tak terlepas dari bencana, baik yang berasal dari ulah
manusia maupun karena kemarahan alam. Bencana merupakan kejadian yang tidak dapat
diperkirakan kapan mau terjadi, dimana terjadinya, seberapa besar kekuatan bencana, serta
siapa yang tertimpa bencana. Salah satu dampak bencana adalah kehancuran dan kerusakan
kehidupan manusia baik fisik maupun mental.
Bencana merupakan kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang besar yang
menganggu susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat (atau komunitas). Satu
kejadian atau serangkaian kejadian yang menimbulkan korban dan atau kerusakan atau
kerugian harta benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan yang penting atau sarana
kehidupan pada satu skala yang brada diluar kapasitas normal dari komunitas-komunitas
yang terlanda untuk mengatasinya.
penanggulangan bencana alam juga harus menyeluruh tidak hanya pada saat terjadi
bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitas serta rekonstruksi setelah
terjadi bencana.
Oleh karena bencana membawa kerugian bagi manusia maka perlu usaha pencegahan
dan penanggulangan bencana secara cepat dan tepat wajib dilakukan, baik oleh warga dan
pemerintah, dalam hal ini perlu manajemen bencana yang baik dan benar. Secara umum,
manajemen bencana dan keadaan darurat adalah tahapan pra-bencana, saat bencana, dan
pasca-bencana. Untuk daerah-daerah yang kerap tertimpa bencana entah itu yang dibuat
manusia (banjir, longsor, luapan lumpur, dll). ataupun yang tak terduga secara awam
(gempatektonik, vulkanik, angin puting beliung, dll). sebaiknya menerapkan tahapan-
tahapan kerja yang lebih mendetail.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa pendidikan
peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness),latihan penanggulangan bencana
(disasterdrill),penyiapanteknologi tahan bencana (disaster- proof), membangun sistem sosial
yang tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana
(disaster management policies).
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Defenisi Manajemen Bencana
2. Hubungan manajemen Bencana dengan Kesehatan Masyarakat
3. Tujuan Manajemen Bencana
4. Tahapan Dan Kegiatan Dalam Manajemen Bencana
5. Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana
6. Istilah manajemen bencana
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen bencana adalah Seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan bencana; sebelum terjadi,saat dansesudah terjadi bencana.
3
mulai dari respon akut, recovery, rekonstruksi, pencegahan, mitigasi maupun kesiapsiagaan. Salah satu
syarat sukses dalam management bencana adalah tenaga kesehatan. Ketiadaan atau kelemahan ketenaga
kesehatan adalah kebingungan, kehancuran, kerugian, dan malapetaka.
Jadi hubungan kesehatan masyarakat dengan manajemen bencana adalah bisa kita mengambil
salah satu contoh saat banjir, pihak dari ilmu kesehatan masyarakat memberikan penyuluhan mengenai
bahaya banjir, cara mencegah agar tidak terjadi banjir secara terus menerus, serta jika terjadi penyakit
kulit pihak kesehatan masyarakat mengidentifikasi asal usul penyakit tersebut apakah terjangkit virus,
bakteri ataupun karena air yang kotor akibat banjir. Kesehatan masyarakat juga menjamin
terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan
menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan
dampak bencana.
Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda dan lingkungan hidup
Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/ pengungsian ke daerah asal bila
memungkinkan atau merelokasi ke daerah baru yang layak huni dan aman.
Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/ transportasi, air minum, listrik, dan
telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial daerah yang terkena bencana.
Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
dalam konteks pembangunan.
1) Pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan
dini;
4
Pencegahan (prevension); upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya
suatu ancaman. Misalnya : pembuatan bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori,
penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari
bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian besar bencana.
Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu
ancaman. Misalnya : penataan kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan
kerugian besar.
Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi(atau
kemungkinan akan terjadi) bencana. Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-
kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas sumber daya yang ada untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman.
2) Tanggap Darurat/Saat Terjadi Bencana(Emergency Response)
saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan penderitaan
sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian;
3) Pasca Bencana
mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Pemulihan (recovery);adalah suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses
recovery terdiri dari:
Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau berjangka
pendek.
Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen
5
Peringatan Dini : Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang (UU 24/2007)
Pemberian peringatan dini harus :
1. Menjangkau masyarakat (accesible)
2. Segera (immediate)
3. Tegas tidak membingungkan (coherent)
4. Bersifat resmi (official)
Mitigasi :Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)
Bentuk mitigasi :
1. Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.)
2. Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)
Tanggap Darurat (response) : Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana,
untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta
benda, evakuasi dan pengungsian.
Bantuan Darurat (relief) : Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar berupa :
1. pangan,
2. sandang
3. tempat tinggal sementara
4. kesehatan, sanitasi dan air bersih
Pemulihan (recovery) : Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana,
dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula. Upaya yang dilakukan
adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).
Rehabilitasi (rehabilitation) : Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk
membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan
menghidupkan kembali roda perekonomian.
Rekonstruksi (reconstruction) : Program jangka menengah dan jangka panjang guna
perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang
sama atau lebih baik dari sebelumnya.
6
2.6. ISTILAH MANAJEMEN BENCANA
1) Manajemen bencana cepat yaitu proses pengendalian bencana atau respon yang dilakukan
terhadap korban bencana secara cepat. Seperti saat datangnya longsor, masyarakat, badan
penanggulangan bencana daerah (BPBD), dan tim sar datang langsung ketempat kejadian setelah
mendapat informasi bencana dan dimana tempat kejadian tersebut. Untuk melakukan pencarian
dan penyelamatan korban serta memberikan bantuan berupa makanan, obat-obatan, dsb.
2) Manajemen bencana lambat yaitu proses pengendalian bencana atau respon yang dilakukan
terhadap korban bencana secara lambat karena kurangnya informasi dari masyarakat lain tentang
kejadian bencana sehingga tim penyelamat dan masyarakat lainnya kurang mendapatkan
informasi bencana tersebut. hal tersebut juga kadang dikarenakan oleh hal-hal sbb :
Alat komunikasi
Transportasi (untuk desa terpencil), dsb.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Manajemen bencana adalah Seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan bencana; sebelum terjadi,saat dansesudah terjadi bencana
2. Salah satu dampak dari manajemen bencana terhadap menurunnya kualitas hidup penduduk
dapat dilihat dari berbagai permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi. Bencana yang
diikuti dengan pengungsian berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya
diawali oleh masalah bidang/sektor lain.
3. Tahapan & kegiatan dalam manajemen bencana :
Pra bencana : pencegahan, mitigasi, kesiap-siagaan.
Saat terjadi bencana : meringankan penderitaan sementara.
Pasca bencana : pengungsian.
4. Dari materi diatas, dapat saya menarik simpulkan bahwa manajemen bencana adalah sebuah
upaya untuk memperingan suatu dampak dari terjadinya bencana. Manajemen bencana
harus benar-benar dilakukan ketika terjadi suatu bencana baik longsor,banjir
bandang,sunami,dan lain-lain. Manajemen bencana juga harus benar-benar direncanakan
sematang mungkin agar dalam pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan baik.
5. Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana : Pencegahan (prevention), Mitigasi (mitigation),
Kesiapan (preparedness), Peringatan Dini (early warning), Tanggap Darurat (response),
Bantuan Darurat (relief), Pemulihan (recovery), Rehablitasi (rehabilitation), Rekonstruksi
(reconstruction).
6. Istilah-istilah manajemen bencana : 1. Manajemen bencana cepat
2. Manajemen bencana lambat
3.2 SARAN
Dalam manajemen bencana sebaiknya dilakukan dengan kerja sama yang baik antara pihak
pemerintah dan pihak masyarakat agar semua pihak tidak kesulitan/menderita pada saat terjadi bencana.
Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi beban pemerintah atau lembaga-
lembaga yang terkait. Tetapi juga diperlukan dukungan dari masyarakat umum. Diharapkan masyarakat
dari tiap lapisan dapat ikut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana.
8
DAFTAR PUSTAKA