PENDAHULUAN
1
Becermin pada sistuasi dan kondisi pembangunan kesehatan berdasarkan
fakta-fakta kemajuan yang telah dicapai pada beberapa negara, beberapa dekade
bahkan beberapa strategi yang telah didayagunakan, bahwa tidaklah mudah
mencapai tujuan yang telah dirumuskan tersebut. Permasalahan yang dihadapi
cukup banyak baik aspek manusia, sumber daya, waktu, hukum, ekonomi,
termasuk politik. Salah satu hal pula yang turut berpengaruh selain faktor tersebut
adalah aspek perencanaan dan evaluasi kesehatan.
Semenjak bergulirnya Reformasi tahun 1999 telah terjadi perubahan
mendasar pada tatanan kehidupan di berbagai bidang termasuk organisasi
pemerintahan di Indonesia. Salah satu yang sangat menonjol adalah adanya
desentralisasi sampai ke tingkat kabupaten/kota. Reformasi juga mengubah
pendekatan pembangunan yang semula bersifat sentralisasi menjadi desentralisasi,
sesuai dengan masalah dan kebutuhan di tiap kabupaten/kota. Perubahan besar
tersebut terjadi di berbagai sektor pembangunan, termasuk di bidang kesehatan.
Tuntutan tersebut mendorong pelaku kesehatan di daerah untuk lebih giat
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai kebutuhan dan
permintaan masyarakat. Seiring waktu, masyarakat semakin paham dan turut serta
berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan melalui pintu-pintu diskusi dan
dialog ketika rancangan anggaran pendapatan belanja daerah dirumuskan. Salah
satunya adalah melalui musrembang. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
mendengar masukan dan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat yang
bersifat vital. Melalui konteks musrembang, pola-pola perencanaan dimulai dari
akar rumput yang kemudian dirumuskan secara teknis oleh instansi terkait dalam
hal ini kesehatan dan perencana pembangunan daerah setempat. Kegiatan
perencanaan dalam aspek kesehatan merupakan salah satu poin penting karena
tindakan perencanaan akan menyusun penyediaan, pemilihan, dan pemanfaatan
seluruh sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan kesehatan. Aspek
perencanaan dilandasi oleh sulitnya ketersediaan, keterbatasan, mahalnya, dan
tidak adanya pembaharuan sumber daya. Untuk mendapatkan optimalisasi
manfaat itu diperlukan efektivitas dan efisiensi sumber daya melalui perencanaan
yang tepat dan berdaya guna serta berhasil guna. Dengan harapan semoga
2
perencanaan akan memberi arah pencapaian tujuan yang jelas dan terukur.
Dengan melihat pentingnya kedudukan dan peranan perencanaan, maka hal
tersebut patut menjadi kewajiban bagi seluruh elemen yang terlibat dalam bidang
kesehatan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang
perencanaan. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pelaku kesehatan
akan menjadi rujukan dalam menyusun kerangka dan tindakan yang tepat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang akan dicapai. Dalam pendidikan
kesehatan, telah diselenggarakan pendidikan ilmu administrasi kesehatan tercakup
dalam suatu cabang ilmu khusus, yang disebut dengan nama perencanaan
kesehatan (health planning).
Pada dasarnya perencanaan itu merupakan pokok dari kegiatan
manajemen, di mana seluruh kegiatan manajemen dirumuskan dan diarahkan oleh
perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut akan menekan para
pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya yang
dimiliki untuk dimanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, dalam
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan nasional serta mampu
menjawab dan merespons berbagai tantangan pembangunan kesehatan masa kini
maupun masa mendatang.
3
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dari perencanaan dan pengelolaan pelayanan
kesehatan
2. Mengetahui langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan secara umum
3. Mengetahui langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan pada pelayanan
kesehatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
5
dan pengadministrasian, dan memang itulah pengertian yang populer saat ini.
Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam
mencapai tujan tertentu.
Pengertian manajemen telah banyak dibahas para ahli yang antara satu
dengan yang lain saling melengkapi. Stoner yang dikutip oleh Handoko
menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna
sumber daya organisasi lainya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Stoner menekanan bahwa manajemen dititik beratkan pada proses dan
sistem. Oleh karena itu, apabila dalam sistem dan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, penganggaran, dan sistem pengawasan tidak baik,
proses manajemen secara keseluruhan tidak lancar sehingga proses pencapaian
tujuan akan terganggu atau mengalami kegagalan (Shyhabuddin Qalyubi, 2007:
271).
6
dasar dari suatu kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak dalam suatu
kegiatan pengelolaan. Kemudian pengorganisasian berkaitan dengan pelaksanaan
perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu pengarahan diperlukan agar
menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan pengawasan yang dekat. Dengan
evaluasi, dapat menjadi proses monitoring aktivitas untuk menentukan apakah
individu atau kelompok memperolah dan mempergunakan sumber-sumbernya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
7
masyarakat tertentu seperti puskesmas. Kegiatan pelayanan kesehatan
secara paripurna diatur dalam Pasal 52 ayat (2) UU Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu: a. Pelayanan kesehatan
promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan. b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
c. Pelayanan kesehatan kuratif
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan
untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, pengendalian kecacatan agar kualitas penderita
dapat terjaga seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif
Kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan uraian
di atas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas, klinik,
dan rumah sakit diatur secara umum dalam UU Kesehatan, dalam Pasal 54
ayat (1) UU Kesehatan berbunyi bahwa penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta
merata dan nondiskriminatif. Dalam hal ini setiap orang atau pasien dapat
memperoleh kegiatan pelayanan kesehatan secara professional, aman,
bermutu, anti diskriminasi dan efektif serta lebih mendahulukan
pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya.
8
kesehatan dalam upaya peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan,
maupun kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.
a. Perencanaan (Planning)
9
5. Menetapkan sasaran
Meliputi sasaran langsung dan tidak langsung
6. Waktu dan tempat
Meliputi waktu dan tempat pelaksanaan sasaran.
7. Organisasi dan staf
Meliputi sumber daya yang perlu juga ditentukan adalah tenaga,sarana dan
fasilitas, dana, manajemen, serta informasi.
8. Rencana anggaran
Merencakan berapa besar anggaran yang akan digunakan/dikeluarkan.
9. Rencana Evaluasi
Manfaat perencanaan ini antara lain sebagai metode untuk mencapai
tujuan,sebagai petunjuk pelaksanaan, dan menjamin penggunaan sumber
daya secara efektif.
10
yang baik adalah yang rasional, dapat dilaksanakan dan menjadi panduan langkah
selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan tersebut sudah mencapai permulaan
pekerjaan yang baik dari proses pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan uraian
diatas, perencanaan pada hakekatnya merupakan proses pemikiran yang
sistematis, analisis, dan rasional untuk menentukan apa yang akan dilakukan,
bagaimana melakukanya, siapa pelaksananya, dan kapan kegitan tersebut harus
dilakukan.
b. Pengorganisasian ( Organizing )
Rue dan Byars (2006:6) berpendapat: Organizing is grouping activities,
assigning activities an providing the authority necessary to carry out the
activities. Pengorganisasian merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan
penugasan kegiatan-kegiatan penyediaan keperluan, wewenang untuk
melaksanakan kegiatannya. Dalam suatu organisasi dituntut adanya kerja sama
antara dua orang atau lebih untuk mencapai siatu tujuan secara efektif dan efisien.
Organisasi merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara
para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tecapai. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka perlu dipilih orang yang memiliki kemampuan dan
kompetensi dalam melaksanakan tugas. Oleh karena itu, perlu memilih dan
menentukan orang yang akan dipercaya atau diposisikan dalam posisi tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperhatikan dalam hal proses penarikan,
penempatan, pemberian latihan dan pengembangan anggota-anggota organisasi.
c. Pengarahan (Actuating )
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan
jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang
perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus
dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta
atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan
dengan baik. Pengarahan berarti para manajer mengarahkan, memimpin dan
11
mempengaruhi bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri, tetapi
menyelesaikan tugas-tugas esensial melalui orang-orang lain. Mereka juga tidak
sekedar memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu
para bawahan melakukan pekerjaan secara paling baik. Fungsi pengarahan adalah
suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis,
dan lain sebagainya.
d. Pengawasan ( Controlling )
Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang
atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-
rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya (Sutarno NS, 2004:128). Pengawasan
atau kontrol yang merupakan bagian terakhir dari fungsi manajemen dilaksanakan
untuk mengetahui:
a. Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana
sebelumnya.
b. Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian, penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan pemborosan.
c. Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan
dan wewenang penyimpangan, dan pemborosan.
d. Untuk meningkatkan efisien dan efektifitas organisasi.
Tujuan pengawasan adalah:
1. Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan
sebelum kesulitan itu terjadi.
2. Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang
terjadi.
3. Mendapatkan efisiensi dan efektifitas
. Dengan demikian, perencanaan merupakan proses awal dari suatu
kegiatan pengelolaan yang keberadaanya sangat diperlukan dalam memberikan
arah atau patokan dalam suatu kegiatan, kemudian pengorganisasian berkaitan
dengan penyatuan seluruh sumber daya yang ada untuk bersinergi dalam
12
mempersiapkan pelaksanaan kegiatan. Tahap berikutnya pengarahan dan
pelaksanaan kegiatan yang selalu berpedoman pada perencanaan yang telah
ditetapkan. Tahap terakhir adalah pengawasan yang meliputi kegiatan monitoring
dan evaluasi tersebut, dapat dilakukan perbaikan selama kegiatan berlangsung
atau untuk memperbaiki program kegiatan berikutnya sehingga tujuan yang telah
direncanakan tercapai dengan baik.
13
4. Membaca laporan kegiatan program kesehatan pada pusat0pusat
pelayanan kesehatan di suatu wilayah.
5. Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan,
laporan khusus, hasil survei, petunjuk pelaksanaan (jutlak) program
kesehatan, dan laporan tahunan
2. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari berbagai cara
antara lain:
a. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.
b. Survailance epidemilogi atau pemantauan penyebaran penyakit
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan
perencanaan kesehatan.
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.
14
f. Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
(reseources availability).
Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila
masalahnya besar diberi 5 paling tinggi, dan bila sangat kecil diberi nilai 1.
Kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Masalah yang mempunyai nilai
tertinggi (terbesar) adalah yang di prioritaskan, masalah yang memperoleh nilai
terbesar kedua dan selanjutnya.
b. Melalui teknik non skoring
Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi
kelompok, oleh sebab itu, juga disebut nominal group technique (NGT). Ada dua
NGT, yakni:
a. Delphi technique: yaitu masala-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang
yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan
menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.
b. Delbeg technique: menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini
adalah juga melalui dikusi kelompok, namun peserta diskusi terdiri dari para
peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya dijelaskan dulu,
sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-masalah
yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati
bersama.
4. Menentukan tujuan
Menentukan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat
ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oeh perencanaan tersebut.
Semakin jelas rumusan masalah kesehatan maka akan semakin mudah
menentukan tujuan. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secar
kongkret dan dapat diukur. Perumusan sebuah tujuan operasional program
kesehatan harus bersifat SMART: spesific (jelas sasarannya dan mudah dipahami
oleh staf pelaksana), measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai
dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi, dan sebagainya),
realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang
ada), time bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat
15
direncanakan untuk mencapai tujuan program seuai dengan target waktu yang
telah ditetapkan).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tujuan program:
a. Tujuan adalah hasil akhir dari sebuah kegiatan.
b. Tujuan harus sesuai dengan masalah, terget ditetapkan sesuai dengan
kemampuan organisasi, dan dapat diukur.
c. Tujuan operasional basanya ditetapkan dengan batas waktu (batas
pencapaiannya) dan hasil akhir yang ingi dicapai pada akhir kegiatan program
(dead line).
d. Berbagai macam kegiatan altrnatif dipilih untuk mencapai tujuan.
e. Masalah, faktor penyebab masalah, dan dampak masalah yang telah dan akan
mungkin terjadi dimasa depan sebaiknya dikaji terlebih dahulu.
16
6. Menyusun rencana kegiatan
Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya
kegiatan mencakup 3 kegiatan pokok, yakni:
Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-kegiatan yang di lakukan
sebelum kegiatan pokok dilaksanakan. Misalnya: perizinan, rapat
koordinasi.
Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang
bersangkutan.
Kegiatan pada tahap penilaian yakni kegiatan untuk mengevaluasi seluruh
kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut.
Langkah-langkah sebelum menetapkan rencana kegiatan:
a. Alasan utama disusun rencana kegiatan.
b. Tujuan yang ingin dicapai.
c. Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya).
d. Pelaksana dan sasarannya (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran
kegiatan).
e. Sumber daya pendukung.
f. Tempat (dimana kegiatan akan dilaksanakan).
g. Waktu pelaksanaan (kapan kegiatan akan dikerjakan).
17
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung
dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan
dalam rangka mencapai tujuan.
11. Pelaksanaan
Melaksanakan semua kegiatan yang sudah direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati.
12. Evaluasi
Rencana evalusi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan
untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah
dicapai.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan dan pengelolaan pelayanan kesehatan adalah rangkaian
proses perencanan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, usaha-
usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi
lainya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada program
kesehatan dalam upaya peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan,
maupun kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.
2. Langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan secara umum terdiri atas
perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(actuating) dan pengawasan (controling).
3. Sedangkan langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan pelayanan
kesehatan terdir atas analisis situasi, identifikasi masalah, menetapkan
prioritas masalah, menentukan tujuan, mengkaji hambatan dan kelemahan
program, menyusun rencana kegiatan, menetapkan sasaran (target group),
menyusun jadwal pelaksanaan, organisasi dan staf, rencana anggaran,
pelaksanaan serta evaluasi
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20