Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
rumah sakit para pasien secara langsung merasakan pelayan atau jasa yang
diberikan oleh organisasi melalui para karyawannya. Hal-hal yang dilihat
dan dirasakan oleh konsumen atau pasien menggambarkan kualitas
pelayanan mereka dan juga kualitas organisasi rumah sakit tersebut
(Sabarguna, 2011).
2
mereka bekerja adalah tempat yang cocok untuk mereka dapat
mengembangkan diri dan berkarir didalamnya, maka perawatpun akan
semakin berkomitmen terhadap organisasi tempat bekerja. Karena mereka
akan jauh berfikir kedepan tentang masa depan mereka dengan pekerjaan
yang di jalani saat ini (Wirawan, 2007).
3
pemerintah daerah karena merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten Pandeglang, meskipun pada bulan Oktober sudah
ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tetapi
pelaksanaannya dimulai januari 2017, tidak mudah untuk menjalani
perubahan pengelolaan keuangan pada masa transisi karena akan
berdampak pada organisasi terkait dengan penyediaan barang dan jasa,
honorarium pegawai, pemberian jasa medis, dan pemenuhan kebutuhan
pelayanan pasien.
4
karena penyakit hati (hepatitis) melaporkan bahwa diberi resep obat yang
salah satunya adalah obat tetes mata yang tidak ada hubungannya dengan
penyakit pasien, pasien baru mengetahui hal tersebut saat petugas apotik
mengatakan bahwa obat tetes mata kosong dan harus membeli di luar
rumah sakit sehingga pasien kembali menemui perawat dan menanyakan
obat yang tidak ada hubungannya dengan penyakitnya dan jawaban dari
perawat adalah: itu obat buat saya, saya nitip pasien sangat terkejut
dengan kejadian seperti ini.
5
saling terkait. Dalam penelitian ini terdapat fenomena bahwa prilaku
Caring Perawat sebagai hasil utama dari produk pelayanan keperawatan di
Rumah Sakit Berkah Daerah Pandeglang yang bisa menjadi daya tarik
bagi pasien untuk dapat menentukan pilihannya memanfaatkan jasa
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap 10
pasien rawat inap dengan melakukan wawancara bahwa sebanyak delapan
pasien menyatakan perawat hanya menengok pasien saat akan menyuntik
dan saat dipanggil keluarga pasien, sedangkan dua pasien menyatakan
perawat sering menengok pasien.
6
besarannya antara dukungan organisasi dan lingkungan kerja terhadap
tahun 2016.
tahun 2016.
Manfaat penelitian:
7
Hasil dari penelitian ini memberikan konfirmasi dan penegasan
pelayanan.
oleh teori juga dapat bekerja efektif dan dapat dipakai serta
yang sama akan memberikan hasil yang sama pula dalam penyelenggaraan
Pandeglang.
Pandeglang.
8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori human Caring merupakan sebuah teori yang diperkenalkan oleh Jean
Watson. Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan
teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan
watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean
Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat,
kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri (Alligood.2014).
11
pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya
dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa menghargai
klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga
mengemukakan bahwa setiap respon individu terhadap suatu masalah
kesehatan adalah unik, artinya dalam praktek keperawatan, seorang perawat
harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap
penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan
terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan
interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien,
dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada
klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan. Dalam prakteknya perawat ditantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
12
4. Respons asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang
sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi
padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan memberi keleluasaan bagi
seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu
yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada
curing (mengobati).
7. Praktik merupakan pusat caring keperawatan.
Watson (1985) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya
caring adalah moral ideal dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila
dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat
kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai
esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara
perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
13
kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus
mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap
penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan
terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan
interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien,
dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada
klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
14
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya
dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera
merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk
mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.
1. Keperawatan
3) Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Perawat harus selalu
memberikan perhatian terhadap semua tindakan keperawatan dan
15
pribadi diri orang lain termasuk pasiennya melebihi ego dirinya
sendiri.
16
10) Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual
penyembuhan. Perawat selalu menelaah dan menghargai kondisi
spiritual pasien dan dimensi eksistensi dari kehidupan dan kematian
seorang manusia, dirinya sendiri dan juga pasien.
2. Individu
17
dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya
(Watson, 2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu:
18
martabat, dan kedamaian (Create a healing environment for the
physical and spiritual self which respects human dignity).
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring
yang penuh, memberikan human care essentials, yang memunculkan
penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri
dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan
secara spiritual (Assist with basic physical ,emotional, and spiritual
human needs).
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial
dari kehidupan dan kematian seseorang, soul care bagi diri sendiri
dan orang yang dirawat (Open to mystery and allow miracles to enter).
2009 pasal 1 ayat 1 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
19
Tugas dan fungsi Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik
fungsi :
medis.
kesehatan.
kesehatan.
perundangundangan;
20
d. memberikan perlindungan kepada Rumah Sakit agar dapat memberikan
kerja adalah keadaan fisik dan non fisik (psikologis) di tempat kerja
segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi
21
organisasi yang tidak akan lepas dari pada lingkungan dimana organisasi itu
yang berada didalam maupun diluar organisasi tersebut dan secara potensial
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud dan
yang baik dan optimal. Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai
kondisi tempat kerja, gizi kerja, dan lain-lain. Kondisi lingkungan kerja
misalnya panas, bising, debu, zat-zat kimia, konflik dengan teman sekantor,
22
2.2.2 Indikator Lingkungan Kerja
23
sementara pada saat tidur maksimum 50 lux dan toilet
b. Temperatur/suhu ruangan
24
bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan
25
diupayakan system silang dan dijaga sirkulasi udara tidak
50 cm dari plafon.
kerja.
26
satuan decibel (dB), yang menunjukan jumlah gelombang
dalam frekuensinya.
mencakup segala material dan rangsangan didalam dan diluar diri pribadi
baik yang bersifat psikologi sosial dan budaya. Lingkungan sangat berperan
dan system social seperti inetraksi social, dan suasana kerja. Semua aspek
27
Lingkungan kerja yang positif adalah suatu pengaturan praktik yang
hasil pelayanan terhadap pasien dan kinerja organisasi (RNAO, 2006 dalam
tetap mengarah pada kerja tim yang lebih baik, peningkatan kontinuitas
perawatan dan perbaikan pelayan kepada pasien. Para pimpinan telah mulai
organisasi.
berikut :
d. Program pengakuan.
a. Tuntutan yang sesuai dengan sumber daya manusia (tidak adanya tekanan
dalam pekerjaan).
28
c. Dukungan social yang baik terutama dalam rekan kerja dan manajer seta
ijin belajar).
kepeminpinan).
penghargaan).
indikatornya adalah:
klien,
29
4) Adanya keterlibatan perawat dalam penentuan alokasi sumber-sumber dan
5) Adanya jaminan perawat tidak sering lembur (overtime), dan lembur bukan
merupakan kewajiban.
b. Kepeminpinan Keperawatan
Adanya pimpinan keperawatan yang kompeten dan disiapkan secara baik pada
c. Kontrol praktik
30
1) Pengambilan keputusan partisipasif pada semua level kebijakan,
pelayanan keperawatan.
d. Pengembangan Profesional
adalah:
dalam pelayanan
31
2.2.3 Metode Penilaian Lingkungan Kerja
informasi yang relatif sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang
kondisi kerja fisik dan kondisi kerja psikologis, dimana kedua komponen
32
model pengamatan lingkungan (scanning the environmental) membagi
dan sosial.
giat, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih baik.
kerja, meliputi saran dan prasarana, dimana sarana adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan,
Kebisingan ditempat kerja. 6). Getaran mekanis ditempat kerja. 7). Bau
tidak sedap ditempat kerja. 8). Tata warna ditempat kerja. 9). Dekorasi
ditempat kerja. 10). Music ditempat kerja. 11). Keamanan ditempat kerja.
33
2.2.5 Sintesis Lingkungan Kerja Perawat
adalah keadaan fisik dan non fisik di tempat kerja seseorang yang dapat
adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
dalam satu ikatan hirarki, dimana selalu terdapat hubungan antara seorang
34
menuju kearah tujuan bersama dibawah kewenangan dan kepeminpinanya
dan berkelompok. Jadi kumpulan manusia itu tetap perlu diatur dan
secara sadar atau suatu kekuatan dari dua manusia atau lebih, dengan
35
bersama anggota lainnya. Dalam hal ini Bernard menekankan peranan
harus diberi informasi atau dimotivasi, dan sebagian lainnya yang harus
membuat keputusan.
antara lain :
tujuan tertentu.
dan yang dapat diarahkan untuk mencapai tujuan. Pusat kekuasaan ini
kerjanya tidak memuaskan dapat dipindah dan diganti oleh orang lain.
36
sejauhmmana organisasi menilai kontribusi mereka dan peduli terhadap
kesejahteraan mereka. Hal ini didasarkan pada teori pertukaran social dan
Eisenburg.
yang adil, system penghargaan dan hukuman yang tepat, latihan yang
37
cukup, pembagian tugas dan tanggungjawab yang memadai (Sedarmayanti,
2011).
suatu manajemen kinerja yang baik tanpa ada dukungan yang kuat dari
dalam kontek manajemen modern suatu kinerja yang sinergis tidak akan
bisa berlangsung secara maksimal jika pihak pemegang saham atau para
sumberdaya yang harus diatur dengan proses manajemen secara baik. Marry
38
meminpin, dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan dari
daya lain dari teknologi yang tersedia. Wren dalam buku Modern Healt
39
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks karena
yaitu:
a. Pemerintah
penerapannya akat sangat hati-hati dan menjaga ketat nama baik itu.
c. Profesional
40
e. Masyarakat
f. Dunia Bisnis
Dunia bisnis alat kesehatan, obat, alat kantor dan lain-lain secara pasti
Dari tujuh kutub itulah organisasi rumah sakit yang ada selama ini, lebih
agar dapat berjalan. Perhatian yang kurang pada efisiensi dan produktivitas,
sulit dicapai secara wajar, maka organisasi rumah sakit sekarang harus
sumber kekuasaan itu harus dimanfaatkan agar organisasi rumah sakit dapat
tidak akan cukup, penanganannya tak dapat lagi atas dasar kira-kira dan
41
selera hal ini sebabkan: sumber daya yang makin sulit dan mahal, era
memerlukan orang yang terlatih pula secara benar dan tepat. Dalam rangka
demikian segala hal yang diperlukan akan tersedia dalam bentuk tepat
merencakan kegiatan yang akan datang, mengatur agar setiap kegiatan dan
Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah hal-hal yang
merupakan modal bagi pelayanan manajemen, dengan modal itu akan lebih
42
Unsur-unsur manajemen perlu dilakukan dengan upaya yang konsisten
perlu tiga unsur lain yang penting yaitu: pelayanan, profesional, reputasi
dokter, perawat, dll serta mutu. Jadi unsur manajemen rumah sakit adalah:
6 M + I + S + P + Q
Jadi tugas manajer rumah sakit akan lebih berat karena harus mengelola 10
M dan POACE, yaitu 5 x 5 = 25 kegiatan, jadi dua kali lipat lebih berat.
43
INPUT PROSES OUTPUT
Tenaga Manajemen Resolusi
keperawatan asuhan masalah
Bahan-bahan keperawatan oleh keperawatan
Peralatan tenaga pasien
Bangunan fisik keperawatan
Pasien
Pengetahuan dan
keterampilan
Gambar 2.7 System manajemen keperawatan (Swanburg, 2006).
44
ketrampilan yang spesifik dan dapat di identifikasi untuk digunakan
(Fahmi I, 2011).
45
terhadap kesejahteraan dan kesehatan pegawai merupakan tiga
46
pegawai. Pegawai yang melihat bahwa organisasi berusaha
Brady, 2002).
rumah sakit adalah suatu upaya dari manajemen rumah sakit untuk
47
BAB III
suatu pengertian. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui variabel.
Variabel adalah symbol atau lambang yang menunjukkan nilai dari konsep, dan
48
Skema 3.1 Kerangka Konsep penelitian
Create a
healling
Lingkungan environtmen
Kerja for the physical
spritual self
respect human
dignity
Keamanan Kebersihan Suhu Ruangan Developing
Helping Trust-
Relationshift
Use creative
scientific-problem
solving
49
Skema 3.2. Kerangka Analisis Penelitian Model SEM Dengan Notasi PLS
1 2 3
X1 X2 X3
2
X2 X3
X1
Y4
4
1 Y4
2 Y5 5
Y5
2 Y6 Y6 6
Y7
Y7 7
1 Y8 8
1
Y8
1
Y1
Y2 Y3
Y1 Y2 Y3
1 2 3
1 = 1 1 + 1 . (1)
2 = 2 1 + 1+2. (1)
Keterangan :
50
(Ksi) = Variabel Eksogen / independent
indikator-indikatornya
endogen
eksogen
X2 =Sistem Penghargaan
Y1 =Keamanan
Y2 =Kebersihan
Y3 =Suhu ruangan
Y4 =Humanistic Altruistic
Y6= Create a healling environtmen for the physical spritual self respect human
51
3.2 Definisi Konseptual Dan Definisi Operasional
Prilaku caring lebih dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar
spiritual, moral ideal dari keperawatan. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti
juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-pasien, dimana perawat membantu
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan pasien, terdiri dari 10 carative
faktor (Watson, 1988 dalam Alligood 2006).
Dukungan Organisasi adalah: Peranan organisasi yang sangat besar dalam menciptakan
iklim kerja yang baik, menjalankan kepemimpinan yang baik, mengadakan hubungan
terbuka baik formal maupun informal, menyelenggarakan system pengajian yang adil,
system penghargaan dan hukuman yang tepat, latihan yang cukup, pembagian tugas
dan tanggungjawab yang memadai (Sedarmayanti, 2011).
Dukungan Lingkungan adalah: keadaan fisik dan non fisik (psikologis) di tempat kerja
seseorang di dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Hafizurrachman.
2009)
52
3.2.2 Definisi Operasional dan Pengukuran
1
pengembangan
pengetahuan serta
fasilitas, bahan dan
obat-obatan . Indikator
dukungan organisasi
adalah pelatihan, sistem
penghargaan dan
peralatan dan teknologi
3.3 Hipotesis
Ada pengaruh baik langsung maupun tidak langsung antara dukungan organisasi, dan
2
BAB IV
METODA PENELITIAN
4.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dan Perawat yang bertugas
3
mengenai prilaku Caring perawat rawat inap, ruang gawat darurat dan rawat
4.4.2 Sampel
dengan rekomendasi Bentler dan Chou (1987) dalam Latan (2012) yang
Untuk menggali informasi prilaku Caring perawat di ruang rawat inap yang
terhadap pasien rawat inap dengan kriteria pasien telah dirawat paling sedikit
dua hari, yang akan memberikan penilaian mengenai persepsi prilaku Caring
perawat di instalasi rawat inap dan ruang gawat darurat dengan jumlah total
lingkungan kerja diambil secara random sampling dari persepsi perawat yang
bertugas di 12 ruang rawat inap dan ruang gawat darurat serta rawat jalan
random sampling dengan jumlah total 120 perawat yang bertugas di ruang
rawat inap, ruang gawat darurat dan rawat jalan dengan masing-masing 9
4
4.5 Pengukuran dan Cara Pengamatan Variabel
dengan indikator:
1) Keamanan (y1)
2) Kebersihan (y2)
human (y6)
skala 1-5.
5
4.6 Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu data yang dikumpulkan
kuesioner oleh pasien rawat inap yang telah disiapkan sesuai dengan kriteria
pada pasien yang telah selesai menerima pelayanan dan mau pulang di ruang
Untuk pengumpulan data lingkungan kerja diperoleh dari data kuesioner yang
diisi oleh perawat pelaksana dan kepala ruangan yang telah disepakati bersama
kuesioner yang diisi oleh perawat pelaksana dan kepala ruangan yang telah
maka dilakukan uji coba terpakai instrument sebanyak 120 kuesioner terhadap
calon respoden terpilih dengan tujuan menjamin validitas dan realibilitas dari
Statistics 20.
6
4.7 Teknik dan Analisis Data
standar deviasi.
7
Analisis pengaruh lingkungan kerja dan dukungan organisasi terhadap
skala nominal sampai ratio dapat digunakan dalam model yang sama).
4.7.3.1 Inner Model (Inner relation, tructural model dan subtantive theory)
2 = 1 1 + b11+ 1
8
Keterangan Notasi :
1= Lingkungan Kerja
1= Dukungan Organisasi
dan Composite Realibility atau blok indikator. Outer model sering disebut
berikut:
9
Merancang Model Struktural (inner model)
Pengujian Hipotesis
10
Tabel 4.1 Kriteria pengujian model pengukuran/outer model
dan pengujian struktural model/inner model
Pengujian Model
Pengukuran
1 Uji Validitas
Faktor
a. Konvergen > 0,6
loading ()
1). Akar
AVE dan Akar AVE >
b. Diskriminan korelasi korelasi
variabel variabel laten
laten
Cross
loading
indikator
2) Cross loading variabel
bersangkutan
> Cross
loading
variabel laten
lainnya
2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas Cronbachs
0,7
Konstruk Alpha
Composite
0,7
Reliability
Pengujian Model
Struktural
Uji Ketepatan
1
Model
Tingkat variasi
variabel
independent
Q-square 0<Q2<1
terhadap
variabel
dependent
11
2 Uji Hipotesis
Nilai
statistik-
t>1,96
(hipotesis
two tailed)
Signifikansi
Statistik-t dengan
koefisien
dan t-table confidence
path/innermodel
coefficient
95% atau
level of
significance
() 5%
Sumber : Diolah dari berbagai literatur dalam Latan (2012).
Data yang disajikan pada awal hasil analisa adalah berupa gambaran atau
berupa tabel dari deskripsi yang utama. Hal ini dilakukan untuk
12
c. Pengujian dari hipotesis penelitian yang berdasarkan dari keluaran hasil
pengolahan data.
13