Anda di halaman 1dari 4

Perilaku Menyontek Anak Sekolah (Dessy Pratiwi 705140046)

Pengertian Menyontek
Pengertian menyontek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.Menyontek berasal
dari kata sontek yang berarti melanggar, menocoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan,
dan lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak.

Pengertian menyontek menurut para tokoh.


Menurut Websters New Universal Unabridged Dictionary (Schmelkin,
2008), menyontek diartikan sebagai perilaku yang menipu yaitu dengan dengan kecurangan.
Menurut Eric, dkk (Hartanto, 2012), menyontek berarti upaya yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur.

Jenis-Jenis Menyontek
Menurut Hetherington dan Feldman (Anderman & Murdock, 2007) Terbagi 4,
yaitu:
1. Individualistic-opportunistic dapat diartikan sebagai perilaku dimana siswa
mengganti suatu jawaban ketika ujian atau tes sedang berlangsung dengan
menggunakan catatan ketika guru atau guru keluar dari kelas.
2. Independent- planned dapat diidentifikasi sebagai menggunakan catatan ketika tes
atau ujian berlangsung, atau membawa jawaban yang telah lengkap atau telah
dipersiapkan dengan menulisnya terlebih dahulu sebelum ujian berlangsung.
3. Social-active yaitu perilaku menyontek dimana siswa mengkopi, melihat atau
meminta jawaban dari orang lain.
4. Social-passive adalah mengizinkan seseorang melihat atau mengkopi jawabannya.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perilaku Menyontek

Faktor Internal yang Menyebabkan Perilaku Menyontek.


Menurut Shandy (2010) Kebiasaan menyontek dapat muncul dari diri sendiri disebabkan
karena kurangnya percaya diri dalam mengerjakan tugas. Selain itu menyontek juga
disebabkan faktor malas yang sudah ada pada siswa. Malas belajar dan tidak membuat
tugas akan membentuk karakter siswa yang menginginkan sesuatu diperoleh dengan cara
instan, sehingga menyontek menjadi pilihan. (Koto, 2014). menyontek/cheating bisaterjadi
apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure, yaitu apabila dorongan atau harapan
untuk berprestasi jauh lebih besar daripada potensi yang dimiliki. Apabila tidak dikendalikan
dengan baik, akan menimbulkan hasrat untuk melakukan cheating/menyontek. (Koto, 2014)

Faktor Eksternal yang Menyebabkan Perilaku Menyontek.


Dari Pendidik, alasan pertama penyebab siswa menyontek adalah metode belajar yang
monoton dan kurang variasi membuat siswa menjadi bosan dan jenuh untuk belajar. Alasan
yang kedua karena didorong kurangnya ketegasan dari guru untuk menindaklanjuti siswa
yang ketahuan menyontek, kurang tegasnya dari pendidik membuat budaya menyontek
semakin menjadi-jadi dikalangan siswa.
Dari Orang Tua atau Keluarga,
Seringnya orang tua yang menuntut anaknya untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Jika tidak
di dukung degan cara yang relevan, tuntutan orang tua tersebut bisa
berdampak negatif pada anak. Salah satunya adalah orang tua yang mementingkan hasil dari
pada proses anak dalambelajar. Hal ini bisa menekan anak untuk menyontek dalam pelajaran
karena takut, dan menyontek dianggap sebagai solusi pintas untuk mendapatkan nilai yang
tinggi.

Dari Teman, keinginan menyontek dapat timbul ketika melihat temannya menyontek,
banyaknya teman yang menyontek dapat membuat anak-anak berpikir Untuk apa bersipkap
jujur kalau semuanya menyontek?. Hasrat menyontek dapat juga muncul karena adanya
peluang yang diberikan oleh teman, seperti berupa pembagian jawaban dari teman yang
pintar. Mereka juga berpikir bahwa saling menyontek dapat menumbuhkan solidaritas,
sedangkan bagi siswa yang tidak menyontek seringkali mendapatkan tekanan dari teman-
teman nya untuk menyontek juga atau memberikan contekan dengan alasan demi solidaritas.

Dampak Negatif Menyontek


Dampak Negatif Bagi Siswa yang Tidak Menyontek
1. Merugikan Siswa yang Jujur Secara tidak langsung, siswa yang jujur juga ikut
dirugikan akibat kebiasaan menyontek. Hal ini dapat dilihat dalam seleksi penerimaan
beasiswa yang diadakan di sekolah atau di kampus. Bagi mereka yang menyontek
memperoleh nilai tinggi dari pada siswa yang jujur saat ujian.
Sementara salah satu syarat untuk memperoleh beasiswa dilihat dari nilai siswa
tersebut.
2. Nilai /IPK Bukan jadi Kebanggaan. Dampak selanjutnya dari menyontek adalah
kurangnya rasa bangga terhadap Nilai/IPK yang diperoleh oleh peserta didik dan
mahasiswa. IPK yang
tinggi diperoleh dengan gampangnya tanpadibarengi dengan usaha yang sepantasnya.

Dampak Negatif Bagi Siswa yang Menyontek


1. Tidak mandiri. Peserta didik yang sering menyontek akan mengakibatkantingginya
rasa ketergantungan terhadap orang lain. Hal ini dikarenakan kebiasaan yang
selalumengandalkan orang lain dalam melaksanakan tugas.
2. Mudah menyerah. Hal ini akan dirasakan pada saat menghadapi duniakerja. Karena
terbiasa mengandalkan orang lain, maka pada saat bekerja mereka yang sering
menyontek akan mudah menyerah dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Berdosa. Kebiasaan menyontek jika dilihat dari segi agama maka termasukdalam
perbuatan tercela. Hal ini tentu akan menambah daftar dosa yang kitakerjakan.
Karena tuhan akan mebalas kebaikan seseorang walaupun hanyasebijizarah,
begitupun sebaliknya.
4. Berpotensi sebagai koruptor. Dalam sebuah acara seminar di UniversitsTadulako,
Ketua KPK Abraham Samad yang menyatakan Menyontek saat ujian, berarti tidak
jujur, dan ini adalah cikal bakal dari kejahatan korupsi. Apalagi skripsi dibuatkan
oleh orang lain. Dalam hal ini Abraham Samad tidak hanya menekankan pada
mahasiswa saja, Begitu pula dosen yang mendagangkan ilmunya dengan
membuatkan skripsi mahasiswa. Keduanyamerupakan intellectual
corruption atau korupsi intelektual, tegas Dr. Abraham Samad.

Dampak Negatif menyontek Bagi Sekolah


1. Rendahnya Mutu Hasil Pendidikan. Hasil pendidikan yang dimaksudadalah para
siswa dan sarjana yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Mereka lulusan dengan IPK
yang tinggi tanpa ilmu yang mumpuni karena sewaktu kuliah mereka hanya
mengandalkan otak orang lain dalam melaksanakan tugas. Hal
iniakan mempengaruhi kemampuan lulusan sarjana dalam menyikapi dunia kerja
yang mana kreatifitas dituntut harus tinggi.
2. Rendahnya Daya Saing Sekolah dengan Sekolah Lain. Dengan lulusan yang
siswanya sering menyontek, maka tingkat kompetensi sekolah tersebut akanrendah.
Hal ini akan berakibat rendahnya daya saing lulusan sekolah dengansekolah lain.

Upaya Mencegah Siswa Menyontek


Upaya Mencegah Siswa Menyontek dari Sekolah
1. Meningkatkan ketegasan guru. Guru sebagai faktor penentu dalam mengatasi
kebiasaan menyontek pada siswa, jika ada siswa yang ketahuan menyontek
diharapkan seorang guru akan memberi sanksi yang tegas, sehingga kebiasaan
menyontek dapat diberantas hingga tuntas.
2. Menambah wawasan pengetahuan siswa. Penambahasan wawasan siswa dapat
dilakukan dengan penambahan bimbingan belajar (bimbel), diharapkan dengan
bertambahnya pengetahuan siswa dapat mengurangi kebiasaan menyontek pada
siswa.
3. Memberikan reward/penghargaan. Penghargaan diberikan kepada siswa yang
konsisten untuk jujur. Hal ini dapat memicu semangat siswa untuk berlomba-lomba
untuk jujur, selain untuk siswa penghargaan juga diberikan kepada pendidik yang
konsisten dalam menerapkan peraturan yang tidak membolehkan siswa untuk
menyontek. Sehingga dengan adanya penghargaan ini diharapkan dapatmengurangi k
ebiasaan menyontek pada siswa.
4. Memberikan sanksi yang setimpal dengan kecurangan yang
dilakukansiswa. Dengan memberikan sanksi yang
setimpal diharapkan dapat menekankebiasaan menyontek pada siswa. Namun sanksi
yang diberikan diusahakan berdampak positif yang dapat
mengarahkan siswa untuk sadar akankesalahannya.

Upaya Mencegah Siswa Menyontek dari Siswa atau Diri Sendiri


1. Belajar dengan tekun. Bila kita belajar dengan tekun, kita pasti akan menjadi lebih
percaya diri dan merasa mampu mengerjakan ujian dengan baik. Bila kita merasa
membutuhkan bantuan dalam belajar, kita dapat membuat kelompok belajar dengan
teman atau mengikuti bimbel (bimbingan belajar) untuk mengatasi masalah belajar
kita.
2. Mendekatkan diri dengan Tuhan. Dengan mendekatkan diri dengan Tuhan, kita akan
merasa bersalah ketika memutuskan untuk menyontek, sehingga dapat mencegah kita
menyontek dan memilih untuk melaksanakan ujian secara jujur meskipun
mendapatkan hasil yang buruk.
3. Tidak mudah terpengaruh teman. Jangan takut untuk menolak ikut menyontek atau
memberikan contekan kepada teman karena alasan solidaritas. Karena menyontek
hanya akan membuat siswa malas belajar dan tidak ada hubungannya dengan
solidaritas, dapat dinamakan solidaritas teman bila membantu belajar bersama
bukannya menyontek bersama. Lebih baik tidak mengikuti teman menyontek dan
lebih memilih untuk jujur.

Upaya Mencegah Siswa Menyontek dari Orang Tua


1. Mendekatkan diri dengan anak. Dengan mendekatkan diri dengan anak, anak akan
merasa lebih dekat dan jujur dalam mengungkapkan perasaannya pada orang tuanya.
Anak juga akan lebih memikirkan lagi perasaan orang tuanya ketika ia akan
menyontek, sehingga membuatnya ragu untuk menyontek karena takut
mempermalukan orang tuanya.
2. Tidak mengharapkan nilai yang terlalu tinggi. Orang tua tidak seharusnya
mengharapkan nilai yang sulit dicapai oleh anaknya, dengan membandingkannya
dengan anak-anak lain yang mungkin lebih pintar. Orang tua seharusnya lebih dahulu
mengetahui batas kemampuan anaknya, sehingga tidak memaksanya harus mendapat
nilai yang sama dengan anak yang lebih pintar, karena harapan yang terlalu tinggi dari
orang tua hanya akan membuat anak berusaha mendapatkan nilai tinggi dengan cara
apapun termasuk menyontek.
3. Mengajarkan anak belajar secara positif dan jujur. Belajar secara positif dengan
menanamkan kejujuran sedini mungkin sehingga dapat mencegah perbuatan
menyontek. belajar secara negatif dengan kaku dan memaksa hanya akan membuat
anak stres dan tertekan.
4. Hukuman dan Penghargaan. Ajarkan anak bersikap jujur dengan cara memberikan
penghargaan atau hadiah bila anak mendapat nilai bagus sehingga dapat memicu
semangat belajarnya, sedangkan bila ia ketahuan menyontek berikan hukuman yang
setimpal sehingga ia menydari kesalahannya.

Daftar Pustaka

Koto, L. (2014, Mei). Analisis sebab akibat kebiasaan menyontek pada pelajar dan solusi
untuk mengatasinya. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Riadi, M. (2013, Maret 14). Teori menyontek. Kajian Pustaka. Diunduh


dari http://www.kajianpustaka.com/2013/03/teori-menyontek.html

Tim Pustaka Pheonix. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta : Media
Pustaka Pheonix

Anda mungkin juga menyukai