Anda di halaman 1dari 37

MEI 2017

Analisis Perkembangan
Industri

Pusat Data dan Informasi


Mei 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Pendahuluan

Pada triwulan I 2017 Sektor triwulan I 2017 mencatatkan


Industri Pengolahan (migas dan pertumbuhan sekitar 0,28%
nonmigas) mengalami kenaikan (yoy), dari pertumbuhan negatif
pertumbuhan, setelah pada sebesar 0,67% (yoy) pada
triwulan IV 2016 tumbuh lebih triwulan IV 2016.
rendah dibandingkan
pertumbuhan triwulan III 2016.

Pada triwulan I 2017


pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahan tercatat sebesar
4,21% (yoy). Meskipun
pertumbuhan ini lebih rendah
dari pertumbuhannya pada
triwulan I 2016 yang sebesar
4,68% (yoy), namun lebih tinggi
dari pertumbuhannya pada
triwulan IV 2016 yang sebesar
3,36% (yoy).

Lebih tingginya pertumbuhan


Sektor Industri Pengolahan
(migas dan nonmigas) pada
triwulan I 2017 disebabkan oleh
peningkatan pertumbuhan
Industri Non Migas yang pada
triwulan I 2017 mencapai
sebesar 4,71% (yoy), sementara
pertumbuhan Industri Batubara
dan Pengilangan Migas pada

MEI 2017 | 1
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Pertumbuhan Industri Nonmigas


Triwulan I 2017

Pada triwulan I 2017 Namun dengan pertumbuhan


pertumbuhan industri sebesar 4,71% tersebut,
pengolahan nonmigas pertumbuhan industri
mengalami kenaikan yang cukup pengolahan nonmiigas pada
berarti, yaitu mencapai sebesar triwulan I 2017 tetap berada di
4,71% (yoy). Angka bawah pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ini tidak saja lebih nasional yang sebesar 5,01%.
tinggi dari pertumbuhan sebesar Dibandingkan dengan
3,87% (yoy) pada triwulan IV pertumbuhan sektor industri
2016, tetapi juga lebih tinggi dari pengolahan secara keseluruhan
pertumbuhan sebesar 4,51% (migas dan nonmigas),
(yoy) pada triwulan I 2016. pertumbuhan Industri

2 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Pengolahan Nonmigas pada Pertanian, Kehutanan, dan


triwulan I 2017 tetap lebih tinggi, Perikanan tumbuh sebesar
karena pada periode tersebut 7,12% (yoy).
industri Batubara dan
Pengilangan Migas hanya
tumbuh sebesar 0,28% (yoy).

Lebih rendahnya pertumbuhan


industri pengolahan nonmigas
Pada triwulan I 2017
dibanding pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan industri
nasional sudah berlangsung
pengolahan nonmigas
sejak triwulan I 2016. Hal ini
mengalami kenaikan sebesar
tidak saja disebabkan terus
4,71% (yoy). Pertumbuhan ini
melambatnya pertumbuhan
lebih tinggi dari pertumbuhan
industri non migas sepanjang
sebesar 3,87% (yoy) pada
tahun 2016, tetapi juga karena
triwulan IV 2016, dan juga
meningkat lebih tingginya lebih tinggi dari pertumbuhan
pertumbuhan sektor-sektor sebesar 4,51% (yoy) pada
lainnya secara sangat berarti. triwulan I 2016.
Hal ini terutama terjadi pada
sektor Jasa-Jasa, terutama
Informasi dan Komunikasi;
Transportasi dan Pergudangan;
serta Jasa Keuangan dan
Asuransi. Bahkan pada triwulan
I 2017 pertumbuhan tinggi juga
terjadi pada Sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan; serta
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial. Pada triwulan I 2017
pertumbuhan sektor Informasi
dan Komunikasi tercatat sebesar
9,1% (yoy); sektor Transportasi
dan Pergudangan sebesar
7,65% (yoy); sektor Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial
sebesar 7,13%; dan Sektor

MEI 2017 | 3
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Semntara itu lebih tingginya Industri Logam Dasar.


pertumbuhan Industri Non Migas Sedangkan industri Mesin dan
pada triwulan I 2017, disebabkan Perlengkapan pada triwulan I
karena membaiknya kinerja 2017 kembali mencatatkan
sebagian besar industri pertumbuhan positif.
nonmigas. Hal ini menyebabkan
beberapa industri mengalami
pertumbuhan yang relatif tinggi.
Beberapa kelompok industri ini
ada yang mengalami
peningkatan pertumbuhan, tetapi
juga ada yang mengalami
perlambatan pertumbuhan.
Sementara itu kontraksi
pertumbuhan dialami oleh
Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan
dan Sejenisnya, serta oleh

4 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Industri Yang Mengalami


Pertumbuhan Tinggi
Pada Triwulan I 2017

Lebih tingginya pertumbuhan Kimia, Farmasi dan Obat


industri nonmigas pada triwulan I Tradisional merupakan
2017 didukung oleh perlambatan dari pertumbuhan
pertumbuhan yang tinggi pada sebesar 9,67% (yoy) pada
beberapa kelompok industri. triwulan IV 2016, namun
Sedikitnya terdapat empat (4) pertumbuhan industri ini pada
kelompok industri yang triwulan I 2017 jauh lebih baik
mengalami pertumbuhan tinggi, dibandingkan dengan
dimana pertumbuhan tertinggi pertumbuhannya pada triwulan I
dicapai oleh kelompok industri 2016 yang mencatatkan
Kimia, Farmasi dan Obat pertumbuhan negatif sebesar
Tradisional yang mencapai 1,12% (yoy).
pertumbuhan sebesar 8,34%.
Kemudian diikuti oleh kelompok
Industri Makanan dan Minuman
yang tumbuh sebesar 8,15%
(yoy). Lalu kelompok Industri
Karet, Barang dari Karet dan Pertumbuhan tertinggi dicapai
Plastik yang tumbuh sebesar oleh kelompok industri Kimia,
Farmasi dan Obat Tradisional
7,52% (yoy), serta kelompok
yang mencapai pertumbuhan
Industri Kulit, Barang dari Kulit
sebesar 8,34%. Kemudian
dan Alas Kaki sebesar 7,41%
diikuti oleh kelompok Industri
(yoy).
Makanan dan Minuman yang
tumbuh sebesar 8,15% (yoy).
Terjadinya pertumbuhan sebesar
10,4% (yoy) pada Industri Bahan
Kimia dan Barang dari Bahan
Kimia merupakan penyebab
utama terjadinya pertumbuhan
sebesar 8,34% pada industri.
Meskipun pertumbuhan industri

MEI 2017 | 5
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Kenaikan ekspor yang sangat (yoy), lebih lambat dari


berarti pada industri Bahan pertumbuhan sebesar 11,26%
Kimia dan Barang dari Bahan (yoy) pada triwulan III 2016.
Kimia merupakan pendorong Produksi industri ini bahkan
utama terjadinya kenaikan mencatatkan pertumbuhan
pertumbuhan industri ini. Pada negatif (kontraksi) pada IMK,
triwulan 1 2017 nilai ekspor yaitu sebesar 8,45% (yoy).
industri Bahan Kimia dan Barang Sedangkan pertumbuhan
dari Bahan Kimia mencapai produksi IBS industri Bahan
kenaikan sebesar 50,58%, Kimia dan Barang dari Bahan
sementara volume ekspornya Kimia pada triwulan I 2017
naik sekitar 27%. mencapai sebesar 9,59% (yoy),
jauh lebih tinggi dari
Sementara itu Industri Farmasi, pertumbuhan sebesar 0,47%
Produk Obat Kimia dan Obat (yoy) pada triwulan III 2016, dan
Tradisional, yang sejak awal pertumbuhan produksinya pada
tahun 2015 hingga triwulan III IMK mencapai sebesar 7,7%
2016 selalu mencatatkan (yoy).
pertumbuhan yang tinggi, pada
triwulan I 2017 hanya tumbuh
sebesar 4,02% (yoy), lebih
rendah dari pertumbuhan
sebesar 4,57% (yoy) pada
triwulan IV 2016. Melambatnya
pertumbuhan industri Farmasi,
Produk Obat Kimia dan Obat
Tradisional sejalan dengan
melambatnya pertumbuhan
produksi industri ini, baik dalam
kelompok Industri Besar dan
Sedang (IBS) maupun skala
Industri Mikro dan Kecil (IMK).
Pada triwulan I 2017
pertumbuhan produksi industri
Farmasi, Produk Obat Kimia dan
Obat Tradisional pada IBS
tercatat hanya sebesar 6,29%

6 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Terus meningkat tingginya Seperti halnya pada industri


pertumbuhan industri Makanan Kimia, Farmasi dan Obat
dan Minuman hingga triwulan I Tradisional, pertumbuhan yang
2017 disebabkan oleh meningkat tinggi pada industri Makanan
tingginya pertumbuhan Industri dan Minuman juga didukung
Makanan. Pada triwulan I 2017 oleh pertumbuhan ekspor yang
Industri Makanan tumbuh relatif tinggi pada industri ini,
sebesar 8,69% (yoy), tidak saja khususnya pada industri
lebih tinggi dari pertumbuhan Makanan. Pada triwulan 1 2017
sebesar 8,43% (yoy) pada nilai ekspor industri Makanan
triwulan IV 2016, tetapi juga mencapai kenaikan sebesar
lebih tinggi dari pertumbuhan 43,72%, dimana nilai ekspor
pada triwulan I 2016 yang Minyak Kelapa Sawit, yang
mencapai sebesar 8% (yoy). mendominasi sekitar 67% dari
Sedangkan Industri Minuman nilai ekspor Industri Makanan,
pada triwulan I 2017 mengalami naik sebesar 63,13%.
kontraksi sebesar 3,49% (yoy). Membaiknya harga minyak
kelapa sawit di pasar dunia

MEI 2017 | 7
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

merupakan penyebab utama ekspor kelapa sawit hanya naik


naiknya nilai ekspor komoditi ini sekitar 19,78%.
pada triwulan I 2017, karena
pada periode tersebut volume

Selain disebabkan oleh kenaikan nilai ekspor Makanan Olahan


ekspor minyak kelapa sawit, Lainnya yang naik sebesar
kenaikan ekspor Industri 4,86% (yoy) pada triwulan I 2017
Makanan juga didukung oleh juga diikuti oleh penurunan nilai
kenaikan ekspor Minyak Kelapa impor sebesar 24,33% (yoy).
dan Margarin, yang pada
triwulan I 2017 kenaikan nilai Tingginya kenaikan nilai ekspor
ekspor kedua komoditi ini dan turunnya nilai impor (sekitar
masing-masing mencapai 5,67%) pada industri Makanan
sebesar 45,22% (yoy) dan telah mendorong tingginya
46,02% (yoy). Sementara itu produksi industri ini di dalam

8 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

negeri. Hal ini juga ditunjukkan naik sebesar 11,1%. Kondisi ini
oleh peningkatan produksi juga sejalan dengan relatif
Industri Makanan pada tingginya pertumbuhan produksi
kelompok IBS yang pada IBS dan IMK industri Kulit,
triwulan I 2017 mencapai Barang dari Kulit, dan Alas Kaki
sebesar 8,2% (yoy), dan pada pada triwulan I 2017, yang
kelompok IMK mencapai sekitar masing-masing mencapai
11,05% (yoy). Sementara sebesar 7,12% (yoy) dan 9,24%
kenaikan produksi Industri (yoy).
Minuman hanya terjadi pada IMK
sebesar 11,95% (yoy), karena Sementara itu, setelah terus
produksi industri Minuman pada mengalami kontraksi
IBS mengalami penurunan pertumbuhan sepanjang tahun
sebesar 5,42% (yoy) pada 2016, pada triwulan I 2017
triwulan I 2017. industri Karet, Barang dari Karet
dan Plastik mengalami kenaikan
Pertumbuhan tinggi juga dicapai sebesar 7,52%, yang merupakan
oleh industri Kulit, Barang dari pertumbuhan ketiga tertinggi
Kulit, dan Alas Kaki, yang dalam sektor industri
mencapai sebesar 7,41% (yoy) pengolahan, setelah industri
pada triwulan I 2017. Relatif Kimia, Farmasi dan Obat
tingginya pertumbuhan industri Tradisional; dan industri
ini sudah berlangsung sejak Makanan dan Minuman.
triwulan I 2016, meskipun
sempat melamban pada triwulan Membaiknya harga karet dunia
IV 2016. Terus meningkanya merupakan pendorong utama
nilai ekspor industri ini kenaikan pertumbuhan ini, yang
merupakan penyebab utama menyebabkan nilai ekspor
terjadinya pertumbuhan yang industri ini naik sebesar 53,66%
tinggi sejak awal tahun 2016. pada triwulan I 2017, sementara
volume ekspornya hanya naik
Pada triwulan I 2017 nilai ekspor sekitar 21,1%. Dari kenaikan
industri Kulit, Barang dari Kulit, nilai ekspor sebesar 53,66%
dan Alas Kaki tercatat naik tersebut, sebagian besar
sekitar 8,7%, dimana nilai diperoleh dari kenaikan nilai
ekspornya didominasi oleh nilai ekspor Karet Remah (crumb
ekspor sepatu olahraga yang

MEI 2017 | 9
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

rubber) yang mencapai sebesar Karet, Barang dari Karet dan


122.6%. Plastik, tetapi juga menaikkan
produksi industri ini dalam
Naiknya harga karet dan olahan kelompok IBS. Pada triwulan I
karet di pasar dunia merupakan 2017 pertumbuhan produksi
penyebab naiknya nilai tambah industri ini pada IBS naik
industri ini pada triwulan I 2017. sebesar 7,8% (yoy), namun
Hal ini tidak saja menyebabkan produksi IMK-nya mengalami
naiknya nilai ekspor industri penurunan sekitar 3,41% (yoy).

Industri Yang Mengalami


Kenaikan Pertumbuhan
Pada Triwulan I 2017

Selain didukung oleh pada industri tersebut, dimana


pertumbuhan tinggi beberapa nilai ekspor Mesin untuk
industri unggulan, lebih tingginya Keperluan Umum meningkat
pertumbuhan industri sebesar 15,36%.
pengolahan nonmigas pada
triwulan I 2017 juga disebabkan Dicapainya pertumbuhan
oleh kenaikan pertumbuhan sebesar 3,46% (yoy) pada
beberapa kelompok industri. industri Mesin dan Perlengkapan
Peningkatan pertumbuhan sejalan dengan terjadinya
terbesar dialami oleh industri pertumbuhan produksinya pada
Mesin dan Perlengkapan, yang triwulan I 2017, baik dalam
meningkat dari pertumbuhan kelompok Industri Besar dan
negatif sebesar 4,49% (yoy) Sedang (IBS) maupun dalam
pada triwulan IV 2016 menjadi skala Industri Mikro dan Kecil
pertumbuhan positif sebesar (IMK). Pada triwulan I 2017
3,46% (yoy) pada triwulan I pertumbuhan produksi industri
2017. Kenaikan pertumbuhan ini Mesin dan Perlengkapan pada
terjadi seiring dengan kenaikan IBS tercatat sebesar 4,87%
nilai ekspor sebesar 14,98% (yoy). Pertumbuhan produksi

10 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

industri ini bahkan jauh lebih sepanjang tahun 2016 juga


tinggi pada IMK, yaitu mencapai disebabkan karena maraknya
sebesar 15,24% (yoy). rokok impor dan semakin
dibatasinya konsumsi rokok
Peningkatan pertumbuhan juga dalam negeri. Meningkatnya
terjadi pada industri Pengolahan kembali pertumbuhan industri
Tembakau, dari kontraksi pengolahan rokok pada triwulan
pertumbuhan sebesar 1,04% I 2017 didukung oleh
(yoy) pada triwulan IV 2016 peningkatan ekspor industri ini,
menjadi pertumbuhan positif dimana nilai ekspornya naik
sebesar 2,89% (yoy) pada sebesar 8,06% dan volume
triwulan I 2017. Industri ekspornya naik sebesar 8,73%.
pengolahan tembakau Kenaikan ekspor ini terutama
merupakan industri yang terus terjadi pada ekspor tembakau
menerus mengalami olahan, yang nilainya naik
perlambatan sejak awal tahun sebesar 48,61% dan
2016. Selain dipengaruhi oleh volumenya naik sebesar
penurunan ekspor, melambatnya 48,30%.
pertumbuhan industri tembakau

MEI 2017 | 11
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Peningkatan pertumbuhan juga Industri Besar dan Sedang (IBS)


terjadi pada Industri Furnitur. hanya naik sebesar 0,72% (yoy).
Pertumbuhan industri Furnitur
meningkat dari sebesar 1,29% Peningkatan pertumbuhan juga
(yoy) pada triwulan IV 2016 terjadi pada Industri Barang
menjadi sebesar 3,86% (yoy) Logam; Komputer, Barang
pada triwulan I 2017. Elektronik, Optik dan Peralatan
Meningkatnya kembali tingkat Listrik. Pada triwulan I 2017
pertumbuhan industri Furnitur pertumbuhan industri Barang
merupakan angin segar pada Logam; Komputer, Barang
sektor industri pengolahan Elektronik, Optik dan Peralatan
nonmigas, setelah pada tahun Listrik meningkat menjadi 2,55%
2016 mengalami pertumbuhan (yoy) dari sebesar 1,63% pada
yang sangat rendah (sekitar triwulan IV 2016. Naiknya
0,47%), yang antara lain ekspor industri Peralatan Listrik
dipengaruhi oleh relokasi empat dan industri Peralatan Komputer
perusahaan furnitur besar ke merupakan penyebab utama
Vietnam akibat semakin meningkatnya pertumbuhan
tingginya upah buruh di Industri Barang Logam;
Indonesia. Komputer, Barang Elektronik,
Optik dan Peralatan Listrik.
Meningkatnya kembali Pada pada triwulan I 2017
pertumbuhan industri furnitur di pertumbuhan nilai ekspor
Indonesia pada triwulan I 2017 Peralatan Listrik mencapai
diperkirakan terkait dengan sebesar 10,05%, dan nilai
peningkatan konsumsi dalam ekspor Peralatan Komputer
negeri, karena pada triwulan I tumbuh sebesar 17,9%.
2017 nilai ekspor industri furnitur
masih mengalami penurunan Sejalan dengan meningkatnya
sebesar 1,25%. Hal ini ekspor Peralatan Komputer,
menyebabkan kenaikan produksi pertumbuhan produksi IBS dan
furnitur lebih banyak terjadi pada IMK pada Industri Komputer,
industri Mikro dan Kecil (IMK), Barang Elektronik, dan Optik
yang naik sebesar 8,26% (yoy) juga mengalami kenaikan yang
pada triwulan I 2017, sedangkan berarti, terutama pada produksi
kenaikan produksi furnitur IMK-nya. Pada triwulan I 2017
pertumbuhan IBS industri

12 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Komputer, Barang Elektronik, IMK dari industri Peralatan Listrik


dan Optik tercatat sebesar pada triwulan I 2017 mengalami
2,84% (yoy), sementara penurunan, yaitu masing-masing
pertumbuhan IMK-nya mencapai sebesar 2,2% (yoy) dan 5,63%
sebesar 41,11% (yoy). (yoy).
Sedangkan produksi IBS dan

Industri Yang Mengalami


Perlambatan Pertumbuhan
Pada Triwulan I 2017

Namun, beberapa industri juga produksi Industri Manufaktur


mengalami perlambatan Besar dan Sedang (IBS) untuk
pertumbuhan pada triwulan I industri Logam Dasar mengalami
2017. Perlambatan yang sangat kontraksi sebesar 1,29% (yoy),
berarti dialami oleh kelompok
Industri Logam Dasar yang
pertumbuhannya melambat dari
sebesar 7,18% pada triwulan I
2016 menjadi pertumbuhan
negatif (kontraksi) sebesar Perlambatan yang sangat
2,96% pada triwulan I 2017. berarti dialami oleh kelompok
Meskipun harga komoditas dunia Industri Logam Dasar yang
seperti Timah, Nikel, dan pertumbuhannya melambat
Alumunium sudah mengalami dari sebesar 7,18% pada
kenaikan, yang menyebabkan triwulan I 2016 menjadi
nilai ekspor industri Logam pertumbuhan negatif sebesar
Dasar naik sebesar 55,33% 2,96% pada triwulan I 2017.
pada triwulan I 2017, namun
pertumbuhan produksi industri
ini tetap mengalami penurunan.
Sejalan dengan kondisi ini, pada
triwulan I 2017 pertumbuhan

MEI 2017 | 13
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi pada periode yang sama nilai
juga merupakan kelompok ekspor industri Pakaian Jadi naik
industri yang mengalami sebesar 8,62%.
perlambatan pertumbuhan pada
triwulan I 2017. Jika pada Turunnya volume ekspor dan
triwulan IV 2016 pertumbuhan juga turunnya konsumsi dalam
industri ini membaik dan negeri diperkirakan merupakan
mencatatkan pertumbuhan penyebab turunnya
positif sebesar 1,11% (yoy) pertumbuhan produksi industri
setelah terus mengalami Tekstil dan industri Pakaian Jadi
kontraksi pertumbuhan sejak secara cukup berarti. Pada
triwulan I 2016, maka pada triwulan I 2017.pertumbuhan
triwulan I 2017 hanya produksi Industri Manufaktur
mencatatkan pertumbuhan Besar dan Sedang (IBS)
sebesar 0,03% (yoy). untukTekstil dan Pakaian Jadi
Rendahnya pertumbuhan masing-masing turun sebesar
industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6,87% (yoy) dan 3,79% (yoy),
disebabkan karena kembali meskipun pertumbuhan produksi
terjadinya kontraksi kedua industri ini pada Industri
pertumbuhan pada industri Mikro dan Kecil (IMK) mengalami
Pakaian Jadi pada triwulan I kenaikan, yaitu masing-masing
2017, yaitu sekitar 0,04% (yoy). sebesar 7,96% (yoy) untuk
Sementara itu industri Tekstil Tekstil dan sebesar 5,4% (yoy)
hanya naik sebesar 0,17% (yoy), untuk Pakaian Jadi.
jauh lebih rendah dibandingkan
dengan pertumbuhan sebesar
5,38% (yoy) pada triwulan I
2016.

Perlambatan pertumbuhan pada


industri Tekstil dan Pakaian Jadi
sejalan dengan turunnya volume
ekspor industri ini. Pada triwulan
I 2017 volume ekspor industri
Tekstil turun sebesar 2,42%, dan
volume industri Pakaian Jadi
turun sebesar 1,94%, meskipun

14 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Perlambatan pertumbuhan juga triwulan IV 2016 menjadi hanya


terjadi pada Industri Alat sebesar 0,38% (yoy) pada
Angkutan, yaitu dari 3,3% (yoy) triwulan I 2017. Sedangkan
pada triwulan IV 2016 menjadi industri Kendaraan Bermotor,
sebesar 2,72% (yoy) pada Trailer dan Semi Trailer justeru
triwulan I 2017. Perlambatan mengalami kenaikan
pertumbuhan juga terlihat jika pertumbuhan, yaitu dari sebesar
dibandingkan dengan 1,83% (yoy) pada triwulan IV
pertumbuhan industri ini pada 2016 menjadi sebesar 4,41%
triwulan I 2016, yang mencapai (yoy) pada triwulan I 2017.
sebesar 3,61% (yoy).
Terjadinya kontraksi
Berdasarkan data KBLI 2 Digit, pertumbuhan produksi (output)
perlambatan pertumbuhan IBS pada industri Alat Angkutan
terjadi pada industri Alat Lainnya merupakan salah satu
Angkutan Lainnya, yang penyebab lebih rendahnya
melambat dari pertumbuhan pertumbuhan nilai tambah (PDB)
sebesar 5,4% (yoy) pada industri ini. Pada triwulan I 2017

MEI 2017 | 15
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

pertumbuhan produksi IBS Pertumbuhan produksi pada


industri Alat Angkutan Lainnya industri Kendaraan Bermotor,
mengalami kontraksi sebesar Trailer dan Semi Trailer juga
2,45% (yoy), meskipun diikuti oleh pertumbuhan nilai
pertumbuhan produksi IMK-nya ekspor industri ini yang
mencapai pertumbuhan sebesar mencapai sebesar 40,4% (yoy)
11,35% (yoy). Sementara itu pada triwulan I 2017, yaitu dari
pertumbuhan produksi IBS sekitar US$ 1,01 miliar pada
industri Kendaraan Bermotor, triwulan I 2016 menjadi sebesar
Trailer dan Semi Trailer pada US$ 1,42 miliar pada triwulan I
triwulan I 2017 tercatat sebesar 2017. Relatif tingginya kenaikan
0,20% (yoy), dan pertumbuhan nilai ekspor industri ini didukung
produksi IMK-nya sebesar oleh kenaikan nilai ekspor
2,95% (yoy). Kendaraan Bermotor Roda 4
Dan Lebih yang mencapai
sebesar 78,47% pada triwulan I
2017. Sementara itu nilai ekspor
industri Angkutan Lainnya pada
triwulan I 2017 mengalami
Pertumbuhan produksi pada penurunan sebesar 15%
industri Kendaraan Bermotor, terhadap nilai ekspor pada
Trailer dan Semi Trailer juga triwulan I 2016.
diikuti oleh pertumbuhan nilai
ekspor industri ini yang Kembali meningkatnya
mencapai sebesar 40,4% pertumbuhan Industri Nonmigas
(yoy) pada triwulan I 2017, pada triwulan I 2017 tentu
yaitu dari sekitar US$ 1,01 sangat menggembirakan.
miliar pada triwulan I 2016 Diharapkan pertumbuhan ini
menjadi sebesar US$ 1,42 akan terus meningkat secara
miliar pada triwulan I 2017. berarti, agar target pertumbuhan
sebesar 5,5% pada tahun 2017
dapat terealisasikan. Oleh
karena itu keberpihakan
pemerintah pada perkembangan
sektor industri sangat
dibutuhkan, antara lain dengan
semakin memudahkan kegiatan

16 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

investasi dalam negeri dan


melengkapinya dengan berbagai
kebijakan dan regulasi yang
tidak kontraproduktif.

Tabel 1.
LAJU PERTUMBUHAN PDB TRIWULANAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 (%)

2016* 2017**
LAPANGAN USAHA
I II III IV Jumlah I

Industri Pengolahan 4.68 4.63 4.52 3.36 4.29 4.21


1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 5.98 5.35 2.54 -0.67 3.24 0.28
Industri Pengolahan Non Migas 4.51 4.54 4.77 3.87 4.42 4.71
1 Industri Makanan dan Minuman 7.60 8.13 9.98 8.07 8.46 8.15
2 Industri Pengolahan Tembakau 5.17 2.90 0.02 -1.04 1.64 2.89
3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi -1.34 -0.07 -0.19 1.11 -0.13 0.03
4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 9.27 8.69 9.42 5.44 8.15 7.41
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang
5 3.17 3.06 2.29 -1.28 1.80 -2.19
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan
6 -1.55 4.98 3.02 2.14 2.16 4.65
Reproduksi Media Rekaman
7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional -1.12 6.16 7.33 9.67 5.48 8.34
8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -4.18 -11.56 -11.84 -5.43 -8.34 7.52
9 Industri Barang Galian bukan Logam 7.42 3.49 7.69 3.40 5.46 3.74
10 Industri Logam Dasar 7.18 0.10 -2.86 -1.19 0.76 -2.96
Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik;
11 8.09 2.12 5.80 1.63 4.34 2.55
dan Peralatan Listrik
12 Industri Mesin dan Perlengkapan 15.96 9.76 0.93 -4.49 5.05 3.46
13 Industri Alat Angkutan 3.61 8.06 3.25 3.30 4.52 2.72
14 Industri Furnitur 1.24 -0.06 -0.53 1.29 0.47 3.86
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan
15 0.01 -3.26 -5.35 -2.92 -2.91 -0.39
Pemasangan Mesin dan Peralatan

PRODUK DOMESTIK BRUTO 4.92 5.18 5.01 4.94 5.02 5.01


Sumber: Badan Pusat Statistik
* Angka sementara
** Angka sangat sementara

MEI 2017 | 17
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Perkembangan Ekspor
Industri Pengolahan Nonmigas

Nilai ekspor Industri Pengolahan di bulan April 2017 menjadikan


Nonmigas di bulan April 2017 selama periode Januari April
mencapai US$9,84 miliar, yang 2017, nilai ekspor Industri
berarti menurun 10,18% Pengolahan mencapai US$40,47
dibandingkan dengan nilai miliar. Angka tersebut masih
ekspor Industri Pengolahan di lebih tinggi ketimbang periode
bulan Maret 2017 yang yang sama tahun sebelumnya
mencapai US$10,96 miliar. yang mencapai US$35,00 miliar.
Penurunan nilai ekspor di bulan
April 2017 ini merupakan yang
kedua di tahun 2017 ini setelah
terjadi penurunan nilai ekspor di
bulan Februari 2017 jika
dibandingkan dengan Januari
2017. Meski begitu nilai ekspor
bulan April 2017 ini masih lebih
tinggi ketimbang nilai ekspor
bulan Februari 2017. Hal ini
berarti melanjutkan tren
peningkatan ekspor bulanan
yang sudah terjadi di sepanjang
tahun 2016.

Nilai ekspor bulan April 2017


yang mencapai US$9,84 miliar
ini adalah juga masih lebih tinggi
ketimbang nilai ekspor di bulan
April 2016 yang sebesar
US$9,21 miliar, sehingga secara
year on year terjadi peningkatan
4,58% . Penurunan nilai ekspor

18 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Penurunan nilai ekspor Industri mengalami penurunan nilai


Pengolahan pada bulan April ekspor adalah lebih tinggi
2017 (terhadap Maret 2017) ketimbang level kenaikan nilai
dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor pada kelompok industri
ekspor pada sebagian kelompok yang mengalami kenaikan nilai
industri. Tercatat 17 dari 23 ekspor.
kelompok industri yang
berdasarkan KBLI 2 digit Kondisi tersebut terlihat pada
mengalami penurunan nilai penurunan nilai ekspor di industri
ekspor, sementara 6 kelompok Makanan, yaitu mencapai
lainnya mengalami kenaikan nilai US$310 juta, atau penurunan
ekspor. Jumlah kelompok sebesar 11,26%. Penurunan
industri yang mengalami nilai ekspor berikutnya yang
penurunan nilai ekspor, yang terbesar di bulan April 2017
mencapai selisih 11 kelompok adalah Bahan Kimia dan Barang
industri, menunjukkan level dari Bahan Kimia yang mencapai
penurunan nilai ekspor pada penurunan sebesar US$177,53
kelompok industri yang juta; kemudian industri Pakaian

MEI 2017 | 19
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Jadi sebesar US$130,68 juta; Total penurunan nilai ekspor dari


industri Karet, Barang dari Karet 17 kelompok Industri
dan Plastik sebesar US$95,93 Pengolahan yang mengalami
juta, serta industri Peralatan penurunan nilai ekspor adalah
Listrik yang mengalami mencapai US$1,27 miliar.
penurunan sebesar US$93,49 Sementara total kenaikan nilai
juta. ekspor yaitu pada 6 kelompok
industri adalah sebesar
US$152,6 ribu. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya
penurunan nilai ekspor Industri
Pengolahan di bulan April 2017
sebesar US$1,12 miliar bila
Pada April 2017 penurunan
dibandingkan dengan nilai
nilai ekspor terbesar terjadi
ekspor di bulan Maret 2017.
pada industri Makanan, yang
mencapai sebesar US$310
Jika dilihat dari persentase
juta, atau 11,26%.
perubahannya, maka penurunan
Penurunan nilai ekspor
nilai ekspor terbesar di bulan
terbesar berikutnya adalah
April 2017 dialami oleh industri
pada industri Bahan Kimia
Barang Logam Bukan Mesin dan
dan Barang dari Bahan Kimia
Peralatannya yang mencapai
yang mencapai sebesar
35,98%, kemudian diikuti
US$177,53 juta.
dengan industri Minuman
dengan penurunan sebesar
26,78%. Sedangkan persentase
penurunan nilai ekspor yang
terkecil adalah pada kelompok
industri Kulit, Barang dari Kulit
dan Alas Kaki yang menurun
sebesar 2,51%.

20 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Sedangkan bila melihat pada mempengaruhi peningkatan nilai


nilai ekspor terbesar di bulan ekspor di periode Januari April
April 2017 berdasarkan komoditi, 2017 secara relatif dibandingkan
maka yang mencatat nilai ekspor dengan periode yang sama
terbesar adalah masih pada tahun 2016. Pada periode
komoditi Minyak Kelapa Sawit Januari April 2016, nilai ekspor
yang mencapai US$1,57 miliar. Industri Pengolahan adalah
Kemudian diikuti oleh komoditi sebesar US$35,00 miliar,
Karet Remah sebesar sementara pada periode yang
US$508,99 juta, komoditi sama tahun 2017 ini, nilai ekspor
Pakaian Jadi dari Tekstil sebesar Industri Pengolahan mencapai
US$494,5 juta, dan komoditi US$40,47 miliar. Tercatat
Barang Perhiasan dan Barang sebanyak 8 kelompok Industri
Berharga yang mencapai nilai Pengolahan yang mengalami
ekspor US$437,3 juta. pertumbuhan negatif atau
penurunan nilai ekspor di
Penurunan nilai ekspor Industri periode Januari April 2017 ini,
Pengolahan bulan April 2017 dan sebanyak 15 kelompok yang
terhadap bulan Maret 2017 tidak mengalami pertumbuhan positif

MEI 2017 | 21
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

atau kenaikan nilai ekspor.


Pertumbuhan positif nilai ekspor
terbesar adalah pada kelompok
industri Produk Batu Bara dan
Pengilangan Minyak Bumi
dengan 2.152%, sementara
pertumbuhan negatif nilai ekspor
terbesar adalah pada kelompok
industri Barang Logam Bukan
Mesin dan Peralatannya yang
sebesar 28,63%.

Perkembangan Impor
Industri Pengolahan Nonmigas

Pola yang hampir sama juga Untuk periode Januari April


terjadi untuk kinerja impor 2017, nilai impor Industri
Industri Pengolahan. Nilai impor Pengolahan adalah sebesar
Industri Pengolahan pada bulan US$37,09 miliar, yang berarti
April 2017 juga mengalami meningkat 7,04% bila
penurunan, yaitu sebesar 6,54% dibandingkan dengan periode
terhadap nilai impor Maret 2017. yang sama tahun sebelumnya
Jika di bulan April 2017 nilai yang sebesar US$34,65 miliar.
impor Industri Pengolahan
adalah sebesar US$9,49 miliar,
maka pada bulan Maret 2017
mencapai US$10,15 miliar. Yang
berbeda adalah jika
dibandingkan dengan April 2016,
ternyata mengalami kenaikan
nilai impor yaitu sebesar 7,98%.

22 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Penurunan nilai impor pada April adalah kelompok bahan


2017 dipengaruhi oleh baku/penolong yang mengalami
penurunan nilai impor pada penurunan nilai impor hingga
ketiga kelompok penggunaan US$967 juta bila dibandingkan
barang, yaitu barang modal, dengan nilai impor Maret 2017.
bahan baku/penolong, dan
barang konsumsi. Ketiganya Penurunan nilai impor ketiga
mengalami penurunan nilai kelompok penggunaan barang
impor yang bervariasi, yaitu tersebut tidak menyebabkan
sebesar 7,38% untuk barang penurunan nilai impor untuk
modal, 9,75% untuk bahan periode Januari April 2017 jika
baku/penolong, dan 17,73% dibandingkan dengan periode
untuk barang konsumsi. Secara yang sama tahun sebelumnya.
nominal ketiga kelompok barang Secara total penurunan nilai
tersebut mengalami penurunan impor ketiga kelompok
nilai impor hingga mencapai di penggunaan barang tersebut di
atas US$100 juta untuk setiap bulan April 2017 terhadap Maret
kelompok barang. Yang terbesar 2017 adalah sebesar US$1,36

MEI 2017 | 23
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

miliar. Namun nilai impor untuk impor nonmigas pada periode


periode Januari April 2017 Januari April 2017 adalah
dibandingkan dengan periode sebesar 8,97%, sedangkan
yang sama mengalami kenaikan untuk nilai impor kelompok
sebesar 13,51%. Dari sisi barang modal dan kelompok
proporsi nilai impor, tercatat bahan baku/penolong adalah
komposisinya tidak jauh berbeda masing-masing memiliki proporsi
dengan kondisi di bulan-bulan sebesar 15,44% dan 75,61%.
sebelumnya. Proporsi nilai impor
barang konsumsi terhadap total

Berdasarkan kelompok industri industri yang mengalami


KBLI 2 digit, penurunan nilai kenaikan nilai impor.
impor bulan April 2017 terhadap
bulan Maret 2017 terjadi pada 12 Penurunan nilai impor terbesar
kelompok industri, dari total 23 dialami oleh kelompok industri
kelompok industri. Dengan Alat Angkut Lainnya yang
demikian terdapat 11 kelompok mencapai US$271,7 juta,
kemudian diikuti oleh kelompok

24 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

industri Bahan Kimia dan Barang Besi/Baja dengan nilai impor


dari Bahan Kimia sebesar US$699,2 juta, dan komoditi
US$204,2 juta; kelompok industri Peralatan Listrik sebesar
Mesin dan Perlengkapan YTDL US$559,2 juta.
sebesar US$65,2 juta, serta
industri Komputer, Barang
Elektronik dan Optik yang
mencapai US$52 juta.

Sementara itu kelompok industri


yang mengalami kenaikan nilai
impor di bulan April 2017 adalah
kelompok industri Tekstil yaitu
sebesar US$13,2 juta, kemudian
diikuti oleh industri Karet, Barang
dari Karet dan Plastik yang
mencapai kenaikan US$12,82
juta, lalu industri Produk dari
Batu Bara dan Pengilangan
Minyak Bumi sebesar US$12,23
juta; industri Pengolahan
Lainnya sebesar US$7,68 juta,
serta industri Barang Galian
Bukan Logam yang meningkat
sebesar US$7,4 juta.

Sedangkan bila melihat pada


nilai impor Industri Pengolahan
berdasarkan komoditi, maka nilai
impor terbesar di bulan April
2017 adalah dialami oleh impor
komoditi Mesin Untuk Keperluan
Umum yang mencapai nilai
impor US$707,1 juta. Berikutnya
adalah komoditi Mesin Untuk
Keperluan Khusus sebesar
US$661,7 juta, komoditi

MEI 2017 | 25
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Secara kumulatif pada Januari Angkut Lainnya yang meningkat


April 2017, kenaikan nilai impor US$268,83 juta (32,7%).
terbesar terjadi pada industri
Barang Kimia dan Barang dari Sementara itu, kelompok industri
Bahan Kimia yang naik sebesar yang mengalami penurunan nilai
US$797,49 juta atau 13,45% impor terbesar pada periode
(yoy). Berikutnya adalah industri Januari April 2017 terhadap
Logam Dasar yang meningkat periode yang sama tahun
US$608,58 juta (18,26%) dan sebelumnya adalah kelompok
industri Komputer, Barang industri Mesin dan Perlengkapan
Elektronik, dan Optik yang Ytdl yang menurun sebesar
meningkat US$360,37 juta US$166,4 juta (2,9%).
(8,76%). Kenaikan nilai impor Penurunan nilai impor berikutnya
yang besar juga terjadi pada adalah terjadi pada kelompok
industri Kendaraan Bermotor, industri Tekstil sebesar US$62,1
Trailer, dan Semi Trailer yang juta (2,7%), serta industri Barang
mencapai US$274,32 juta Logam, Bukan Mesin dan
(15,4%) serta industri Alat Peralatannya yang menurun
sebesar US$59,4 juta (3,9%).

26 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Perkembangan Neraca Perdagangan


Industri Pengolahan
Nonmigas

Nilai ekspor Industri Pengolahan April 2017, bila terhadap April


di bulan April 2017 yang 2016 adalah sebesar 43,1%.
mengalami penurunan sebesar Sementara bila dibandingkan
10,18% (m-to-m) tidak dengan surplus neraca
menyebabkan terjadinya defisit perdagangan di bulan Maret
pada neraca perdagangan. 2017, penurunannya adalah
Neraca perdagangan di bulan sebesar 55,9%.
April 2017 tetap mencatat
surplus sebesar US$357,3 juta.
Nilai impor di bulan April 2017
juga mengalami penurunan,
namun nilai penurunannya
adalah lebih kecil ketimbang
penurunan nilai ekspor. Nilai
impor di bulan April 2017 adalah
sebesar US$9,48 miliar, yang
berarti hanya menurun 6,54%
dibandingkan dengan nilai impor
Maret 2017.

Surplus neraca perdagangan


Industri Pengolahan di bulan
April 2017 adalah lebih rendah
ketimbang bulan yang sama di
tahun 2016, yang sebesar
US$627,6 juta. Penurunan
surplus neraca perdagangan
Industri Pengolahan di bulan

MEI 2017 | 27
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Secara kumulatif neraca peningkatan ekspor di bulan


perdagangan Industri Maret 2017 yang relatif tinggi
Pengolahan periode Januari dibandingkan dengan bulan
April 2017 adalah juga sebelumnya.
mengalami surplus, yaitu
sebesar US$3,38 miliar. Kondisi
surplus tersebut adalah jauh
lebih tinggi ketimbang periode
yang sama tahun sebelumnya
yang hanya surplus sebesar
US$355,7 juta. Surplus di
periode Januari April 2017 ini
dipengaruhi oleh tren nilai
ekspor Industri Pengolahan
tahun 2016 yang secara bulanan
memperlihatkan grafik
peningkatan, termasuk

28 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Indeks Harga Produsen (IHP)


Sektor Industri Pengolahan

Kenaikan harga (inflasi) barang- rendahnya daya beli


barang industri, yang dilihat masyarakat.
berdasarkan Indeks Harga
Produsen (IHP) Sektor Industri,
pada triwulan I 2017 tercatat
mencapai sebesar 2,48% (yoy),
atau sebesar 1,03% (qoq).
Tingkat inflasi pada triwulan I
2017 tersebut lebih tinggi dari Inflasi harga produsen Sektor
inflasi sebesar 2,18% (yoy), atau Industri Pengolahan, pada
sebesar 0,84% (qoq) pada triwulan I 2017 mencapai
triwulan IV 2016. sebesar 2,48% (yoy), atau
sebesar 1,03% (qoq). Tingkat
Namun kenaikan harga industri inflasi ini lebih tinggi dari
pada triwulan I 2017 tercatat inflasi sebesar 2,18% (yoy),
lebih rendah dari kenaikan harga atau sebesar 0,84% (qoq)
sebesar 2,79% (yoy) pada pada triwulan IV 2016.
triwulan I 2016. Hal ini
menunjukkan bahwa permintaan
terhadap produk-produk industri
secara keseluruhan selama
triwulan I 2017 tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan Meskipun demikian, pada
permintaan pada triwulan I 2016. triwulan I 2017 sebagian besar
Hal ini menunjukkan bahwa subsektor mengalami inflasi
relatif masih rendahnya yang cukup tinggi. Subsektor
permintaan terhadap produk- yang mengalami inflasi paling
produk industri, tidak saja terjadi tinggi adalah Subsektor Industri
pada pasar internasional, tetapi Karet, Plastik dan Hasil-hasilnya,
juga pada pasar dalam negeri yang mengalami inflasi sebesar
akibat melambatnya 9,45% (yoy). Inflasi pada
perekonomian nasional dan Subsektor Industri Karet, Plastik

MEI 2017 | 29
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

dan Hasil-hasilnya menjadi relatif Padi, Tepung, dan Pakan Ternak


tinggi karena pada triwulan I sebesar 1,36% (yoy); Subsektor
2016 Subsektor ini mengalami Industri Kimia Dasar, Bahan
deflasi sebesar 0,07% (yoy). Kimia, dan Barang dari Bahan
Inflasi yang tinggi juga terjadi Kimia sebesar 1,16% (yoy);
pada Subsektor Industri serta Subsektor Pakaian Jadi
Pengolahan dan Pengawetan dan Alas Kaki sebesar 0,21%
Daging, Ikan, Buah-buahan, (yoy).
Sayuran, Minyak dan Lemak
dengan inflasi sebesar 8,09%
(yoy), meskipun lebih rendah
dbandingkan dengan inflasinya
pada triwulan IV 2016 yang
sebesar 9,06% (yoy).

Inflasi tinggi berikutnya terjadi


pada Subsektor Industri
Minuman dan Rokok sebesar
4,92% (yoy); Subsektor Industri
Kertas, Barang dari Kertas, dan
Cetakan dengan inflasi sebesar
4,01% (yoy); dan Subsektor
Industri Makanan Lainnya
sebesar 3,67% (yoy), yang lebih
rendah dibandingkan dengan
inflasinya pada triwulan I 2016
yang sebesar 4% (yoy).

Sementara itu, pada periode


yang sama juga terdapat empat
(4) subsektor yang mengalami
deflasi. Deflasi terbesar terjadi
pada Subsektor Industri Pupuk,
yang tercatat sebesar 3,26%
(yoy). Deflasi juga terjadi pada
Subsektor Industri Penggilingan

30 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

MEI 2017 | 31
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Jika dibandingkan dengan dua Sementara itu dengan inflasi


sektor produksi riil lainnya, yaitu antar triwulan (qoq) yang
sektor Pertanian dan sektor sebesar 0,49% pada triwulan III
Pertambangan & Penggalian, 2016; kemudian meningkat
maka inflasi tahunan (year on menjadi 0,84% pada triwulan IV
year) harga produsen Industri 2016; serta sebesar 1,03% pada
Pengolahan pada triwulan I 2017 triwulan I 2017 maka terlihat
berada jauh di bawah sektor bahwa sektor Industri
Pertambangan & Penggalian, Pengolahan memiliki inflasi yang
namun berada di atas sektor relatif stabil namun cenderung
Pertanian. Pada triwulan I 2017 meningkat dibandingkan dengan
inflasi tahunan Sektor dua sektor riil lainnya, terutama
Pertambangan & Penggalian dengan Sektor Pertambangan &
tercatat sebesar 24,02% (yoy), Penggalian yang terus
sedang Sektor Pertanian tercatat berfluktuasi.
hanya sebesar 1,46% (yoy).

Indeks Harga Perdagangan


Besar (IHPB)
Sektor Industri Pengolahan

Perkembangan harga (inflasi) (year on year) IHPB Sektor


Sektor Industri Pengolahan di Industri Pengolahan pada April
tingkat Perdagangan Besar atau 2017 naik sebesar 0,66%
di tingkat Grosir ditunjukkan oleh terhadap IHPB April 2016.
perubahan Indeks Harga Sedangkan bila dibandingkan
Perdagangan Besar (IHPB) dengan indeks harga di akhir
Sektor Industri. Pada bulan April Desember 2016, maka inflasi
2017, IHPB sektor Industri kumulatif Sektor Industri
tercatat sebesar 137,83 atau Pengolahan selama Januari
turun 0,37% terhadap IHPB April 2017 mencapai sebesar
bulan Maret 2017 yang sebesar 4,41%, lebih tinggi dari inflasi
138,85. Namun secara tahunan

32 | MEI 2017
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

sebesar 3,23% pada Januari- pada April 2017 tercatat hanya


April 2016. sebesar 2,76% (yoy), yang
merupakan terendah
Penurunan harga (deflasi) yang dibandingkan dengan dua sektor
lebih besar terjadi pada Sektor lainnya (Pertanian dan Industri
Pertanian. Pada April 2017 Pengolahan).
IHPB Sektor Pertanian tercatat
hanya sebesar 368,43, atau
turun sebesar 3,7% (mom)
terhadap IHPG bulan Maret
2017. Akibat juga terjadi deflasi
Pada bulan April 2017, Sektor
sebesar 1,27% (mom) pada
Industri Pengolahan menga-
Maret 2017, maka secara
lami deflasi sebesar 0,37%
kumulatif Sektor Pertanian pada
terhadap tingkat harga pada
Januari-April 2017 mengalami
Maret 2017. Namun secara
deflasi sebesar 4,05%.
tahunan Sektor Industri
Sedangkan secara tahunan
Pengolahan pada April 2017
inflasi Sektor Pertanian pada
mengalami inflasi sebesar
April 2017 tercatat sebesar
0,66%.
5,69% (yoy), lebih tinggi dari
inflasi sebesar 4,41% (yoy) pada
Sektor Industri Pengolahan.

Sementara itu perkembangan


Indeks Harga Perdagangan Meski demikian, berdasarkan
Besar Sektor Pertambangan & Indeks Harga Perdagangan
Penggalian pada April 2017 Besar pada April 2017, andil
menunjukkan terjadinya inflasi. inflasi Sektor Pertambangan &
Secara bulanan terjadi inflasi Penggalian merupakan yang
sebesar 0,6% (mom), sehingga paling besar, yaitu sebesar
inflasi tahun kalender hingga 0,02%. Karena sektor laiinnya
bulan April 2017 tercatat sebesar memberikan kontribusi deflasi
0,72%, yang merupakan inflasi yang relatif tinggi pada April
kumulatif terbesar di antara tiga 2017, maka secara keseluruhan
(3) sektor domestik. Namun, perdagangan domestik juga
inflasi tahunan (yoy) Sektor memberikan kontribusi deflasi
Pertambangan & Penggalian sebesar 0,89%.

MEI 2017 | 33
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Tabel 2.
Persentase & Andil Perubahan
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Indonesia Nonmigas
Menurut Sektor / Kelompok Barang, Maret 2017 (2010 = 100)

IHPB IHPB Perubahan Inflasi Inflasi Andil


Maret April April 2017 thd Kalender YoY April
Sektor / Kelompok Barang
Maret 2017 2017 2017
2017 2017 (% )
(% ) (% ) (% )

Domestik 167.31 165.19 -1.27 -0.67 4.69 -0.89

1. Pertanian 382.57 368.43 -3.70 -4.05 5.69 -0.73

2. Pertambangan & Penggalian 120.46 121.19 0.60 0.72 2.76 0.02

3. Industri 138.35 137.83 -0.38 0.66 4.41 -0.18

Perdagangan Internasional

1. Impor Non migas 138.88 138.86 -0.01 1.49 2.54 0.00

2. Ekspor Non migas 154.21 154.30 0.06 3.60 9.21 0.01

Umum Non migas 160.69 159.28 -0.88 0.31 5.13 -0.88

Sumber: Badan Pusat Statistik

34 | MEI 2017

Anda mungkin juga menyukai