Anda di halaman 1dari 12

Alat Ukur Jembatan Arus DC dan Pemakaiannya

Dosen pengampu : Dra. Rosnelli, M.Pd

Kelas : Pendidikan Teknik Elektro A

Mata Kuliah : Pengukuran Listrik

Disusun oleh :

Anderson Silalahi (5172131008)

Ariel Busy Andalas (5173131004)

Ryan Hulu (5173131022)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah ini yang
berjudul Alat Ukur Jembatan Arus DC dan Pemakaiannya dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Ibu Dra. Rosnelli, M.Pd yang telah memberikan bimbingannya dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak sekali kekurangan. Oleh karena
itu, penulis minta maaf jika terdapat kesalahan baik dari segi bahasa maupun susunan
penulisannya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan untuk langkah-langkah selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terkait.
Dan semoga dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, September 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Listrik arus searah atau DC (Direct Current) adalah aliran arus listrik yang
konstan dari potensial tinggi ke potensial rendah. Pada pembahasan kali ini, kami lebih
mengacu kepada alat ukur jembatan arus DC dan pemakaiannya yaitu: Jembatan
Wheatstone dan Jembatan Kelvin. Penjelasannya dapat kita lihat di bab selanjutnya.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang hendak kami bahas dalam makalah ini, diantaranya:

1. Apa pengertian arus DC ?


2. Apa saja jenis-jenis alat ukur jembatan arus DC?
3. Bagaimana cara pemakaian alat ukur jembatan arus DC?

3. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak kami peroleh pada pembuatan makalah ini, diantaranya:

1. Untuk mengetahui pengertian arus DC.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis alat ukur jembatan arus DC.
3. Untuk mengetahui pemakaian alat ukur jembatan arus DC.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Arus Searah (DC)

Listrik arus searah atau DC (Direct Current) adalah aliran arus listrik yang konstan dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Pada umumnya ini terjadi dalam sebuah konduktor
seperti kabel, namun bisa juga terjadi dalam semikonduktor, isolator, atau juga vakum seperti
halnya pancaran elektron atau pancaran ion. Dalam listrik arus searah, muatan listrik
mengalir ke satu arah, berbeda dengan listrik arus bolak-balik (AC). Istilah lama yang
digunakan sebelum listrik arus searah adalah Arus galvanis.

2. Jenis-Jenis Alat Ukur Jembatan Arus DC

1. Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone adalah sebutan bagi sebuah rangkaian yang berbentuk seperti
gambar dibawah ini.

Gambar 1 skema rangkaian jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone pertama kali dibuat oleh Charles Wheatstone. Fungsi


jembatan wheatstone adalah untuk menghitung besar suatu hambatan yang tidak diketahui
besar hambatannya (pada waktu itu Ohmmeter belum ditemukan dan memang Ohmmeter
hingga saat ini masih menggunakan prinsip kerja jembatan Wheatstone).

Pada saat ini jembatan wheatstone lebih sering digunakan sebagai alat bantu untuk
pengukuran (instrumentasi), karena rangkaian ini sangat sensitif dan akurat. Beberapa alat
ukur yang mengunakan prinsip jembatan wheatstone : Ohmmeter, voltmeter, amperemeter,
termometer elektronik, staingauge dan lain sebagainya. Hampir semua alat ukur
menggunakan prinsip ini. Salah satu kelebihan jembatan wheatstone adalah dapat digunakan
untuk mengukur perubahan yang sangat kecil pada hambatan.

Perhatikan gambar 1. Dalam kondisi seimbang, jembatan wheatstone dapat disamakan


dengan 2 rangkaian seri resistor yang dipasang paralel seperti gambar 2, dimana tidak ada
beda potensial pada titik CD, sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir melewati titik CD.

Gambar 2 jembatan wheatstone dalam kondisi seimbang

Pada gambar 2 terlihat rangkaian seri resistor pada sisi kanan sama dengan rangkaian
seri resistor pada sisi kiri. Resistor resistor tersebut akan membagi tegangan sumber (12 V)
menjadi V1 = 4 V dan V2 = 8 V demikian juga dengan sisi sebelah kanan yaitu V3 = 4 V dan
V4 = 8 V. Arus akan terbagi menjadi 2 juga yaitu I1 dan I2 yang besarnya sama karena
besarnya hambatan total seri 1 besarnya sama dengan hambatan total rangkaian seri 2.
Akibatnya tidak ada beda potensial pada titik C dan titik D. Karena tidak ada beda potensial
maka tidak akan ada arus yang mengalir pada titik CD.

Namun bila hambatannya dibalik seperti pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3 kondisi jembatan wheatstone yang tidak seimbang

Maka pada resistor sebelah kira akan timbul tegangan 8 Volt pada titik C dan pada
resistor sebelah kanan akan timbul tegangan 4 Volt pada titik D. Akibatnya titik C dan titik D
timbul beda tegangan. Besar beda tegangan ini adalah : 8 4 = 4 Volt.
Dapat dilihat, jika resistor di salah satu sisinya tidak sama besarnya, atau ada sedikit
saja perbedaan, maka akan timbul beda tegangan pada titik tengah (CD), beda tegangan inilah
yang dapat digunakan sebagai alat ukur.

Rangkaian jembatan Wheatstone untuk menghitung besar resistor yang belum


diketahui besarnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 4 rangkaian jembatan wheatstone untuk mengukur R yang belum diketahui

Pada gambar 4 tampak rangkaian yang dapat digunakan untuk mengukur besar
hambatan suatu resistor yang belum diketahui besarnya. Hambatan yang tidak diketahui
besarnya dipasang pada R4 (RX), sedangkan R3 diganti dengan sebuah potensiometer. Fungsi
potensiometer ini adalah untuk mengatur supaya beda tegangan antara titik C dan D sama
dengan Nol atau untuk menyeimbangkan jembatan wheatstone. Maka besar RX dapat
dihitung.

Tegangan CB dapat dihitung :


Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone, yaitu:
Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki
besar hambatan tertentu. Dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari
perubahan suhu.
Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan
arus listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh
adanya suatu hambatan.
Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan
dalam keadaan seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar
sehingga saling meniadakan
2. Jembatan Kelvin

Jembatan Kelvin (disebut juga Jembatan ganda Kelvin dan pada beberapa negara
Jembatan Thomson) adalah sebuah alat ukur yang ditemukan oleh William Thomson
kecuali kehadiran dari resistor tambahan. Resistor nilai rendah tambahan ini dan pengaturan
internal dari jembatan adalah pengubahan untuk secara substansial mengurangi kesalahan
pengukuran yang diakibatkan oleh turunnya voltase pada arus tinggi (hambatan rendah) pada
lengan jembatan. Ini terdiri dari dua set lengan rasio. Perangkat luar yang pertama dari lengan
rasio adalah resistor yang biasa dikenal & lengan rasio dibagian dalam menolong
menghubungkan satu terminal dari galvanometer pada titik yang sesuai. Jembatan ini
digunakan untuk pengukuran hambatan rendah.
Pada dasarnya jembatan Kelvin mirip dengan jembatan Wheatstone namun dengan
tambahan dua buah resistor p dan r. Jika rasio p/r sama dgn P/R maka error akibat tegangan
jatuh diantara titik a dan b dapat dieliminasi.
Saat galvanometer menunjuk nol maka tidak ada arus yg mengalir melaluinya dan
tegangan galvanometer = 0. Pada kondisi ini arus 1 yang mengalir melalui P
samadengan arus ygmelalui R. Arus I terbagi menjadi arus yg melalui titik a dan b dan yang
melalui p dan r.

Prinsip kerja jembatan Kelvin, yaitu:

Pengukuran dihasilkan dengan menyesuaikan jembatan, dan keseimbangan dapat


diperoleh ketika:

Hambatan R harus serendah mungkin (lebih rendah dari nilai pengukuran) dan untuk
alasan itu biasanya dibuat batang pendek yang tebal dari tembaga.
3. Pemakaian Alat Ukur Jembatan Arus DC

1. Pemakaian Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone digunakan untuk menghitung besar suatu hambatan yang


tidak diketahui besar hambatannya, tetapi lebih sering digunakan sebagai alat bantu untuk
pengukuran (instrumentasi), karena rangkaian ini sangat sensitif dan akurat. Menggunakan
prinsip kesetimbangan dan deteksi nol.

2. Pemakaian Jembatan Kelvin

Jembatan Kelvin biasa digunakan untuk mengukur hambatan rendah (low


resisntance). Jangkauan pengukuran jembatan Kelvin biasanya antara 10 hingga 1 .
Bergantung pada akurasi komponen yang digunakan. Keeakuratan pengukuran menggunakan
jembatan Kelvin hingga sampai 0,2%.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang kami peroleh pada pembahasan makalah ini yaitu:
1) Listrik arus searah atau DC (Direct Current) adalah aliran arus listrik yang konstan dari
potensial tinggi ke potensial rendah.
2) Alat ukur jembatan arus DC :
Jembatan Wheatstone
Digunakan untuk menghitung besar suatu hambatan yang tidak diketahui besar
hambatannya, tetapi lebih sering digunakan sebagai alat bantu untuk pengukuran
(instrumentasi), karena rangkaian ini sangat sensitif dan akurat.
Jembatan Kelvin
Digunakan untuk pengukuran resistansi rendah (low resisntance).

2. Saran

Kami berharap, dari makalah yang kami sajikan ini, para pembaca dapat mengetahui
tentang "Alat Ukur Jembatan Arus Listrik" dan dapat berguna untuk pengaplikasian di dunia
pendidikan ataupun praktek lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, William David. 1999. Instrumentasi elektronik dan teknik pengukuran.Jakarta:


Erlangga

Sapiie, Sujana. 2000. Pengukuran dan alat-alat ukur listrik. Jakarta: Pradnya Paramita

http://amboinas.wordpress.com/2009/06/09/rangkaian-arus-searah-dan-alat-alatnya/

http://acin.files.wordpress.com/2007/08/alat-ukur-searah/

http://lestiatmo.wordpress.com/2007/11/04/alat ukur/Arus_searah.html

Anda mungkin juga menyukai