01pabrikfurfural-Wijanarkoantonmade 0 PDF
01pabrikfurfural-Wijanarkoantonmade 0 PDF
Abstrak - Furfural merupakan senyawa kimia yang ini, pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan baku
dihasilkan dari reaksi hidrolisis dan dehidrasi pentosa particle board, pulp, bahan baker, pupuk, dan pakan
dengan bantuan katalis asam. Pentosa dari senyawa ternak bersifat terbatas dan bernilai ekonomi rendah.
hemiselulosa, banyak terkandung didalam biomasssa, Dibutuhkan teknologi baru untuk mendiversifikasikan
salah satunya ampas tebu. Furfural memiliki aplikasi pemanfaatan ampas tebu tersebut menjadi produk
yang luas dalam berbagai industri, seperti pengolahan bernilai ekonomi tinggi, salah satu alternatifnya adalah
minyak bumi, pembuatan nilon, pelapisan, farmasi, diolah menjadi Furfural [1,2].
dan serat sintetik. Berdasarkan analisa pasar dalam
negeri, maka didapatkan kapasitas pabrik furfural Ampas tebu dapat diolah menjadi furfural karena
yang akan dibangun sebesar 510 ton/tahun. Pabrik ini memiliki kandungan pentosan yang merupakan
direncanakan akan dibangun di Kawasan Industri komponen utama dalam proses sintesis furfural. Bahan
Gresik (KIG), dengan total lahan yang dibutuhkan baku lain yang dapat digunakan dalam produksi
seluas 101x72 m2. Mode operasi proses menggunakan furfural selain ampas tebu antara lain: tongkol jagung,
kombinasi proses batch dan kontinyu. Reaksi utama sekam padi, kayu, rami dan sumber lainnya yang
berlangsung dalam reaktor berpengaduk selama 3 jam mengandung pentosan [3].
pada suhu 128oC dan tekanan 3 atm. Kinerja proses
pabrik furfural ini ditunjukkan melalui efisiensi energi Furfural banyak digunakan sebagai pelarut dalam
sebesar 93,7% dan efisiensi karbon sebesar 83,7%. industri pengolahan minyak bumi dan pembuatan
Dari hasil perhitungan ekonomi, untuk mendirikan pelumas pada pembuatan nilon. Selain itu furfural juga
pabrik furfural ini, total investasi kurang lebih sebesar berfungsi sebagai senyawa intermediate untuk
US$ 4,7 juta dengan biaya manufaktur sebesar US$ pembuatan furfuril alkohol, tetrahidrofuran, industri
1,1 juta. Nilai Net Present Value (NPV) kurang lebih farmasi, herbisida, dan aplikasi pada pewangi [4,5,6,7].
sebesar US$ 3,3 juta, tingkat pengembalian internal/ Tingginya permintaan furfural dan belum adanya
internal rate of return (IRR) sebesar 12,3%, dengan produsen furfural di dalam negeri, menyebabkan
waktu pengembalian kurang lebih selama 3 tahun 9 Indonesia selama ini mengimpor furfural dari luar
bulan. Perubahan yang paling sensitif terhadap negeri, seperti dari Cina yang merupakan produsen
kelayakan pabrik ini adalah kapasitas terpasang furfural terbesar di dunia [7]. Karena alasan-alasan
pabrik, dimana kapasitasnya tidak boleh kurang dari tersebut, maka perlu dilakukan pengkajian kelayakan
463 ton/tahun. teknis/ekonomis mengenai pendirian pabrik yang akan
memproduksi furfural dengan bahan baku berupa
1. Pendahuluan ampas tebu. Dengan demikian dapat diketahui peluang
pembangunan pabrik furfural di Indonesia.
Agroindustri di Indonesia merupakan sektor yang
memiliki peran yang sangat penting dalam
perindustrian nasional. Namun kegiatan pasca panen 2. Latar Belakang Teori
dan pengolahan hasil pertanian, termasuk pemanfaatan
produk samping dan sisa pengolahannya masih kurang. Ampas tebu merupakan limbah berserat dari batang
Produk pertanian Indonesia umumnya hanya tebu setelah melalui proses penghancuran dan
dipasarkan dalam bentuk primer, sehingga bernilai ekstraksi. Ampas tebu, seperti halnya biomassa yang
rendah dan rentan terhadap fluktuasi harga, sebab lain, terdiri dari tiga penyusun utama, yaitu: selulosa,
harga komoditas primer umumnya cenderung hemiselulosa, lignin dan sisanya unsur penyusun
menurun, sedangkan harga produk olahan cenderung lainnya. Ampas tebu yang dihasilkan dari industri gula
meningkat [1]. di Indonesia, 30% diantaranya dipergunakan sebagai
bahan bakar untuk boiler industri gula, sedangkan 70%
Dalam industri pengolahan tebu menjadi gula, ampas sisanya diambil sebagai ampas tebu yang digunakan
tebu yang dihasilkan jumlahnya dapat mencapai 90% sebagai bahan baku pembuatan gabus, particle board,
dari setiap tebu yang diolah, sedangkan kandungan makanan ternak, pulp dan furfural [2].
gula yang termanfaatkan hanya sebesar 5%. Selama
Furfural (C5H4O2) atau sering disebut dengan 2- b. Membuat deskripsi serta diagram alir proses
furankarboksaldehid, furaldehid, furanaldehid, 2- lengkap berdasarkan mode proses yang digunakan.
Furfuraldehid, merupakan senyawa organik turunan c. Menghitung neraca massa dan energi
dari golongan furan. Furfural merupakan cairan menggunakan piranti lunak CHEMCAD 5.2
berwarna kuning tua hingga coklat dan memiliki aroma d. Melakukan analisa teknis terhadap rancangan yang
yang kuat. Furfural dengan titik didih 161,7oC (1 atm), dibuat berdasarkan parameter proses, desain
merupakan senyawa yang kurang larut dalam air peralatan proses utama dan pendukung, serta
namun larut dalam alkohol, eter, dan benzena. Furfural kebutuhan utilitas.
dapat disintesis dari berbagai jenis biomassa yang e. Membuat rancangan detail reaktor, kolom
memiliki kandungan pentosan, dengan tahapan reaksi, ekstraksi, kolom distilasi, kolom flash, dan unit
yaitu : reaksi hidrolisis dengan katalis asam yang penukar panas (heat exchanger).
dilanjutkan dengan reaksi dehidrasi [5,8]. Kedua reaksi f. Menentukan lokasi pabrik.
diatas dapat dilakukan dengan siklus batch maupun g. Membuat tata letak pabrik, manajemen proyek,
kontinyu[5,6]. Tabel 1 menunjukkan perbandingan dan struktur organisasi.
proses batch dan kontinyu. h. Menghitung kelayakan ekonomi dari pabrik.
Tahun
2006 2008 2010
4.2 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk asetat. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam reaktor
adalah sebagai berikut [8] :
Bahan baku yang digunakan adalah ampas tebu yang
diasumsikan berukuran 5 mm dan diperoleh dari PTPN Hidrolisis selulosa menjadi glukosa:
X dan XI di Surabaya, asam sulfat 36% sebagai katalis (C6 H5O6 )n + nH2O nC6 H12O6
Asam
(2)
yang diperoleh dari PT Liku Telaga Gresik, dan
toluena 98,5% sebagai pelarut yang diperoleh dari Hidrolisis pentosan menjadi pentosa:
PERTAMINA UP IV Cilacap.
(C5H8O4 )n + nH2O nC5H10O5
Asam
(3)
Produk utama Furfural dihasilkan dengan kemurnian
98% sesuai dengan spesifikasi pasar, sementara Dehidrasi pentosa membentuk Furfural:
glukosa sebagai produk samping juga memiliki nC5H10O5 nC5H4O2 + 3nH2O
Asam
(4)
kemurnian 98%.
Pembentukan asam asetat :
4.3 Deskripsi Proses Asam asetat terbentuk akibat reaksi hidrolisis
terhadap gugus asetil pada komponen hemiselulosa
Dalam perancangan pabrik ini digunakan kombinasi di ampas tebu.
antara proses batch dan proses kontinyu. Untuk
menghubungkan jalannya kedua mode operasi Proses kontinyu digunakan pada unit penanganan akhir
digunakan bantuan tanki antara (holding tank). Gambar yang terdiri atas :
3 menunjukkan diagram alir blok proses produksi - Unit Pemurnian Furfural, merupakan unit dimana
furfural. furfural yang diuapkan dengan kukus tekanan rendah
kemudian dikondensasikan untuk selanjutnya
Proses batch digunakan pada : diekstraksi dengan pelarut toluena untuk
- Unit penanganan awal, dimana berlangsung proses memisahkannya dari air dan asam asetat. Untuk
pengenceran asam sulfat 36% menjadi 6%. memisahkan Furfural dari toluena dan mendapatkan
- Unit reaksi utama, dimana semua bahan baku telah konsentrasi Furfural sesuai spesifikasi digunakan
dimasukkan dalam reaktor dan siap untuk proses distilasi.
direaksikan. Kondisi operasi reaktor adalah suhu - Unit Pemisahan Ampas Tebu dan Glukosa,
128oC dan tekanan 3 atm. Reaksi berlangsung merupakan unit dimana asam sulfat; glukosa; dan
selama 180 menit (3 jam), setelah itu dilanjutkan sisa pentosa yang tidak teruapkan di reaktor,
dengan penguapan. Yield pembentukan furfural dari dipisahkan dari ampas tebu yang terdapat
pentosan adalah 73%. Pada kondisi operasi tersebut didalamnya dengan proses penyaringan. Setelah
dihasilkan produk samping yaitu glukosa dan asam penyaringan, Glukosa diambil sebagai produk
samping dengan bantuan kolom pemisah fasa (flash Tabel 4 Kebutuhan utilitas per batch
column). Konsentrasi asam sulfat diencerkan hingga Utilitas Kebutuhan Satuan
36% agar dapat disimpan dalam tanki penyimpanan. Kukus Tekanan Rendah 36.205,19 kg
Air Pendingin 48.913,65 kg
Listrik 800,77 kWh
4.4 Perancangan Kapasitas Gas Alam 3.748,69 std.m3
Tabel 12. Spesifikasi Shell-Tube Heat Exchanger Tabel 13. Spesifikasi Double Pipe HE
No. Alat E-101 E-104 E-105 No. Alat E-102 E-103
Q (kJ/h) 1,46E+07 1,61E+07 1,84E+07 Q (kJ/h) 1,9E+06 3,86E+04
A (m2) 18,66 455,17 75,92 A (m2) 2,18 0,88
LMTD 38,37 6,92 42,75 LMTD 42,73 42,8
Fixed- Fluida panas H2SO4 Glukosa
Tipe U-Tube U-Tube
Head Laju alir (kg/hr) 1.911,32 51,13
Keluaran T in. (oC) 500 500
Fluida panas LPS Distilat
Reaktor T out (oC) 152,5 152,5
Laju alir Fluida dingin Kukus Jenuh Kukus Jenuh
6.606,9 7.544,54 23.827,22
(kg/hr) Laju alir (kg/hr) 7.544,54 7.544,54
T in. (oC) 159,95 160 110,7 t in. (oC) 152.398 152,397
T out (oC) 133 152 57 t out (oC) 152.4 152,398
Produk Annulus H2SO4 Kukus Jenuh
Fluida dingin Air CW
Bawah ID (in.) 3,068 2,067
Laju alir OD (in.) 3,5 2,375
28.660 35.178 48.913,65
(kg/hr) Tinggi fin (in.) 0,5 0,625
t in. (oC) 30,13 139,4 27 Tebal fin (mm) 0,9 0,9
t out (oC) 151,1 156,73 52 Jumlah fin 15 35
Keluaran dP (psi) 0,000025 1,59E-09
Shell LPS Distilat
Reaktor Material Stainless Steel Carbon Steel
Diameter (m) 0,3048 0,8382 0,3048 Tube Kukus Jenuh Glukosa
Jenis pitch Square Triangular Triangular ID (in.) 2,067 1,049
Pitch (m) 0,03175 0,03175 0,03175 OD (in.) 2,375 1,315
dP (psi) 0,000135 0,0000061 0,00248 Panjang (m) 11,5 8,4
Material CS CS CS Jumlah hairpin 6 1
Produk dP (psi) 3,03 0,046
Tube Air CW
Bawah Material Stainless Steel Carbon Steel
ID (in.) 0,93 0,93 0,93
OD (in.) 1 1 1
Panjang (m) 3,66 4,88 6,1 Tabel 15. Spesifikasi conveyor
Jumlah pipa 22 466 57 No. Alat C-101A/B C-102
dP (psi) 0,00433 0,0000029 0,00102 Aliran Umpan Residu
Material SS SS SS Ampas Tebu Ampas Tebu
Uc (W/m2.K) 25,72 4,91 21,26 Jenis Screw Screw
Ud (W/m2.K) 5.674,5 1.418,62 5.674,5 Diameter (m) 0,23 0,15
Rd -0,0387 -0,2031 -0,0469 Panjang (m) 6 6
Kecepatan rotasi (rpm) 68 153
Daya (kW) 1 0,159
Tabel 14. Spesifikasi mixer Daya Motor (kW) 1,5 0,2
No. Alat V-101 Material Carbon Steel Carbon Steel
Tekanan kolom (atm) 1
Volume (m3) 228,8
Diameter (m) 5,6 Tabel 16. Spesifikasi filter
Tinggi (m) 9,3 No. Alat F-101
Orientasi Vertikal Jenis Vacuum Drum Filter
Material Stainless Steel (SS 317) Luas area (m2) 756,6
Dinding (Shell) Lembaran baja berukuran 3/8 in Material Stainless Steel (SS 309)
berukuran 2,5 m sebanyak 4 buah
Disambung secara double welded joint. Tabel 17. Spesifikasi drum
Tutup (Head) Torispherical Head, tebal in. No. Alat V-103
Spesifikasi Pengaduk Volume (m3) 23,8
Jenis pengaduk Cakram dan Pisau Diameter (m) 3,1
(disc and blades) Panjang (m) 3,1
Jumlah bilah (buah) 6 Orientasi Horizontal
Diameter pengaduk (m) 1,4 Material Carbon Steel
Tinggi bilah (m) 0,35 Dinding (Shell) Lembaran baja berukuran in
Kecepatan rotasi (rpm) 37 berukuran 2,5 m sebanyak 2 buah
Daya pengaduk (kW) 4,7 Disambung secara double welded joint.
Material Stainless Steel (SS-309) Tutup (Head) Torispherical Head, tebal 3/8 in.
Drum
Drum digunakan sebagai akumulator (reflux drum) di
kolom distilasi. Tabel 17 menunjukkan spesifikasi
drum.
Pompa
Dari beberapa tipe pompa yang ada, pabrik ini
menggunakan pompa jenis sentrifugal dengan
spesifikasi seperti terdapat dilihat pada tabel 18.
Jumlah pompa digandakan untuk menghindari
rusaknya salah satu pompa yang dapat mengganggu
jalannya produktivitas pabrik.
Tanki
Di pabrik ini ada dua jenis tanki, yaitu : tanki antara
(holding tank) dan tanki penyimpanan (storage tank).
Tanki antara digunakan untuk penyimpanan sementara
Gambar 4. Tata letak pabrik furfural
senyawa yang dihasilkan dari unit batch untuk
selanjutnya dialirkan ke unit kontinyu, sedangkan tanki
penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan baku 4.8 Analisa Ekonomi
dan produk. Karena senyawa-senyawa yang terlibat
didalamnya tidak volatile, maka kedua jenis tanki Biaya Investasi
menggunakan tipe fixed cone roof. Biaya investasi total perancangan pabrik ini terdiri dari
biaya investasi peralatan dan modal kerja. Total
Tabel 19. Spesifikasi tanki antara investasi yang dibutuhkan sebesar US$ 4.618.394,00,
No. Alat TK-101 TK-102 TK-103 dimana biaya pembelian peralatan sebesar US$
Vol. (m3) 266 8,8 39 1.929.86,00 ; total biaya langsung US$ 3.228.645,00;
Dia. (m) 7 1,8 3,5 total biaya tidak langsung US$ 868.438,00 ; total
Tinggi (m) 7 3,3 4,5
modal kerja US$ 111.603,00. Penentuan biaya
Berat (kg) 37.650 1.606 7.407
Orientasi Vertikal Horizontal Vertikal investasi ini didasarkan pada biaya pembelian peralatan
Material CS CS CS dan biaya-biaya lain yang dikalikan dengan faktor
estimasinya.
Tabel 20. Spesifikasi tanki penyimpanan
No. Alat TK-104 TK-105 TK-106 TK-107 Biaya Manufaktur
H2SO4 Toluena Furfural Glukosa Biaya manufaktur merupakan biaya-biaya yang secara
Senyawa
36% 98% 98% 98%
langsung terkait dengan proses produksi. Biaya
Volume (m3) 399 418,9 83 19
Penyimpanan manufaktur ini terdiri atas biaya variabel/tidak tetap
2 3 7 7 dan biaya tetap. Biaya manufaktur ini dihitung dengan
(hari)
Dia. (m) 7,5 8,1 4,2 2,3 menggunakan faktor estimasi; kecuali untuk biaya
Tinggi (m) 9 8,1 6 4,6 bahan baku, utilitas, operator, dan depresiasi.
Berat (kg) 20.177 27.127 5.900 2.593
Orientasi Vertikal Vertikal Vertikal Horizontal
Material SS - 310 CS CS CS Total biaya manufaktur sebesar US$ 1.116.028,55;
terdiri dari biaya variabel sebesar US$ 388.617,55 dan
biaya tetap sebesar US$ 727.411,00. Total biaya untuk nilai 8,46%. Dengan menggunakan batasan parameter
pembelian bahan baku sebesar US$ 82.650,18; kelayakan IRR>8%, didapatkan bahwa besarnya
sedangkan utilitas sebesar US$ 174.096,66. kemungkinan proyek investasi furfural layak untuk
dilakukan sebesar 64,8% (gambar 5).
Analisa Kelayakan
Analisa kelayakan penting dilakukan untuk mengetahui
profitabilitas dari suatu proyek. Beberapa parameter
yang umum digunakan dalam menganalisa
profitabilitas suatu proyek, seperti Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period
(PBP). Hasil analisa sensitivitas terhadap pendirian
pabrik ini, dapat dilihat pada tabel 21.
Analisa Resiko
Analisa resiko merupakan suatu metode analisa untuk Gambar 6. Kurva Distribusi IRR, skenario triangular
mengetahui tingkat kemungkinan (probabilitas) resiko harga furfural US$ 1.740,00
suatu investasi. Dalam perancangan ini, analisa resiko
dilakukan dengan menggunakan simulasi Monte Carlo 3. Hasil simulasi IRR dengan asumsi distribusi
dengan bantuan perangkat lunak Crystal Ball. triangular (US$ 1.200,00)
1. Hasil simulasi IRR dengan asumsi distribusi uniform Simulasi yang dilakukan terhadap parameter kelayakan
IRR dengan asumsi distribusi triangular (US$
Simulasi yang dilakukan terhadap parameter kelayakan 1.200,00) menghasilkan kurva distribusi dengan
IRR dengan asumsi distribusi uniform menghasilkan kemungkinan nilai IRR terkecil 2%, terbesar 19% dan
kurva distribusi dengan kemungkinan nilai IRR terkecil nilai IRR yang sering muncul 8%. Dengan
sebesar 2,04% dan nilai IRR yang sering muncul pada menggunakan batasan parameter kelayakan IRR>8%,
didapatkan bahwa besarnya kemungkinan proyek 6. Pabrik furfural ini akan dibangun di Kawasan
investasi furfural layak untuk dilakukan sebsar 52,7% Industri Gresik (KIG) pada lahan seluas 101 x 72
(gambar 7). Nilai hasil simulasi dengan asumsi m2, dengan total investasi sebesar US$
distribusi triangular dengan harga yang sering muncul 4.618.394,00.
pada harga US$ 1.200,00 lebih kecil dibandingkan
dengan hasil simulasi dengan asumsi jenis 7. Analisa kelayakan untuk pabrik furfural ini :
kemungkinan yang lain. Hal ini disebabkan harga yang - NPV : US$ 3.260.421,47
sering muncul pada US$ 1.200,00 yang sudah berada - IRR : 12,26%
pada nilai batas bawah kelayakan pabrik US$ - PBP : 3 tahun 9 bulan
1.350,00/ton.
8. Parameter yang paling sensitif terhadap kelayakan
investasi pabrik ini adalah kapasitas terpasang
pabrik dimana produksi furfural harus lebih besar
dari 463 ton/tahun.
6. Pustaka
Gambar 7. Kurva Distribusi IRR, skenario triangular
harga furfural US$ 1.200,00 1. _______, Paradigma Baru Bagi Limbah,
Kompas 12 Juli 2000.
2. _______, 1990, CIC : Kertas dan Pulp, Jakarta.
5. Kesimpulan 3. Shleser, Robert, 1994, Ethanol Production in
Hawaii, State of Hawaii.
1. Proses pembuatan furfural dengan bahan baku 4. Zeith, Karl J, Fortuitous Radical Reactions in
ampas tebu dilakukan dengan kombinasi sistem Furfural and Charcoal Reactors, Chemical
batch-kontinyu, dengan reaksi utama adalah Innovation Magazine, March 2000.
hidrolisis yang diikuti dengan reaksi dehidrasi 5. Kirk-Othmer, 1995, Furan Derivatives :
menggunakan katalis asam sulfat. Supplement Encyclopedia of Chemical
Technology, John Wiley & Sons.
2. Untuk memenuhi kebutuhan pasar pada tahun 6. Katkevis, Juris., Ilma Rudu,sc. oec, 1998, Pre-
pertama produksi (2006), maka kapasitas Feasibility Study For Furfural Production,
terpasang pabrik adalah : Latvian Development Agency.
- Produk Utama, Furfural : 510 kg/tahun. 7. , 1999, Volume dan Nilai Ekspor Bahan
- Produk Samping, Glukosa : 600 kg/tahun. Kimia Indonesia, Dirjen IKAH Depperindag RI.
8. Ramirez, J.A., dkk., 2002, Kinetic Study of The
3. Reaktor yang digunakan adalah reaktor batch Acid hydrolysis of Sugar Cane Bagasse, Journal
berpengaduk yang dioperasikan pada tekanan 3 Of Food Engineering 55 page 309-318.
atm dan suhu 128oC selama 180 menit. Reaktor ini 9. US. Pat. 4,553,743 (10 April 1990) Madeiros,et
berdimensi 10 x 6 m, yang terdiri dari 4 buah al
lembaran baja 2,5 m dengan tebal 5/8 in. Reaktor 10. Walas, S. M. Chemical Process Equipment :
ini menggunakan torispherical head dengan tebal Selection and Design, Buther Worths.
1 in. dan didukung oleh skirt setebal in. 11. Garret, D. E, 1989, Chemical Engineering
Economics, Van Nostrand. Reinhold.
4. Kinerja proses pabrik ditunjukkan dengan efisiensi 12. Peters, M. S., Klaus D. Timmerhaus, 1991,
karbon sebesar 83,7% sedangkan efisiensi energi Plant Design and Economics for Chemical
sebesar 93,7%. Kebutuhan listrik untuk setiap Engineers 4th ed, McGraw Hill, Inc.
kilogram produk adalah 3,1 kWh. 13. Turton, R., et al, 1998, Analysis, Synthesis, and
Design of Chemical Processes, Prentice-Hall.
5. Bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan
1 kilogram furfural adalah:
- Ampas tebu = 7,4 kg
- Asam Sulfat 36% = 122,74 kg
- Toluena 98,5% = 372,1 kg
7. Biografi
Anondho Wijanarko menyelesaikan S2
bidang Bio Engineering dari Tokyo
Institute of Technology (2000) dan S1
dari Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia,
Universitas Indonesia (1984). Wijanarko
adalah dosen di Departemen Teknik Kimia, Universitas
Indonesia, dengan bidang keahlian rekayasa reaksi
biokimia.