BAB 1
PENDAHULUAN
geng motor dan perilaku begal di kota Makassar. Banyak kejadian yang telah
memakan korban sehingga menjadi teror bagi warga. Dalam berita yang
dirilis oleh website sindonews pada senin 8 Juni 2015 dengan judul Kasus
yang terjadi dalam bulan April 2015, meningkat menjadi 44 kasus pada bulan
2015 kota ini diwarnai dengan maraknya aksi kekerasan yang dilakukan
kelompok begal dan sangat meresahkan warga. Warga tidak lagi merasa
aman untuk berada di luar rumah terutama di malam hari. Contoh nyata yang
sering kita alami misalnya orang tua yang memiliki anak yang duduk di
bangku sekolah menengah maupun bangku kuliah. Rasa cemas sering dialami
oleh para orang tua manakala mereka mendapati anak-anak mereka belum
pulang ke rumah terutama jika lewat tengah malam. Contoh tersebut hanyalah
salah satu realitas yang dapat menjadi sumber stressor psikososial yang
berat seperti Psikosis, Bipolar, dan Demensia berkisar antara 3-5%. Sebagian
kesehatan primer, baik untuk alasan keluhan somatis ataupun karena gejala-
perempuan, kejadian bunuh diri lebih sering pada laki-laki, terutama lelaki
usia muda dan usia tua. Rata-rata usia sekitar 40 tahunan. Hampir 50% awitan
di antara usia 20-50 tahun. Penyebab depresi, secara pasti, belum diketahui.
peristiwa hidup hanya memegang peran terbatas dalam awitan dan waktu
dari pekerjaan sebanyak tiga kali lebih cenderung memberikan laporan gejala
episode depresi berat daripada orang yang bekerja. (Kaplan & Sadock, 2014)
Makassar.
berdasarkan Umur
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
state of well-being in which every individual realizes his or her own potential,
can hope with the normal stresses of life, can work productively, and is able
Berdasarkan definisi di atas jelaslah bahwa sehat jiwa itu bukan hanya
sekedar bebas dari gangguan jiwa akan tetapi, seseorang yang sehat jiwanya
Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang: merasa sehat dan bahagia,
sebagaimana adanya (yaitu dapat berempati dan tidak secara apriori bersikap
negatif terhadap orang atau kelompok lain yang berbeda), dan mempunyai
utama dari pelbagai upaaya dalam kehidupan manusia sesuai dengan tujuan
dasar humaniora.
berinteraksi satu sama lain. Seperti dapat kita lihat pada bagan di bawah ini.
Bagan 2.1
Faktor penyebab gangguan jiwa
Biologis
Pengalaman Psiko
traumatis edukasi
Gangguan
Jiwa
Stressor Keyakinan
psiko agama
sosial kurang
Koping
tidak
konstruktif
mental.
pemusatan perhatian.
fungsi automatik.
secara umum ada dua strategi koping yang biasanya digunakan oleh
diri dengan dampak yang akan timbul akibat suatu kondisi atau
konflik tak sadar. Penderita dengan nerosa pada umumnya menyadari bahwa
bahwa individu itu sedang terganggu karena keadaan tegang dan cemas.
Jadi reaksi yang abnormal ini terjadi sebagai salah satu cara untuk
menghilangkan kecemasan yang timbul karena suatu konflik yang tidak dapat
2.4. Remaja
21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia
usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau
masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun)
dan masa remaja akhir (16 atau17 tahun hingga 18 tahun). Masa
remaja awal dan akhir dibedakan karena pada masa remaja akhir
1. Perkembangan Fisik
kemampuan kognitif.
2. Perkembangan Kognitif
ide ini.
BAB 3
sebagai berikut :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Stressor psikososial
Ketahanan Faktor lain
Perempuan Dewasa
Tidak ke dokter Dokter
Layanan Primer
Poli Psikiatri
15
Makassar.
Sudirohusodo Makassar.
a. Jenis Penyakit
b. Jenis Kelamin
c. Usia
16
Bagan 3.2
Variabel Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Jenis Penyakit
Pasien yang
berobat di poli
Jenis Kelamin psikiatri RSUP.
dr. Wahidin
Sudirohusodo
Usia Makassar
tertinggi.
c. Hasil ukur :
1) Pria
2) Wanita
17
3.3.3 Usia
c. Hasil ukur :
2) Remaja : 12 - 17 tahun
3) Dewasa : 18 60 tahun
BAB 4
METODE PENELITIAN
Sudirohusodo Makassar.
4.3.3. Sampel
medik.
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan
Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah :
penelitian.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
rekam medis pasien yang berkunjung ke poli psikiatri periode Januari Juni
2015 dengan metode total sampling. Pada penelitian ini, subjek penelitian
berjumlah 267 pasien. Setelah format pengumpulan data diisi dan diolah,
maka didapat data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang
kelompok diagnosis
Tabel 5.1
Frekuensi
ICD-10 Kelompok Diagnosis
N %
Gangguan mental organik 13 4.87
F00 F09
Gangguan mental dan perilaku
5 1.87
F10 F19 akibat zat psikoaktif
Skizophrenia, gangguan
105 39.33
F20 F29 skizotipal, dan gangguan waham
Gangguan suasana perasaan 48 17.98
F30 F39
Gangguan neurotik, gangguan
somatoform, dan gangguan 78 29.21
F40 F48
terkait stress.
Sindrom perilaku 0 0.00
F50 F59
Perubahan kepribadian 0 0.00
F62 F68
Gangguan perkembangan
4 1.50
F80 F89 psikologis
Gangguan perilaku dan
7 2.62
F90 F98 emosional onset kanak remaja
Gangguan jiwa YTT 7 2.62
F99
267 100.00
Jumlah (N)
Sumber : Rekam Medik RSUP. Dr. Wahidin Sudrohusodo, 2015
orang (17.98%).
Diagram 5.1
Distribusi Pasien berdasarkan
diagnosis PPDGJ III/ICD-10
Distribusi Pasien berdasarkan diagnosis ICD-10
120 105
100
78
80
60 48
40
20 13
5 4 7 7
0 0
0
24
kelamin.
2015.
Tabel 5.2
Frekuensi
Jenis Kelamin
N %
145 54.31
Laki-laki
122 45.69
Perempuan
267 100.00
Jumlah (N)
Sumber : Rekam Medik RSUP. Dr. Wahidin Sudrohusodo, 2015
Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa dari total 267 pasien yang
orang (45.69%).
dan perempuan tersebut dapat dilihat pada diagram 5.2 berikut ini.
25
Diagram 5.2
Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin
Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin
150 145
145
140
135
130
125 122
120
115
110
Pria Wanita
jenis kelamin tersebut, dari hasil penelitian juga didapat data jenis
Tabel 5.3
Jenis Kelamin
ICD-10 Kelompok Diagnosis Jumlah
Pria Wanita
Gangguan mental organik 11 2 13
F00 F09
Gangguan mental dan
4 1 5
F10 F19 perilaku akibat zat psikoaktif
Skizophrenia, gangguan
skizotipal, dan gangguan 59 46 105
F20 F29
waham
Gangguan suasana perasaan 18 30 48
F30 F39
Gangguan neurotik, gangguan
somatoform, dan gangguan 38 40 78
F40 F48
terkait stress.
Sindrom perilaku 0 0 0
F50 F59
26
Perubahan kepribadian 0 0 0
F62 F68
Gangguan perkembangan
4 0 4
F80 F89 psikologis
Gangguan perilaku dan
7 0 7
F90 F98 emosional onset kanak remaja
Gangguan jiwa YTT 4 3 7
F99
145 122 267
Total
Diagram 5.3
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin berdasarkan
kelompok diagnosis
Pria Wanita
70
59
60
50 46
40
40 38
30
30
20 18
11
10 7
4 4 4 3
2 1 0 0
0
F00-F09 F10-F19 F20-F29 F30-F39 F40-F48 F80-F89 F90-F98 F99
27
Tabel 5.4
Frekuensi
Usia
N %
16 5.99
Anak-anak : < 12 tahun
17 6.37
Remaja : 12 17 tahun
195 73.03
Dewasa : 18 60 tahun
39 14.61
Lansia : > 60 tahun
267 100.00
Jumlah (N)
Sumber : Rekam Medik RSUP. Dr. Wahidin Sudrohusodo. 2015
Diagram 5.4
Distribusi pasien berdasarkan kategori usia
Distribusi pasien berdasarkan kategori usia
250
195
200
150
100
50 39
16 17
0
Anak-anak (<12 Remaja (12 sd 17 Dewasa (18 sd 60 Lanjut Usia (>60
tahun) tahun) tahun) tahun)
BAB 6
PEMBAHASAN
sampai Juni 2015, maka berikut ini akan dibahas variabel-variabel yang diteliti.
dari 267 pasien yang datang berkunjung ke Poli Psikiatri selama periode
bulan Januari sampai Juni 2015, kelompok diagnosis yang paling banyak
lazim ditemui di masyarakat, yaitu Depresi dan Anxietas cukup tinggi (10-
dan Demensia berkisar antara 3-5%. Sebagian besar dari mereka datang
FK UI, 2013).
bahwa depresi dan anxietas merupakan gangguan mental yang paling lazim
dilakukan ini didapat data bahwa pasien yang datang berobat ke layanan
30
kesehatan primer dalam hal ini Poli Psikiatri lebih banyak menderita
jenis kelamin
dari keseluruhan 267 pasien yang datang berobat di Poli Psikiatri RSUP. Dr.
ada 145 pasien berjenis kelamin laki-laki dan 122 pasien berjenis kelamin
Namun, dari hasil penelitian juga didapat bahwa ada variasi yang
dapat kita amati yakni jumlah terbanyak pasien berdasarkan jenis kelamin
perasaan (mood) atau afek biasanya ke arah depresi (dengan atau tanpa
2013). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa jumlah pasien perempuan
kelompok ini, gangguan anxietas paling sering dijumpai terutama pada klinik
19.2 persen). (Kaplan & Sadock, 2014) Kondisi ini terjadi sebagai akibat
menyeluruh 3-8% dan rasio antara perempuan dan laki-laki sekitar 2:1
senada dengan data dari penelitian ini yang memperlihatkan bahwa pasien
laki yang berobat di Poli Psikiatri RSUP. dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
kelompok usia
dari 267 pasien yang datang berobat ke Poli Psikiatri RSUP. Dr. Wahidin
tahun). Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yakni kelompok usia
BAB 7
7.1. Kesimpulan
lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yakni 145 orang dari total
(73.03%).
7.2. Saran
berikut:
faktor yang mungkin menjadi penyebab hal ini terjadi yakni proses
input data ke dalam sistem informasi rumah sakit (SIRS) yang belum
dilakukan. Sesuai dengan salah satu fungsi rumah sakit yang bekerja
oleh WHO.
36
DAFTAR PUSTAKA
2. Buku Ajar Psikiatri, edisi kedua. 2013. Jakarta : Badan Penerbit FK UI.
3. Frisch N., & Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed.
4. Hardy, A., Fowler, D., Freeman, D., Smith, B., Steel, S., Evans, J., Garety, ...
5. Kaplan & Sadock (2014). Buku Ajar Psikiatri Klinis, Ed 2.Jakarta: Penerbit
University
8. Pebrianti, S., Wijayanti, R., dan Munjiati (2009). Hubungan tipe pola asuh
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/12-Mengenal-gejala-
dan-penyebab-gangguan.pdf
http://www.who.int/features/factfiles/mental_health/en/
37
11. Whitfield, C., Dubeb, S., Felitti, V. & Anda, R. (2005). Adverse childhood