Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887,

dan di sempurnakan oleh Haeckel pada tahun 1890. Kata plankton berasal dari bahasa

Yunani yang berarti mengembara. Definisi tentang plankton (euplankton) telah bnayk

dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampirn sama, yakni, seluruh

kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau

melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak dapat

melawan arus. Jenis organism yang hidup mengembara mengikuti arus dengan cara

menempel pada benda-benda terapung sedangkan ia sendiri tidak dapat berenang bebas

disebut pseudoplankton. Termasuk kelompok pseudoplankton adalah organisme

menempel seperti teritip (Bernacle dan Lepas). Individu plankton (plankter) umumnya

berukuran mikroskopis, meskipun demikian ada pula plankter yang berukuran beberapa

meter misalnya Scyphozoa (Coelenterata) dapat mencapaiukuran 1 m dengan tentakel

sepanjang 25 m. Zooplankton juga dapat bersifatsebagai pleuston (Physalia dan Velella)

dan hyponeuston (umumnya mempunyaitubuh trasnparan) (Lenz, 2004).

Plankton merupakan produsen utama dalam rantai makanan dunia air,ada dua

garis besar plankton, yaitu zooplankton dan phytoplankton dalammanejemen

sumberdaya perairan,plankton merupakan indikator dari kesuburansuatu perairan di

mana semakin subur suatu perairan maka akan semakinberlimpah pula sumberdayanya.

Ukuran plankton sangat beraneka ragam dariyang terkecil yang disebut


ultraplankton ukurannya < 0.005 mm atau 5 mikron,seperti bakteri dan diatom kecil,

sampai nanoplankton yang berukuran 60-70 mikron. Nanoplankton terlalu kecil untuk

dikumpulkan dengan jaring planktonbiasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara

mengambil jumlah besar airlaut (Kasijan dkk,2007).Plankton adalah makhluk

(tumbuhan atau hewan) yang hidupnya,mengapung, mengambang, atau melayang

didalam air yang kemampuanrenangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus.

Plankton adalah biota yang hidup di mintakat pelagik dan mengapung,menghanyut atau

berenang sangat lemah, artinya mereka tak dapat melawanarus. Plankton terdiri dari

fitoplankton (phytoplankton) atau pelankton tumbuh-tumbuhan dan zooplankton atau

pelankton hewan (Sri, 2007).

Berdasarkan habitatnya plankton ditemui hidup di perairan, baikdi sungai,

danau, waduk, maupun di perairan payau dan laut. Planktonini ada yang bergerak aktif

sendiri seperti hewan yang disebut denganzooplankton (plankton hewan), dan ada juga

plankton yang dapatberfotosintesis seperti tumbuhan di darat, kelompok ini disebut

denganfitoplankton (plankton nabati) (Ferianti, 2007).Ukuran plankton sangat beraneka

ragam dari yang terkecil yang disebut ultraplankton ukurannya < 0.005 mm atau 5

mikron, sepertibakteri dan diatom kecil, sampai nanoplankton yang berukuran 60-

70mikron. Nanoplanktoterlalu kecil untuk dikumpulkan dengan jaringplankton biasa

dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara mengambil jumlah besar air laut (Kasijan

dkk,2004).

Plankton umumnya berukuran sangat kecil dan jumlahnya banyak, oleh karena

itu pengambilan sample plankton harus dilakukandengan menggunakan alat yang dapat

menyaring air sedemikian rupasehingga plankton yang tersaring cukup jumlahnya


untukdianalisis.Untuk keperluan ini alat khusus yang biasa digunakan adalah jaring

plankton atau plankton net . Setiap mata jaring yang digunakan ukurannya (mesh-size)

harus berbeda, tergantung dari plankton yangakan dikumpulkan, apakah itu fitoplankton

atau zooplankton. Jika yangdiinginkan fitoplankton,maka ukuran mata jaring harus

kecil,sedemikian sebaliknya untuk zooplankton. Sample plankton yang 2 didapat dapat

diawetkan dengan menggunakan formalin dan disimpandidalam suhu yang rendah

(Kasijan dkk, 2004).

2.1. Tujuan Praktikum

1. Memahami dan mengetahui cara pengukuran parameter lingkungan perairan

, parameter fisik, kimia dan biologi

2. Mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukuran parameter lingkungan

perairan , parameter fisik, kimia dan biologi

3.1. Manfaat Praktikum

1. Dapat melakukan pengukuran kualitas air di lingkungan perairan , yaitu

parameter fisik , kimia dan biologi

2. Dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat yang digunakan

pada pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter fisik kimia dan

biologi
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisi Plankton

Plankton merupakan organisme air yang berukuran kecil (mikroskopik) yang

bersifat planktonik, yang mana hidup melayang atau mengapung di dalam air yang

mempunyai pergerakkan yang sangat lemah sehingga gerakannya dikuasai dan dibawa

oleh adanya arus akibat gelombang dan angin. Plankton juga merupakan salah satu

organisme pelagik yang sangat renik yang jumlahnya sangat banyak dan organisme ini

tidak cukup kuat untuk manahan gerakan air yang begitu besar. Plankton di bedakan

menjadi dua yaitu zooplankton dan fitoplankton.

a.Phytoplankton merupakan tumbuhan air yang sangat kecil yang terdiri dari

beberapa kelas ,yag sangat tergantung pada cahaya matahari terdapat pada permukaan

air sampai kedalaman penetrasi cahaya matahari.Dan phytoplankton ini merupakan

produsen utama(Primery producer) zat-zat organik yang komplek dari bahan-bahan

organik dan dari bahan anorganik yang sederhana melalui proses fotosintesis (Siagian,

M. 2004. Diktat Kuliah dan Penuntun Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 94 hal).

b.Zooplankton,adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam

laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke

mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat

memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk

kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton


yang menjadi makanannya. Jadi, zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen

(consumer) bahan organik.

Plankton mempunyai masa aktif yang mirip dengan organisme tingkat tinggi,

dimana untuk phytoplankton akan terdapat dalam jumlah yang besar pada siang hari dan

zooplankton pada malam hari. Untuk itu sampling phytoplankton terbaik pada sore hari

antara pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB. Sampling zooplankton dapat dilakukan

pada senja hingga malam hari, beberapa jam setelah peledakan populasi phytoplankton.

Beberapa contoh phytoplankton antara lain Spirulina sp, Nitzchia sp, dan Coelastrum sp

(Kasry, Adnan.dkk. 2010. Penuntun Pratikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan. Pekanbaru).

Penyebaran plankton tidak merata dalam suatu perairan karena dipengaruhi

faktor, baik kimia maupun fisika, antara lain intensitas cahaya matahari,salinitas, suhu

Sedangkan menurut ketidakragaman penyebaran plankton secarahorizontal tidak dapat

terjadi di daerah yang luas tetapi juga pada danau-danaukecil, laut dan tambak.

Penyebaran ini dipengaruhi oleh faktor fisis seperti aliranair, arus, kedalam dan proses

up welling yang menyebabkan berfariasinya nitratdan juga menyebabkan terjadinya

percampuran massa air (Davis, 1955dalamHandayani, 2005).

2.2. Parameter Kualitas Air dan Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton

(Fitoplankton dan zooplankton)

1.Suhu

Menurut Odum (1993), Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar di udara,

halini merupakan faktor pembatas utama karena organisme akuatik sering kali
mempunyaitoleransi yang sempit (stenotermal). Menurut Haslan (1995) dalam Effendi

(2003), kisaransuhu optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adalah 20 C 30 C.

2.pH

Menurut Effendi (2003), sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap

perubahan pHdan menyukai nilai pH sekitar 7 8,5. Alga akan

memanfaatkan karbondioksida hingga batas

pH yang tidak memungkinkan lagi bagi alga untuk tidak menggunakan karbondi

oksida(sekitar 10 11), karena pada pH ini karbondioksida bebas tidak dapat

ditemukan. Nilai Ph sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses

nitrifikasi akan berakhir bila pH rendah.

3.Kecerahan

Gusriana, 2012, Sentra Edukasi, Budidaya Ikan (Jilid 1) Kecerahan air

merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam

air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan

untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.

Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada

intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan

cahaya didalam air.

4.DO (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dibutuhkan oleh semua jasad hidupuntuk

pernafasan, proses metabolism, atau penukaran zat yang kemudianmenghasilkan energy

untuk pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk

oksidasi bahan-bahan organic dan anorganik dalam prosesaerobic. Sumber utama


oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusidari udara bebas dan hasil

fotosintesis. Kecepatan difusi oksigen dari udara,tergantung dari beberapa faktor seperti

kekeruhan, air, suhu, salinitas, pergerakan,massa air, dan udara seperti arus, gelombang,

dan pasang surut. Jika kedalaman bertambah maka akan terjadi penurunan kadar

oksigen terlarut (Salim, 2010).

5.CO2 (Karbon Dioksida)

CO2di dalam air berwujud gas. Gas CO2 tidak hanya berada di dalam air.Akan

tetapi, juga berada di udara bebas. Karbon di-oksida atau gas asam arangdihasilkan

sebagai produk dari proses respirasi makhluk hidup dari proses penguraian bahan

organik. Kandungan karbon di-oksida sebaiknya seminimalmungkin. Jumlah kandungan

karbon di-oksida sangat tergantung dari oksigenterlarut di dalam air (Hambali, 2010).

6.Nitrat

Nitrat merupakan hasil dari reaksi biologi yaitu nitrogen organik,limbah industri,

dan domestik yang mengandung nitrat dan menjadi poksiuntuk permukaan air. Nitrat

merupakan elemen pada perairan alami yangmerupakan mineral netral yang jumlahnya

sedikit (Susanto, 2008).

7.Phosphat

Orthopospat merupakan bentuk sederhana fosfat di dalam air danortofosfat

terlarut dapat digunakan oleh dan tanaman. Fosfat yang terlarut di perairan alami

merupakan hasil dari proses pelapukan, buatan alami, erositanah, pemupukan, dan fosil,

serta mineralisasi bahan organik yang berasaldari tubuh biota nabati dan hewani

(Arfiati, 2005).

8.TOM (Total Organic Matter)


Nutrisi organik karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin digunakanoleh jasad itu

sendiri. Jasad merupakan sumber nutrisi dar jasad heterotrofseperti zooplankton

(Ekawati, 2005).

2.3. MATERI KELIMPAHAN PLANKTON

2.3.1. Indeks Keragaman

Menurut Madnawati (2010), distribusi dan komposisi jenis planktondapat

diketahui dengan mengetahui Index Diversity (H) menggunakan rumusShannon dan

Weaver yaitu :

dimana :

H = Indeks Keragaman Jenis

Pi= Proporsi kelimpahan dari jenis

ni= jumlah individu dari jenis plankton

N = Jumlah total individu plankton

Kisaran total indeks keragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

H < 2,3026: menyatakan keanekaragaman rendah

2, 3026 < H < 6,9078 : menyatakan keanekaragaman sedang

H < 6,9078: menyatakan keanekaragaman tinggi

Menurut Sugianto, et.al (2009), indeks keragaman fitoplankton

dihitungmenggunakan persamaan Shannon dan Weaver. Perhitungan ini menggambar


analisisinformasi mengenai jumlah individu serta beberapa banyak jenis yang ada

dalamsuatu komunitas. Rumus perhitungan yang digunakan adalah :

dengan :

H = Indeks Keragaman Shanon-Weaver

Pi=ni/N

ni= jumlah individu dari jenis ke-1

N =Jumlah seluruh individu

2.3.2. Indeks Dominasi

Nilai Indeks Dominasi termasuk dalam kisaran rendah. Ini disebabkan nilai

indeks pada setiap kedalaman dan pada tiap lokasi menunjukkan nilai mendekati nol

dengan kisaran 0,072 0,31. Indeks Dominasi pada semua kedalaman 0 2 meter

nialinya berkisar 0,10 0,24. Pada kedalaman 2 4 meter nilainya berkisar 0,11 0,21.

Sedangkan, pada kedalaman 4 6 meter nilainya berkisar antara 0,072 0,31. Indeks

Kemerataan pada semua kedalaman nilainya mendekati satu yaitu berkisar antara 0,65

0,85. Pada kedalaman 0,2 meter nilainya berkisar antara 0,76 0,85. Sedangkan pada

kedalaman 2 4 meter berkisar antara 0,66 0,83. Dan pada kedalaman 4 6 meter

berkisar antara 0,66 0,73 (Madinawati, 2010).

Menurut Simpson ( 2009 ), Indeks Dominasi (D) yaitu :


dengan :D = Indeks Dominasi

ni = jumlah individu jenis ke-1

N = jumlah total individu

Nilai D mendekati nol mengartikan bahwa tidak ada jenis yang mendominasi dan

apabila nilai D mendekati nilai satu menyatakan bahwa terdapat jenis yang

mendominasi.
III. MATERI DAN METODE

3.1 Alat Dan Bahan Praktikum

3.1.1 Alat dan Bahan saat Praktikum:

Alat-alat.

1) Sechi dish di gunakan untuk mengukur kecerahan air sungai.

2) Thermometer suhu untuk mengukur suhu perairan.

3) Botol DO untuk mengambil sample DO tanpa adanya gelembung udara

4) Pipet tetes untuk mengambil sampel yang akan di gunakan.

5) Erlenmeyer untuk menampung sample air.

6) Ember unutk mengambil sampel plankton dalam 5 kali ulangan.

7) Kertas label untuk memberi label/nama pada setiap sample.

8) Bola untuk mengukr kecepatan arus.

9) Gelas ukur sebagai media dalam mengukur sampel air.

10) Botol film untuk menyimpan sample plankton

11) pH paper untuk mengukur derajat keasaman(pH) perairan.

12) Planktonet untuk mengambil dan menyaring sample plankton.

Bahan-bahan:

1) Air sungai sebagai sample.

2) MnSO4 sebagai indikator titrasi.

3) Alkali azida sebagai indikator tittrasi.

4) H2SO4 pekat sebagai indikator asam.

5) Na2S2O3 sebagai indikator titrasi.


3.1.2. Pengambilan Sampel Plankton

Alat alat yang digunakan adalah:

Ember 5 L : untuk mengambil air kolam.

Plankton net : untuk mengumpulkan plankton.

Botol film : Sebagai wadah sampel air kolam.

Pipet tetes : untuk mengambil amilum dalam skala kecil.

Solasi : untuk melapisi botol film agar lebih rapat.

Bahan bahan yang digunakan adalah :

Air sampel : bahan (perairan) yang diukur kelimpahan planktonnya.

Lugol : untuk bahan preservasiKertas

Label : untuk menandai alat agar tidak tertukar

3.1.3 .Pembuatan Preparat dan Pengamatan Plankton

Alat alat yang digunakan adalah :

Mikroskop : untuk mengamati plankton.

Objek glass : sebagai alas sampel air.

Cover glass : untuk menutupi sampel air pada objek glass.

Washing bottle : wadah aquades.

Pipet tetes : untuk mengambil sampel air dalam skala kecil.

Nampan : untuk tempat alat dan bahan.

Bahan bahan yang digunakan adalah :

Sampel plankton : air yang diamati kandungan planktonnya.

Tissue : untuk membersihkan alat.

Aquadest : untuk membersihkan objek glass & cover glass


3.2 METODE PRAKTIKUM

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Pengambilan Sampel Fitoplankton

a. Menyediakan alat yang akan digunakan yaitu plankton net

b. Mengambil air laut dengan menggunakan ember (10 liter) sebanyak 10 kali.

c. Menyaring dengan menggunakan plankton net.

d. Menyimpan sisa air sampel yang terdapat pada plankton net pada botol roll

dan kemudian di tetesi dengan larutan lugol

2.Menentukan kecerahan air.

1. Diturunkan sechi dish sampai tidak tampak, di catat kedalamannya.

2. Diturunkan sedikit lagi hingga tidak tampak, kemudian diangkat, secara

perlahan, begitu tampak, dicatat kedalamannya.

3. Rata-rata dari kedaalaman mempunyai nilai kecerahan, dinnyatakan dalam

satuan centimeter.

3.Suhu Perairan.

1. Dicelupkan thermometer ke dalam badan perairan.

2. Ditunggu 2-5 menit sambai menunjukan nilai yang stabil.

3. Di baca suhu yang tertera pada skala.

4. Diingat! Pembacaan suhu harus di lakuukan di dalam badan perairan dengan

cara memegang tali thermometer.

4. Pengamatan di Laboratorium

a. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu mikroskop


b. Meneteskan air sampel pada kaca objek menggunakan pipet tetes dan tutup

dengan kaca penutup.

c. Mengamati di bawah mikroskop jenis plankton.

d. Menggambar dan mengidentifikasi jenis plankton.


V.PENUTUP

5.1 Kesimpulan:

Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal yang

harus diperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa

hal yang harus diperhatikan adalah, parameter Fisik air, parameter Kimia air, dan

parameter Biologis air semua hal yang bersangkutan dengan hal yang telah disebutkan

diatas memiliki kaitan erat dengan Semakin Maksimalnya tingkat Kegiatan Aquakultur

yang dikelola. Dan keberadaan Organisme budidaya yang dikelola akan memiliki

Pertumbuhan dan perkembangan yang baik sehingga Pengelola akan mendapatkan

keuntungan yang sebesar-besarnya.

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut : Kualitas air diperairan tersebut seperti suhu, DO, pH,

Kecerahan,salinitas, plankton, warna serta bau, itu sangat mempengaruhi kelangsungan

hidup organisme yang ada diperairan itu dan untuk kadar kualitas air diperairan harus

baik dan memenuhi syarat untuk dapat melakukan aktivitas budidaya.

Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam

keadaan baik artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme

didalamnya.

5.2 Saran:

Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, tentunya penyusun tidak lepas dari

kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa laporan

praktikum ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan dalam

pembuatan laporan praktikum selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Plankton. www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 11Desember


2011.

Handayani, S., Mufti, P. 2005. Komunitas Zooplankton di Perairan WadukKreceng,


Cilegon, Banten. Makara, Sains, Vol. 9, No. 2. UniversitasIndonesia. Jakarta.

Kasry, Adnan dkk., 2010. Penuntun Pratikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 53 hal.

Siagian, M. 2004. Diktat Kuliah dan Penuntun Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 94 hal

Ekamawati . 2005. Budidaya Makanan Alami. Fpik. Ub. Malang

Effendie. H . 2005. Teladah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumberdaya


DanLingkungan
Perairan. Penerbit Khusus. Yogyakarta

Madinawati. 2010. Kunci Indentitas Zooplankton. Ui. Jakarta

Sugianto, Yayuk, Krismono , Adriyani Sri Nastitidan Warsa,Andri.


2009.Keanekaragaman Fitoplankton Pada Perairan Calon Suaka Perairan DiWaduk
Foto Panjang, Riau. Jurnal Life Perikanan Indonesia. Vol 15. No.1

Anda mungkin juga menyukai