Anda di halaman 1dari 7

Indonesian Journal for Health Sciences (IJHS)

Vol.1, No.1, Maret 2017, Hal. 10-16


ISSN:2549-2721 (Cetak) , ISSN : 2549-2748 (Elektronik) 10

Analisis Perilaku Pasien Hemodialisis dalam Pengontrolan


Cairan Tubuh
Wahyu Wijayanti1, Laily Isroin1, Lina Ema Purwanti1
1 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ABSTRAK

Abstract The behavior of the fluid control in hemodialysis patients can determine
Kata Kunci : the success of hemodialysis therapy. Hemodialysis patients who do not abide by
controlling the fluid can develop complications such as congestive heart failure.
Perilaku This study aimed to identify the behavior of hemodialysis patients in the control
Hemodialisis of body fluids in the Hemodialysis Dr. Harjono Ponorogo General Hospitals.
Cairan Tubuh The design used is descriptive with a population of 250 hemodialysis patients in
Dr. Harjono Ponorogo General Hospitals. Total sample of 38 respondents to the
sampling technique used was purposive sampling. Data Collection using
questionnaires. Data were analyzed using T-Score categories of good and bad
behavior. From The study, of 38 respondents we obtained 20 respondents
(52.63%) had a bad behavior and 18 respondents (47.36%) had good behavior.
The behavior of the fluid control in hemodialysis patients can be improved by
providing better support from health professionals and families of patients
during hemodialysis and self-efficacy training. Recommendations for further
research conduct research on "The Relationship Behavior In Hemodialysis
Patients With Body Fluids Controls Risk of Complications.
Abstrak Perilaku mengontrol cairan pada pasien hemodialisis dapat menentukan
keberhasilan terapi hemodialisis. Pasien hemodialisis yang tidak mematuhi
pengontrolan cairan dapat mengalami komplikasi seperti gagal jantung
kongestif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perilaku pasien hemodialisis
dalam mengontrol cairan tubuh di ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono
Ponorogo. Desain yang digunakan adalah deskriptif dengan populasi 250 pasien
hemodialisis di RSUD Dr. Harjono Ponorogo. Total sampel 38 responden
dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan Skor T
dengan kategori perilaku baik dan buruk. Hasil penelitian terhadap 38 responden
didapatkan 20 responden (52,63%) memiliki perilaku buruk dan 18 responden
(47,36%) memiliki perilaku baik. Perilaku mengontrol cairan pada pasien
hemodialisis dapat ditingkatkan dengan memberikan dukungan baik dari tenaga
kesehatan dan keluarga pasien selama menjalani hemodialisis dan training
efikasi diri. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian
tentang Hubungan Perilaku Pasien Hemodialisis Dalam Mengontrol Cairan
Tubuh Dengan Risiko Komplikasi.
Copyright 2017 Indonesian Journal for Health Sciences,
http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/, All rights reserved.

Penulis Korespondensi : Cara Mensitasi:


Laily Isroin, Wijayanti, W., Isroin, L., & Purwanti, L.E., Perilaku
Fakultas Ilmu Kesehatan, Pasien Hemodialisis Dalam Mengontrol Cairan
Universitas Muhamamdiyah Ponorogo, Tubuh di Ruang Hemodialisis RSUD Dr.
Ponorogo, Indonesia. Harjono Ponorogo. IJHS. 2017; Volume 1 (1):
Email: lailyiroin@ymail.com Hal. 10-16.

Journal homepage: journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS


11 ISSN:2549-2721 (Cetak) , ISSN : 2549-2748 (Elektronik)

1. PENDAHULUAN berat badan di antara dua waktu dialisis.


Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal Penambahan berat badan di antara dua waktu dialisis
berupa penurunan fungsi ekskresi, fungsi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pengaturan dan fungsi hormonal dari ginjal sebagai lingkungan, gizi, perilaku, fisiologis, dan psikologis
kegagalan sistem sekresi yang menyebabkan (YGDI, 2013). Selain itu, dukungan sosial dari
menumpuknya zat-zat toksik dalam tubuh yang perawat dan keluarga juga diperlukan untuk
kemudian menyebabkan sindroma urine (Smeltzer, menjaga agar pasien tetap konsisten terhadap
2008 dalam Shoumah, 2013). Manajemen pada pengontrolan cairan karena perawat berinteraksi
pasien gagal ginjal tahap akhir salah satu terapinya langsung dengan pasien pada setiap sesi dialisis.
adalah hemodialisis. Pasien yang melakukan terapi Perawat dapat senantiasa mengingatkan pasien
hemodialisis akan tetap mengalami sejumlah untuk senantiasa patuh terhadap pengontrolan
permasalahan dan komplikasi serta adanya berbagai cairan. Dukungan sosial dari keluarga dapat berupa
perubahan pada bentuk dan fungsi sistem dalam informasi, dukungan penilaian, dukungan emosional
tubuh (Smeltzer & Bare, 2008; Knap, 2005 dalam dan instrumental (Rini, 2013). Sedangkan dalam
Retno, 2012). Masalah umum yang banyak dialami penelitian Retno, (2012), bahwa training efikasi diri
oleh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani merupakan cara efektif dalam meningkatkan
hemodialisis adalah perilaku dalam mengontrol kepatuhan terhadap pengontrolan cairan yang
cairan, sehingga banyak pasien hemodialisis yang ditunjukkan dengan menurunnya rata-rata kenaikan
mengeluh sesak nafas karena kelebihan cairan. BB diantara waktu hemodialisis. Berdasarkan hal
Pengontrolan cairan merupakan hal yang sangat tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
kurang dipatuhi dalam menajemen diri pasien Perilaku Pasien Hemodialisis dalam Mengontrol
hemodialisis (YGDI, 2013). Di Amerika Serikat, Cairan Tubuh Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr.
kejadian dan prevalensi gagal ginjal meningkat, dan Harjono Ponorogo.
jumlah orang dengan gagal ginjal yang dirawat
dengan dialisis dan transplantasi diproyeksikan 2. METODE PENELITIAN
meningkat dari 340.000 di tahun 1999 dan 651.000 Desain penelitian yang digunakan adalah
dalam tahun 2010 (Cinar, 2009 dalam Hirmawaty, desain penelitian deskriptif. Rancangan penelitian
2010). Di Indonesia sendiri menurut Indonesian deskriptif bertujuan mendeskripsikan (memaparkan)
Renal Registry (IRR) pada tahun 2011 sekitar peristiwa-peristiwa yang penting terjadi pada masa
15.353 pasien gagal ginjal yang menjalani kini (Nursalam, 2001). Dalam penelitian ini akan
hemodialisis. Di Jawa Timur, 1-3 dari 10.000 memaparkan tentang perilaku pasien hemodialisis
penduduknya mengalami gagal ginjal kronik. Data dalam mengontrol cairan tubuh di ruang
yang diperoleh dari data Administrasi ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku
tahun 2014 terdapat sekitar 200 pasien hemodialisis, pasien hemodialisis dalam mengontrol cairan tubuh
sedangkan pada tahun 2015 terhitung Januari sampai diruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo
Oktober terdapat peningkatan yaitu 250 pasien dengan populasi seluruh pasien hemodialisis
hemodialisis baik itu pasien baru maupun lama. diruang hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo
Kesuksesan hemodialisis tergantung pada yang berjumlah 250 pasien pada Januari-Oktober
kepatuhan pasien. Pada penyakit ginjal tahap akhir tahun 2015. Besar sampel adalah 38 responden
urine tidak dapat dikonsentrasikan atau diencerkan diambil 15% dari total populasi dengan teknik
secara normal sehingga terjadi ketidakseimbangan sampling menggunakan purposive sampling.
cairan elektrolit. Dengan tertahannya natrium dan Kriteria dari sampel dalam penelitian ini yaitu 1)
cairan bisa terjadi edema di sekitar tubuh seperti Pasien yang bisa baca tulis, 2) Pasien yang
tangan, kaki dan muka. Penumpukan cairan dapat kooperatif, 3) Pasien yang melakukan hemodialisis
terjadi di rongga perut disebut asites, sehingga reguler kurang dari 1 tahun.
penting bagi pasien hemodialisis dalam mengontrol Instrumen penelitian adalah alat atau
cairan guna mengurangi terjadinya kelebihan cairan. fasilitas yang akan digunakan untuk pengumpulan
Selain itu natrium dan cairan yang tertahan akan data. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen
meningkatkan risiko terjadinya Gagal Jantung berupa kuesioner atau angket yang diambil dari
Kongestif. Pasien akan menjadi sesak akibat modifikasi penelitian Hirmawaty (2010) dan
ketidakseimbangan asupan zat oksigen dengan Thomas (2003) yang belum diuji validitas dan
kebutuhan tubuh (YGDI, 2013). Pengontrolan reliabilitasnya. Dalam kuesioner ini terdapat 19 soal
cairan sangat penting guna mengurangi risiko dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari
kelebihan volume cairan antara waktu dialisis. pertanyaan positif dan negatif. Responden diminta
Pengontrolan cairan pada pasien hemodialisis pendapatnya mengenai kebiasaannya dalam
adalah faktor penting yang dapat menentukan mengontrol cairan tubuh dengan kriteria: Selalu
keberhasilan terapi. Pasien hemodialisis yang tidak (SL), Sering (S), Jarang (J), Tidak Pernah (TP).
mematuhi pengontrolan cairan dapat mengalami Data umum berisi tentang demografi
komplikasi. Manajemen pengontrolan cairan dan responden. Setelah data terkumpul melalui angket
makanan akan berdampak terhadap penambahan atau kuesioner, maka dilakukan pengolahan data

IJHS Vol. 1, No. 1, Maret 2017, 10 16 Journal homepage: journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS


12 ISSN:2549-2721 (Cetak) , ISSN : 2549-2748 (Elektronik)

melalui tahapan pengecekan kelengkapan hemodialisis yang ada di Ruang Hemodialisis


pengolahan data, coding, scoring, tabulating RSUD Dr. Harjono Ponorogo dan bersedia menjadi
kemudian dilakukan analisa data dengan teknik responden. Data ini diperoleh dengan cara mengisi
deskriptif. Untuk mengetahui data demografi angket/kuesioner yang disebarkan oleh peneliti
menggunakan rumus prosentase : kepada pasien hemodialisis yang ada di Ruang
Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo dan
P=Nx100%
bersedia menjadi responden. Setelah data
Pada data khusus hasil kuesioner untuk
terkumpul, selanjutnya dilakukan tabulasi dan
tingkat perilaku dibagi menjadi 2 yaitu baik dan
analisa untuk memudahkan melakukan pembahasan
buruk. Pengolahan data menggunakan skor dengan
kemudian hasil penelitian akan disajikan dalam data
pemberian nilai pada setiap kategori jawaban
umum dan data khusus sebagai berikut:
pertanyaan positif: selalu (SL) = 4, sering (S) = 3,
Data Umum
jarang (J) = 2, tidak pernah (TP) = 1 dan pertanyaan
Data umum yang diidentifikasikan pada responden
negative: selalu (SL) = 1, sering (S) = 2, jarang (J) =
dalam penelitian ini meliputi:
3, tidak pernah (TP) = 4. Rumus yang digunakan
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
untuk mengukur variabel perilaku pasien
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
hemodialisis adalah skor T, yaitu:
Berdasarkan Umur Responden di Ruang


x x Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada
T = 50 + 10 tanggal 1-28 Januari 2016
s
Umur Frekuensi Prosentase

(tahun) (%)
Keterangan :
22-30 2 5,26
x : Skor responden

31-39 2 5,26
x : Nilai rata-rata kelompok 40-48 9 23,68
S : Standart deviasi kelompok (simpangan 49-57 11 28,94
baku) 58-66 11 28,94
Rumus untuk simpangan baku (Sugiyono, 67-76 3 7,89
2006) adalah :
Jumlah 38 100,00
2



Sumber: Data Angket 2016
x x Dari Tabel 1 didapatkan hasil bahwa dari 38
responden didapatkan 11 responden (34,21%)
S= n berumur 49-57 tahun dan 58-66 tahun,
Keterangan : sedangkan 2 responden (5,26%) berumur 22-30
S : Simpangan baku tahun dan 31-39 tahun.
X : Skor responden 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
x : Nilai rata-rata kelompok Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
N : Jumlah sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di Ruang
Setelah ditabulasikan dengan skor T, Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada
kemudian dilakukan penghitungan menggunakan tanggal 1-28 Januari 2016
rumus sebagai berikut: Jenis F (%)
T Kelamin
Laki-laki 25 65,78
MT = n Perempuan 13 34,21
Keterangan : Jumlah 38 100,00
MT : mean T Sumber: Data Angket 2016
T : jumlah skor T Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa 25 responden
N : responden (65,78%) berjenis kelamin laki-laki, dan 13
Untuk mempermudah penilaian maka hasil responden (34,21%) berjenis kelamin
prosentase variabel, peneliti menginterpretasikan perempuan.
menjadi 2 kategori yaitu : 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
T > MT, maka perilaku baik Pekerjaan
T MT, maka perilaku buruk Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan Responden di Ruang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada
Hasil penelitian dan pembahasan diuraikan secara tanggal 1-28 Januari 2016
deskriptif. Pengambilan data dilakukan selama Pekerjaan F (%)
tanggal 1-28 Januari 2016 dengan memperoleh 38 PNS 2 5,26
pasien. Penelitian ini dilakukan pada pasien TNI 1 2,63

IJHS Vol. 1, No. 1, Maret 2017, 10 16 Journal homepage: journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS


13 ISSN:2549-2721 (Cetak) , ISSN : 2549-2748 (Elektronik)

Guru 1 2,63 kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat


Swasta 9 23,68 pembawaan, intelegensi), faktor eksogen (faktor
Wiraswasta 4 10,52 lingkungan, agama, sosial ekonomi, dan
Petani 10 26,31 kebudayaan) (Sunaryo, 2004).
Ibu Rumah 1 2,63 Berdasarkan Tabel 4 pendidikan responden
Tangga didapatkan 8 responden (21,05%) berperilaku buruk
Pensiun 2 5,26 dengan pendidikan sekolah dasar. Menurut
Sopir 1 2,63 Nursalam (2001), pendidikan dapat mempengaruhi
Tidak Bekerja 7 18,42 seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
Jumlah 38 100,00 pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
Sumber: Data Angket 2016 berperan serta dalam pembangunan kesehatan.
Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa 10 responden Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin
(26,31%) bekerja sebagai Petani, dan 1 mudah menerima informasi sehingga makin banyak
responden (2,63%) bekerja sebagai TNI, Guru, pula pengetahuan yang dimiliki. Menurut Sunaryo
Ibu Rumah Tangga dan Sopir. (2004), juga menyebutkan bahwa kegiatan
4. Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan formal maupun informal berfokus pada
Pendidikan proses belajar mengajar dengan tujuan agar terjadi
Tabel 4 Distribusi Frekuensi perubahan perilaku, yaitu dari tahu menjadi tidak
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari
Responden di Ruang Hemodialisis RSUD tidak dapat menjadi dapat. Perkuat juga dengan
Dr. Harjono Ponorogo pada tanggal 1-28 pernyataan Azwar (1995), terdapat kaitan antara
Januari 2016 tingkat pendidikan terhadap perilaku yang baik yang
Pendidikan F (%) akan menjadikan dasar pengertian (pemahaman) dan
perilaku dalam diri seorang individu. Tingkat
SD 15 39,47
pendidikan memberikan kesempatan yang lebih
SMP 7 18,42
terhadap diterimanya pengetahuan baru termasuk
SMA 11 28,94
informasi kesehatan. Hasil penelitian, responden
Perguruan 5 13,15
yang berpendidikan sekolah dasar lebih banyak yang
Tinggi
berperilaku buruk, hal ini disebabkan karena
Jumlah 38 100,00
pendidikan yang rendah akan menyebabkan
Sumber: Data Angket 2016 seseorang itu sulit menerima informasi sehingga
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa 15 responden akan berpengaruh terhadap pola pikir, pengetahuan
(39,47%) tingkat pendidikan Sekolah Dasar, dan dan pengambilan keputusan mereka dalam
5 responden (13,15%) tingkat pendidikan melakukan pengontrolan cairan sesuai dengan
Perguruan Tinggi.. petunjuk yang tepat yang akhirnya akan
Data Khusus berpengaruh terhadap perilaku yang buruk.
Data Perilaku Pasien Hemodialisis dalam Berdasarkan pekerjaan responden dapat
mengontrol cairan tubuh di Ruang Hemodialisis disimpulkan bahwa terdapat 10 responden (26,31%)
RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada tanggal 1-28 dengan pekerjaan sebagai petani berperilaku buruk
Januari 2016. sebanyak 4 responden. Menurut Sarwono (2004),
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Perilaku Pasien menyatakan bahwa perilaku manusia merupakan
Hemodialisis dalam mengontrol cairan tubuh di hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi
Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono manusia dengan lingkungannya yang terwujud
Ponorogo pada tanggal 1-28 Januari 2016 dalam bentuk pengalaman, sikap dan tindakan.
Perilaku F (%) Beberapa faktor yang dapat membentuk perilaku
Baik 18 47,36 seseorang adalah pengetahuan, sikap dan pekerjaan
Buruk 20 52,63 bisa berpengaruh pada perilaku sesorang
Jumlah 38 100,00 (Notoatmodjo, 2007). Pekerjaan sebagai petani
Sumber: Data Angket 2016 merupakan pekerjaan yang banyak menguras
Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa 20 responden tenaga, selain itu pekerjaan ini juga lebih sering
(52,63%) berperilaku buruk dalam mengontrol terpapar langsung oleh sinar matahari, sehingga
cairan tubuh, sedangkan 18 responden (47,36%) akan mempengaruhi timbulnya rasa haus. Hal ini
berperilaku baik dalam mengontrol cairan tubuh. yang akan mempengaruhi responden yang bekerja
Setelah hasil pengumpulan data melalui sebagai petani mengalami kesulitan untuk mengikuti
angket di interpretasikan, maka berikut ini rekomendasi pengobatan yang tepat bagi pasien
pembahasan mengenai pembahasan tersebut. hemodialisis seperti pembatasan cairan dan diet.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari Hasil kuesioner juga menyebutkan bahwa dari 4
38 responden yang memiliki perilaku buruk 20 responden dengan perilaku buruk terdapat 2
responden (52,63%) dan perilaku baik 18 responden responden selalu minum setiap kali merasa haus
(47,36%). Beberapa faktor yang mempengaruhi tanpa dibatasi dan 2 responden sering tidak
perilaku antara lain faktor endogen (jenis ras, jenis mengukur konsumsi minum sehari-hari dengan

IJHS Vol. 1, No. 1, Maret 2017, 10 16 Journal homepage: journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS


14 ISSN:2549-2721 (Cetak) , ISSN : 2549-2748 (Elektronik)

akurat seperti menggunakan porsi/gelas kecil dan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang
mengkonsumsi asupan air sebanyak jumlah urine menunjang kesehatan. Pendidikan dapat
dalam sehari. mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
Berdasarkan Tabel 2 dapat seseorang akan pola hidup terutama dalam
diinterpretasikan, terdapat 12 responden (31,57%) memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
dengan perilaku buruk berjenis kelamin laki-laki. pembangunan kesehatan (Nursalam, 2001).
Menurut Riyanto (2011) pada dasarnya setiap Responden yang memiliki pendidikan SMA
penyakit dapat menyerang manusia baik laki-laki memiliki perilaku baik, hal ini terjadi karena mereka
maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit yang pendidikan SMA memiliki wawasan dan
terdapat frekuensi antara laki-laki dan perempuan pemahaman yang luas sehingga akan berpengaruh
seperti pada penyakit gagal ginjal kronik. Terdapat pada pola pikir dalam menerima informasi dan akan
perbedaan sosio-emosional antara laki-laki dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
perempuan, perempuan memiliki regulasi diri yang tentang pengobatan yang tepat bagi pasien
lebih baik dalam berperilaku berbeda dengan yang hemodialisis seperti pembatasan cairan dan diet
laki-laki lebih cenderung ke buruk (Santrock, 2007). yang tepat.
Dalam pernyataan The ESRD Insidense Study Group Dalam Thomas (2003) terdapat beberapa
dalam Isroin (2008) juga menyebutkan bahwa petunjuk yang bisa digunakan bagi pasien
terdapat peningkatan angka kejadian gagal ginjal hemodialisis dalam mengontrol cairan tubuh. Hasil
kronik yang terjadi pada laki-laki. Hal ini dikaitkan kuesioner dari 38 responden didapatkan bahwa
dengan gaya hidup yang kurang baik pada pasien responden berperilaku baik pada soal 11 dan 12,
seperti, merokok, alkohol, begadang, kurang minum dibuktikan dengan sebanyak 92% responden tidak
air, kurang olahraga dan banyak makan-makanan pernah mengkonsumsi makanan kalengan (contoh:
cepat saji. Hal ini sebanding dengan pernyataan ikan kaleng, buah kaleng, cornet, jamur kaleng dan
diatas, hasil kuesioner dari 12 responden laki-laki jus kaleng) dan mengkonsumsi makanan instan.
berperilaku buruk dalam hal seperti selalu minum Namun responden mengalami kesulitan dalam
setiap kali merasa haus tanpa dibatasi, pernyataan soal kuesioner pertama Saya minum
mengkonsumsi makanan kesukaan tanpa dibatasi, setiap kali merasa haus tanpa dibatasi. Hal ini
mengkonsumsi makanan asin atau pedas, tidak dibuktikan dengan hasil kuesioner, sebanyak 44,7%
mengikuti anjuran untuk tidak makan buah-buahan responden selalu minum setiap kali merasa haus
dengan kandungan tinggi. Selain dari perilaku buruk tanpa dibatasi. Pengontrolan cairan seringkali sulit
diatas, terdapat 10 responden laki-laki (26,3%) tidak dilakukan oleh pasien hemodialisis, terutama jika
menimbang berat badan setiap pagi akhirnya mereka mengkonsumsi obat-obatan yang membuat
berdampak pada penambahan berat badan yaitu membran mukosa kering seperti diuretik, sehingga
sebanyak 6 responden (15,8%) mengalami menyebabkan rasa haus dan pasien berusaha untuk
penambahan berat badan >2kg dari berat badan minum. Hal ini karena dalam kondisi normal
sebelumnya setiap kali hemodialisis. manusia tidak dapat bertahan lebih lama tanpa
Perilaku baik pada pasien hemodialisis asupan cairan dibandingkan dengan makanan
juga dipengaruhi oleh umur dan pendidikan, dari 18 (Potter & Perry, 2008 dalam Hirmawaty, 2010).
responden terdapat 6 responden (15,78%) dengan Pada pengontrolan cairan terdapat petunjuk yang
umur 49-57 tahun dan 58-66 tahun memiliki bisa digunakan untuk mengatasi rasa haus pada
perilaku baik. Menurut Huclok, 1998 dalam pasien hemodialisis seperti pada soal 14 Ketika
Nursalam, 2001 menyebutkan bahwa semakin saya haus, saya mengulum es batu 30 ml cairan (2
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan sendok makan) dan soal 15 Ketika saya haus, saya
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan berkumur tanpa menelan air namun hal ini juga
bekerja. Perkuat juga dengan pernyataan Long, 1996 sulit dilakukan oleh responden, masing-masing
dalam Nursalam, 2001, makin tua umur seseorang sebanyak 73,7% dan 44,7% responden tidak pernah
makin konstruktif dalam menggunakan koping melakukan seperti pernyataan kedua soal tersebut.
terhadap masalah yang dihadapi. Menurut Depkes Selain responden kesulitan dalam hal pembatasan
RI (2009) umur 49-57 tahun masuk ke dalam asupan cairan, responden juga kesulitan pada soal 6
kategori lansia awal dan umur 58-66 tahun lansia Setiap hari saya menimbang berat badan saya pada
akhir. Hasil penelitian sebanding dengan teori pagi hari. Penimbangan berat badan setiap pagi
diatas, didapatkan responden yang memiliki umur sangat penting karena akan mengetahui jumlah
49-57 tahun dan 58-66 tahun memiliki perilaku baik asupan cairan didalam tubuh apakah mengalami
dalam mengontrol cairan tubuh, hal ini terjadi peningkatan atau tidak namun hal ini sangat sulit
karena tingkat kedewasaan responden sehingga akan diterapkan oleh responden.
menentukan mereka untuk berpikir dan bertindak
lebih baik dalam mengontrol cairan tubuh. 4. KESIMPULAN
Selain itu perilaku baik juga dipengaruhi Berdasarkan dari analisa hasil penelitian
oleh pendidikan, dari 18 responden terdapat 9 yang dilakukan terhadap 38 responden di Ruang
responden (23,68%) memiliki pendidikan SMA. Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo
Menurut Nursalam (2001) pendidikan diperlukan didapatkan kesimpulan bahwa Perilaku Pasien

IJHS Vol. 1, No. 1, Maret 2017, 10 16 Journal homepage: journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS


15 ISSN:2549-2721 (Cetak) , ISSN : 2549-2748 (Elektronik)

Hemodialisis Dalam Mengontrol Cairan Tubuh Di Soedirman Journal of Nursing), Volume 4


Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo No.1 Maret 2009.
dari 38 responden, sebagian besar 20 responden Kamus Kesehatan. 2015.
(52,63%) memiliki perilaku buruk, sedangkan http://kamuskesehatan.com. Diakses Tanggal
sebagian kecil 18 responden (47,36%) memiliki 11 November 2015 pukul 10.25
perilaku baik. Mubarak, Waqit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007.
Perilaku mengontrol cairan pada pasien Buku ajar kebutuhan dasar manusia, teori dan
hemodialisis dapat ditingkatkan dengan aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC.
memberikan dukungan baik dari tenaga kesehatan Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian
dan keluarga pasien selama menjalani hemodialisis Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
dan training efikasi diri. . 2010. . :
Nursalam dan Siti Pariani. 2001. Pendekatan
Praktek Metodologi Riset Keperawatan.
5. DAFTAR PUSTAKA Jakarta: CV. Agung Cipta
Arikunto, Suharmi. 2005. Manajemen Penelitian. Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan
Jakarta: Rineka Cipta Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia Teori dan Jakarta: Salemba Medika
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. OCallaghan, Chris. 2007. At a Glance Sistem
Budiarto & Anggraeni. 2002. Pengantar Ginjal, Edisi Kedua. Surabaya: Erlangga.
Epidemiologi, Edisi 2. Jakarta: EGC. Retno, Dwi. 2012. Efektivitas Training Efikasi Diri
Depkes RI (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik dalam
www.depkes.go.id. Diakses pada Tanggal 1 Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Intake
Juni 2016 pukul 10.30. Cairan. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung
Effendi, Ferry. 2008. Faktor-faktor yang Vol 50, No 128 (2012) Juni-Agustus 2012.
Mempengaruhi Ketidakpatuhan Perawatan Rini. 2013. Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Hemodialisis. www.Indonesiannursing.com. Terhadap Kepatuhan dalam Pembatasan
Diakses pada Tanggal 1 Juni 2016 pukul 10.00. Asupan Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gagal
Farida, Anna. 2010. Pengalaman Klien Ginjal Kronik dengan Hemodialisa. Skripsi
Hemodialisis Terhadap Kualitas Hidup Dalam tidak diterbitkan. Riau: Program Studi Ilmu
Konteks Asuhan Keperawatan Di RSUP Keperawatan Universitas Riau.
Fatmawati Jakarta. Tesis tidak diterbitkan. Riskesdas. 2013. www.depkes.go.id. Diakses Pada
Depok: FIK UI. Tanggal 24 Oktober 2015 pukul 7.41
Healthyenthusiast. 2012. Hemodialisa. Riyanto. 2011. Hubungan antara Penambahan
www.healthyenthusiast.com. Diakses pada Berat Badan Diantara Dua Waktu
Tanggal 23 oktober 2015 pukul 12.22. Hemoddialisa (Interdialysis Weight Gain)
Hidayati, Sri. 2012. Efektivitas Konseling Analisis terhadap Kualitas Hidup Pasien Penyakit
Transaksional Tentang Diet Cairan Terhadap Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi
Penurunan Interdialytic Weight Gain (IDWG) Hemodialisis di Unit Hemodialisis IP2K RSUP
Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Fatmawati Jakarta. www.ui.ac.id. Diakses
Hemodialisa di RSUD Kardiah Tegal. Tesis Pada Tanggal 20 Juli 2016 pukul 7.09.
tidak diterbitkan. Depok: FIK UI. Rustiawati, Epi. 2012. Dietary Intake Monitoring
Hirmawaty, Tatu. 2010. Pengaruh Metode Aplication (DIMA) Untuk Evaluasi Asupan
Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan Cairan Dan Diet Bagi Pasien Hemodialisa.
Dalam Pembatasan Asupan Cairan Pada www.kompasiana.com. Diakses Pada Tanggal
Pasien Gagal Ginjal Kronik Di RSUD 28 September 2015 pukul 22.28.
Tarakan. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Sarwono, W. Sarlito, 2004. Psikologi remaja.
FIK Universitas Esa Unggul Jakarta. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
IRR (Indonesian Renal Registry). 2011. Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
www.pernefriinasn.org. Diakses Pada Tanggal Prenada Media Group.
24 Oktober 2015 pukul 8.50 . Sibagariang, Eva Ellya, dkk. 2010. Buku Saku
Isroin L, Istanti Y.P., Soejono S.K. 2008. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa
Manajemen Cairan Pada Pasien Hemodialisis Diploma Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info
Meningkatkan Kualitas Hidup. Media.
Muhammadiyah Journal of Nursing. Sitanggang, Sartika. 2009. Pengaruh Terapi
Kamaluddin, Ridlwan dan Eva Rahayu. 2009. Perilaku Kognitif terhadap Pembatasan
Analis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Asupan Cairan Pasien Hemodialisa di RSUP
Kepatuhan Asupan Cairan pada Pasien Gagal Haji Adam Malik Medan. Skripsi tidak
Ginjal Kronik dengan Hemodialisis Di RSUD diterbitkan. Sumatra Utara: Fakultas
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Shoumah, Atik Nur. 2013. Hubungan Depresi
Dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG)

IJHS Vol. 1, No. 1, Maret 2017, 10 16 Journal homepage: journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS


16 ISSN:2549-2721 (Cetak) , ISSN : 2549-2748 (Elektronik)

Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK)


Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Kota
Semarang. Skripsi tidak diterbitkan.
Semarang: S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
Sjamsuhidajat, R. 2010. Buku Ajar ilmu Bedah .
Jakarta: EGC
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian,
Cetakan Ketujuh. Bandung: CV. Alfabeta.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan.
Jakarta: EGC
Thomas, N. 2003. Renal Nursing (Ed2). London:
Bailiere Tindall.
Wulandari, Eka Listiana. 2014. The Factors That
Influence The Obedience Of Fluid Restriction
Of Cronic Kidney Disease Patients Who Doing
Hemodialisis Therapy In Hemodialisa, RSU
PKU Muhammadiyah Gombong. Skripsi tidak
diterbitkan. Kebumen: S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong
Yuliaw, A. 2009. Hubungan Karakteristik Individu
dengan Kualitas Hidup Dimensi Fisik pasien
Gagal Ginjal Kronik di RS Dr. Kariadi
Semarang. Skripsi tidak diterbitkan.
Semarang: S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
YGDI (Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia). 2013.
www.burungmanyar.nl. Diakses Pada Tanggal
24 Oktober 2015 pukul 8.41.

IJHS Vol. 1, No. 1, Maret 2017, 10 16 Journal homepage: journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS

Anda mungkin juga menyukai