Anda di halaman 1dari 8

Nama : jufrianto s umar

Nim : 451413058
Prodi : pendidikan geografi
Kelas : B
Tugas : geologi umum

Pengertian Lempeng Tektonik

1. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengandung magma di
bawahnya. Lempeng tektonik ini bebas untuk mengelongsor antara satu sama lain.
Pergerakan antara lempeng tektonik ini tidak terjadi secara perlahan-lahan dan sebaliknya
pergeseran antara tanah dan batu yang membentuk perbatasan lempeng tektonik akan
menyebabkan pergeseran itu terjadi tersentak-sentak. Pergerakan inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa bumi.

Daratan dan juga dasar lautan akan secara perlahan-lahan dibawa ke arah posisi baru saat
lempeng beralih. Perbatasan lempeng akan ditandai melalui lingkaran gempa bumi dan
jaringan vulkanik.

Mengingat rata-rata garis lurus bumi adalah 6,378 kilometer, jumlah permukaan bumi
adalah sekitar 511,200,000 kilometer persegi. Kurang 30 persen dari permukaan bumi
adalah tanah. 70 persen dari permukaan bumi diliputi oleh air.

Lempeng tektonik ini juga merupakan studi tentang bagaimana kerak bumi dibentuk oleh
kekuatan-kekuatan geologi. lempeng tektonik ini membantu dalam pembentukan gunung
berapi dan memicu gempa bumi.

Lempeng tektonik, ini memiliki rata-rata, sekitar 50 mil (80 km) ketebalannya. Di bawah
lapisan lempeng merupakan sebagian cair inti bumi, yang disebut mantel. Mantel dalam
keadaan gerakan konstan yang didorong oleh panas dari inti bumi, dan bertindak seperti
sebuah ban berjalan yang bergerak perlahan-lahan lempeng dan mengambang ke atas.

Menurut lempeng tektonik, ada 14 piring utama:

2. Lempeng Pasifik
3. Lempeng Juan de Fuca
4. Lempeng Amerika Utara
5. Lempeng Amerika Selatan
6. Lempeng Karibia
7. Lempeng Cocos
8. Lempeng Nazca
9. Lempeng scotia
10. Lempeng Antartika
11. Lempeng Afrika
12. Lempeng arab
13. Lempeng Eurasia
14. Lempeng India-Australia
15. Lempeng Filipina

Lempeng akan bergerak dengan kecepatan sekitar 1 sampai 3 inci (2,5 hingga 7,5 cm) per tahun.
Ketika lempeng bergerak, maka akan terdapat tekanan pada lempeng tersebut dan menciptakan
berbagai jenis peristiwa geologis: Kerak terbentuk atau hancur dan menyebabkan ; gempa
terjadi, pegunungan meningkat, dan benua menyusut dan tumbuh.

Pegunungan, Gempa bumi, dan gunung berapi


Ketika dua lempeng benua bertemu, maka akan menciptakan pegunungan. Hal ini terjadi karena
tekanan lempeng mendorong ke atas kerak, seperti lipatan dalam selimut. Pegunungan tertinggi
di Bumi, Himalaya, dibentuk akibat pertemuan Lempeng India-Australia bertabrakan dengan
lempeng Eurasia. Bahkan, Lempeng India-Australia terus bergerak ke utara, dan gunung-gunung
akan terus tumbuh.

Ketika bertabrakan, beberapa lempeng akan bergesekan dan melewati satu sama lain. Karena
batu-batu di tepi lempeng tidak dapat meluncur dengan lancar melewati satu sama lain,
gerakannya sangat lambat dan menyebabkan gesekan untuk membangun secara bertahap sampai
piring "terpeleset," dan menyebabkan gempa bumi. Patahan San Andreas di California adalah
contoh utama dari slip ini, Pasifik dan Amerika Utara Pelat menyelinap melewati satu sama lain
dekat daerah ini, menyebabkan gempa bumi yang terkenal di California. Kekuatan dan panjang
dari gempa bumi terkait dengan bagaimana zona sesar adalah cacat oleh pergerakan lempeng.

"Cincin Api" adalah string gunung berapi aktif - termasuk Mt. St Helens, Mt. Fuji, Mt. Pinatubo,
dan lain-lain - terletak di sekeliling Samudra Pasifik. Ketika bergerak pada arah Barat Laut,
Lempeng Pasifik tergosok terhadap lempeng di sekitarnya. Gosokan ini menyebabkan magma
cair akan terdorong sampai sepanjang tepi luar piring, menyebabkan banyak gunung berapi di
daerah ini.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2346840-pengertian-lempeng-
tektonik/#ixzz2gR3Ga8wK
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)

Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya
(plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu
ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple
junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.

1. Batas Divergen

Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah
lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.

Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya
lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling
menjauh tersebut.

Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi


yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik,
membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

2. Batas Konvergen

Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).

Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau
lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit
samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

3. Batas Transform

Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling
menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di daratan, salah satunya
adalah Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di California, USA. Sesar ini merupakan pertemuan antara
Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah
barat laut.

Sumber: The Dynamic Earth, USGS

Batas Konvergen

Batas konvergen ada 3 macam, yaitu

1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra,

2) antara dua lempeng samudra,

3) antara dua lempeng benua.

Konvergen lempeng benuasamudra (OceanicContinental)

Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini masuk ke
lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di
atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut
tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).

Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang terbentuk dari proses
ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika
Selatan.

Konvergen lempeng samudrasamudra (OceanicOceanic)

Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya, menyebabkan
terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel terhadap parit tersebut,
juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke permukaan,
membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).

Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses ini. Pulau ini
terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.

Konvergen lempeng benuabenua (ContinentalContinental)

Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduanya adalah
lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke
astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal,
membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).

Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang terbentuk dari
proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng
Eurasia

Kekuatan Penggerak Pergerakan Lempeng

Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter
astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber asli dari
energi yang menggerakkan lempeng tektonik. Pandangan yang disetujui sekarang, meskipun
masih cukup diperdebatkan, adalah bahwa kelebihan kepadatan litosfer samudera yang
membuatnya menyusup ke bawah di zona subduksi adalah sumber terkuat pergerakan
lempengan.

Pada waktu pembentukannya di mid ocean ridge, litosfer samudera pada mulanya memiliki
kepadatan yang lebih rendah dari astenosfer di sekitarnya, tetapi kepadatan ini meningkat seiring
dengan penuaan karena terjadinya pendinginan dan penebalan. Besarnya kepadatan litosfer yang
lama relatif terhadap astenosfer di bawahnya memungkinkan terjadinya penyusupan ke mantel
yang dalam di zona subduksi sehingga menjadi sumber sebagian besar kekuatan penggerak-
pergerakan lempengan. Kelemahan astenosfer memungkinkan lempengan untuk bergerak secara
mudah menuju ke arah zona subduksi [19] Meskipun subduksi dipercaya sebagai kekuatan terkuat
penggerak-pergerakan lempengan, masih ada gaya penggerak lain yang dibuktikan dengan
adanya lempengan seperti lempengan Amerika Utara, juga lempengan Eurasia yang bergerak
tetapi tidak mengalami subduksi di manapun. Sumber penggerak ini masih menjadi topik
penelitian intensif dan diskusi di kalangan ilmuwan ilmu bumi.

Pencitraan dua dan tiga dimensi interior bumi (tomografi seismik) menunjukkan adanya
distribusi kepadatan yang heterogen secara lateral di seluruh mantel. Variasi dalam kepadatan ini
bisa bersifat material (dari kimia batuan), mineral (dari variasi struktur mineral), atau termal
(melalui ekspansi dan kontraksi termal dari energi panas). Manifestasi dari keheterogenan
kepadatan secara lateral adalah konveksi mantel dari gaya apung (buoyancy forces) [20]
Bagaimana konveksi mantel berhubungan secara langsung dan tidak dengan pergerakan planet
masih menjadi bidang yang sedang dipelajari dan dibincangkan dalam geodinamika. Dengan satu
atau lain cara, energi ini harus dipindahkan ke litosfer supaya lempeng tektonik bisa bergerak.
Ada dua jenis gaya yang utama dalam pengaruhnya ke pergerakan planet, yaitu friksi dan
gravitasi.

Gaya Gesek
Basal drag

Arus konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui astenosfer, sehingga pergerakan
didorong oleh gesekan antara astenosfer dan litosfer.

Slab suction

Arus konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di zona subduksi di palung
samudera. Penyerotan lempengan (slab suction) ini bisa terjadi dalam kondisi geodinamik di
mana tarikan basal terus bekerja pada lempeng ini pada saat ia masuk ke dalam mantel,
meskipun sebetulnya tarikan lebih banyak bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan bawah

Gravitasi
Runtuhan gravitasi: Pergerakan lempeng terjadi karena lebih tingginya lempeng di oceanic ridge.
Litosfer samudera yang dingin menjadi lebih padat daripada mantel panas yang merupakan
sumbernya, maka dengan ketebalan yang semakin meningkat lempeng ini tenggelam ke dalam
mantel untuk mengkompensasikan beratnya, menghasilkan sedikit inklinasi lateral proporsional
dengan jarak dari sumbu ini. :Dalam teks-teks geologi pada pendidikan dasar, proses ini sering
disebut sebagai sebuah doronga. Namun, sebenarnya sebutan yang lebih tepat adalah runtuhan
karena topografi sebuah lempeng bisa jadi sangat berbeda-beda dan topografi pematang (ridge)
yang melakukan pemekaran hanyalah fitur yang paling dominan. Sebagai contoh,
pembengkakan litosfer sebelum ia turun ke bawah lempeng yang bersebelahan menghasilkan
kenampakan yang bisa memengaruhi topografi. Lalu, mantel plume yang menekan sisi bawah
lempeng tektonik bisa juga mengubah topografi dasar samudera.

Slab-pull (tarikan lempengan)

Pergerakan lempeng sebagian disebabkan juga oleh berat lempeng yang dingin dan padat yang
turun ke mantel di palung samudera.[21] Ada bukti yang cukup banyak bahwa konveksi juga
terjadi di mantel dengan skala cukup besar. Pergerakan ke atas materi di mid-oceanic ridge
mungkin sekali adalah bagian dari konveksi ini. Beberapa model awal Tektonik Lempeng
menggambarkan bahwa lempeng-lempeng ini menumpang di atas sel-sel seperti ban berjalan.
Namun, kebanyakan ilmuwan sekarang percaya bahwa astenosfer tidaklah cukup kuat untuk
secara langsung menyebabkan pergerakan oleh gesekan gaya-gaya itu. Slab pull sendiri sangat
mungkin menjadi gaya terbesar yang bekerja pada lempeng. Model yang lebih baru juga
memberi peranan yang penting pada penyerotan (suction) di palung, tetapi lempengan seperti
Lempeng Amerika Utara tidak mengalami subduksi di manapun juga, tetapi juga mengalami
pergerakan seperti juga Lempeng Afrika, Eurasia, dan Antarktika. Kekuatan penggerak utama
untuk pergerakan lempengan dan sumber energinya itu sendiri masih menjadi bahan riset yang
sedang berlangsung

Gaya dari luar

Dalam studi yang dipublikasikan pada edisi Januari-Februari 2006 dari buletin Geological
Society of America Bulletin, sebuah tim ilmuwan dari Italia dan Amerika Serikat berpendapat
bahwa komponen lempeng yang mengarah ke barat berasal dari rotasi Bumi dan gesekan pasang
bulan yang mengikutinya. Mereka berkata karena Bumi berputar ke timur di bawah bulan,
gravitasi bulan meskipun sangat kecil menarik lapisan permukaan bumi kembali ke barat.

Beberapa orang juga mengemukakan ide kontroversial bahwa hasil ini mungkin juga
menjelaskan mengapa Venus dan Mars tidak memiliki lempeng tektonik, yaitu karena ketiadaan
bulan di Venus dan kecilnya ukuran bulan Mars untuk memberi efek seperti pasang di bumi.[22]

Pemikiran ini sendiri sebetulnya tidaklah baru. Hal ini sendiri aslinya dikemukakan oleh bapak
dari hipotesis ini sendiri, Alfred Wegener, dan kemudian ditentang fisikawan Harold Jeffreys
yang menghitung bahwa besarnya gaya gesek oasang yang diperlukan akan dengan cepat
membawa rotasi bumi untuk berhenti sejak waktu lama.

Banyak lempeng juga bergerak ke utara dan barat, bahkan banyaknya pergerakan ke barat dasar
Samudera Pasifik adalah jika dilihat dari sudut pandang pusat pemekaran (spreading) di
Samudera Pasifik yang mengarah ke timur. Dikatakan juga bahwa relatif dengan mantel bawah,
ada sedikit komponen yang mengarah ke barat pada pergerakan semua lempeng

Signifikansi relatif masing-masing mekanisme

Pergerakan lempeng berdasar pada data satelit GPS NASA JPL. Vektor di sini menunjukkan arah dan
magnitudo gerakan.
Vektor yang sebenarnya pada pergerakan sebuah planet harusnya menjadi fungsi semua gaya
yang bekerja pada lempeng itu. Namun, masalahnya adalah seberapa besar setiap proses ambil
bagian dalam pergerakan setiap lempeng Keragaman kondisi geodinamik dan sifat setiap
lempeng seharusnya menghasilkan perbedaan dalam seberapa proses-proses tersebut secara aktif
menggerakkan lempeng. satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melihat laju di
mana setiap lempeng bergerak dan mempertimbangkan bukti yang ada untuk setiap kekuatan
penggerak dari lempeng ini sejauh mungkin.

Salah satu hubungan terpenting yang ditemukan adalah bahwa lempeng litosferik yang lengket
pada lempeng yang tersubduksi bergerak jauh lebih cepat daripada lempeng yang tidak.
Misalnya, Lempeng Pasifik dikelilingi zona subduksi (Ring of Fire) sehingga bergerak jauh lebih
cepat daripada lempeng di Atlantik yang lengket pada benua yang berdekatan dan bukan
lempeng tersubduksi. Maka, gaya yang berhubungkan dengan lempeng yang bergerak ke bawah
(slab pull dan slab suction) adalah kekuatan penggerak yang menentukan pergerakan lempeng
kecuali untuk lempeng yang tidak disubduksikan. Walau bagaimanapun juga, kekuatan
penggerak pergerakan lempeng itu sendiri masih menjadi bahan perdebatan dan riset para
ilmuwan.

Anda mungkin juga menyukai