Anda di halaman 1dari 14

HOME

CATEGORIES
o kesehatan
asuhan keperawatan
gaya hidup
herbal
o resep masakan
o komputer
o download
POSTS RSS
TIPS TRICK BLOGGER
SERBA SERBI
cari artikel disi GO

ONLY M.E.

TRANSLATE

Pilih Bahasa

ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) 9 POLA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur - unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan

keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Berikut

ini diagnosa keperawatan yang muncul dalam pola kebutuhan dasar manusia menurut NANDA.

1. NYERI

a. Dx : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Intervensi :

Observasi tanda-tanda vital

Kaji tingkat rasa nyeri

Atur posisi yang nyaman bagi klien

Beri kompres hangat pada daerah abdomen

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.

b. Dx: Nyeri b.d spasme otot , pergeseran fragmen tulang

Intervensi :
Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri

Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring

Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan

Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi

Jelaskan prosedur sebelum memulai

Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif

c. Dx: Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.

Intervensi :

Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.

Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri

Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan

memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.

Ciptakan lingkungan yang tenang

Rasional : Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri.

Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.

Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.

Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal

mungkin.

Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.

Rasional : massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus sedangkan BWC sebagai desinfektan yang

dapat memberikan rasa nyaman

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

Rasional : Obat obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.

d. Dx : Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan

Intervensi :

Mandiri

Observasi dan catat keluhan lokasi beratnya (skala 0-10) dan efek yang ditimbulkan oleh nyeri

Rasional : Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan atau perbaikan

penyakit, terjadinyaa komplikasi dan keefektifan intervensi.

Pantau tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan nyeri akan meningkatkan tanda-tanda vital

Ajarkan untuk menggunakan teknik relaksasi dan nafas dalam atau teknik distraksi seperti mendengarkan musik

atau membaca buku

Rasional : Membantu atau mengontrol mengalihkan rasa nyeri, memusatkan kembali perhatian dan dapat

meningkatkan koping

Kolaborasi:Pemberian obat analgetik sesuai indikasi

Rasional : Menurunkan nyeri.

e. Dx: gangguan rasa nyaman nyeri b/d tidak pantasnya kontaminitas jaringan akibat trauma pada jalan lahir Karen

alat

Intervensi :
Kaji tingkat nyeri

Observasi TTV

Lakukan teknik relaksasi distraksi

Kolab antibiotic

Rawat inkal atau kompres dengan anti septic

Lakukan septic aseptic saat melakukan tindakan Rasionalisasi.

f. Dx: Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung (gaster).

Intervensi :

Catat adanya keluhan nyeri epigastrik (sensasi ulu hati seperti terbakar/ panas), perih

Motivasi klien untuk tidak telat makan. Makan makanan ringan bila di antara waktu makan perut terasa perih.

Observasi ada keluhan lain yang menyertai seperti mual/ muntah, perut kembung.

Observasi tanda vital

beri obat-obatan sesuai program medis.

g. Dx: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya cedera.

Intervensi :

Kaji terhadap nyeri dengan skala 0 5.

Rasional : pasien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera.

Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus.

Rasional : nyeri dipengaruhi oleh; kecemasan, ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring lama.

Berikan tindakan kenyamanan.

Rasional : memberikan rasa nayaman dengan cara membantu mengontrol nyeri.

Dorong pasien menggunakan tehnik relaksasi.

Rasional : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol.

Berikan obat antinyeri sesuai pesanan.

Rasional : untuk menghilangkan nyeri otot atau untuk menghilangkan kecemasan dan meningkatkan istirahat.

h. Dx: Nyeri yang berhubungan dengan kondisi pasca operasi

Intervensi :

Antisipasi kebutuhan terhadap obat nyeri dan atau metode tambahan penghilang nyeri.

Perhatikan dokumentasikan, dan identifikasi keluhan nyeri pada sisi insisi; abdomen, wajah meringis terhadap

nyeri, penurunan mobilitas, perilaku distraksi/penghilang.

Berikan obat nyeri sesuai pesanan dan evaluasi efektivitasnya.

Berikan tindakan kenyamanan lain yang dapat membantu, seperti perubahan posisi atau menyokong dengan bantal

i. Dx: Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan insisi bedah sekunder terhadap amputasi

Intervensi :

Evaluasi nyeri : berasal dari sensasi panthom limb atau dari luka insisi.

Bila terjadi nyeri panthom limb Beri analgesik ( kolaboratif ).

Ajarkan klien memberikan tekanan lembut dengan menempatkan puntung pada handuk dan menarik handuk dengan

berlahan.

2. NUTRISI

a. Dx: Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.
Intervensi :

Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

Timbang berat badan klien.

Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.

Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi).

Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien

b. Dx: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan (resiko) berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak adekuat,

Outcome yang diharapkan.

Intervensi :

Catat adanya keluhan mual/muntah, anoreksia

Anjurkan klien untuk modifikasi diit (porsi sedikit demi sedikit tapi sering)

Rencanakan pengaturan diit dengan libatkan klien dan ahli gizi (kebutuhan kalori, variasi menu)

Pantau intake nutrisi klien

berikan obat-obatan bila ada indikasi sesuai program

c. Dx: Nutrisi,kurang dari kebutuhan tubuh

Intervensi :

Identifikasi factor yang menimbulkan mual/muntah

berikan makanan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering dan/atau makanan yang menarik untuk pasien.

d. Dx: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder

terhadap proses keganasan usus.

Intervensi :

Pertahankan tirah baring selama fase akut/pasca terapi

Bantu perawatan kebersihan rongga mulut (oral hygiene).

Berikan diet TKTP, sajikan dalam bentuk yang sesuai perkembangan kesehatan klien (lunak, bubur kasar, nasi

biasa)

Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (roborantia)

Bila perlu, kolaborasi pemberian nutrisi parenteral.

e. Dx: Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

Intervensi :

Observasi frekuensi peristaltic usus secara periodic

Observasi respon klien terhadap pemasukan nutrisi peroral, nasogastrik tube maupun parenteral

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan

Bantu dan berikan motivasi dan dukungan kepada klien dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisinya

Kolaborasi dengan dokter atau ahli gizi :

- Tentukan kebutuhan kalori diit perhari

- Pemberian nutrisi parenteral

- Pemberian obat-obatan

- Evaluasi hasil laboratorium atau radiologi

3. ELIMINASI
a. Dx: Diare

Intervensi :

Bantu kebutuhan defekasi (bila tirah baring siapkan alat yang diperlukan dekat tempat tidur, pasang tirai dan

segera buang feses setelah defekasi).

Tingkatkan/pertahankan asupan cairan per oral.

Ajarkan tentang makanan-minuman yang dapat memperburuk/mencetus-kan diare.

Observasi dan catat frekuensi defekasi, volume dan karakteristik feses.

Observasi demam, takikardia, letargi, leukositosis, penurunan protein serum, ansietas dan kelesuan.

Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai program terapi (antibiotika, antikolinergik, kortikosteroid).

b. Dx: gangguan eliminasi BAB, konstipasi sampai dengan nyeri rektand atau penrema

Intervensi :

Anjurkan banyak minum dengan ambulasi dinikolab pemberian laksatip

Rasionalisasi :

- Banyak minum dapat mambantu melarutkan feses dengan ambulasi mengurangi kostipasi

- Melancarkan pembentukan feses yang lembek

c. Dx: Gangguan eliminasi alvi /konstipasi berhubungan dengan gangguan persarafan pada usus dan rectum.

Intervensi :

Auskultasi bising usus, catat lokasi dan karakteristiknya.

Rasional : bising usus mungkin tidak ada selama syok spinal.

Observasi adanya distensi perut.

Catat adanya keluhan mual dan ingin muntah, pasang NGT.

Rasional : pendarahan gantrointentinal dan lambung mungkin terjadi akibat trauma dan stress.

Berikan diet seimbang TKTP cair : meningkatkan konsistensi feces

Berikan obat pencahar sesuai pesanan.

Rasional: merangsang kerja usus

d. Dx: Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan drainase urin.

Intervensi :

Kaji system drainase urin dengan segera.

Kaji keadekuatan keluaran urin dan patensi system drainase.

Gunakan prosedur asepsis dan pembasuhan tangan ketika memberikan perawatan serta tindakan.

Pertahankan system drainase urin yang tertutup.

Jika irigasi diperlukan dan diresepkan, lakukan tindakan ini secara hati-hati dengan menggunakan larutan saline

steril.

Bantu pasien dalam mobilisasi

Observasi warna, volume bau dan konsistensi urin.

Kurangi trauma dan manipulasi kateter, system drainase serta uretra.

Bersihkan kateter secara hati-hati.

Pertahankan asupan cairan yang adekuat

e. Dx: gangguan eliminasi BAK sampai dengan trauma akibat p saluran

Intervensi :

Observasi kandung kemih

Anjurkan BAB teratur


Berikan kompres hangat

Lakukan kaperisasi

Rasionalisasi :

- Kandungan kemih menjaga kontraksi atau involusi uterus

- Urine tertahan mengakibatkan terjadinya infeksi

- Relaksasi spring ter urinenan

- Blass yang para mengakibatkan terganggunya kontraksi dengan akolasi uterus dimana uterus tertekan oleh blass

sehingga uterus terjepit dan mengakibatakan penanahan

f. Dx: Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat perkemihan.

Intervensi :

Kaji pola berkemih, dan catat produksi urine tiap jam.

Rasional : mengetahui fungsi ginjal

Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih.

Anjurkan pasien untuk minum 2000 cc/hari.

Rasional : membantu mempertahankan fungsi ginjal.

Pasang dower kateter.

Rasional membantu proses pengeluaran urine

g. Dx: Konstipasi

Intervensi :

Observasi bising usus secara periodic

Anjurkan untuk meningkatkan asupan cairan sedikitnya 2 liter perhari bila tidak ada kontra indikasi

Tingkatkan aktivitas secara teratur

Untuk pemberian terapi yang sesuai, pemeriksaan penunjang yang diperlukan

Kolaborasi tim dietis untuk pemberian diit seimbang dan tinggi serat

4. OKSIGENASI

a. Dx : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelumpuhan otot diafragma

Intervensi :

Pertahankan jalan nafas; posisi kepala tanpa gerak.

Rasional : pasien dengan cedera cervicalis akan membutuhkan bantuan untuk mencegah aspirasi/ mempertahankan

jalan nafas.

Lakukan penghisapan lendir bila perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik sekret.

Rasional : jika batuk tidak efektif, penghisapan dibutuhkan untuk mengeluarkan sekret, dan mengurangi resiko

infeksi pernapasan.

Kaji fungsi pernapasan.

Rasional : trauma pada C5-6 menyebabkan hilangnya fungsi pernapasan secara partial, karena otot pernapasan

mengalami kelumpuhan.

Auskultasi suara napas.

Rasional : hipoventilasi biasanya terjadi atau menyebabkan akumulasi sekret yang berakibat pneumonia.

Observasi warna kulit.

Rasional : menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera


Kaji distensi perut dan spasme otot.

Rasional : kelainan penuh pada perut disebabkan karena kelumpuhan diafragma

Anjurkan pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari.

Rasional : membantu mengencerkan sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran.

Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan.

Rasional : menentukan fungsi otot-otot pernapasan. Pengkajian terus menerus untuk mendeteksi adanya kegagalan

pernapasan.

Pantau analisa gas darah.

Rasional : untuk mengetahui adanya kelainan fungsi pertukaran gas sebagai contoh : hiperventilasi PaO2 rendah dan

PaCO2 meningkat.

Berikan oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan isufisiensi pernapasan.

Lakukan fisioterapi nafas.

Rasional : mencegah sekret tertahan

b. Dx: Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan lokasi imsisi

Intervensi :

Berikan preparat analgesic seperti yang diresepkan.

Fiksasi luka insisi dengan kedua belah tangan atau bantal untuk membantu pasien saat batuk.

Dorong penggunaan spirometer insentif jika terdapat indikasi

Bantu dan dorong ambulasi dini.

Bantu pasien untuk mengganti posisi dengan sering

c. Dx: Penurunan curah jantung

Intervensi :

Observasi tanda-tanda vital, tingkat kesadaran pasien

Pantau pengeluaran urine catat jumlah dan karakteristik urine

Batasi aktivitas pasien melakukan hal-hal yang dapat menghindari kelelahan

Pemberian terapi oksigen

Pemberian obat diuretika, vasodilator, dihitalis, antikoagulan, pemberian cairan intravena

5. ISTIRAHAT/TIDUR

a. Dx: Ketidak keseimbangan istirahat/tidur

Intervensi :

Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman

Mengatur lingkungan yang adekuat

Latihan fisik ringan memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot

Minum hangat sebelum tidur

b. Dx: Gangguan pola tidur

Intervensi :

Identifikasi fktor penyebab gangguan tidur dan cara mengatasinya

Ciptakan lingkungan yang tenang kurangi kebisingan

batasi asupan cairan pada malam hari dan anjurkan berkemih sebelum tidur.

batasi waktu tidur siang.


6. AKTIVITAS

a. Dx: Takikardia sebagai respons terhadap aktivitas

Intervensi :

Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas,catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan

tanda vital selama dan setelah aktivitas.

bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.

b. Dx: Kelelahan umum ,penurunan kekuatan/ketahanan: mengalami keterbatasan aktivitas: depresi.

Intervensi :

tingkatkan tirah baring/duduk.berikan lingkungan tenang:batasi pegunjungan sesui keperluan.

ubah posisi dengan sering,berikan perawatan kulit yang baik.

c. Dx : Kurang mampu merawat diri

Intervensi :

Pastikan makanan yang tidak disukai

ciptakan lingkungan nyaman

observasi kemampuan untuk berpartisipasi dalam setiap aktivitas keperawatan

kekuatan dan daya tahan menurun

7. PERSONAL HYGIENE

a. Dx: Gatal - gatal

Intervensi :

Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman

Mengatur lingkungan yang adekuat

b. Dx: Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.

Intervensi :

Ganti popok anak jika basah.

Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.

Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.

Observasi bokong dan perineum dari infeksi.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

c. Dx: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat kehilangan bagian

tubuh.

Intervensi :

Mandiri

Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, perasaan, pandangan dirinya.

Rasional : Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa

Catat prilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan.

Rasional : Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi tindak lanjut dan terapi yang lebih ketat.

Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan.

Rasional : Bantu pasien/orang terdekat untuk menerima perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri sendiri.
8. PSIKOSOSIAL

a. Dx: Risiko terhadap penyiksaan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan berespon pada

pikiran delusi dan halusinasi.

Intervensi :

Pertahankan agar lingkungan klien pada tingkat stimulaus yang rendah (penyinaran rendah, sedikit orang, dekorasi

yang sederhana dan tingakat kebisingan yang rendah)

Ciptakan lingkungan psikososial :

- sikap perawat yang bersahabat, penuh perhatian, lembuh dan hangat)

- Bina hubungan saling percaya (menyapa klien dengan rama memanggil nama klien, jujur, tepat janji, empati dan

menghargai.

- Tunjukkan perwat yang bertanggung jawab.

Observasi secara ketat perilaku klien (setiap 15 menit)

Kembangkan orientasi kenyataan :

- Bantu kien untuk mengenal persepsinya

- Beri umpan balik tentang perilaku klien tanpa menyokong atau membantah kondoisinya

- Beri kesempatan untuk mengungkapkan persepsi dan daya orientasi

Lindungi klien dan keluarga dari bahaya halusinasi :

- Kaji halusinasi klien

- Lakukan tindakan pengawasan ketat, upayakan tidak melakukan pengikatan.

Tingkatkan peran serta keluarga pada tiap tahap perawatan dan jelaskan prinsip-prinsip tindakan pada halusinasi.

Berikan obat-obatan antipsikotik sesuai dengan program terapi (pantau keefektifan dan efek samping obat).

b. Dx: Kurangnya interaksi sosial (isolasi sosial) berhubungan dengan sistem pendukung yang tidak adequat.

Intervensi :

Ciptakan lingkungan terapeutik :

- bina hubungan saling percaya (menyapa klien dengan rama memanggil nama klien, jujur , tepat janji, empati dan

menghargai).

- tunjukkan perawat yang bertanggung jawab

- tingkatkan kontak klien dengan lingkungan sosial secara bertahap

Perlihatkan penguatan positif pada klien.

Temani klien untuk memperlihatkan dukungan selama aktivitas kelompok yang mungkin merupakan hal yang sukar

bagi klien.

Orientasikan klien pada waktu, tempat dan orang.

Berikan obat anti psikotik sesuai dengan program terapi.

c. Dx: Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan diet dan proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi

dan kesalahan interpretasi informasi .

Intervensi :

Gali pengetahuan klien tentang diet dan proses penyakit

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet pasien

Jelaskan tentang proses penyakit dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien

Tanya pasein tentang hal yang telah dijelaskan petugas


d. Dx: Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan citra tubuh sekunder terhadap amputasi

Intervensi :

Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan citra tubuh sekunder terhadap amputasi

Menggunakan pakaian.

Berikan dukungan moral.

Hadirkan orang yang pernah amputasi yang telah menerima diri

9. CAIRAN DAN ELETROLIT

a. Dx: Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang

berlebihan.

Intervensi :

Observasi tanda-tanda vital.

Observasi tanda-tanda dehidrasi.

Ukur infut dan output cairan (balanc ccairan).

Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 2500 cc per hari.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit.

Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

b. Dx: Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup,

pengeluaran cairan yang berlebihan (muntah/mual)

Intervensi :

Catat karakteristik muntah dan banyaknya pendaraha

Kaji tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu)

Monitor intake dan output cairan

Tinggikan kepala selama minum obat

Berikan cairan jenuh/lembut jika masukan dimulai lagi, hindari minuman yang berkafein dan berkarbon

Pertahankan tirah baring

Kolaborasi dengan pemberian cairan sesuai indikasi

c. Dx : Resiko bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan lokasi imsisi operatif.

Intervensi :

Berikan preparat analgesic seperti yang diresepkan.

Fiksasi luka insisi dengan kedua belah tangan atau bantal untuk membantu pasien saat batuk.

Dorong penggunaan spirometer insentif jika terdapat indikasi

Bantu dan dorong ambulasi dini.

Bantu pasien untuk mengganti posisi dengan sering.

d. Dx : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat kehilangan bagian

tubuh.

Intervensi :

Mandiri

Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, perasaan, pandangan dirinya.

Rasional : Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa

Catat prilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan
Rasional : Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi tindak lanjut dan terapi yang lebih ketat.

Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan Rasional : Bantu pasien/orang terdekat untuk

menerima perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri sendiri


Anda sedang membaca artikel tentang ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) 9 POLA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, Anda
boleh menyebar luaskan atau mengcopy - paste artikel di atas jika memang sangat bermanfaat bagi anda.. Dengan
syarat anda harus meletakkan link di bawah ini sebagai sumbernya..

Related Posts

LABEL: ASKEP

Newer PostOlder PostHome

ABOUT ME

sulis tyo

View my complete profile

ARSIP

2014 (8)

2013 (156)

o July (12)

ASUHAN KEPERAWATAN RHEUMATOID ARTHRITIS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI


TEHNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI

CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

CONTOH PIDATO SAMBUTAN WAKIL WISUDA KEPERAWATAN

CARA DOWNLOAD YOUTUBE, DAILYMOTION, SEVENLOAD, VIM...

PENGERTIAN, PERAN DAN FUNGSI PERAWAT

MACAM-MACAM SUARA NAFAS DAN GANGGUAN KESEIMBANGAN ...

ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) 9 POLA KEBUTUHAN DASA...

Penjelasan Ilmiah Fenomena Ditindih Setan Saat Tid...

Resep Spesial Blueberry Pancake

Resep Kreasi Unik Puding Bentuk Telur Ceplok

o June (8)

o May (1)

o April (14)

o March (48)

o February (73)

FOLLOWERS

POPULAR POSTS

Cara Membuka File rar / zip yang di password tanpa tools

Sobat Blogger, sering kita mendonload sebuah file rar / zip dengan password didalamnya, jikalau kita udah tau

pasword nya sih oke - oke saj...

Kata Gaul yang Sedang Populer

1. Maho Maho, kata di populerkan oleh forum terbesar di Indonesia yaitu KASKUS. Adalah singkatan dari "Manusia

Homo". S...

ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP ) 9 POLA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur - unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan

keseimbangan fisiologis maupun psikologi...

Cara Mudah Mengirim Pesan dari Windows 7 ke PC lain dalam satu Jaringan
Dalam mengirim pesan ke Komputer yang ada dalam satu jaringan,kita dapat menggunakan Console Message.Untuk

cara-caranya,silahkan ikuti...

THEME IRONMAN ALA RAINMETER KEREN

HAllo sobat Blogger, langsung saja... Kali ini saya akan membagikan sedikit tips membuat theme KEREN...!!! Mohon

maaf sebelumnya jika ...

CONTOH SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Tema : Hipertensi Tujuan : Tujuan Umum : Setelah dilakukan pendidikan

kesehatan selama 1 45 men...

Penjelasan Ilmiah Fenomena Ditindih Setan Saat Tidur / Tindihen

Ditindih setan atau makhluk halus adalah fenomena yang sering terjadi saat tidur. Dalam kondisi tersebut, seseorang

terbangun dari tidur,...

Melacak No HP Melalui GPS

Untuk melacak / mencari kerabat suami istri anak dll dapat dilakukan melalui satellite dengan syarat ada No HP Cara

Melacak keberadaan...

Misteri Asal Usul Dibalik Kartu Remi / Playing Card

Playing Card atau di Indonesia sering disebut Kartu Remi, mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab lalu muncul di

Italia (dalam bentuk ...

Resep Kreasi Unik Puding Bentuk Telur Ceplok

Bila Anda ingin memberi kejutan untuk buah hati ketika mereka pulang dari sekolah, Anda bisa mencoba kreasi

puding yang satu ini. Bentukn...


ONLY M.E. 2008 Blog Designed by Ipiet

| Image Header Taken From Wallcoo

http://lebih-kreatif.blogspot.co.id/2013/07/asuhan-keperawatan-askep-9-pola.html

Anda mungkin juga menyukai