Anda di halaman 1dari 2

Kegawat-daruratan

GAGAL NAFAS
No. Dokumen : E
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
SOP
Halaman :

dr.Edy Santoso
UPT PUSKESMAS
NIP. 19770704 200701 1 010
MANDIRAJA 2

1.Pengertian Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan


suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel tubuh yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh normal.
Peranan sistem peranapasan ialah mempertahankan PO 2, PCO2, dan pH darah
arteri tetap normal.
Kriteria gagal nafas :
1. PO2 arterial < 60 mmHg
2. PCO2 arterial > 45 mmHg, kecuali jika peningkatan PCO2 merupakan
kompensasi alkalosis metabolik.
2.Tujuan Panduan penanganan awal syok
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis No.
4.Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I edisi V
Buku Ajar Kegawatdaruratan Pediatrik IDAI
Buku Ajar ACLS Inonesia 2017
5.Prosedr 1. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dan pengecekan saturasi
oksigen dengan oksimetrri jika ada.
2. Dokter memberikan terapi
3. Cek ABCnya A dan B dilakukan bersamaan : pastikan jalan nafas bebas dan
frekuensi pernapasan, jika terjadi stridor dan frekunesi nafas dibawah 12 kali
/ menit atau lebih dari 24 kali / menit pada pasien dewasa, pada neonatus
kurang dari 30 kali / menit atau lebih dari 60 kali / menit, 1-6 bulan kurang
30 kali / menit atau lebih dari 60 kali / menit, 6-12 bulan kurang 24 kali /
menit atau lebih dari 46 kali / menit, 1-4 tahun kurang dari 20 kali / menit
atau lebih dari 30 kali / menit, 4-6 tahun kurang dari 20 kali / menit atau
lebih dari 25 kali / menit, 6-12 tahun kurang dari 16 kali / menit atau lebih
dari 20 kali / menit. Lakukan head tilt chin lift. Jika setelah dilakukan
tindakan diatas belum membaik, lakukan pemberian nafas manual dengan
cara begging. Jika saturasi oksigen meningkat maka pertahankan. C : cek
sirkulasi di nadi yang besar atau dengarkan detak jantung pada anak atau
neonatus.
4. Petugas kesehatan memasang satu atau dua jalur intra vena dengan cairan
kristaloid. Jarum infus yang digunakan ukuran besar. Pasang di pembuluh
darah yang besar. Setelah terpasang jalur intra vena lakukan fluid challange
test yang diawali 150 mL dalam waktu singkat. Jika infus awal memberi
dampak perbaikan seperti meningkatnya tekanan darah dan frekuensi denyut
jantung, maka pemberian cairan dapat diulang lagi. Dengan rumus cairan
kristaloid 2-4 mL/kg BB.
5. Jika tidak dapat terpasang lakukan langkah 10.
6. Pasang cateter urin yang berfungsi untuk balans cairan.
7. Pengambilan specimen darah rutin dan gula darah
8. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan laboratorium
9. Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada
Kegawat-daruratan
GAGAL NAFAS
No. Dokumen : E
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
SOP
Halaman :

dr.Edy Santoso
UPT PUSKESMAS
NIP. 19770704 200701 1 010
MANDIRAJA 2

dokter
10. Dokter memberikan penjelasan hasil laboratorium, diagnosis dan
menjelaskan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
11. Petugas kesehatan mempersiapkan ambulance dan menghubungi supir
ambulance.
12. Dokter, Petugas lab, Petugas kesehatan mendokumentasikan di RM
6.Unit Terkait Unit Pelayanan Medis, Laboratorium, Supir ambulance,
7.Dokumen RM Pasien
Terkait

Anda mungkin juga menyukai