PENDAHULUAN
Aspek geologi yang dibahas meliputi kondisi geomorfologi yang didasarkan atas bentukan
bentang alam yang terlihat oleh peneliti, kedudukan stratigrafi yang didasarkan atas variasi
litologi yang tersingkap disepanjang jalur lintasan, struktur geologi yang terbentuk akibat
adanya gaya yang bekerja pada daerah tersebut, kemudian data data tersebut dapat
digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan sejarah geologi dan potensi geologi, terutama
Daerah pemetaan geologi ini terdapat di daerah Pamedaran dan sekitarnya, termasuk
ke dalam Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Daerah ini
merupakan suatu daerah yang memiliki kondisi geologi dan ekonomi yang cukup menarik
untuk diteliti, mulai dari struktur geologi, sejarah tektonik, stratigrafi, bencana geologi, dan
sumber daya alam terutama tambang batu serta mata air. Faktor - faktor Geologi dan
Ekonomi tersebut belum diteliti secara lebih detail, sehingga penulis merasa perlu melakukan
pemetaan geologi di daerah Desa Pamedaran dan sekitarnya untuk mengetahui hubungan
stratigrafi antara Formasi Halang, juga evolusi tektonik daerah pemetaan, dan mengkaji lebih
lanjut dan terperinci lagi mengenai aspek - aspek ekonomi bahan tambang, wisata geologi,
serta bencana geologi yang dikaitkan dengan kondisi geologi daerah pemetaan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pemetaan ini adalah sebagai salah satu cara mengaplikasikan ilmu
geologi dari stratigrafi, geomorfologi, struktur geologi dimana nantinya dapat untuk membuat
mempelajari proses geologi yang terjadi serta hasil dari proses tersebut.
1. 2. 2 Tujuan
Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk menyusun sejarah geologi daerah pemetaan,
dan menjelaskan potensi geologi, terutama yang berkaitan dengan sumber daya alam dan
Kegiatan pemetaan geologi berlangsung selama +31 hari, dari tanggal 29 Juli 2015
sampai dengan 29 Agustus 2015, dan dilanjutkan dengan analisis laboratorium serta
Brebes provinsi Jawa Tengah. Secara geografis berada pada koordinat 108 49 13,37 - 108
Lokasi pemetaan dapat diakses dari Jakarta menggunakan bus sampai Kabupaten
Brebes kira-kira 6-7 jam , kemudian menggunakan kendaraan angkot sampai Desa
Cikeusal Kidul direkomendasikan sebagai basecamp, karena desa ini lebih terjangkau baik
dari segi komunikasi. Untuk mengakses daerah pemetaan dari Desa Pamedaran,
direkomendasikan penggunaan kendaraan sepeda motor dan mobil. Kondisi lapangan dari
Desa Pamedaran menuju desa - desa lainnya yang mencakup daerah pemetaan cukup mudah
hingga sulit karena kondisi jalanan yang sudah beraspal tetapi banyak jalanan yang berlubang
metode analisis deskriptif, guna mendapatkan data-data yang diperlukan dalam pembuatan
kerja penelitian melalui beberapa tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap penelitian lapangan,
Tahap persiapan meliputi pembuatan proposal dan studi literatur. Hal ini dilakukan
agar penulis dapat mengetahui secara garis besar kondisi geologi daerah penelitian baik
Studi pustaka mengenai geologi daerah Kaliputih dan sekitarnya dilakukan dari peta
geologi regional skala 1:100.000, hasil penelitian geologi dari peneliti terdahulu, dan data-
data lain yang menunjang pemetaan; penafsiran peta topografi dari peta rupa bumi digital
Indonesia lembar .., ....., ....., dan . dengan skala peta 1:25.000 dari
BAKORSURTANAL Cibinong tahun 2000, pembuatan peta pola aliran sungai dan
menggunakan peta dasar topografi yang berskala 1:12.500. Pada tahap ini dilakukan
dan shooting lapangan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan
kompas geologi sebagai alat plotting pada peta geologi, pengamatan dan pencatatan data
singkapan sepanjang lintasan yang dilalui, pengambilan sampel batuan, serta pengambilan
foto dan sketsa. Pengambilan data biasanya dilakukan pada jalan setapak, lembah, puncak,
dan sungai yang meliputi pengamatan singkapan litologi, geomorfologi, stratigrafi, dan
struktur geologi.
Penelitian laboratorium merupakan tahap pengenalan data secara lebih rinci yang
untuk menentukan nama batuan berdasarkan jenis dan komposisi mineralnya; (b)analisis
paleontologi, yaitu pengamatan contoh fosil yang terkandung dalam batuan dengan
lingkungan pengendapan.
lapangan yang dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhir penulisan laporan,
konsultasi ini meliputi masalah teknis penelitian sampai masalah penulisan hasil
penelitian.
Secara sistimatika laporan pemetaan geologi terdiri atas tujuh bab, yaitu: Bab I berisi
Pendahuluan mencakup latar belakang, maksud dan tujuan pemetaan, peneliti terdahulu,
waktu, lokasi dan kesampaian daerah pemetaan, metode pemetaan, tahap pemetaan, dan
tinjauan pustaka; Bab II, merupakan pembahasan berkisar pada analisis geomorfologi
yang diuraikan secara deskriptif dan genetik, kemudian dilakukan pembagian satuan
urutan satuan batuan tidak resmi yang ada di daerah pemetaan, baik hubungannya satu
dengan yang lain maupun kejadiannya mulai dari yang tua sampai yang muda. Penamaan
batuan akan didasarkan kepada ciri-ciri litologi yang teramati di lapangan dan hasil
analisis petrografi; Bab IV, merupakan tentang struktur geologi yang ada di daerah
pemetaan, mekanisme dan genesanya serta usia dari struktur tersebut; Bab V, merupakan
tentang sejarah geologi yang membahas tentang geologi sejarah yang terjadi pada daerah
tersebut sampai terbentuk seperti sekarang yang merupakan gradasi dari seluruh
pembahasan mulai dari bentang alam, stratigrafi, dan struktur; Bab VI, merupakan
membahas tentang evaluasi geologi mengenai daerah Pamedaran dan sekitarnya yang
terakhir adalah kesimpulan yang berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan seluruh
sebagai suatu media untuk memaparkan segala penafsiran daerah pemetaan dan
Peneliti yang telah meneliti terlebih dahulu daerah penelitian antara lain Van
Bemmelen (1949) dalam "The Geology of Indonesia" yang membagi fisiografi Jawa Tengah
menjadi beberapa zona antara lain Dataran Aluvial Jawa Utara, Gunungapi Kuarter,
Antiklinorium Bogor Serayu Utara - Kendeng, Depresi Jawa Tengah, Pegunungan Serayu
Selatan, Pegunungan Selatan Jawa; Sukendar Asikin (1988) yang menganalisa struktur
geologi Indonesia berdasarkan tektonik lempeng hingga dapat mengetahui dan memahami
proses tektonik regional Pulau Jawa; Asikin. S, dkk (1992) melakukan pemetaan geologi di