Oleh :
Koordinator Pelaksana,
I. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah pola hidup dan
pola pikir masyarakat. Penggunaan obat-obat kimia sudah menggeser pemakaian obat
tradisional. Kemudahan informasi juga semakin memudahkan masyarakat dalam
mendapatkan obat-obat tersebut. Obat, ibarat madu atau racun. Obat disebut sebagai
madu karena bisa menghilangkan gejala sakit, atau penyebab sakit. Obat disebut dengan
racun karena penggunaan obat yang tidak benar akan menyebabkan efek samping yang
merugikan kesehatan. Agar terhindar dari dampak negatif penggunaan obat, maka kita
perlu menggunakan obat secara benar.
Akhir-akhir ini marak terjadi tindakan penyalahgunaan obat di masyarakat Baik itu
obat yang sudah diresepkan dari dokter karena sakit, maupun obat yang didapatkan atas
inisiatif mereka sendiri. Kasus-kasus tersebut diantaranya mulai dari keracunan,
overdosis, obat palsu, penyalahgunaan obat golongan narkotika dan psikotropik yang
berakibat kecacatan hingga kematian. Salah satu faktor yang menyebabkan kejadian
tersebut adalah masyarakat menganggap diri mereka telah mengetahui cara pengelolaan
obat dari awal sejak mereka dapatkan hingga akhir.
Rendahnya rasa keingintahuan masyarakat mengenai penggunaan obat secara
benar sangatlah berbahaya. Pengelolaan obat mulai dari prosedur mendapatkan,
menggunakan, menyimpan, dan membuang sisa obat tidak boleh dianggap remeh,
dikarenakan, jika sedikit kita salah melakukan pengelolaanobat, maka akan berakibat
sangat fatal bagi diri kita sendiri atau konsumen obat. Selain itu dampak dari kesalahan
pengelolaan obat akan tampak pada lingkungan. Pencemaran lingkungan karena
pembuangan obat yang sembarangan akan menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem di sekitar dan pada akhirnya juga menyebabkan kerugian bagi manusia
sendiri.
Salah satu cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah DAGUSIBU
(Dapatkan Gunakan Simpan Buang). Hal ini sesuai dengan program yang
dicanangkan oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) melalui gerakan keluarga sadar obat
(GKSO). Cara ini menjelaskan tata cara pengelolaan obat dari awal mereka dapatkan
hingga saat obat sudah tidak dikonsumsi lagi dan akhirnya dibuang.
Dengan berbagai pertimbangan di atas maka masyarakat perlu tahu akan
pentingnya pengelolaan obat mulai dari mereka mendapatkan resep hingga
membuangnya jika tidak diperlukan. Sehingga, dampak dari kesalahan penyalahgunaan
masyarakat bisa dicegah. Apoteker, sebagai salah satu tenaga kesehatan yang concern
terhadap pemakaian obat-obatan di masyarakat dihimbau untuk terus melakukan
penyuluhan DAGUSIBU di manapun. Dengan pemberian penyuluhan ini diharapkan
masyarakat paham mengenai penggunaan obat yang benar sehingga tujuan pengobatan
dapat tercapai serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan karena pembuangan
limbah obat yang salah.
TUJUAN
II. PELAKSANAAN
IV. SOUVENIR
Souvenir berupa doorprize yang akan diberikan kepada peserta penyuluhan yang
dapat menjawab petanyaan adalah tempat minum
V. PENUTUP
Dengan adanya penyuluhan ini, kami berharap para siswa pada khususnya
serta masyarakat pada umumnya dapat mengetahui tentang cara penggunaan obat
yang benar. Dengan memiliki pengetahuan tersebut, maka kami harapkan dapat
pula meminimalkan terjadinya penurunan prevalensi terjadinya penyalahgunaan
obat yang dapta mengakibatkan kecacatan dan kematian, sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan tercapainya tujuan terapi.
Demikian proposal penyuluhan ini kami buat. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.