REBOILER
Aplikasi Heat Exchanger
BAB I
PENDAHULUAN
Reboiler merupakan suatu alat yang digunakan untuk merubah fasa cair menjadi fasa
uap, dimana uap tersebut berfungsi sebagai media untuk proses pemisahan. Reboiler identik
dengan Heat Exchanger Sheel and tube.Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan
reboiler:
Reboiler ialah Heat Exchanger yang secara tipikal dipasang pada kolom distilasi.
Reboiler menghasilkan uap untuk separasi distillasi fraksional seperti kondenser menhasilkan
refluks liquid yang mana dikembalikan ke kolom distillasi.
Secara umum reboiler merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
menyediakan aliran panas untuk destilasi dan proses-proses lainnya yang serupa. Reboiler
adalah salah satu bagian integral proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem
steam, karena reboiler terletak jauh terpisah dari boiler utama (atau power house).
konsekuensinya, umunya perhatian yang ditujukan pada reboiler lebih kecil bila
dibandingkan dengan boiler utama hingga sebuah kegagalan terjadi.
Pendekatan proaktif dari optimasi mekanik dan perlakuan kimiawi dan monitoring
direkomendasikan untuk meminimasi deposit dan korosi dan memaksimalkan ketahanan
sistem dan efisiensi energi.
Prinsip kerja reboiler pada dasarnya sama dengan Heat Exchanger secara umum,
namun reboiler sebagai suatu sistem memerlukan peralatan tambahan lebih daripada sekedar
Heat Exchanger sebagai instrumen, sehingga reboiler tidak dapat berdiri sendiri. Reboiler
terdiri atas beberapa sistem yang berhubungan, misalnya sistem heat exchanger dan sistem
kolom (destilasi, evaporasi, dan yang sejenisnya). Kedua sistem itu terhubung menjadi
sebuah sistem reboiler dengan adanya pengembalian fluida (panas) ke dalam kolom dari
reboiler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, bagian-bagian dari suatu sistem reboiler ialah sebagai berikut:
Skematik dari bagian-bagian umum reboiler (penomoran sesuai dengan urutan bagian-
bagian reboiler).
Skematik tiga dimensi shell and tube Heat Exchanger secara umum
Berfungsi sebagai wadah untuk menampung cairan yang akan dipanaskan. Di tempat
ini, sebagian cairan akan dipanaskan bercampur dengan cairan yang lebih dingin
sehingga akan terjadi homogenitas termal.
Sumtank adalah alat yang berfungsi untuk menampung cairan yang akan dipanaskan.
Di tempat ini sebagian cairan akan dipanaskan dan akan bercampur dengan cairan
yang masih dingin sehingga akan terjadi homogenitas panas dalam cairan tersebut.
Shell and tube exchanger merupakan tempat kontak cairan dingin dengan steam.
Aliran dingin dari steam dialirkan melalui pipa ke dalam tube sedangkan steam masuk
ke dalam shell sehingga akan terjadi perpindahan panas dari steam ke cairan dingin.
Pompa sentrifugal yang berfungsi memompa cairan dari sumtank (bawah) ke shell
and tube (atas) sehingga cairan tersebut memiliki kecepatan dan head tertentu.
Efisiensi dipengaruhi kecepatan dari perpindahan panas pada shell and tube
exchanger.
Pipa keluaran umumnya berhubungan langsung dengan system-sistem proses seperti
destilasi, ekstraksi, dan lain-lain. Sedangkan pipa keluaran sumtank di laboratorium
dibuat dari kaca sehingga memudahkan praktek dalam melihat proses yang terjadi.
Baffle, berfungsi mengarahkan aliran fluida yang tegak lurus di pipa sehingga
menambah kecepatan fluida dan memperbaiki kecepatan perpindahan panas.
Seperti pada tabung shell and tube Heat Exchanger, untuk mampu memindahkan
panas dengan baik, material tabung perlu mempunyai daya hantar termal baik. Sebab panas
ditransfer dari suatu sisi panas kepada suatu sisi dingin melalui tabung, ada suatu perbedaan
temperatur antar jarak dari tabung. Oleh karena kecenderungan dari material tabung yang
berkenaan dengan panas memperluas dengan cara yang berbeda pada berbagai temperatur,
yang berkenaan dengan panas selama operasi. Material tabung juga harus kompatibel dengan
fluida yang mengalir pada sisi tube dan shell untuk periode lama di bawah operasi kondisi-
kondisi (temperatur, tekanan, pH, dll.) untuk memperkecil kerusakan seperti karatan. Semua
kebutuhan ini memerlukan pemilihan hati-hati dari kekuatan, thermally-conductive
(konduktif secara termal), corrosion-resistant (tahan korosi), material tabung mutu tinggi,
khususnya metal. Pilihan material tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran
suatu tabung antara sisi tube dan shell yang menyebabkan fluid cross-contamination dan
mungkin hilangnya tekanan.
tipe-tipe Shell and tube heat exchanger
Reboiler tipe ini menangani proses aliran yang berubah ubah dan perubahan
temperature yang tinggi. Lebih baik dari rancangan reboiler lain, tetapi kettle reboiler
mempunyai kecenderungan yang tinggi terhadap pencemaran ketika proses berlngsung. Hal
ini berarti, tipe kettle reboiler sangat mudah terjadinya kerak yang berasal dari fluida yang
digunakan. Ketinggian cairan kondensat harus dijaga agar selalu sejajar dengan tinggi tabung,
dengan kata lain harus ada pengendalian ketinggian (control level).
Pada jenis ini, harus dibuat ruang yang cukup pada bagian atas untuk tempat
pemisahan fasa cair dari fasa gas. Reboiler ini tidak baik bila digunakan pada tekanan tinggi
dikarenakan ukuran shell yang berdiameter lebar.
Sistem Kerja
Pada tipe ini fluida dingin yang berubah menjadi fasa liquid dan fasa gas akan diteruskan
masuk kolom. Namun, fasa liquid yang jatuh ke bawah kolom tidak akan dialirkan ke
dalam shell and tube Heat Exchanger.
Berdasar posisi shell and tube Heat Exchanger, terdiri dari tipe horizontal dan vertikal.
a. Tipe Horizontal
Biasanya fraksi yang dipanaskan di reboiler ini lebih sedikit dibandingkan pada
reboiler ketel. Perbedaan static head yang kecil dibutuhkan sebagai pengendali
gaya/dorongan untuk resirkulasi. Laju sirkulasi ini bisa dikontrol dengan menutup-buka pipa
masukan (inlet line). Adanya gaya dari aliran tersebut menyebabkan temperatur bubble point
masukan berbeda dengan keluaran. Berbeda dengan reboiler ketel yang temperaturnya lebih
mendekati keseragaman. Akibatnya, perbedaan temperature rata-rata antara shell dan tube
akan lebih besar untuk thermosyphon dari pada ketel, atau untuk perbedaan temperature rata-
rata yang sama, persentasi penguapan bisa dibuat lebih sedikit. Tabung horizontal ini lebih
mudah dibuat dari pada yang vertical.
- IDs : 12 17 inci; l = 8 ft
- IDs : 19 - 29 inci; l = 12 ft
c. Penurunan tekanan
P pada thermosyphon sama dengan P pada shell and tube, hanya yang perlu
diperhatikan adalah de = diameter equivalen shell yang dipengaruhi oleh friction
Tc = T2 + Fc (T1 T2)
tc = t2 + Fc (t2 t1)
4. Mencari IDS dan jumlah pipa dimulai dengan trial Q/A antara 8000 12000
Btu/jam.ft2.oF, sehingga didapatkan :
Q dan A
A Nt
8000 s/d 12000 a" . L
b. Tipe Vertikal
Sirkulasi ditimbulkan oleh perbedaan pada static head dari suplay cairan dan kolom
pada bagian material yang dipanaskan. Fraksi berat keluaran yang teruapkan biasanya
berkisar antara 0,1 sampai 0,35 untuk hidrokarbon dan 0,02 sampai 0,10 untuk larutan
aqueus. Sirkulasi biasa dikendalikan dengan valve pada jalur masukan. Area aliran pada pipa
keluaran biasanya dibuat sama pada semua tube. Perubahan panas maksimum lebih rendah
dari pada reboiler ketel. Reboiler vertical ini tidak cocok digunakan untuk temperature rendah
dikarenakan tingginya titik didih yang disebabkan oleh static head. Reboiler ini kadang-
kadang digunakan ketika media pemanas tidak bisa dilewatkan pada shell.
Spesifikasi Vertikal Thermosyphon
Pada Vertikal Thermosyphon ada beberapa spesifikasi antara lain :
a. Panjang shell mulai dari 16 ft kemudian diturunkan menjadi 12 ft
b. Shell passes atau n = 1 dan tube passes atau n = 1
c. Maksimal 80% dari liquid akan teruapkan
d. Flux atau Q/A antara 8000 12000 Btu/jam.ft2
e. hV tidak boleh lebih dari 300 Btu/jam.ft2.oF
f. Tipe aliran selalu counter current
Q
ho
Q Q
dimana :h S
S V
hs =hkoefisien
V
film perpindahan panas sensible, Btu/jam.ft2.oF
hv = koefisien film perpindahan panas laten, Btu/jam.ft2.oF
Q = jumlah panas yang dipindahkan, Btu/jam
QS = jumlah panas sensible, Btu/jam
QV = jumlah panas laten, Btu/jam
Grafik Perpindahan Panas
Penguapan di dalam vertikal thermosyphon bisa terjadi dalam beberapa macam antara
lain : penguapan pada titik jenuhnya, penguapan di bawah titik jenuhnya dan
penyempurnaan penguapan.
Q Q
UD
A . t Nt . a" . L . t
c. Penurunan tekanan
Panjang dan jumlah tube perlu dicek lebih dahulu untuk melihat apakah P atau Pp
ditambah tekanan hidrostatik pada thermosyphon sama dengan P pada kaki Reboiler
lebih kecil dari driving force.
f . G 2p . L . n
Pp
Driving force = (Z1 x 5) x 10 . di . sg . p
10
,22/ 144
dimana : Z1 adalah tinggi liquid (permukaan) sampai bagian bawah pipa reboiler, ft.
dan = densitas liquid, lb/ft3
Reboiler tipe ini menggunakan pompa untuk memindahkan cairan proses, pompa
yang umum digunakan adalah pompa sentrifugal.
Reboiler sebagai suatu sistem memerlukan peralatan tambahan lebih daripada sekedar
Heat Exchanger sebagai instrumen, sehingga reboiler tidak dapat berdiri sendiri.
Instrumentasi pada reboiler di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Steam traps digunakan untuk menangkap kondesat yang terbawa pada aliran steam.
Juga membuang kondensat dari reboiler, untuk mencegah flooding. Flooding dapat
meningkatkan resiko korosi. Flooding juga mereduksi efisiensi transfer panas sejak
transfer permukaan di bawah air hanya panas sensibel, ketika permukaan tube kontak
dengan steam, dengan transfer panas laten vaporasi dan sensibel.
2. Pengukur suhu: Termometer atau termokopel, digunakan untuk mengetahui suhu
didalam sumtank atau pada aliran cairan masuk Heat Exchanger. Sistem kontrol
temperature secara akurat mengontrol aliran steam dan perpindahan panas. Sumumnya
sistem kontrol temperatur biasanya terdiri atas valve pengendali aliran/tekanan pada
system steam masukan pada reboiler yang terhubung ke temperature keluaran.
3. Pengukur tekanan: Manometer, untuk mengukur tekanan operasi dan mengontrol
tekanan proses.
4. Flowmeter untuk mengukur laju alir cairan dingin yang dialirkan. Bisa dikaitkan
dengan sistem kontrol temperatur. Fluktuasi temperatur proses dikendalikan oleh
modulasi valve pengendali aliran steam. Adanya variasi di dalam aliran fluida
membutuhkan algoritma kontrol proses yang kompleks yang digunakan untuk laju alir
atau kombiasi antara laju alir dengan suhu untuk menjalankan valve pengendali steam.
5. Pengukur level, untuk mengendalikan tinggi cairan proses, baik pada kolom maupun
Heat Exchanger. Bisa digunakan untuk mencegah flooding. Flooding dapat
meningkatkan resiko korosi.
6. Venting. Ditempatkan untuk meningkatkan efisiensi operasional pada beberapa
reboiler. Misalkan dengan mengeluarkan (venting) non-condensable gas (gas yang tidak
bisa terkondensasi), seperti karbon dioksida, amonia, dan udara dari reboiler akan
meningkatkan efisiensi transfer panas. Vent hasrunya ditempatkan dekat bagian atas
bagian atas tube sheets (pada reboiler orientasi vertikal) dan downstream (hilir) dari
discharge pass (pada reboiler orientasi horizontal). Vent seharusnya ditempatkan pada
ruangan uap sedekat mungkin ke level cairan pada reboiler orientasi horizontal maupun
vertikal.
Ada beberapa operasi mekanis yang dapat membatasi efisiensi perpindahan panas,
termasuk vapor lock, penggenangan, dan perpindahan panas yang sedikit. Penyelesaian dari
permasalahan-permasalahan ini adlah sebagai berikut: pembuatan lubang udara, instalasi dan
perawatan steam traps, pemilihan logam yag tepat, penggunaan katup kendali yang cocok dan
pemilihan algoritma kendali proses yang tepat.
Lubang udara diletakkan pada bagian atas dari tubesheets pada reboiler
berorientasikan vertical, dan diletakkan di bagian aliran hilir pada reboiler berorientasikan
horizontal. Lubang udara harus diposisikan pada bagian uap yang dekat dengan permukaan
cairan.Lubang udara benar-benar penting selama proses start up untuk membersihkan gas tak
terkondensasikan yang mungkin terakumulasikan selama down time. Beberapa reboiler
memiliki garis keseimbangan yang menyesuaikan tekanan pada reboiler selama proses startup
dan shutdown. Plant biasanya memasang lubang udara di atas garis keseimbangan yang
terbuka selama proses start up ataupun shutdown untuk mencegah vapor lock.
BAB III
PEMBAHASAN
Tergantung kontaminan yang terdapat pada system, ada tiga cara yang bisa digunakan
secara individu ataupun secara kombinasi untuk mengendalikan pengkaratan. Aplikasi dari
tiga teknik tersebut terdiri dari beberapa program perawatan kimia, yaitu :
Filiming amines
Filming amines membentuk lapisan tipis pada permukaan tube, membentuk
penghambat fisik pada permukaan tube yang dapat mencegah korosi. Kekuatan dari
lapisan kimia ini tergantung dari pH dan konsentrasi larutan.
Neutralizing amines
Neutralizing amines merupakan program yang paling baik untuk mencegah terjadinya
korosi pada system kondensat uap. Terdapat beberapa keuntungan, termasuk metoda
control yang sederhana da perawatan kimiawi yang cocok untuk banyak jensi reboiler.
Semua kontaminan yang bersifat asam aan dinetralkan ketika konsentrasi neutralisasi
amine sesuai dengan kosentrasi kontaminan asam secara stoikiometri.
Passivating Agents
Di dalam system di mana oksigen terlarut adalah kontaminan, oksigen buangan
ditambahkan untuk mengurangi korosi dan melindungi permukaan logam. Oksigen
tersebut diketahui sebagai passivating agents karena reaksi kimia antara scavenger
dan oksigen terlarut dan reaksi reduksi elektrokimia mirip dengan reaksi reduksi iron
oxide dengan oksigen terlarut intuk membentuk magnet. Pada kebanyakan system,
passivating agents akan mengurangi konsentrasi iron dalam kondensat.
Karena uap sering dimasukan secara langsung kedalam proses aliran, kesesuaian dari
perlakuan secara kimia dengan katalis dan proses yang bermacam-macam merupakan hal
penting. Dalam kilang minyak, tidak terdapat ketidakcocokan yang biasa antara perlakuan
secara kimia dengan katalis dan prosesnya. Dalam proses petrokimia yang lain, terdapat
beberapa yang diketahui cocok dengan amina seperti membuat latex atau katalis tertentu.
Pabrik sebaiknya mengadakan pembelajaran laboratorium terlebih dahulu. Untuk penggunaan
perlakuan kondensat di sistem tidak berlaku sebelumnya, jika permasalahan dari system yang
sama tersedia. Setiap proses masalah yang sesuai yang harus dievaluasi masing-masing.
Sejenisnya, kilang minyak akan menambah control secara kimia pada korosi pada
power house. Pada setiap unit proses, uap akan dicampurkan dengan uap bertenaga dalam
dengan membuang boiler panas dan reboiler, menipiskan control korosi pada proses kimia
oleh karena itu, disana kemungkinan ketidakcukupan konsentrasi korosi control kimia
didalam unit yang berlokasi jauh dari power house atau dalam tekanan rendah reboiler.
Seringkali penambahan umpan kimia dibutuhkan pada unit, prosedurnya dikenal sebagai
umpan satelit. Pengurangan pada konsentrasi besi dan laju korosi kondensor dalam kilang
minyak menggunakan umpan satelit dari kimia yang telah dirancang menggunakan computer
kompleks berdasarkan progam seperti ketetapan empiris.
Sebagai alternative beberapa pabrik menaksir laju alir korosi tidak langsung dengan
konsentrasi besi dalam kondensat dari reboiler spesifik. Untuk pengukuran secara akurat
konsentrasi dari besi tidak terlarut dalam kondensat, sample harus didinginkan dan secara
konstan mengalirkan pada 1000 ml/menit. Metoda ini bias menjadi sulit karena kebanyakan
pabrik tidak mempunyai sample kondensor titik aliran menurun dari setiap reboiler. Ketika
sample kondensor dingin tersedia pada reboiler spesifik, pH bisa diukur secara rutin. Proses
kontaminasi yang paling sederhana adalah konduktifitas kondensat. Disana tidak ada
pemberitahuan tentang pedoman untuk kualitas kondensor reboiler, bagaimanapun batas
control didapatkan dari pedoman ASME. Contoh dari konsentrasi kondensat besi maksimum
didapat dari konsentrasi maksimum umpan seperti ditunjukkan pada table 4. Table 4-
Penentuan konsentrasi kondensat besi maksimum.
Umpan air terdiri dari dua sumber air : kondensat dan make-up. Make-up water
dianggap tidak memiliki konsentrasi kontaminasi besi. Kondensat tersebut sama dengan 50 %
dari umpan air, dan oleh karena itu akan dicairkan dengan 2 faktor. Oleh karena itu,
sebelumnya untuk pencairan menggunakan make-up water, kondensat bisa mempunyai dua
kali sebanyak besi seperti konsentrasi umpan air maksimum, atau 200 ppb.
Meskipun pedoman ASME digunakan pada contoh ini, konsentrasi maksimum dari
besi akan berubah berdasar pada tekanan operasi boiler, rancangan boiler, pengalaman
akurasi memonitor pabrik dan control dan rekomendasi pabrik boiler.
3.5 pH Monitoring
Kebanyakan metoda biasa untuk memonitor korosi adalah monitor rutin pH
pengembalian kondensat kombinasi dari seluruh unit. Sayangnya, korosi potensial dari
reboiler individual tidak bisa dinilai dari reboiler single, pengukuran Ph gabungan. Untuk
mengakurasi pengukuran pH, pabrik harus menginstal sample pendingin pada setiap
pengembalian aliran kondensat.
BAB IV
KESIMPULAN
Perawatan reboiler sangatlah penting dilakukan agar proses berjalan aman dan tidak
mengalami kegagalan. Hal yang tidak diinginkan dalam reboiler ini adalah korosi pada tube
dan kebocoran pada tube nya. Korosi dapat terjadi diakibatkan konsentrasi maksimum dari
besi berubah berdasarkan pada tekanan operasi boiler, rancangan boiler, pengalaman akurasi
memonitor pabrik dan control dan rekomendasi pabrik boiler.
Kondisi yang harus diperhatikan agar reboiler diopersikan secara aman adalah
tekanan steam, laju alir, kualitas steam.
Control valve yang digunakan diatur oleh LC di kondensat, FC (flow control) dan PC
(pressure control). Pengecekan valve dilakukan dengan mengecek tekanan keluar dan masuk.
Pengecekan pipa yang korosi dilakukan dengan metode kupon. Pengecekan pipa yang korosi
juga dapat dilakukan dengan menghitung kadar besi yang keluar dari aliran kondensat
,memonitor pH