Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang

Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana dilihat dari

luas wilayahnya memiliki kondisi alam yang subur dan kekayaan alam

yang cukup besar, serta sebagian besar masyarakatnya yang bekerja

pada sektor pertanian. Potensi yang dimiliki oleh Indonesia ini membuat

masyarakat Indonesia termotivasi untuk memacu dirinya dalam kegiatan

pembangunan demi peningkatan mutu serta taraf hidup kearah yang lebih

baik. Negara kita yang disebut sebagai Negara agraris mencatat, betapa

besar dan pentingnya sektor pertanian. Sebagian besar penduduk

bermata pencaharian sebagai petani dan sangat bergantung pada sektor

pertanian. Dinas Pertanian Dan Pangan memiliki peran yang sangat besar

dalam mengembangkan usaha pertanian di tanah air. Dengan dukungan

yang baik dari dinas pertanian, masyarakat yang menggantungkan

hidupnya dari betani akan hidup semakin layak dan makmur. Perlu peran

aktif dari setiap bagian di dinas pertanian dan pangan.

Saat ini terdapat 28,59 juta jiwa penduduk miskin atau 11,22% dari

total penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan. Suatu ironi yang

membuat miris, mengingat kelompok petani inilah yang berjasa bagi

pembangunan pertanian dan pembangunan ekonomi petani selama ini.

Kompleksitas permasalahan yang bersifat krusial sering kali dihadapi oleh

1
2

para petani. Beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh petani

adalah dihadapkan pada persoalan pemenuhan kebutuhan pokok

hidupnya seperti sandang, pangan dan kebutuhan dasar lain seperti

pendidikan, kesehatan dan tuntunan-tuntunan lainnya. Pada sisi yang lain

memenuhi kebutuhan pokok hidupnya saja sebagian besar petani sudah

mengalami kesulitan dengan terbatasnya modal membuat harga jual kopi

rendah.

Petani sejak dulu memberikan peran penting dalam pertanian dan

ekonomi, sehingga petani perlu diberi perlindungan dan pemberdayaan

untuk mendukung kebutuhan pangan serta ekonomi. Pemerintah

sebenarnya sudah cukup banyak mengeluarkan kebijakan dan Peratura-

Perundang - Undangan mengenai potensi perkebunan dan Undand-

Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan dan Undang Undang

Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani

serta Peraturan Perundangan-Undangan lainnya yang menjadi pedoman

bagi seluruh komponen bangsa khususnya instansi yang terkait yaitu

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan jajaran

kelembagaannya yang ada di daerah. Namun dalam perkembangannya

sejumlah peraturan Perundang-Undangan yang ada kurang dipedomani

dengan baik oleh warga masyarakat, pelaku usaha bahkan aparat

pemerintah itu sendiri sehingga sebagian besar potensi perkebunan

tersebut belum mampu dikelola secara optimal.


3

Kabupaten Bener Meriah, mempunyai luas wilayah 1.454,09 Km.

Komoditas kopi yang sangat banyak di wilayah Kabupaten Bener Meriah

membuatnya mampu di ekspor hingga keluar negeri, negara-negara maju

sekarang ini sektor kopi gayo sudah diperhitungkan menjadi salahsatu

sumber pembiayaan negara dan kopi semakin dilirik oleh para investor.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah, maka masalah terkait pembangunan daerah dalam bentuk

otonomi daerah lebih di perjelas lagi. Dengan adanya otonomi daerah

maka daerah diberikan kesempatan serta ruang lingkup yang lebih luas

dalam membangun daerahnya sendiri serta mengembangkan segala

potensi daerahnya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan didaerah

tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar

penduduk Kabupaten Bener meriah berprofesi sebagai petani karena

wilayah yang mendukung untuk daerah pertanian, untuk itulah pada saat

ini masyarakat memerlukan pembinaan dan pelatihan khusus dari

pemerintah Kabupaten Bner Meriah melalui dinas terkait dalam rangka

meningkatkan produktivitas masyarakat dalam mendukung

keberlangsungan pelaksanaan otonomi daerah agar dapat berjalan sesuai

dengan apa yang dicita-citakan oleh pemerintah selama ini.

Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari pembangunan nasional, sehingga jika ingin mewujudkan

pembangunan nasional yang baik maka harus diiringi pula dengan

pembangunan daerah yang baik.


4

Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Bener

Meriah memiliki Tugas Pokok dan Fungsi dalam merumuskan kebijakan

pengembangan pertanian pangan serta merumuskan kebijakan pelatihan

dan penyuluhan. Kelompok tani merupakan perpanjangan tangan dari

pemerintah Kabupaten Bener meriah dalam mengawal proses mengelola

pertanian kopi di Kabupaten Bener Meriah

Diantara potensi daerah yang ada di Kabupaten Bener meriah baik

untuk dikembangkan adalah potensi pertanian Kopi, dimana selama ini

pertanian kopi merupakan potensi unggulan di Kabupaten Bener Meriah

dengan jumlah produksi 33.580 ton setahun atau produktivitas 730

kg/hektar. Harga biji kopi saat ini Rp.50.000/kg, maka pendapatan petani

1,67 milyar lebih pertahun.(menurut data Kabupaten Bener meriah dalam

angka 2015), hasil tersebut merupakan hasil produksi terbesar untuk jenis

tanaman perkebunan yang ditanam di wilayah Kabupaten Bener meriah.

Kopi yang ditanam oleh petani yang ada di Kabupaten Bener

meriah adalah kopi jenis Arabica, Robusta, Luwak Gayo Organik, tapi

pada umumnya para petani lebih banyak yang menanam kopi dengan

jenis Arabica dan Luwak Gayo Organik yang sudah terkenal mendunia,

hal ini sangat berpengaruh terhadap daya jual dari petani dan biaya

perawatan sedikit lebih hemat.

Wilayah Kabupaten Bener Meriah yang pada umumnya merupakan


daerah dataran tinggi sangat cocok untuk pengembangan segala jenis
tanaman baik itu tanaman horticultura seperti wortel, kentang tomat,
cabai, jagung, kol, dan lain-lain serta tanaman keras seperti kopi, cokelat,
pohon tebu lainnya.
5

Total areal tanaman kopi diseluruh kecamatan di Kabupaten Bener

Meriah mencapai 39,702 Ha dengan total produksi mencapai 456.573 Ha

- 658.063 keintal setiap tahum dengan rata-rata produksi mencapai 6,5 -

11,5 kwintal biji kopi kering/Ha. Lahan tanaman kopi terluas berada di

Kecamatan Permata ( 9.147,50 Ha, sedangkan kecamatan dengan luas

tanaman kopi paling sedikit adalah Kecamatan Wih Pesam yang hanya

seluas 2.595,50 Ha.

Urusan Perkebunan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bener

Meriah selaku pemegang kekuasaan pemerintahan dalam hal ini

merupakan kewenangan Dinas Pertanian semestinya dapat mengatur dan

mengeluarkan kebijakan yang baik yaitu kebijakan yang tentunya tidak

berlawanan dengan Undang Undang maupun peraturan yang berada

diatasnya untuk melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan

kesejahteraan masyarakat petani yang ada di Kabupaten Bener Meriah

sehingga dapat memotivasi para petani tersebut untuk dapat mencapai

hasil produksi yang maksimal. Pengembangan Perkebunan Kopi di

Kabupaten Bener Meriah selama ini masih banyak permasalahan yang

dihadapi antara lain adalah para produsen kopi masih banyak yang belum

memiliki sarana prosesing yang baik, seperti lantai jemur serta sarana

lain, ini mempengaruhi nilai daya saing kopi yang diekspor, sumber daya

manusia dari pelaku usaha pertanian/perkebunan masih rendah sehingga

menyebabkan lemahnya akses terhadap informasi yang terkait dengan

sumber daya, kurangnya teknologi dan permodalan serta kurangnya


6

peranan kelembagaan kelompok tani. Selain pemanfaatan sumber daya

yang tidak merata, masalah lain yang dihadapi adalah terbatasnya sarana

dan prasarana pertanian, data dan informasi, lemahnya dukungan

kelembagaan serta pelaksanaan pembangunan yang kurang terpadu

serta belum adanya peraturan daerah maupun peraturan walikota yang

khusus mengenai pertanian kopi.

Kabupaten Bener Meriah yang daerahnya memiliki kawasan

perkebunan yang luas memiliki potensi yang besar dalam rangka

berperan aktif dalam peningkatan pendapatan asli daerah dan

pendapatan masyarakat di Kabupaten Bener Meriah khususnya

perkebunan kopi yang merupakan salah satu komoditas unggulan bagi

rakyat dengan meningkatnya prospek perkopian Nasional dan

Internasional saat ini, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah membuka

peluang investasi seluas-luasnya kepada investor baik dari dalam negeri

maupun investor asing untuk memanfaatkan potensi yang masih cukup

besar untuk pengembangan komoditas kopi.

Komoditas Unggulan yang digadangkan menjadi salah satu sumber

peningkatan pendapatan daerah tidak diikuti dengan kesejahteraan para

petaninya, dan masih banyak petani Kopi yang ada di Bener Meriah masih

merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya, hal ini dikarenakan

produksi kopi mengalami pasang surut akibat biaya perawatan tanaman

yang mahal, dan akses jalan dari perkebunan ke lokasi pasar masih

sebagian belum selesai dikerjakan sehingga memerlukan biaya

transportasi yang tidak sedikit. Belum lagi hal teknis yang dialami oleh
7

para petani pada masa penaman, seperti hama, kondisi cuaca dan

sebagainya. Untuk mengantisipasi hal ini, Pemerintah Kabupaten Bener

Meriah melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bener Meriah

telah memberikan bibit unggul melalui Balai Benih Induk Kopi guna untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi yang ada diwilayah

Kabupaten Bener Meriah. Tapi upaya itu dinilai belum mampu

memberikan dampak yang signifikan karena selain memerlukan bibit yang

unggul, para petani juga membutuhkan pelatihan, pendampingan

pengelolaan perkebunan kopi serta di berikan fasilitas sarana dan

prasarana pemasaran hasil produksi kopi, penguatan kelembagaan petani

juga harus dilakukan agar petani memiliki wadah sosialisasi dalam rangka

mendapatkan data dan informasi mengenai produksi kopi.

Untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi yang ada diwilayah

Kabupaten Bener Meriah, perlu adanya keseriusan dari Pemerintah

Daerah melalui Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Bener Meriah

untuk terus memberikan pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan

petani kopi yang ada di Kabupaten Bener Meriah. Berdasarkan uraian

yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

peranan Dinas Pertanian Dan Pangan dalam memberdayakan petani kopi

di Kabupaten Bener Meriah, dengan judul PERAN DINAS PERTANIAN

DAN PANGAN DALAM MEMBERDAYAKAN KELOMPOK PETANI

KOPI DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH.


8

1.2 Ruang Lingkup, Fokus Dan Lokasi Magang

1.2.1 Ruang Lingkup Magang

Sesuai dengan jurusan serta ruang lingkup dari pemberdayaan

yaitu bina manusia, bina usaha, bina kelembagaan dan bina lingkungan,

maka penulis mengambil judul usulan magang yaitu Peran Dinas

Pertanian Dan Pangan Kabupaten Bener Meriah Dalam Memberdayakan

Petani Kopi Di Kabupaten Bener Meriah maka penulis melaksanakan

magang di Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Bener Meriah dengan

ruang lingkup kerja penulis yaitu hanya mengamati dan menganalisa

peran Dinas Pertanian Dan Pangan dalam memberdayakan kelompok

petani kopi yang ada di Kabupaten Bener Meriah.

Pengembangan Perkebunan Kopi di Kabupaten Bener Meriah

selama ini masih banyak permasalahan yang dihadapi antara lain adalah

kualitas dan kuantitas hasil panen yang masih rendah sehingga

berdampak pada tingat kesejahteraan petani itu sendiri, sumber daya

manusia dari pelaku usaha pertanian/perkebunan masih rendah sehingga

menyebabkan lemahnya akses terhadap informasi yang terkait dengan

sumber daya, kurangnya teknologi dan permodalan serta kurangnya

peranan kelembagaan kelompok tani. Selain pemanfaatan sumber daya

yang tidak merata, masalah lain yang dihadapi adalah terbatasnya sarana

dan prasarana pertanian, data dan informasi, lemahnya dukungan

kelembagaan serta pelaksanaan pembangunan yang kurang terpadu


9

serta belum adanya peraturan daerah maupun peraturan walikota yang

khusus mengenai pertanian kopi.

1.2.2 Fokus Magang

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk melihat sejauh mana peran

Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Bener Meriah dalam

memberdayakan kelompok petani kopi di Kabupaten Bener Meriah

Provinsi Aceh, dan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

a. Bagaimana Pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian

Dan Pangan Kabupaten Bener Meriah terhadap petani kopi yang ada

di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh;

b. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung Dinas Pertanian

Dan Pangan Kabupaten Bener Meriahdalam memberdayakan

kelompok petani kopi di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh; dan

c. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Dan Pangan

Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh dalam mengoptimalkan

pemberdayaan petani kopi di Kabupaten Bener Meriah Provinsi.

1.2.3 Lokasi Magang

Kegiatan magang dalam penelitian ini dilaksanakan di Dinas

Pertanian Dan Pangan Kabupaten Bener Meriah terhadap peran dan


10

upayanya dalam memberdayakan petani kopi yang ada di Kabupaten

Bener Meriah.

1.3 Maksud dan Tujuan Magang

1.3.1 Maksud Magang

Maksud dari penulisan ini adalah untuk mengetahui, mempelajari,

mengamati, menganalisis dan mendriskripsikan bagaimana dan seperti

apa peran Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pertanian Dan Pangan

Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan Kelompok Petani Kopi

yang merupakan salah satu urusan pilihan pemerintah yaitu pertanian.

Serta meningkatkan keahlian penulis dalam memahami urusan

pemerintah pilihan yaitu pertanian, tata cara pengambilan keputusan dan

tata cara melaksanakan tugas di lapangan kerja.

1.3.2 Tujuan Magang

Adapun tujuan magang ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis peran Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Bener

Meriah dalam memberdayakan petani kopi di Kabupaten Bener Meriah;

Untuk mengetahui apa saja hambatan dan dukungan yang dihadapi oleh

Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Bener Meriahdalam

memberdayakan petani kopi di Kabupaten Bener Meriah; dan Untuk

mengetahui upaya apa saja yang telah dilalui oleh Dinas Pertanian Dan

Pangan Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan petani kopi di

Kabupaten Bener Meriah yang merupakan salah satu urusan pilihan


11

pemerintah yaitu pertanian dan turut memberikan sumbangan pemikiran

kepada stakeholder.

1.4 Kegunaan Magang

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Hasil magang ini diharapkan memberi pengetahuan bagi praja

IPDN mengenai salah satu tugas pemerintahan yakni pertanian serta

berkontribusi yang besar dan berguna sebagai referensi bagi

perpustakaan Institut Pemerintahan Dalam Negeri terutama bagi praja

IPDN sebagai bahan bacaan yang dapat memberikan ilmu pengetahuan

khususnya tentang pertanian.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil magang ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan pengetahuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bener

Meriah khususnya Dinas Pertanian Dan Pangan, serta para petani kopi

dan masyarakat Kabupaten Bener Meriah dalam pemberdayaan petani /

kelompok petani kopi.

Anda mungkin juga menyukai