Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
industri pupuk. Pupuk urea merupakan salah satu contoh produk yang berbahan bahan
baku utama yang harus tersedia adalah ammonia. Indonesia merupakan negara dengan
dengan potensi di sektor pertanian yang besar dan setiap tahunnya pertanian Indonesia
tumbuh dengan pesat, hal ini tentu akan berbanding lurus dengan kebutuhan akan pupuk.
Sebagai seorang chemical engineer yang akan menjadi process engineer pehaman akan
proses produksi ammonia sangat diperlukan, agar di masa mendatang Indonesia tidak
kekurangan process engineer di bidang fertilizer, yang mana kebutuhan akan fertilizer di
Indonesia tidak akan pernah berkurang.
Kegunaan dari amonia:
Garam-garam amonium umumnya adalah senyawa yang larut dalam air dan
membentuk larutan tidak berwarna, kecuali anionnya berwarna. Penjelasan yang lebih rinci
dari kegunaan amonia adalah:
Sebagai bahan untuk pembuatan pupuk, misalnya pupuk urea dan pupuk ZA.
2 NH3 + CO2 (NH2)2CO + H2O
2 NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
Sebagai pendingin pada pabrik pembuatan es
Sifat-sifat kimia yang dimiliki oleh urea adalah:
Bersifat polar dan sangat larut dalam air. Hal ini disebabkan karena terbentuknya
ikatan H antara molekul air dan amonia.
Dapat bertindak sebagai donor proton atau akseptor proton, tergantung pada posisi
kondisi reaksi.
Bersifat reduktor.
Ketika dipanaskan dengan senyawa alkali akan berubah menjadi amina
Jika dipanaskan dengan logam alkali tanah, atau Al menjadi senyawa nitrida.
d. Methanasi
Gas synthesa yang keluar dari puncak absorber masih mengandung CO2 dan CO
relative kecil, yakni sekitar 0,3 % mol dry basis yang selanjutnya akan diubah menjadi
methane di methanator pada temperature sekitar 316 oC. Persamaan Reaksi :
CO + 3H2 CH4 + H2O
CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O
4. Synthesa Loop & Amoniak Refrigerant
Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen dan
Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh
Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit
Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan urea. Tahap-tahap poses Synthesa loop dan Amonik Refrigerant
adalah:
a. Synthesis Loop
Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan
perbandingan H2/N2 = 2,5 3 : 1. Gas synthesa pertama-tama akan dinaikkan tekanannya
menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas compressor dan dipisahkan kandungan airnya
melalui sejumlah K.O. Drum dan diumpankan ke Amoniak Converter dengan katalis
promoted iron. Persamaan Reaksi :
3H2 + N2 2NH3 .
Kandungan Amoniak yang keluar dari Amoniak Converter adalah sebesar
12,05-17,2 % mol.
b. Amoniak Refrigerant
Amoniak cair yang dipisahkan dari gas synthesa masih mengandung sejumlah
tertentu gas-gas terlarut.
Gas-gas inert ini akan dipisahkan di seksi Amoniak Refrigerant yang berfungsi
untuk Mem-flash amoniak cair berulang-ulang dengan cara menurunkan tekanan di setiap
tingkat flash drum untuk melepaskan gas-gas terlarut, sebagai bagian yang integral dari
refrigeration, chiller mengambil panas dari gas synthesa untuk mendapatkan pemisahan
produksi amoniak dari Loop Synthesa dengan memanfaatkan tekanan dan temperature
yang berbeda di setiap tingkat refrigeration.
Proses Pembuatan Amonia
a. Proses Haber-Bosch
Proses pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen pertama kali ditemukan oleh
Fritz Haber pada tahun 1908, seorang ahli kima dari Jerman. Untuk skala industri
pembuatan ammonia ditemukan oleh Carl Bosch, seorang ahli kimia dari Jerman.
Persamaan reaksi berikut.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H= -46.1 kJ/mol
Berdasarkan prinsip kesetimbangan maka konstanta kesetimbangan reaksi tidak hanya
tergantung pada temperatur dan tekanan tetapi juga dipengaruhi oleh perbandingan
komposisi nitrogen dan hidrogen. Kondisi yang menguntungkan untuk pembuatan
amonia adalah reaksi ke kanan pada suhu rendah dan tekanan tinggi. Namun reaksi
tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500C
sekalipun. Di sisi lain, karena reaksi ke kanan eksoterm maka penambahan suhu akan
mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch pertama dilangsungkan pada suhu 500C
dan tekanan 150-350 atm menggunakan katalis serbuk besi yang dicampur dengan
Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
b. Proses Kellogg
Proses ini merupakan proses sintesa amonia menggunakan bahan baku dari gas alam
dengan reaksi utama antara gas hidrogen dan nitrogen menjadi amonia yang
berlangsung pada seksi ammonia converter. Kondisi optimal yang digunakan pada
proses ini adalah menjaga reaksi pada tekanan 140-150 kg/cm2 dan temperature 360-
500C. Ammonia converter yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu Kellog
horizontal ammonia converter dan Kellog vertical quench converter.
Gas sintesis murni yang didapat dari proses ini terdiri dari campuran H2 (74.2%), N2
(24.7%), CH4 (0.8%) dan Ar (0.3%). Semua komposisi gas tersebut kemudian
dipisahkan dengan treatment tertentu sehingga gas sintesis yang dihasilkan hanya
mengandung H2 dan N2. Selanjutnya, proses inti terbentuknya amonia terjadi di dalam
ammonia converter yang mereaksikan gas nitrogen dan hidrogen menghasilkan
amonia.
c. Proses Lurgi
Proses lurgi reaksinya berlangsung dalam reaktor fixed bed menggunakan oksigen
dan steam pada kisaran tekanan 2000-3000 kPa (20-30 atm). Oksigen dan steam
dimasukkan kedalam gasifier melalui celah ke dalam rotary grate. Temperatur
gasifikasi sekitar 560-620C dan tergantung dari karakteristik umpan. Kandungan
metan dan karbondioksida masing-masing 10% dan 28% dalam gasifier. Crude gas
dari Lurgi gasifier yang diproses dalam beberapa langkah yaitu pengolahan limbah
panas, shift conversion, penghilangan tar, phenol dan produk lain. Nitrogen cair
melalui proses scrubbing akan menghasilkan gas sintesis yang murni dilanjutkan
proses kompresi dan terakhir proses pembuatan amonia.
d. Proses Koppers-Totzek
Berawal dari gasification steam generation washing pada fase cair dengan tekanan
rendah dan suhu yang tinggi. Campuran homogen dari batu bara, oksigen dan steam
memiliki suhu 1925C. Steam dan karbon bereaksi endotermik sehingga terjadi
penurunan suhu hingga 1480C. Gas sintesis yang dihasilkan memiliki sulfur, CO2
dan CO yang bersifat racun bagi katalis, sehingga perlu dilakukan proses
penghilangan sulfur, CO dan CO2. Gas sintesis yang telah murni kemudian
diumpankan dalam ammonia converter dengan katalis Fe2O3 yang sangat reaktif pada
suhu 300C-500C. Konversi ammonia overall yang dihasilkan proses ini adalah
88.8% (kirk Othmer,1998). Untuk dapat mengetahui proses yang akan dipilih dalam
memproduksi ammonia maka dapat dilihat kondisi operasi pada masing-masing
proses seperti pada tabel berikut :
5. Produk Amoniak
Produk Amoniak yang dihasilkan terdiri atas dua, yaitu Warm Ammonia Product (30
o
C) yang digunakan sebagai bahan baku untuk pabrik urea, Cold Ammonia Product (-33 oC)
yang disimpan dalam Ammonia Storage Tank. Berikut Diagram sederhana proses pembuatan
ammonia :
Produk Ammonia yang dihasilkan terdiri atas dua jenis, yaitu Warm Ammonia Product
(30 oC) yang digunakan sebagai bahan baku untuk pabrik urea dan Cold Ammonia Product (-
33 oC) yang disimpan dalam Ammonia Storage Tank.
Manfaat Dari Pembuatan Ammonia
1-compressors;
2-preheaters;
3-hydrogenation reactor;
5-tube furnace;
6- converter;
7-steam boilers;
8-converters of CO;
9-absorber of CO2;
10-reboiler;
12-pump;
13- hydrogenation vessel of residual CO and CO2;
15-condensation column;
18-water heater;
19-heat exchanger;
20-separator.