Anda di halaman 1dari 6

Nama : Shanti Annisya Rachma

Kelas : XII-Multimedia
Bahasa Indonesia
Teks Sejarah dan Konversinya Dalam Bentuk Dialog

Biografi dan Profil Napoleon Bonaparte

Napoleon I lahir di Ajaccio, Corsica, tahun 1769. Nama aslinya Napoleon Bonaparte.
Napoleon dikirim masuk akademi militer di Perancis dan tatkala dia tamat tahun 1785 pada umur
lima belas tahun dia jadi tentara Perancis berpangkat letnan.
Sukses-sukses yang diperolehnya di Toulon mengangkat dirinya jadi brigjen dan pada
tahun 1796 dia diberi beban tanggung jawab jadi komando tentara Perancis di Itali. Di negeri itu,
antara tahun 1796-1797, Napoleon berhasil pula merebut serentetan kemenangan yang
membuatnya seorang pahlawan tatkala kembali ke Perancis.
Di tahun 1798 ia memimpin penyerbuan Perancis ke Mesir. Angkatan laut Inggris di
bawah pimpinan Lord Nelson dengan mantap mengobrak-abrik armada Perancis, dan di tahun
1799 Napoleon meninggalkan pasukannya di Mesir dan pulang ke Perancis.
Napoleon ambil bagian dalam perebutan kekuasaan bersama Albe Sieyes dan lain-
lainnya. Kup ini melahirkan sebuah pemerintah baru yang disebut Consulate dan Napoleon
menjadi Konsul pertama.
Pada masa kekuasaannya, Napoleon melakukan perombakan besar-besaran dalam sistem
administrasi pemerintahan serta hukum Perancis. Tetapi salah satu perombakan yang dilakukan
oleh Napoleon punya daya pengaruh yang melampaui batas negeri Perancis disebut Code
Napoleon. Dalam banyak hal, kode ini mencerminkan ide-ide Revolusi Perancis.
Pada tahun 1804 dia sendiri pula yang memperoklamirkan diri selaku Kaisar Perancis.
Tambahan lagi, dia mengangkat tiga saudaranya ke atas tahta kerajaan di beberapa negara Eropa.
Di tahun 1802, di Amiens, Napoleon menandatangani perjanjian damai dengan Inggris.
Tahun berikutnya perjanjian damai itu putus dan peperangan lama dengan Inggris dan sekutunya
pun mulai lagi.
Malangnya untuk Napoleon, dalam pertempuran yang musykil di Trafalgar tahun 1805,
armada laut Inggris merebut kemenangan besar. Karena itu, pengawasan dan keampuhan Inggris
di lautan tidaklah perlu diragukan lagi.
Di tahun 1808 Napoleon perbuat kekeliruan besar melibatkan Perancis ke dalam
peperangan yang panjang dan tak menentu ujung pangkalnya di Semenanjung Siberia, tempat
tentara Perancis tertancap tak bergerak selama bertahun-tahun.
Tetapi, kekeliruan terbesar Napoleon adalah serangannya terhadap Rusia. Di tahun 1807
Napoleon bertemu muka dengan Czar, dan dalam perjanjian Tilsit mereka bersepakat
menggalang persahabatan abadi. Tetapi, persepakatan dan persekutuan itu lambat laun rusak, dan
di tahun 1812 bulan Juni Napoleon memimpin tentara raksasa menginjak-injak bumi Rusia.
Sesudah menunggu lima minggu di Moskow (dengan harapan sia-sia Rusia akan
menawarkan perdamaian), Napoleon akhirnya memutuskan mundur, tetapi keputusan ini sudah
terlambat. Gabungan antara pukulan tentara Rusia dan musim dingin yang kejam, tak
memadainya suplai pasukan Perancis mengakibatkan gerakan mundur itu menjadi gerakan
mundur yang morat-marit. Kurang dari sepuluh persen tentara raksasa Perancis bisa keluar dari
bumi Rusia hidup-hidup.
Negara-negara Eropa lain, seperti Austria dan Prusia, sadar benar mereka punya
kesempatan baik menghajar Perancis. Mereka menggabungkan semua kekuatan menghadapi
Napoleon dan pada saat pertempuran di Leipzig bulan Oktober 1813, Napoleon kembali
mendapat pukulan pahit hingga sempoyongan. Tahun berikutnya dia berhenti dan dibuang ke
Pulau Elba, sebuah pulau kecil di lepas pantai Itali.
Di tahun 1815 dia melarikan diri dari Pulau Elba, kembali ke Perancis, disambut baik dan
kembali berkuasa. Kekuatan-kekuatan Eropa segera memaklumkan perang dan seratus hari
sehabis duduknya lagi ia di tahta kekuasaan, Napoleon mengalami kekalahan yang mematikan di
Waterloo. Sesudah Waterloo, Napoleon dipenjara oleh orang Inggris di St. Helena, sebuah pulau
kecil di selatan Samudera Atlantik. Di sinilah dia menghembuskan nafasnya yang terakhir tahun
1821 akibat serangan kanker.
Awalnya, kematian Napoleon dianggap kematian yang wajar. Menurut hasil otopsi yang
dipimpin oleh dokter Francesco Antommarchi, Napoleon meninggal karena penyakit gangguan
sistem pencernaan yang dideritanya. Lambungnya mengalami kerusakan yang luar biasa.
Penyakit ini sama dengan penyebab kematian ayah Napoleon.
TEKS WAWANCARA

Pada Jumat, 18 Agustus 2017 lalu saya berkesempatan untuk mewawancarai seorang
sejarawan Perancis, Ragrenold Jana. Seminggu sebelumnya saya menghubungi beliau untuk
bertanya soal ketersediannya dalam hal ini. Beruntungnya saya, beliau bersedia. Sore itu
bertempat di Pantai Ancol, kami bertukar kata. Saya banyak bertanya, beliau banyak bercerita.

Saya : Selamat sore, Pak Renold,

Pak Jana : Panggil saja saya Pak Jana. Sore, Shanti,

Saya : Sekali lagi terima kasih atas ketersediaan Bapak,

Pak Jana : Dengan senang hati saya membagi sedikit ilmu yang saya pelajari kepada
Shanti,

Saya : Baik, Pak. Saya telah menyiapkan recorder. Mungkin dapat kita mulai dengan
awal hidup Napoleon Bonaparte,

Pak Jana : Bonaparte itu orang Corsica. Ia lahir di kota Ajaccio pada 1769. Corsica baru
menjadi bagian dari Perancis selama lima belas bulan sebelum Bonaparte lahir.
Makanya ia tumbuh besar dengan menganggap Perancis sebagai penindas.
Anggapannya ini baru sirna setelah ia lulus dari akademi militer Perancis dengan
pangkat letnan tahun 1785,

Saya : Saya sempat bertanya pada beberapa teman saya, mereka berkata Bonaparte itu
orang Perancis,

Pak Jana : Nah, orang banyak mengira seperti itu, nyatanya tidak. Bonaparte sukses di
Toulon, kemudian ia diangkat menjadi brigjen dan menjadi komando tentara
Perancis di Itali. Di sana juga ia sukses. Itu sekitar tahun 1796-1797. Kemudian ia
memimpin penyerbuan Mesir pada 1798. Di sana, pasukannya kalah telak oleh
angkatan laut Inggris yang dipimpin Lord Nelson. Ia lalu kembali ke Perancis satu
tahun kemudian. Coba kamu tebak apa yang terjadi saat ia kembali ke Perancis!

Saya : Menurut saya, terdapat dua kemungkinan, ia diterima atau tidak. Tetapi melihat
dari betapa terkenalnya Bonaparte, ia diterima. Mungkin rakyat Perancis lebih
menganggap pertempuran-pertempuran sebelumnya yang berhasil dibandingkan
dengan yang gagal di Mesir itu,

Pak Jana : Benar sekali. Merasa dirinya tetap diterima, ia kemudian ikut dalam perebutan
kekuasaan bersama Albe Sieyes. Terbentuklah Consulate, Bonaparte menjadi
konsul pertama. Ia lalu merubah administrasi pemerintahan dan sistem hukum
Perancis secara besar-besaran. Revolusi Perancis diciptakan dalam bentuk Kode
Napoleon yang mendunia,

Saya : Kode tersebut mendunia, tetapi apakah masih digunakan sampai sekarang?

Pak Jana : Kode Napoleon masih banyak digunakan sebagai acuan hukum di Perancis.
Nah kemudian pada 1804, ia memproklamirkan dirinya snediri sebagai Kaisar
Perancis. Ia juga mengangkat tiga saudaranya ke tahta kerajaan Eropa,

Saya : Bolehkah itu sebenarnya, Pak Jana? Memproklamirkan diri sendiri sebagai
Kaisar dan mengangkat saudara ke tahta kerajaan?

Pak Jana : Tentu saja boleh dengan persetujuan rakyat. Sebenarnya banyak yang tidak
suka akan hal itu. Tetapi toh yang tidak suka juga tidak dapat berbuat apa-apa,

Saya : Kekuasaan memegang kendali,

Pak Jana : Ya, benar. Bonaparte pada 1804 menandatangani perjanjian damai dengan
Inggris di Amiens. Sayangnya, perjanjian itu berakhir. Pasukan Bonaparte lumpuh
lagi di laut oleh Inggris di Trafalgar tahun 1805. Kemudian ia membawa Perancis
ke petempuran tak berujung di Semenanjung Siberia tahun 1808. Pada 1807 ia
membuat perjanjian damai Tilsit dengan Czar dari Rusia,
Saya : Sebelumnya Bonaparte juga pernah menandatangani perjanjian damai, lalu
batal. Apakah kali ini begitu juga, Pak?

Pak Jana : Nah pada 1812, Perancis dengan dipimpin Bonaparte menginjak bumi Rusia.
Pihak Rusia membakar habis Moskow. Pasukan Bonaparte menunggu selama
lima minggu di Moskow, lalu memutuskan untuk mundur. Rusia dengan cerdik
memanfaatkan iklim alamnya yang dingin dan kejam. Akibatnya, tidak sampai
sepuluh persen yang dapat pulang ke Perancis.

Saya : Perancis kalah dengan alam Rusia,

Pak Jana : Tepat. Melihat kondisi Perancis yang lemah, negara-negara Eropa lain
menyerbu Perancis melali pertempura Leipzig pada Oktober 1813. Pasukan
Bonaparte sudah seperti linglung,

Saya : Lalu apa imbasnya kepada Bonaparte sendiri, Pak?

Pak Jana : Ia diasingkan ke sebuah pulau kecil di lepas pantai Itali, Pulau Elba. Tetapi ia
melarikan diri pada 1815 dan kembali berkuasa di Perancis. Betapa hebatnya
Bonaparte itu. Sayangnya, ia kembali diserang oleh negara-negara Eropa.
Pasukannya kalah di Waterloo. Bonaparte lalu dipenjara oleh Inggris di sebuah
pulau kecil di selatan Samudera Atlantik, St. Helena. Bonaparte meninggal pada
1821 akibat kanker.

Saya : Seringkali kematian orang-orang besar menimbulkan kontroversi,

Pak Jana : Begitu pula dengan Bonaparte. Menurut hasil otopsi dokter Francesco
Antommarchi, ia meninggal karena gangguan pencernaan. Lambungnya rusak.
Banyak yang berkata ia diracun. Semasa hidupnya, Bonaparte selalu meracuni
pasukannya yang terluka hingga meninggal,

Saya : Menurut saya, Bonaparte tidak jauh berbeda dengan Hitler kejamnya.

Pak Jana : Entah ia seharusnya disebut pahlawan atau apa. Tetapi banyak hasil
perbuatannya yang baik hingga sekarang. Bahkan bagi Amerika Serikat juga. Ia
yang menjual Lousiana ke AS karena merasa wilayah itu dulu sukar
dipertahankan,

Saya : Bagi Perancis ia adalah pahlawan,

Pak Jana : Tentu saja,

Saya : Baik, Pak Jana. Saya berterima kasih banyak! Tanpa Bapak tugas saya ini
mungkin akan terlantar,

Pak Jana : Kamu dapat dengan mudah menghubungi saya lagi jika ada yang perlu saya
bantu,

Saya : Sekali lagi terima kasih banyak Pak Jana atas waktunya,

Pak Jana : Sama-sama. Saya pamit sekarang ya. Selamat sore, sampai jumpa,

Saya : Sore, Pak. Sampai jumpa,

Anda mungkin juga menyukai