Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan Anak Yang Benar Dan Baik

Dalam mendidik seorang anak diperlukan kedua orang tua yang berperan baik sebagai penyedia keperluan si anak tsb seperti
sandang, pangan dan papan dan juga tingkah laku orang tua yang menjadi teladan untuk si anak. Kemudian setelah memasuki tahap
sekolah yang kini dapat dimulai sejak usia tiga tahun bahkan dapat sebelum itu, peran guru juga turut andil dalam pendidikan anak
yang tentunya harus mendapat dukungan yang sinergi dengan orang tua si anak tsb.

A. Peran orang tua.


Orang tua yang baik tidak mengajarkan moral yang baik secara berlebihan kepada si anak namun mencontohkan perilaku yang baik
secara nyata. Pengajaran verbal yang berlebihan namun tidak dibarengi dengan tindakan nyata justru akan membuat si anak
menjadi pemberontak dengan menunjuk perilaku orang tua yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan kepadanya.
Contoh:
1. Seorang ayah mengajarkan anaknya untuk jujur namun ia sering secara tidak langsung mengajarkan anaknya untuk berbohong
denga sering berkata, Jangan bilang ibumu begini, bilang saja begitu.
2. Atau seorang ibu yang sering menjanjikan anaknya sesuatu seperti, Kalau kamu dapat nilai 100 maka ibu belikan baju baru,
namun ketika anaknya benar mendapat nilai 100 ibunya menggunakan banyak dalih untuk tidak menepati janjinya. Peristiwa ini
kerap kali kita saksikan di sekeliling kita dan ini dapat berdampak buruk kepada si anak secara psikologis dan akademis, berikut
uraiannya:
1) Jika peristiwa seperti ini sering terjadi maka akan menyebabkan penumpukan emosi negatif kepada anak tsb yang jika
dibiarkan akan terkumpul dan meluap dan menyebabkan anak tidak memercayai si ibu lalu kemudian mengurangi tasa hormat
kepada ibunya dan sering membangkang. Kebanyakan ibu di Indonesia akan dengan mudahnya membawa doktrin agamanya
atau legenda Malin Kundang untuk anak spt ini tanpa pernah bercermin atas kesalahannya sendiri.
2) Motivasi anak untuk belajar akan berkurang sehingga menyebabkan mental block atau hambatan mental dalam bawah
sadar si anak dengan sugesti di pikirannya, Percuma belajar jika pintar atau bodoh tidak ada bedanya. Mending tidak belajar,
bisa main. Kebanyakan orang tua dan guru tidak memahami hambatan psikologis seperti ini karena tidak mengetahui akar
masalah yang menjadi penyebabnya.
Maka para orang tua diharapkan untuk bijaksana dan realistis dalam mendidik anak-anak mereka. Tidak perlu berkeinginan terlalu
tinggi jika tidak bersedia untuk berusaha yang optimal dalam perkembangan anak. Jika tidak mampu memberi maka katakan
sejujurnya dan beri pengertian kepada anak secara terbuka dan apa adanya. Jangan berbohong. Biarkan anak mengerti di awal
daripada kecewa di akhir. Anak akan meneladani perilaku dan bukan perkataan orang tuanya.

B. Peran guru
Peran guru sangat penting untuk seorang anak namun harus bersinergi dengan peran orang tua. Pengajaran yang diberikan seorang
guru dapat terpatahkan oleh ajaran yang bertolak belakang dari orang tuanya. Contoh: guru mengajarkan buang sampah pada
tempatnya namun anak melihat orang tuanya selalu buang sampah sembarangan.
1. Pentingnya mengenal keberagaman.
Setiap anak berlatar belakang yang berbeda-beda dari aspek ekonomi, tingkat inteligensi, karakter, dsb. Ada hal-hal yang berlaku
untuk semua anak seperti kurikulum dan seragam namun ada juga hal-hal khusus yang tidak dapat diterapkan kepada semua anak
secara merata. Contoh: Seorang guru kelas 1 SD tidak dapat menggunakan intonasi yang sama untuk seorang anak yang berkarakter
keras dengan anak yang berkarakter lebih halus.
2. Memotivasi dan bukan mendemotivasi
Seorang guru tidak memarahi seorang anak yang tidak dapat menyelesaikan sebuah soal yang mungkin terkesan mudah untuk
rata-rata anak jika anak tsb telah menunjukkan upayanya. Di lain sisi, seorang guru juga dituntut mendidik kedisiplinan kepada
murid-muridnya. Jadi dalam mendidik, seorang guru perlu bertindak seimbang antara mendisiplinkan namun juga memahami
keadaan murid-muridnya. Murid perlu dididik disiplin dan dipacu motivasi belajarnya tanpa mendemotivasinya dengan pernyataan
negatif yang akan mengecilkan perasaanya.
3. Perlunya sinergi guru dengan orang tua
Seorang guru hanyalah manusia yang memiliki banyak kekurangan. Jika seorang guru telah melaksanakan tugasnya secara optimal
maka diperlukan dukungan orang tua agar upaya guru tsb dapat berdampak baik untuk si anak. Contoh: guru telah mengajar
perkalian dengan optimal namun seorang murid tidak mengerti. Tanggung jawab tidak 100% ada pada guru tsb jika orang tua si anak
tidak membimbing si anak sama sekali dan sepenuhnya hanya berharap dari sekolah.

Ada banyak faktor lain dalam pendidikan seorang anak namun yang terpenting adalah orang tua dan guru. Karenanya seorang anak
perlu dididik baik oleh orang tua dan guru-gurunya.

Anda mungkin juga menyukai