Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN BULANAN 5

BENDUNGAN BATU JAI


TENAGA ADMINISTRASI KOMISI IRIGASI

Yudha Ramdana
NPWP. 81.591.219.1-911.000

BIDANG SUMBER DAYA AIR

TAHUN ANGGARAN 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Bulanan 5 Bendungan Batujai Lombok Tengah .
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa
ajaran agam islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam
semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan bulanan ini.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan laporan ini berlangsung sehingga dapat
terealisaasikan laporan ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, laporan yang kami buat ini masih
banyak terdapat kekurangannya.

DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B .Permaslahan 2
C. Tujuan dan Upaya 3
BAB II. PEMBAHASAN
D. Perawatan bendungan 4
E. Pemeliharan dan perbaikan bendungan 5
F. Kegiatan rutin meliputi monitoring dan
inspeksi ........................................... 6
BAB III. KEBIJAKAN PEMERINTAH
G.Dasar Hukum 7
H.Berapa Prinsip Pokok Untuk Pengembangan Sumber Daya Air 8

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN


I. Saran 9
J. Penutup 10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah Lombok Tengah dikenal sebagai daerah yang memiliki lahan pertanian yang
subur seluas kurang lebih 3.080 Ha dimana masyarakatnya sebagian besar berprofesi
sebagai petani. Oleh karena itu masyarakat di daerah Lombok Tengah yang sebagian
besar bekerja sebagai petani sangat bergantung pada air yang dialirkan melalui
jaringan irigasi, begitu pula masyarakat yang tinggal pada daerah di sekitar
Kecamatan Praya dimana terdapat Bendungan Batujai yang aliran airnya sebagian
besar dipergunakan mengaliri areal pertanian melalui DI.Batujai. Daerah Irigasi
Batujai merupakan daerah yang berada pada wilayah Lombok Tengah tepatnya pada
Kecamatan Praya yang suplai air nya didapat dari Bendungan Batujai. akan tetapi
dikarenakan banyaknya kerusakan yang mengakibatkan terjadinya kebocoran pada
saluran pembawa ini maka air yang sangat dibutuhkan para petani tidak bisa
terpenuhi dengan baik.
1 Bangunan pembawa ini kondisinya sekarang banyak mengalami kerusakan, dikarenakan
kurangnya perawatan dan banyaknya rumput-rumput atau tanaman liar yang tumbuh
menempel pada bangunan pembwa mengakibatkan terjadinya rongga pada bangunan, juga
adanya sedimentasi.
2 Pada saat ini kondisi infrastruktur bendungan Batujai Desa Batujai secara fisik
saat ini cukup memprihatinkan. Hal itu terlihat dari mulai menurunnya kinerja
sejumlah fasilitas yang dimiliki bendungan terbesar di Pulau Lombok ini. Salah satu
persoalan serius yang kini dihadapi ialah terjadinya pendangkalan sisi dasar
bendungan, dan juga adanya tumbuhan enceng gondok. Akibatnya, kualitas air baku
yang mampu ditampung mengalami penurunan dratis. Baik dari segi mutu maupun
volumenya.

B. Permasalahan

* FOTO Enceng Gondok merupakan Salah satu masalah yang ada di Bendungan Batu Jai.
* Dampak yang ditimbulkan akibat adanya tumbuhan enceng gondok yang semakin banyak
dan hampir menutupi sebagian besar areal genangan Bendungan Batujai mengakibatkan
menurunnya kualitas air dan volume air, juga adanya pendangkalan pada bendungan
Batujai ini, cukup besar. Hal ini dampaknya dirasakan oleh masyarakat sekitar yang
bekerja sebagai petani juga dirasakan oleh PDAM Praya yang selama ini menggunakan
air bendungan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan air bersih bagi masyarakat di
wilayah Loteng bagian selatan. Kalau musim penghujan seperti saat ini, mungkin
dampaknya tidak begitu kentara. Tapi kalau sudah memasuki musim kemarau, sangat
dirasakan pengaruhnya.
* Paparan diatas merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan yang ada pada
Bendungan batujai yang kian hari kian menurun kinerjanya, dari data Teknis didapat
bahwa tampungan efektif Bendungan Batu Jai sebesar 25 juta m areal irigasi 3000
ha dan dan untuk air baku sebesar 200 l/dt.

C.Tujuan dan upaya mengatasi permasalahan


* Untuk pengelolaan bendungan batu jai itu sendiri di serahkan sepenuhnya kepada
Pemerinkan Kabupaten Lombok Tengah, akan tetapi jika ada beberapa permasalahan yang
timbul pada Bendungan Batu Jai, Pemerintah Pusat masih mempunyai kewajiban dalam
penanganannya.
* Untuk itu, Pemkab Loteng merencanakan mengeruk sisi dasar bendungan yang
mengalami pendangkalan. Namun begitu, pengerukan dasar Bendungan Batujai, belum
pasti dilakukan. Apakah bisa dilaksakan tahun ini juga atau tidak. Pasalnya, status
bendungan yang berfungsi menyuplai air baku bagi pertanian dan kebutuhan lainnya di
Loteng bagian Selatan ini, masih menjadi aset Pemprop NTB. Sehingga apapun kegiatan
yang akan dilaksanakan di dalam area, terutama yang berkaitan kegiatan fisik, harus
sepengetahun pihak propinsi. Sedangkan Pemkab Loteng dalam persoalan ini tidak bisa
berbuat banyak. Kecuali meminta dan memberikan anjuran kepada pemilik aset. Itu
berarti, pengerukan yang akan dilakukan dan direncanakan Pemkab Loteng, harus
seizin Pemprop NTB terlebih dahulu. Bila perlu, secara resmi Pemkab Loteng akan
berkirim surat. Bagaimana kemudian bendungan Batujai bisa dikeruk. Dengan harapan,
tentunya agar kinerja serta daya tampung air baku bisa lebih besar lagi. Paling
tidak mampu mendekati daya tampung saat awal beroperasi tahun 1980-an lalu.

* Foto Bendungan Batujai pada sisi Hilir

D.Perawatan Bendungan
* Dari paparan diatas diketahhui bahwa Bendungan Batujai saat ini memerlukan
perhatian dan penanganan yang serius, dimana pertumbuhan enceng gondok yang tidak
terkontrol dan adanya sedimentasi yang besar mempengaruhi umur dan efektifitas
bendungan, untuk itu koordinasi antar pihak terkait harus terjalin secara baik,
karena dilihat dari areal irigasi sebesar 3000 ha menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat sesuai dengan UU No. 7 tahun 2004.
Oleh kerena itu untuk Melestarikan dan Merawat Bendungan Batujai agar selalu dalam
kondisi baik dan Berfungsi secara Optimal diperlukan O&P
Bendungan.
* Dalam melaksanakan O & P sebuah Bendungan adalah terdiri dari:
a. Pelaksanaan Pengoperasian Bendungan
b. Pelaksanaan Monitoring dan Inspeksi Bendungan
c. Pemeliharaan dan Perbaikan Bendungan dan Sarana Pendunkung ( Saluran Irigasi)
O & P sangatlah besar peranan dan pengaruhnya kepada masa bertahannya Bendungan itu
sendiri. Kegiatan O & P inilah yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan,
sehingga daya guna dan kelestarian dari waduk ini dapat bertahan lama.

Pengoperasian Bendungan
> Sebelum Bendungan dioperasikan maka diperlukan adanya perencanaan
pengoperasiannya, hal ini penting sekali mengingat keterbatasan ketersediaan air di
bendungan dari hasil studi keseimbangan air dengan melihat karakteristik Bendung,
karakteristik daerah layanan irigasi, estimasi potensi Inflow dan kebutuhan air
irigasi.
> Perencanaan pengoperasian waduk ini dilaksanakan setiap tahun, yaitu menghitung
prakiraan kebutuhan air tanaman dalam setahun dan prakiraan ketersediaan air di
waduk. Agar nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal dan merata, maka perlu
adanya pengaturan pola operasi waduk. Pola pengaturan operasi waduk dituangkan
dalam bentuk kurva standar operasi waduk. Kurva standar operasi ini diperlukan
untuk mengantisipasi perubahan pola operasi waduk pada berbagai kondisi inflow
waduk yaitu : kondisi tahun kering, kondisi Q andalan (tahun normal), dan kondisi
tahun basah.
> Pelaksanaan perhitungan adalah dengan menggunakan data-data terbaru, hasil
monitoring lapangan dan usulan Pola Tanam P3A, dilaksanakan dengan mengadakan
koordinasi dengan staf pengairan (Dinas PU dan KCD/Pengamat).
Komponen Pengoperasian Bendungan
> Secara umum komponen penting pada pengoperasian sebuah Bendungan terdiri dari :
elevasi muka air waduk, debit rembesan, bangunan ukur debit keluaran, pintu outlet,
bangunan pelimpah, dan instrumentasi dan Saluran Irigasi. Komponen-komponen
tersebut wajib dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi.
1. Muka Air Waduk / Bendungan
Pengamatan dan pembacaan elevasi muka air, sangat berguna untuk mengetahui volume
air di dalam Bendungan sehingga supply terhadap kebutuhan air baik untuk air minum
maupun untuk irigasi dapat diamankan. Pengamatan dan pembacaan elevasi muka air
Waduk dilakukan melalui mistar ukur . Hubungan antara elevasi, area dan volume
waduk dibuat dalam bentuk grafik sehingga bisa menjadi acuan dalam pengoperasianya.

2. Debit Limpasan Bangunan Pelimpah


* Bangunan pelimpah pada Bendungan harus tetap dimonitor dan dicatat agar besarnya
debit yang melewati spillway bisa terukur dan dibuat dalam bentuk hubungan antara
tinggi air ( H ) dan debit ( Q ).
3. Debit Rembesan pada Vnotch
* Pengamatan dan pencatatan debit rembesan Bendungan setiap hari sangat berguna
untuk mengetahui kondisi rembesan pada tubuh Bendungan sehingga dapat diketahui
apakah Bendungan masih dalam kategori aman terhadap bahaya piping. Pengamatan dan
pencatatan debit rembesan melalui tubuh Bendungan dapat diamati pada Vnotch.
4. Instrumentasi Bendungan
* Instumentasi pada tubuh Bendungan berfungsi untuk memonitor kondisi perilaku
tubuh Bendungan yang terdiri dari komponen sebagai berikut :
- Open Standpipe Piezometers untuk mengukur tekanan pori di inti lempung
Bendungan dan abutment.
- Seepage Chamber 1 unit untuk mengukur debit air rembesan yang lewat
tubuh Bendungan.
- Crest Settlement Points unit untuk mengukur pergerakan di permukaan dari
Bendungan baik horizontal maupun vertikal.
Operasional Keseimbangan Air Bendungan
> Operasional keseimbangan air di waduk memiliki peranan yang cukup penting dalam
keberhasilan pengaturan air di Sistem Jaringan Irigasi. Untuk dapat mengoperasikan
air secara baik petugas yang terkait harus memahami beberapa faktor, diantaranya:
a. Karakteristik Bendungan
b. Kondisi Hidrologi
c. Karakteristik Derah Layanan Irigasi
d. Kebutuhan Air

Prinsip Pola Pengoperasian Bendungan


o Agar pengoperasian waduk sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan
prinsip-prinsip pengoperasian Bendungan sebagai berikut :
a. Kondisi tahun kering ditandai tidak melimpahnya bendungan pada saat
akhir MT-1.
b. Kondisi Q andalan 80% ditandai dengan masih melimpahnya bendungan
sampai akhir MT-1 dan pada akhir MT-2 volume waduk masih 1/2 dari volume total.
c. Kondisi tahun basah ditandai dengan masih melimpahnya bendungan pada
akhir MT-1 selama 3 bulan dan pada akhir MT-2 volume bendungan masih 3/4 dari
volume total.
d. Debit yang dikeluarkan oleh bendungan untuk mensuplai kebutuhan air
irigasi dilakukan secara terus menerus atau kontinyu dengan besaran tiap tengah
bulanan bervariasi sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada, dimana besarnya debit
air suplesi dari bendungan tidak diberikan sesuai kebutuhan (faktor k = 1), akan
tetapi hanya diberikan dengan prosentase tertentu yaitu diasumsikan sebesar 0.71
sampai 0.76 (syarat pemberian secara kontinue k > 0.70).
e. Debit release yang dikeluarkan harus terukur sesuai dengan pola
bukaan pintu.
f. Pola pengoperasian waduk pada MT-2 dan MT-3 akan mengalami
perubahan tergantung pada kondisi muka air bendungan di akhir MT-1 (bulan April-1)
akibat adanya kondisi inflow waduk yang bervariasi atau adanya pemakaian air di MT-
1 yang tidak teratur.
g. Rencana pola tata tanam di MT-2 dan MT-3 ditentukan berdasarkan
kondisi muka air di akhir MT-1.
h. Secara umum, jika pengeluaran air dari Bendungan pada MT-1 dapat
dilakukan sehemat mungkin, maka pada MT-2 dan MT-3 akan terjadi peningkatan
intensitas tanam.
i. Penerapan sistem golongan dan rotasi akan sangat membantu dalam
rangka penghematan air bendungan. Demikian juga dengan penerapan tanam padi dengan
metode SRI akan dapat menghemat kebutuhan air irigasi sekitar 30% dari metode biasa
(non SRI).
j. Bila kondisi lahan irigasi sudah mencukupi untuk kebutuhan air
irigasi oleh hujan maka debit suplesi dari waduk harus dihentikan. Sehinga air
keluaran dari waduk tidak sia-sia.
E. Pemeliharaan dan Perbaikan Bendungan
1. Pelaksanaan Pemeliharaan
o Pemeliharaan bendungan harus dilaksanakan secara rutin, karenan pemeliharaan
bangunan yang bagus akan mampum menambah umur bangunan tersebut dan apa bila
bangunan terawat baik maka secara otomatis akan menghemat biaya rehabilitasi,
karenan hal ini akan meminimalisir kerusakan yang terjadi.
2. Pembersihan Permukaan Air Bendungan
o Air yang ada pada bendungan biasanya terdapat sampah/pohon-pohon yang melayang
dan mengapung dikarenakan terbawa oleh sungai yang menyupali bendungan, sehingga
diperlukan antipasi terhadap sampah/pohon-pohon tersebut yang hanyut terbawa aliran
sungai masuk ke waduk. Tetapi pada kasus yang ada pada bendungan batujai terdapat
banyaknya tanaman enceng gondok yang berkembang subur memenuhi area genangan
bendungan (waduk) sehingga lambat laun hal ini bisa menimbulkan kerusakan pada
bendungan itu sendiri, juga mutu, kwalitas dan volume air yang jelek.
3. Spillway, Trash Rack Intake
o Pada daerah ini harus selalu di bersihkan, karenan pada bangunan ini air akan
dialirkan sehingga harus bersih dari hambatan yang akan menimbulkan masalah pada
kelancaran aliran yang menyuplai Daerah Irigasi.
4. Survey Endapan Sedimen
o Endapan Sedimen pada bendungan harus selalu di kontrol keberadaannya, karenan hal
ini sangat berperngaruh pada umur dari bendungan itu sendiri. Juga pada kerusakan
yang diakibatkan adanya sedimentasi sangatlah signifikan. Sebagai mana bisa terjadi
bajir apa endapan pada bendungan terlampau besar. Endapan sedimen pada Bendungan
harus disurvey secara berkala, yaitu pengukuran kedalaman endapan sepanjang garis
survey yang telah ditentukan, dianjurkan pelaksanaan survey dilaksanakan setiap 3
tahun sekali.
F. Kegiatan Rutin Meliputi Monitoring dan Inspeksi
1. Monitoring Rutin
o Monitoring bendungan harus dilakukan secara rutin, ini sangat dibutuhkan, karena
dengan ini dapat diperoleh data pencatatan harian dengan baik dan akurat,
monitoring secara rutin diperlukan antara lain untuk penyusunan operasional
bendungan dan mendeteksi secara dini terhadap karakteristik dan keselamatan
Bendungan, tempat dan jenis pekerjaan yang harus dimonitor adalah :
a. Intake
- Mencatat data elevasi muka air bendungan
b. Bangunan Pelepasan Debit (Valve House)
- Debit pengeluaran
c. Tubuh Bendungan Bagian Downstream
- Mencatat data rembesan (seepage) .
d. Spillway
- Mencatat data debit melimpah

2. Pencatatan dan Pelaporan


* Pencatatan dan pelaporan hasil monitoring rutin Bendungan dilaksanakan sebagai
berikut :
a. Elevasi waduk harus diamati 3 kali dalam sehari, yaitu pukul 8:00, pukul
12:00 dan pukul 17:00
b. Debit yang melalui intake, spillway dan rembesan harus diamati 3 kali
dalam sehari, yaitu pukul 8:00, pukul 12:00 dan pukul 17:00.
Hasil pencatatan ini dilaporkan ke kantor OP BWS NT I NTB, untuk kemudian diolah
dan dikirim ke Dinas PU Propinsi dan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I.
3. Monitoring dan Inspeksi Periodik
* Pekerjaan monitoring dan inspeksi dilaksanakan bersama-sama, yaitu dilaksanakan
sambil mengumpulkan data dari instrument yang terpasang pada Bendungan dan sekitar
daerah tersebut, pekerjaan dan frekwensinya adalah sebagai berikut :

4. Inspeksi Regular Sekitar Bendungan


Inspeksi regular sekeliling areal bendungan harus dilaksanakan setiap 3 bulan
sekali, inspeksi terdiri dari:
a. Longsoran sekitar areal genangan waduk
b. Endapan sedimen pada pertemuan genangan bendungan dengan sungai utama
c. Sampah atau batang/ranting pohon yang terapung
d. Gangguan terhadap DAS, seperti pertambahan penduduk, desa, lahan
pertanian, penggundulan hutan disekitar waduk.
5. Inspeksi Darurat
Inspeksi darurat harus dilaksanakan segera apabila terjadi insiden sebagai
berikut :
a. Gempa bumi dengan skala intensitas lebih dari 3 MMS (Modified Merically
Scale).
b. Ketika debit inflow melebihi 100 m3/dt.
c. Ketika curah hujan lebih dari 130 mm/hari.
d. Banjir besar pada daerah hulu.

2. KEBIJAKAN PEMERINTAH
G. Dasar Hukum
* Pada Provinsi Nusa Tenggara Barat di yang sumber daya airnya amat berlimpah
haruslah di kelola dengan sebaik - baiknya karenan menyangkut hajat hidup orang
banyak. Oleh kerena itu agar tidak terjadi saling tumpang antar kepentingan maka
pemerintah membuat Undang undang maupun Peraturan Pemerintah. Karenanya yang
menyangkut kebutuhan masyarakat luas dan tidak terjadi adanya monopoli oleh
Pemerintah telah diatur sebagai berikut :
a. Dalam UUD 1945 yaitu pada pasal 33 ayat 3 yang berbunyi Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya, dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
b. Peraturan perundang undangan yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan
sumberdaya air antara lain sebagai berikut :
1) UU No. 7 / 2004, tentang Sumber Daya Air.
2) UU No. 24 / 1992, tentang Penataan Ruang.
3) UU No. 22 / 1999, tentang Otonomi Daerah.
4) PP No. 14 / 1987, tentang Penyerahan Sebagian Pemerintahan di Bidang PU kepada
Daerah.
5) PP No. 22 / 1982, tentang Tata Pengaturan Air.
6) PP No. 35 / 1991, tentang Sungai.
7) PP No. 25 / 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Propinsi.
8) PERMEN PU. No. 30 / PRT / 1989, tentang Pembagian Wilayah Sungai.
9) PERMEN PU No. 42 / PRT / 1990, tentang Pengelolaan Atas Air dan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai.
> Pemerintah diberi hak penguasaan dan wewenang, yaitu antara lain untuk mengelola
serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau sumber-sumber air, menyusun,
mengesahkan atau memberi ijin berdasarkan perencanaan teknis tata pengaturan air
dan tata pengairan.
Sebagai salah satu kebijaksanaan Pemerintah kearah itu, ialah menyusun perencanaan
pemanfaatan sumber-sumber air dengan cara pengembangan wilayah sungai secara
menyeluruh serbaguna dan berjangka panjang dalam suatu pola Induk Pengembangan
Wilayah Sungai yang serasi dan seimbang.
Kegiatan-kegiatan Pemerintah dengan adanya hak menguasai oleh Negara tersebut,
mencakup keharusan untuk menjaga, mempertahankan, melindungi serta mengamankan air
dan atau sumber-sumber air untuk kelestarian fungsinya.
Dalam hal ini perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh, bahwa pemanfaatan sumber-
sumber air ini sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha menjaga kelestarian tanah
dan sumber air, terutama dibagian hulu dari suatu Daerah Pengaliran Sungai.
Tidak akan banyak artinya kita melakukan kegiatan-kegiatan memanfaatkan sumber-
sumber air, dengan membangun waduk-waduk dan jaringan irigasi, kalau wilayah yang
bersangkutan mengalami gejala erosi yang berat. Oleh karena itu, pembangunan
Pengairan sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha pencegahan serta pemulihan
tanah-tanah kritis.

H. Beberapa Prinsip Pokok untuk Pengembangan Sumber Daya Air


Prinsip-prinsip pokok sebagai resources policy adalah harus mengusahakan
agar sungai- sungai pada suatu daerah aliran sungai dijadikan penyumbang yang
optimal, yang kian lama semangkin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, prinsip-
prinsip ini adalah :
a. Pentingnya batasan-batasan yang jelas antara tujuan regional dan nasional,
yang harus dicapai oleh program water resources development.
b. Pentingnya perencanaan river basin secara menyeluruh, tidak sepotong-sepotong
yang diusahakan oleh departemen, badan-badan, pemerintah daerah dan sebagainya yang
merupakan instansi yang berbeda-beda.
Hal ini akan menjamin pembangunan yang harmonis dari pada water resources
suatu river basin, agar supaya dapat memberikan sumbangan yang terbesar kepada
kesejahteraan masyarakat, dengan motto One River, One Plan and One Integrated
Management.
c. Pentingnya adanya prosedur yang sederhana untuk menentukan apakah uang / modal
yang ditanamkan dalam river basin program itu dibelanjakan dengan baik atau tidak.
Prosedur ini akan memperhitungkan lebih keuntungan yang nyata pada program irigasi,
pemilik-pemilik harta benda yang dilindungi dari banjir pemakai tenaga listrik atau
pemakai transportasi air. Hal ini akan memberikan bobot yang berarti kepada
kepentingan ekonomi sosial yang luas yang berasal dari proyek-proyek water
resources untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan secara regional ataupun
Nasional.
d. Pentingnya system pembayaran kembali secara hasil dari pihak-pihak yang
menikmati keuntungan dari suatu inventasi pemerintah. Disini diharapkan adanya
pengembalian uang yang layak, baik melalui pungutan tarip pemakaian ataupun dari
pajak kekayaan, atas kesempatan-kesempatan, pelayanan-pelayanan yang didapat dari
program water resources.
e. Perlunya penyediaan pembiayaan tahunan untuk penanganan water resources atas
dasar river basin program dan untuk pengenalan program sumber-sumber investasi yang
dapat diperbaharui sebagai faktor untuk menstabilisir ekonomi. Keadaan program ini
akan dimasukkan perhitungan perkiraan yang layak dari pada besarnya investasi oleh
suatu negara untuk memelihara sumber-sumber yang pokok terhadap kerusakan-kerusakan
dan untuk menggunakan sumber-sumber pokok ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang kian meningkat.
f. Pentingnya penyediaan tenaga atau badan-badan yang mempersiapkan perencanaan
river basin program dengan segala pengetahuan dan data yang dibutuhkan untuk
menjamin terwujudnya rencana yang bagus.
Tak ada satupun yang mampu memiliki program yang sangat penting ini, yakni
program yang direncanakan dengan tanpa informasi yang cukup tentang sumber air dan
tanah, geologi, keadaan cuaca atau kecenderungan ekonomi yang penting yang
menimbulkan kebutuhan regional dan nasional yang harus ditunjang oleh pembangunan.
g. Pentingnya menerapkan prinsip-prinsip menagement yang sehat untuk menangani
Water shed, Groundwater yang memperbaharui penyediaan air dan air banjir.
Ini berarti suatu pemakaian air dalam river basin untuk memenuhi dahaga
seseorang, menjamin kebersihan, menyediakan air pertanian, mengangkut hasi
produksi, membangkitkan tenaga listrik, pemberian air untuk tenaga dari PLTU,
industri modern dan penyediaan tempat rekreasi.
h. Pentingnya penggunaan pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh water resources
sedemikian untuk memberikan sumbangan yang kuat kepada pembangunan bangsa. Ini akan
melibatkan kesempatan-kesempatan yang lebih luas kepada penduduk yang makin
meningkat untuk meningkatkan taraf hidupnya.

I.Saran
Dari uraian diatas terlihat jelas bahwa pemerintah mempunyai wewenag penuh untuk
pengembangan dan konservasi Sumbert Daya Air, jadi pemerintah seharusnya sudah
mulai membentuk Lembaga pengelola Sumber Daya Air yang terdiri dari Unsur
Masyarakat, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

J.Penutup
Demikian Laporan yang saya buat sesuai fakta yang kami survei di lapangan,semoga
bisa di jadikan acuan untuk lebih baik lagi buat kedepannya,baik dari Pemerintah
daerah ,Pemrintah provinsi ataupun masyarakat sekitar.Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai