Anda di halaman 1dari 30

Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 7.

Intoksikasi Makanan Laut

Dosen Pembimbing :
dr. Armaidi Darmawan, M. Epid

INTAN ANFERTA M G1A114103

SUTISNA NISA G1A114106

SINAR AYOMI Y M G1A114107

ANDINI KARTIKASARI G1A114108

MUHAMMAD FAHMI IBNU G1A114114

DHAFIR KHALLAF G1A113133

DENY EKA SAPUTRA G1A113135

MUHAMMAD YUDHI SURYA C G1A113137

ALI SUBEKTI G1A113138

M. GALIHKA AYATULLAH G1A113145

1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Jambi

2017/2018

Skenario

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke IGD bersama istrinya dengan keluhan diare bercampur
darah dan lendir sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai pusing mual dan muntah dan keram
otot perut. Sehari sebelumnya pasien banyak mengkonsumsi makanan laut (ikan dan kepiting).
Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 120 x/menit,
frekuensi nafas 22x/menit, suhu 37,5 oC. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan nyeri tekan
perut (+), bising usus meningkat, datar dan lemah. Dokter IGD selanjutnya melakukan
pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis serta tatalaksana yang adekuat pada pasien
sehingga komplikasi lanjutan dapat dicegah.

2
Klarifikasi Istilah

1. Diare : Rusak atau hilangnya jaringan oleh sumber panas, listrik, bahan
kimia, api, air panas dan lain-lain.1

2. Kram Otot : Gelembung berisi cairan serum, berukuran > 0,5 cm.1

3. Muntah : Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan


masyarakat dan penanganan tingkat pertama dengan upaya
promotif dan preventif.1

4. Keracunan Makanan : Gangguan atau sumbatan pada jalan nafas yang biasanya akibat
darah atau edema pada jaringan jalan nafas.1

5. Feses bercampur lendir dan darah : Konsistensi feses yang terdiri dari darah dan
lendir yang berasal dari pecahan pembuluh darah
dan mukosa pada saluran pencernaan yang
berlebihan.

3
Identifikasi Masalah

1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya diare?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare?
4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan?
5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan?
6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare?
7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan?
8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah?
9. Apa penyebab bising usus meningkat?
10. Apa interpretasi tanda vital pada pasien?

4
11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan?
12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien?
13. Apa diagnosis keluhan pasien?
14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien?
15. Bagaimana tatalaksana pasien?
16. Apa komplikasi pada keracunan makanan?
17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien?
18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien?

Brainstorming

5
1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu?
Jawab:
Diare bercampur lendir dan darah akibat dari pecahnya pembuluh darah saluran
pencernaan dan sel goblet yang menghasilkan mucus.

2. Bagaimana mekanisme terjadinya diare?


Jawab:
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri ada dua
mekanisme. Pada dasarnya, mekanisme diare akibat kuman enteropatogen meliputi
penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa,
dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Pada dasarnya diare terjadi oleh karena terdapat
gangguan transport terhadap air dan elektrolit di saluran cerna. Mekanisme gangguan
tersebut kemungkinan sebagai berikut:
o Diare Osmotik
o Diare sekretorik
o Diare akibat gangguan absorpsi elektrolit

3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare?


Jawab:
Makanan terkontaminasi
- Virus, bakteri, parasite (organisme pathogen)
- Terkontaminasi orang sakit
- Bahan kimia
- Malabsorbsi, intoleransi, kekurangan enzim
- Imunodefisiensi
- Psikologis: stress, cemas, takut

4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan?
Jawab:
Beberapa keadaan yang menguntungkan bakteri untuk tumbuh:
1. Suhu : 5-60oC

6
2. Protein : Tinggi protein
3. Berada di ruangan bersuhu kamar > 2 jam
4. pH netral
5. Terdapat Air dan Oksigen

5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan?


Jawab:
Faktor makanan :
- Pendingin non adekuat
- Makanan terlalu cepat disajikan
- Pemanasan makanan tidak optimal
- Proses penyajian makanan tidak higenis
- Peralatan yang digunakkan tidak bersih

Faktor tubuh :

- Daya tahan tubuh/imunitas sedang menurun


- Jumlah kuman pathogen yang masuk dalam tubuh

6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare?


Jawab:
Demam, tinja bercampur darah, rasa pusing karena infeksi.
Infeksi yang paling sering yaitu disentri
Lama :
- Akut < 14 hari
- Persisten
- Kronik > 14 hari

Mekanisme :

- Sekresi peningkatan sekresi air dan mucus dan penurunan absorpsi


- Osmotic peningkatan tekanan osmotic intralumen

7
7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan?
Jawab:
Pada seafood yang dimakan bisa saja terdapat zat kontaminan yang akhirnya
menyebabkan keluhan-keluhan yang dialami sekarang yang memicu intoksikasi.
Timbulnya keluhan akibat salah pengelolaan seafood
- Tidak higenis
- Wadah yang digunakkan tidak higenis
- Seafood belum matang
- Seafood terkontaminasi
- Jumlah yang dikonsumsi berlebihan

8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah?
Jawab:
Disentri Ca Recti
Gastroenteritis akut Ulkus Ulcerative
Tyfus Abdominalis Sindrom Pigbell
Crohn Disease

9. Apa penyebab bising usus meningkat?


Jawab:
- Patogen merubah struktur dinding usus peradangan nutrisi tidak terserap
mempercepat hasil yang belum terserap ke pembuangan.
- Lapar, adanya zat pyrogen/zat kimia yang masuk ke dalam tubuh pertahanan tubuh
sehingga meningkatkan peristaltic usus dan sekresi cairan.
- Volume/intake makanan yang berlebih

10. Apa interpretasi tanda vital pada pasien?


Jawab:
- Tekanan Darah : 90/60 mmHg Hipotensi
- Nadi : 120 x/menit Takikardia
- Pernafasan : 22x/menit Normal

8
- Suhu : 37,5 oC Febris ringan
Terdapat tanda-tanda dehidrasi

11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan?


Jawab:
1. Rehidrasi

12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien?


Jawab:
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Pemeriksaan Penunjang

13. Apa diagnosis keluhan pasien?


Jawab:
Intoksikasi Makanan Laut

14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien?


Jawab:
o Intoksikasi Makanan Laut
o Disentri
o Gastroenteritis Akut
o Food Alergy

15. Bagaimana tatalaksana pasien?


Jawab:

I.Stabilisasi,untuk menyelamatkan jiwa

9
II.Dekontaminasi (intervensi untuk menurunkan pemaparan terhadap racun,mengurangi
absorpsi dan mencegahkerusakan

III.Eliminasi

16. Apa komplikasi pada keracunan makanan?


Jawab:

Komplikasi serius : Dehidrasi

Jika tidak diobati


Dehidrasi sedang, Dehidrasi berat
Sindrom Uremik Hemolitik
Arthritis reaktif
Pericarditis

17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien?


Jawab:
18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien?
Jawab:

10
Analisis Masalah

1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu? 2
Jawab:
Ketika mukosa usus (terutama pada mukosa pada usus besar) teriritasi, maka dapat

11
menyebabkan sel goblet menjadi lebih aktif. Sel-sel goblet menghasilkan banyak mucus
yang berfungsi untuk proteksi mukosa. Ketika mukus jumlahnya terlalu berlebihan, maka
dapat muncul dalam feses dan bermanifestasi sebagai feses berlendir.
Feses yang disertai darah diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah pada dinding
traktus gastrointestinal mulai terdapat pada lamina propia tunika mukosa namun jumlah
pembuluh darah yang banyak ditemukan pada tunika submukosa. Hal ini berarti bahwa jika
terdapat ulkus yang mengenai tunika submukosa, maka dapat bermanifestasi sebagai feses
disertai dengan darah.

2. Bagaimana mekanisme diare?3


Jawab:
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri
setidaknya ada dua mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di
usus. Infeksi bakteri menyebabkan infl amasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan
terjadinya diare. Infeksi bakteri yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya
leukosit dalam feses. Pada dasarnya, mekanisme diare akibat kuman enteropatogen meliputi
penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa,
dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu jenis bakteri dapat menggunakan satu atau
lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus. Pada dasarnya
diare terjadi oleh karena terdapat gangguan transport terhadap air dan elektrolit di saluran
cerna. Mekanisme gangguan tersebut kemungkinan sebagai berikut:
A. Diare Osmotik
Diare osmotik dapat terjadi dalam beberapa keadaan:
1.1. Intoleransi makanan, baik sementara maupun menetap. Situasi ini timbul bila seseorang
makan berbagai jenis makanan dalam jumlah yang besar sekaligus.
1.2. Waktu pengosongan lambung yang cepat
Dalam keadaan fisiologis makanan yang masuk ke lambung selalu dalam keadaan
hipertonis, kemudian oleh lambung di campur dengan cairan lambung dan diaduk
menjadi bahan isotonis atau hipotonis. Pada pasien yang sudah mengalami gastrektomi
atau piroplasti atau gastroenterostomi, makanan yang masih hipertonik akan masuk ke
usus halus akibatnya akan timbul sekresi air dan elektrolit ke usus. Keadaan ini

12
mengakibatkan volume isi usus halus bertambah dengan tiba-tiba sehingga
menimbulkan distensi usus, yang kemudian mengakibatkan diare yang berat disertai
hipovolumik intravaskuler. Sindrom malabsorbsi atau kelainan proses absorbsi
intestinal.
1.3. Defisiensi enzim
Contoh yang terkenal adalah defisiensi enzim laktase. Laktase adalah enzim yang
disekresi oleh intestin untuk mencerna disakarida laktase menjadi monosakarida
glukosa dan galaktosa. Laktase diproduksi dan disekresi oleh sel epitel usus halus sejak
dalam kandungan dan diproduksi maksimum pada waktu lahir sampai umur masa anak-
anak kemudian menurun sejalan dengan usia. Pada orang Eropa dan Amerika, produksi
enzim laktase tetap bertahan sampai usia tua, sedang pada orang Asia, Yahudi dan
Indian, produksi enzim laktase cepat menurun. Hal ini dapat menerangkan mengapa
banyak orang Asia tidak tahan susu, sebaliknya orang Eropa senang minum susu.
1.4. Laksan osmotik
Berbagai laksan bila diminum dapat menarik air dari dinding usus ke lumen. Yang
memiliki sifat ini adalah magnesium sulfat (garam Inggris). Beberapa karakteristik
klinis diare osmotik ini adalah sebagai berikut:
- Ileum dan kolon masih mampu menyerap natrium karena natrium diserap secara aktif.
Kadar natrium dalam darah cenderung tinggi, karena itu bila didapatkan pasien
dehidrasi akibat laksan harus diperhatikan keadaan hipernatremia tersebut dengan
memberikan dekstrose 5 %.
- Nilai pH feses menjadi bersifat asam akibat fermentasi karbohidrat oleh bakteri.
- Diare berhenti bila pasien puasa. Efek berlebihan suatu laksan (intoksikasi laksan)
dapat diatasi dengan puasa 24-27 jam dan hanya diberikan cairan intravena.

B. Diare sekretorik
Mekanisme pada diare jenis ini terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit. Ada 2
kemungkinan timbulnya diare sekretorik yaitu diare sekretorik aktif dan pasif.
Diare sekretorik aktif terjadi bila terdapat gangguan aliran (absorpsi) dari lumen usus ke
dalam plasma atau percepatan cairan air dari plasma ke lumen. Sperti diketahui dinding usus
selain mengabsorpsi air juga mengsekresi sebagai pembawa enzim. Jadi dalam keadaan

13
fisiologi terdapat keseimbangan dimana aliran absorpsi selalu lebih banyak dari pada aliran
sekresi.
Diare sekretorik pasif disebabkan oleh tekanan hidrostatik dalam jaringan karena terjadi
pada ekspansi air dari jaringan ke lumen usus. Hal ini terjadi pada peninggian tekanan vena
mesenterial, obstruksi sistem limfatik, iskemia usus, bahkan proses peradangan.

C. Diare akibat gangguan absorpsi elektrolit


Diare jenis ini terdapat pada penyakit celiac (gluten enteropathy) dan pada penyakit sprue
tropik. Kedua penyakit ini menimbulkan diare karena adanya kerusakan di atas vili mukosa
usus,
sehingga terjadi gangguan absorpsi elektrolit dan air.

3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare?4


Jawab:
Faktor Penyebab Diare
a. Virus : Rotavirus (40-60%), Adenovirus.
b. Bakteri : Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio cholera, dan lain-lain.
c. Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lamblia, Cryptosporidium( 4-11%).
d. Keracunan makanan
e. Malabsorpsi : Karbohidrat, lemak, dan protein.
f. Alergi : makanan, susu sapi.
g. Imunodefisiensi: AIDS

4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan? 5
Jawab:

Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan seluruh unsur pokok kimia sel. Hal
tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan replikasi seluruh struktur, organel, dan
komponen protoplasma seluler dengan adanya nutrien dalam lingkungan sekelilingnya.
Dalam pertumbuhan bakteri, semua substansi esensial harus tersedia untuk sintesis dan
pemeliharaan protoplasma, dengan sumber energi, dan kondisi lingkungan yang sesuai.
Sebagai suatu kelompok, bakteri merupakan organisme yang sangat pintar. Mereka

14
memperlihatkan kemampuan yang sangat besar dalam menggunakan bahan makanan yang
tersebar, menyusun bahan anorganik menjadi senyawa organik yang sangat kompleks.
Beberapa spesies juga belajar tumbuh pada berbagai relung ekologik dengan temperatur,
keasaman, dan tekanan oksigen yang ekstrim.
Kemampuan bakteri untuk bertahan di bawah keadaan sekitar yang demikian
merupakan perlindungan dari adaptabilitas tinggi dan refleks kapasitasnya dalam
keberhasilan merespon suatu stimulus yang dianggap asing atau tidak pernah ditemui
sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah faktor zat gizi,
keasaman makanan (PH), suhu,waktu, ketersediaan oksigen, dan kelembaban.

1. Faktor Zat Gizi


Menurut Wibowo MS, (2012) Semua bentuk kehidupan mempunyai persamaan dalam
hal persyaratan nutrisi berupa zatzat kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
aktivitas lainnya. Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme
lain mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu:
a. Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya (fototrof) dan
senyawa kimia(kemotrof).
b. Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon dioksida) dan
karbon organik (seperti karbohidrat).
c. Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik
(seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam amino).
d. Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium, magnesium,
besi, tembaga dsb).
e. Bakteri membutuhkan air untuk fungsi fungsi metabolik dan pertumbuhannya.
Jasad renik heterotrof membutuhkan nutrien untuk kehidupan dan pertumbuhannya
yaitu sebagai sumber karbon, sumber nitrogen,sumber energi, dan faktor pertumbuhan
yaitu mineral dan vitamin. Nutrien tersebut di butuhkan untuk membentuk energi dan
menyusun komponen komponen sel. Setiap jasad renik bervariasi dalam kebutuhannya
akan zat-zat nutrisi tersebut(Fardiaz S,1992).
Jasad renik yang tumbuh pada makanan umumnya bersifat heterotrof yaitu yang
menggunakan karbohidrat sebagai sumber eneri dan karbon, walaupun komponen organik

15
lainnya yang mengandung karbon mungkin juga dapat di gunakan. Kebanyakan organisme
heterotrof menggunakan komponen organik yang mengandung nitrogen sebagai sumber N,
tetapi beberapa dapat pula menggunakan sumber nitrogen anorganik (Fardiaz S,1992).

2. Keasaman Makanan (PH)


PH medium biakan juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, untuk pertumbuhan
bakteri juga terdapat rentang pH dan pH optimal. Pada bakteri patogen pH optimalnya 7,2
7,6. Meskipun medium pada awalnya dikondisikan dengan pH yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tetapi, secara bertahap besarnya pertumbuhan akan dibatasi oleh produk
metabolit yang dihasilkan mikroorganisme tersebut(Wibowo MS, 2012).
Bakteri memiliki mekanisme yang sangat efektif untuk memelihara kontrol regulasi pH
sitoplasmanya (pHi). Pada sejumlah bakteri, pH berbeda dengan 0,1 unit per perubahan pH
pada pH eksternal. Hal ini disebabkan kontrol aktivitas sistem transpor ion yang
mempermudah masuknya proton. Bermacam-macam sistem yang mencerminkan luas
rentang nilai pHi diperlihatkan oleh berbagai bakteri. Asidofil memiliki nilai rentang pHi
6,5 7,0; neutrofil memiliki nilai rentang pHi 7,5 8,0, dan alkalofil memiliki nilai rentang
pHi 8,4 9,0. Mikroorganisme fermentatif memperlihatkan rentang nilai pHi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang menggunakan jalur respirasi. Pada
mikroorganisme fermentatif , produksi produk fermentatif yang bersifat asam dan
akumulasinya mengakibatkan gangguan keseimbangan pH dan pembatasan pertumbuhan.
Sejumlah mikroorganisme meningkatkan mekanisme kompensasi untuk mencegah efek
toksik dari akumulasi produk yang bersifat asam dan berkonsentrasi tinggi tersebut(Wibowo
MS, 2012).
Makanan yang mempunyai PH rendah (di bawah 4,5) biasanya tidak dapat di tumbuhi
oleh bakteri tetapi dapat menjadi rusak karena pertumbuhan khamir dan kapang. Oleh
karena itu, makanan yang mempunyai PH rendah relatif lebih tahan selama penyimpanan di
bandinkan dengan makanan yang memiliki PH netral atau mendekati netral (Fardiaz
S,1992).

3. Suhu

16
Setiap bakteri memiliki temperatur optimal dimana mereka dapat tumbuh sangat
cepat dan memiliki rentang temperatur dimana mereka dapat tumbuh. Pembelahan sel
sangat sensitif terhadap efek kerusakan yang disebabkan temperatur; betuk yang besar dan
aneh dapat diamati pada pertumbuhan kultur pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur yang mendukung tingkat pertumbuhan yang sangat cepat(Wibowo MS, 2012).
Menurut Wibowo MS (2012) Berdasarkan rentang temperatur dimana dapat terjadi
pertumbuhan, bakteri dikelompokkan menjadi tiga:
1. Psikrofilik, -5oC sampai 30oC, optimum pada 10-20oC;
2. Mesofilik, 10-45oC, optimum pada 20-40oC;
3. Termofilik, 25-80oC, optimum pada 50-60oC.
Temperatur optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal mikroorganisme. Jadi,
bakteri patogen pada manusia biasanya tumbuh baik pada temperatur 37oC.
Menurut Fardiaz S,(1992) Suhu di mana suatu makanan disimpan sangat besar
pengaruhnya terhadap jenis jasad renik yang dapat tumbuh serta kecepatan
pertumbuhannya. Beberapa ketentuan mengenai pengaruh suhu terhadap kecepatan
pertumbuhan sel, yaitu;
1. Pertumbuhan jasad renik terjadi pada suhu dengan kisaran kira-kira 30C.
2. Kecepatan pertumbuhan jasad renik meningkat lambat dengan naiknya suhu sampai
mencapai kecepatan pertumbuhan maksimum.
3. Di atas suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan menurun dengan cepat dengan
naiknya suhu.

4. Ketersediaan air
Sel jasad renik memerlukan air untuk hidup dan berkembang biak. Oleh karena itu,
pertumbuhan jasad renik di dalam suatu makanan sangat di pengaruhi oleh jumlah air yang
tersedia. Selain merupakan bagian terbesar dari komponen sel (70-80%), air juga di
butuhkan sebagai reaktan dalam berbagai reaksi biokimia (Fardiaz S,1992).
Tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan dapat di gunakan oleh jasad renik.
Beberapa kondisi atau keadaan di mana air tidak dapat di gunakan oleh jasad renik yaitu
(Fardiaz S,1992):
1. Adanya solut dan ion dapat mengikat air dalam larutan,

17
2. Koloid hidrofilik dapat mengikat air, sebanyak 3-4% agar dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dalam medium.
3. Air dalam bentuk kristal es tidak dapat di gunakan oleh jasad renik

5. Ketersediaan oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan mekanisme yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan oksigen tersebut, bakteri
dapat dipisahkan menjadi lima kelompok (Wibowo MS, 2012).:
1. Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan oksigen yang
sangat rendah dan oksigen bersifat toksik.
2. Anaerob aerotoleran yang tidak terbunuh dengan paparan oksigen.
3. Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan anaerob.
4. Aerob obligat, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
5. Bakteri mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen rendah,tekanan oksigen
tinggi dapat menghambat pertumbuhan.
Bakteri anaerobik atau di sebut anaerob adalah kolompok bakteri yang tidak dapat
tumbuh dengan adanya oksigen. Bakteri anaerobik yang bersifat aerotoleran dapat tumbuh
dengan baik pada permukaan yang mempunyai tekanan oksigen rendah. Tetapi bakteri yang
bersifat anaerobik obligan dapat seera mati jika terkena oksigen (Fardiaz S,1993)..
Pada anaerob toleran dan obligat, metabolismenya bersifat fermentatif kuat. Pada
anaerob fakultatif, cara metabolisme respirasi dilakukan jika tersedia oksigen, tetapi tidak
terjadi fermentasi. Pada saat bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat udara, terjadi sejumlah
reaksi enzimatik dan mengakibatkan produksi hidrogen peroksida dan radikal
superoksida(Wibowo MS, 2012).

6. Kelembaban
Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel bakteri, umumnya lebih
tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagian besar bakteri, kecuali pada Mycoplasma dan
bakteri yang mengalami kerusakan dinging selnya, tidak toleran terhadap perubahan
osmotik dan akan mengembangkan sistem transpor kompleks dan alat pengatur sensor-
osmotik untuk memelihara keadaan osmotik konstat dalam sel(Wibowo MS, 2012).

18
Membrane-derived Oligosaccharide (MDO), suatu unsur sel yang terdapat pada E. coli.
Pada E. coli dan bakteri Gram-negatif lain, terdapat dua bagian cairan yang berbeda,
sitoplasma yang terdapat pada membran dalam, dan daerah periplasma yang terdapat di
antara membran luar dan membran dalam. Pada saar bakteri ini tumbuh pada medium
dengan osmolaritas rendah maka membran sitoplasma yang sedikit kaku akan mengembang
paling tidak dapat mencegah perubahan osmolaritas daerah periplasma, sama dengan pada
sitoplasma.Pada sel yang tumbuh dalam medium dengan osmolaritas rendah, MDO
merupakan sumber utama anion terfiksasi pada daerah periplasma dan berperan memelihara
tekanan osmotik tinggi dan potensial membran Donnan pada bagian periplasma. Struktur
oligosakarida ini sangat layak untuk peran pengaturan tersebut. Oligosakarida ini memiliki
BM antara 2200-2600 dan bersifat impermeabel terhadap membran luar, suatu komponen
penting untuk fungsi spesifiknya. Oligosakarida ini terdiri dari 8-10 unit glukosa.
Pertumbuhan sel pada medium dengan osmolaritas rendah mensintesis MDO pada
kecepatan maksimum, kecepatan sintesis nampaknya diatur secara genetik untuk merespon
perubahan osmolaritas medium(Wibowo MS, 2012).

5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan?


Jawab:

Hygiene perorangan yang buruk


Cara penanganan makanan yang tidak sehat
Perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.
Pemanasan kembali yang tidak optimal
Bahan mentah yang tercemar
Pendinginan non adekuat
Karena kurangnya pengetahuan dalam memperhatikan kesehatan diri dan
lingkungannya dalam proses pengolahan makanan yang baik dan sehat. Para penjual
makanan yang menjajakan makanan umumnya tidak memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup, khususnya dalam hal hygiene dan sanitasi pengolahan
makanan. Pengetahuan penjual makanan tentang hygiene dan sanitasi pengolahan

19
makanan akan sangat mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan kepada
masyarakat konsumen.

6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare?


Jawab:

GEJALA DIARE
Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah pasien menjadi gelisah dan cengeng, suhu
tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.
Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir ataupun darah. Warna tinja bisa
lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus
dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-
basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubunubun
besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Adapun
gejala diare akut seperti berikut:
Fase prodromal (sindroma pra-diare) : pasien mengeluh penuh di abdomen, nausea,
vomitus, berkeringat dan sakit kepala.
Fase diare : pasien mengeluh diare dengan komplikasi (dehidrasi, asidosis, syok,
dan lain-lain), kolik abdomen, kejang dengan atau tanpa demam, sakit kepala.
Fase pemulihan : gejala diare dan kolik abdomen berkurang, disertai fatigue.

KLASIFIKASI DIARE
Dinyatakan bahwa berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare
dapat dibagi menjadi :
Diare tanpa dehidrasi Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi
karena frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.

20
Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%) Pada tingkat diare ini penderita
mengalami diare 3 kali atau lebih, kadangkadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai
berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih
normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%) Pada keadaan ini, penderita akan
mengalami takikardi, kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu,
mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan
mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler memanjang
( 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin d an pucat.
Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%) Pada keadaan ini, penderita sudah
banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami
takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak
ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi
air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan
juga masa pengisian kapiler sangat memanjang ( 3 detik) dengan kulit yang dingin dan
pucat

Jenis Diare Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan kepada:


1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah.
3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
4. Diare yang disertai dengan malnutrisi berat.

Menurut Ahlquist dan Camilleri (2005), diare dibagi menjadi akut apabila kurang dari 2
minggu, persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu, dan kronik jika berlangsung lebih
dari 4 minggu. Lebih dari 90% penyebab diare akut adalah agen penyebab infeksi dan akan
disertai dengan muntah, demam dan nyeri pada abdomen. 10% lagi disebabkan oleh
pengobatan, intoksikasi, iskemia dan kondisi lain. Berbeda dengan diare akut, penyebab
diare yang kronik lazim disebabkan oleh penyebab non infeksi seperti allergi dan lain-lain.

7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan?

21
Jawab:

Keluhan yang dialami pasien ialah diare bercampur lender dan darah disertai
pusing, mual, muntah dan kram otot perut setelah sehari sebelum keluhan mengkonsumsi
ikan dan kepiting.

Diketahui bahwa keracunan pada hewan laut baru akan terjadi bila seseorang
menyantap hewan laut yang mengandung racun, tidak bergantung apakah racun tersebut
terdapat secara alami, terbentuk oleh kegiatan jasad renik tertentu, atau akumulasi dari zat
pencemar di sekitarnya (air laut).

Zat beracun dalam tubuh ikan terakumulasi di dalam jaringan / organ tertentu.
Berdasarkan jaringan atau organ yang mengandung racun, ikan dibagi menjadi tiga
kelompok besar, yaitu:

a) Jenis ichtyosarcotoxic (racun terkonsentrasi di dalam otot, kulit, hati, usus, dan
jaringan lain termasuk zat lender pada tubuh ikan, kecuali gonad)
b) Jenis ichtyootoxic (racun terkumpul di gonad : ovarium, testis, dan ovum)
c) Jenis ichtyohemotoxic (racun terkandung di dalam darah)

8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah?
Jawab:
a. Disentri
Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai darah atau lendir.
Diare merupakan buang air besar encer dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya.
Di samping diare, gejala disentri lainnya meliputi kram perut, mual atau muntah, serta
demam.

b. Ca Recti
Carsinoma recti adalah keganasan yang menyerang pada daerah rektum. Keganasan ini
banyak menyerang laki-laki usia 40-60 tahun, jenis keganasan yang terbanyak adalah
adenoma carsinoma 65%. Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang
di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus).

22
Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma(kanker yang dimulai di sel-sel
yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).

c. Typhus Abdominalis
Penyakit Typhus Abdominalis disebabkan oleh kuman Salmonella thyposa/Eberthella
typhosa basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora dengan
masa inkubasi 10-20 hari.. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 700C maupun oleh antiseptik.

d. Crohn Disease
Crohns disease merupakan penyakit inflamasi kronis transmural pada saluran cerna
dengan etiologi yang tidak diketahui. Crohns disease dapat melibatkan setiap bagian dari
saluran cerna mulai dari mulut hingga anus tetapi paling sering menyerang usus halus dan
colon

e. Gastroenteritis Akut
Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.

9. Apa penyebab bising usus meningkat?

10. Apa interpretasi tanda vital pada pasien?


Jawab:
Normal Tanda Vital umur 35 tahun
a) Tekanan Darah : 90/60 mmHg Hipotensi 95-140/60-90 mmHg
b) Nadi : 120 x/menit Takikardia 50-80 x/menit
c) Pernafasan : 22x/menit Normal 16-20 x/menit
d) Suhu : 37,5 oC Febris ringan 36,6-37,2oC

23
Catatan : Oral : 0,2 oC 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal
Axilla : 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral

Pasien kemungkinan mengalami dehidrasi dilihat dari tanda adanya hipotensi dan
takikardi, komplikasi diare yang dialami pasien.

11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan?


12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien?
13. Apa diagnosis keluhan pasien?
14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien?
Jawab:
Disentri. Disentri adalah diare yang disertai darah, terutama disebabkan oleh shigella
sp., dan memerlukan antibiotic untuk pengobatan.
Gastroenteritis akut. Gastroenteritis akut adalah infeksi usus yang ditandai dengan diare,
kram, mual, muntah, dan demam.
Ca Recti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal pada
daerah rectum. Ditandai dengan BAB berdarah, berlendir, obstruksi saluran pencernaan
dan nyeri perut.

15. Bagaimana tatalaksana pasien?


Jawab:

I.Stabilisasi,untuk menyelamatkan jiwa

1.pembebasan jalan nafas

2.perbaikan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi)

3.Perbaikan sistem sirkulasi darah

II.Dekontaminasi (intervensi untuk menurunkan pemaparan terhadap racun,mengurangi


absorpsi dan mencegahkerusakan

24
Dekontaminasi Gastrointestinal dengan cara pemberian bahan pengikat (karbon
aktif),pengenceran atau pengeluaran isi lambung dengan cara induksi muntah,aspirasi dan
kubah lambung dapat mengurangi bahan toksik

III.Eliminasi

1.Pengeluaran racun dalam darah yang beredar di darah jika sudah lebih dari 4 jam
pada gastrointestinal

2.jika masih di saluran cerna diberikan arang aktif dosis 30-50 gram(0,5-1
gram/KgBB) tiap 4 jam per oral.

16. Apa komplikasi pada keracunan makanan?


Jawab:

Komplikasi serius yang paling umum dari keracunan makanan adalah dehidrasi , yaitu
hilangnya cairan tubuh berupa air dan garam serta mineral penting dalam jumlah yang
signifikan. Jika seorang dewasa yang sehat dan minum cukup cairan setiap harinya untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang karena muntah dan diare, dehidrasi seharusnya tidak
menjadi masalah.

Bayi, orang dewasa yang lebih tua dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
atau mereka yang menderita penyakit kronis dapat mengalami dehidrasi parah ketika
mereka kehilangan cairan lebih banyak dari yang dapat digantikan. Dalam hal ini, mereka
mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan menerima cairan infus. Dalam kasus ekstrim,
dehidrasi dapat berakibat fatal.

Jika tidak diobati, keracunan makanan bisa berakibat fatal dan mungkin akan menyebabkan
hal-hal di bawah ini:
Dehidrasi berat : Hilanya sejumlah besar cairan dan elektrolit tubuh.
Sindrom Uremik Hemolitik : Suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup
air dan menyebabkan penumpukan urea dalam tubuh yang menyebabkan gagal
ginjal.
25
Arthritis reaktif : Ini adalah suatu kondisi di mana sendi menjadi
meradang karena infeksi gastrointestinal.
Pericarditis: Peradangan pada jaringan yang membungkus jantung
Sumber: Keracunan Makanan : Ciri-Ciri, Gejala, Pengobatan - Mediskus

Komplikasi yang kurang umum tetapi lebih serius tergantung pada bakteri yang
menyebabkan keracunan makanan. Ini mungkin termasuk radang sendi ,masalah
perdarahan,masalah ginjal ,kerusakan pada sistem saraf, dan bengkak atau iritasi pada
jaringan di sekitar jantung.
Sumber ; Sodha et al 2014

17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien?


Jawab:

Prognosisnya akan baik apabila pada pasien tersebut mendapatkan penanganan yang cepat
dan adekuat

18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien?


Jawab:

A. Berdasarkan WHO pencegah keracunan makanan adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan bersih-bersih sebelum mengolah makanan dan setelah setiap istirahat

2. Menghindari kontak antara bahan mentah dan makanan matang, karena makanan
matang yang aman dapat menjadi tercemar lewat kontak dengan bahan makan
mentah.

3. Memasak makanan sampai matang, karena banyak bahan makanan yang tercemar
oleh organisme penyebab penyakit.

4. Makan makan yang dimasak segera. Jika makanan dingin pada suhu ruangan maka
mikroba dapat berkembang biak.

26
5. Menyimpanan makanan yang sudah dimasak dengan hati-hati, karena makanan
yang disiapkan lebih cepat atau sisa harus disimpan baik dalam keadaan panas atau
dingin.

6. Memanaskan kembali makanan sepenuhnya, karena cara ini merupakan


perlindungan paling baik terhadap mikroba yang mungkin berkembang biak selama
penyimpanan.

7. Menjaga agar semua peralatan dapur selalu bersih.

B. Edukasi yang dapat diberikan pada pasein tersebut adalah:

1. kurangi konsumsi makanan laut

2. Hindari konsumsi kerang mentah karena mengkonsumsi kerang dalam keadaan


mentah akan meningkatkan resiko keracunan makanan lebih tinggi meskipun lebih
nikmat dan lebih segar seperti menyantap tiram

3. Hindari makanan tidak dipasturasi karena beberapa jenis makanan dan minuman
yang sudah melewati tahap pasturasi lebih aman dikonsumsi karena proses
membunuh kuman sudah dilakukan

4. Hindari serangga dan hewan, makanan lebih mudah terkontaminasi oleh hama dan
juga hewan sehingga jauhi makanan yang akan anda makan dari beberapa hewan
tersebut agar terhindar dari keracunan makanan.

5. Memeriksa tanggal kedaluwarsa makanan karena semua jenis makanan harus


secepatnya dikonsumsi sebelum melewati tanggal kedaluwarsa dalam kemasan
karena ada bahaya makanan kadaluarsa yang mengancam tubuh

6. Menjaga suhu makanan, makanan panas tetap harus selalu dalam kondisi panas
begitu juga dengan makanan dingin yang harus tetap dalam kondisi dingin. Bakteri
bisa berkembang dengan pesat pada temperatur 4 derajat celcius dan juga 60 derajat
celcius sehingga menjaga suhu makanan menjadi hal penting agar terhindar dari
keracunan makanan.

27
7. Masak makanan sampai matang dengan memasak makanan sampai makanan
matang menjadi bagian penting untuk menghindari keracunan khususnya untuk
olahan daging merah, unggas dan juga telur yang lebih beresiko. Masak beberapa
makanan tersebut sampai benar benar matang supaya kuman yang terdapat
didalamnya bisa mati.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland, W. A. Newman. Dorlands Ilustrated Medical Dictionary. 31th Ed. Jakarta: EGC.
2010
2. Siti Setiati dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta. Interna
Publishing. Hal 1894-1895
3. Hasler WL, Owyang C. Approch to the patient with gastrointestinal disease . In : Kasper
DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL (eds) Harrisons Principles of Internal Medicine.
16th ed. McGraw-Hill. New York 2005 : 1725-9.
4. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI Hal: 571
5. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan jilid 1.PT.Gramedia pustaka utama, jakarta.

29
30

Anda mungkin juga menyukai