Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
F0314034
RMK CHAPTER II
MEMAHAMI STRATEGI
A. Tujuan
B. Konsep Strategi
Terdapat tiga alat bantu dalam mengembangkan strategi unit bisnis, yaitu :
1. Matriks Portofolio
Rantai nilai untuk bisnis adalah seperangkat kegiatan penciptaan nilai untuk
menghasilkan produk dari sumber bahan mentah dasar untuk pemasok komponen
pada produk penggunaan akhir pokok yang dikirim ke tangan konsumen akhir.
Analisis rantai nilai merupakan alat yang berguna dalam mengembangkan
keunggulan persaingan yang didasarkan pada biaya rendah, diferensiasi, atau
diferensiasi bersamaan dengan pengurangan biaya (cost-cum-differentiation).
A. Ringkasan Kasus
Pada tahun 1928 Perusahaan Motorola berdiri dan dikenal luas karena
radio dan produk elektronik serta listik lainnya. Tahun 1960-an, perusahaan
tersebut menjual produk dan semikonduktor, peralatan komunikasi, dan
komponen kepada pelanggan, perusahaan industri, dan militer di seluruh dunia.
Perusahaan Motorola merupakan salah satu perusahaan Amerika yang
memasarkan berbagai produk elektronik, dari integrated circuits (IC) yang sangat
canggih sampai produk elektronik konsumen.
B. Permasalahan
Terdapat beberapa rumusan masalah dalam kasus ini, yaitu :
1. Apakah faktor-faktor keberhasilan kunci untuk Divisi ASIC pada Motorola ?
2. Apakah sistem biaya standar tradisional berkenaan faktor-faktor sukses kunci ?
3. Apakah ukuran yang baik dari faktor-faktor sukses kunci ini ?
4. Bagaimana cara mengendalikan pabrik dengan menggunakan ukuran-ukuran
ini dan struktur pabrik yang ada saat ini ?
C. Solusi
1. Faktor-faktor keberhasilan kunci untuk Divisi ASIC pada Motorola antara lain:
Perusahaan diorganisasi sepanjang lini produk dan teknologi.
The Semiconductor Products Sector (SPS) memelihara program riset dan
pengembangan dalam teknologi semikonduktor yang maju.
Motorola dikenal luas karena keahlian desain dan prosesnya.
Untuk secara penuh mengeksploitasi permintaan untuk IC, Motorola
mengorganisasi divisi ASIC sebagai bagian dari semiconductor sector.
Motorola menyediakan jasa desain bagi pelanggan dan mengelola
hubungan pelanggan yang terlibat secara relatif.
Motorola mampu mempersingkat waktu pengiriman, menawarkan kualitas
tinggi, waktu pengembangan cepat, dan kemampuan untuk mencapai
produksi volume secara cepat kepada para pelanggan.
Secara keseluruhan departemen dalam organisasi divisi ASIC sudah
melaksanakan tanggungjawab yang dapat meningkatkan kualitas produk
dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Motorola memasarkan berbagai produk elektronik, dari integrated circuits
(IC) yang sangat canggih sampai produk elektronik konsumen.
Perusahaan di organisasi sepanjang lini produk dan teknologi. Setiap unit
bisnis disusun sebagai sektor, kelompok, atau divisi, tergantung
ukurannya.
Motorola selalu mengedepankan dan mendahulukan kebutuhan konsumen.
Kualitas dari produk yang dikembangkan oleh Divisi ASIC selalu dijamin
oleh Departemen Penjamin Mutu/Departemen Jaminan Kualitas (Quality
Assurance). Di mana dalam aktivitasnya melakukan tes listrik/mekanis
secara langsung serta berperan dalam tindakan preventif untuk mengurangi
adanya kegagalan produk.
2. Sistem biaya tradisional tidak berkenaan dengan faktor sukses kunci yang telah
disebutkan diatas. Karena banyak yang merasa bahwa bukannya membantu
manajer menghadapi kompleksitas sistem manufaktur, sistem akuntansi
sebenarnya memperbesar masalah. Sistem biaya standar merepotkan dan tidak
dipahami secara jelas oleh para karyawan pabrik. Karyawan pabrik mengalami
kesulitan dalam mengikat varians pada masalah spesifik. Karena varians tidak
menunjukkan masalah actual, maka solusi a priori pada varians sulit
ditentukan. Pekerja pabrik khusus beranggapan bahwa laporan variansi tidak
relevan dan oleh karena itu mengabaikannya. Ketidaktepatan waktu sehingga
biaya standar dihasilkan setiap bulan, sedangkan kurangnya umpan balik harian
atau mingguan membuat sulit mencari penyebab varians yang tidak
menguntungka. Selain itu, karena lingkungan yang dinamis sehingga
penentuan standar sulit dilakukan, dan dalam penentuan biaya overhead pabrik
secara tradisional seringkali tidak relevan.