Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo artinya dibawah dan tesis artinya
kebenaran. Dengam demikian, hipotesis berarti di bawah kebenaran atau
kebenaran yang masih rendah sehingga diperlukan pengujian untuk
membuktikan kebenarannya. Dalam metodologi penelitian hipotesis
didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara dari ruusan masalah yang
diajukan dan harus dijui kbenarannya melalui pengumpulan dan pengolahan
data (analisis data). Menurut Surakhmad (1980:69), menguji hipotesis berarti
meneliti apakah hipotesis itu tepat atau tidak dapat diterima sebagai jawaban
yang tepat, bukan membuktikan bahwa hipotesis itu benar. Sifat yang penting
diketahui mengenai hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap masalah
yang diselidiki dan setiap hipotesis harus dapat diuji kebenarannya untuk
menarik kesimpulan.
Margono (2004: 67) mengungkapkan bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling
mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik, hipotesis
adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya
melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis
merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik
sampel. Di dalam hipotesis itu terkandung suatu ramalan. Ketepatan ramalan
itu tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketepatan landasan
teoritis dan generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan
ketika melakukan telaah pustaka.
Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis tidak lain dari jawaban
sementara terhadap permasalahn penelitian, yang kebenarannya harus diuji
secara empiris. Menurutnya, hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari
atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara
sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena
dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis
1
adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang
kompleks.
Trelease (Nazir, 2005: 151) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu
keterangan sementara sebagai suatu fakta yang dapat diamati. Sedangkan
Good dan Scates (Nazir, 2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis adalah
sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara
yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi
yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah
penelitian selanjutnya. Kerlinger (Nazir, 2005: 151) menyatakan bahwa
hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua
atau lebih variabel.
Hipotesa sangat berguna dalam penelitian. Tanpa hipotesa, tidak aka
nada progress dalam wawasan atau pengertian ilmiah dalam mengumpulkan
fakta empiris. Tanpa ide yang membimbing, maka sulit dicari fakta-fakta yang
ingin dikumpulkan dan sukar untuk menentukan mana yang relevan dan mana
yang tidak.
Secara garis besar, kegunaan hipotesa adalah:
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian
b. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang
kadangkala hilang begitu saja dari pehatian peneliti
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyeuaian dengan fakta dan antar
fakta
2
Hipotesis sebaiknya dibuat sebelum peneliti terjun ke lapangan
mengumpulkan data yang diperlukan, karena dua alasan yaitu:
1. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu
pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan
2. Hipotesis dapat member arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan
poses interpretasinya
3
berubah menjadi kesimpulan dan dapat pula merupakan teori yang telah
dilakukan pengujiannya
3. Hipotesis dapat diuji kebenarannya atau peneliti dapat mengumpulkan data
untuk menguji kebenarannya
4. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
5. Perlu diuji apakah ada data yang menunjukkan hubungan antara variabel
penyebab dan variabel terikat
6. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang
ditimbulkan oleh penyebab, bukan oleh penyebab lain
4
Contoh: hubungan antara kemajuan Ssains dengan teknologi yang mana
kemajuan teknologimendukung kemajuan sains dan sebaliknya kemajuan
sains juga mendukung kemajuan teknologi. Ada hubungan sebab akibat.
c. Hubungan sebab akibat tetapi tidak timbal balik
Contoh: hubungan antara dosis pupuk dengan pertumbuhan dan produksi
tanaman yang mana dosis pupuk mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
sedangkan pertumbuhan dan produksi tidak mempengaruhi dosis pupuk.
5
Keputusan Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Tidak Membuat Kekeliruan Macam II
Terima Hipotesis
Kekeliruan
Kekeliruan macam I Tidak membuat
Tolak Hipotesis
kekeliruan
6
Tidak selalu setiap penelitian mempunyai hipotesis. Kalau teori tidak ada
yang mendukung untuk mengajukan hipotesis, baik hipotesis kerja maupun
hipotesis nihil, buknlah berarti masalah tersebut tidak bisa diteliti, melainkan
hipotesis dapat diganti dengan pertanyaan penelitian. Tetapi, bukan berarti
kalau mengajukan pertanyaan penelitian tidak perlu lagi kajian teori atau
tinjauan kepustakaan. Walaupun kita mengajukan pertanyaan penelitian, teori
yang relevan dengan masalah penelitian (variabel) juga penting.
Adakalanya bentuk rumusan masalah sama dengan pertanyaan penelitian
dan adakalanya pertanyaan penelitian itu merupakan jabaran dari rumusan
masalah. Bila pertanyaan penelitian itu sama rumusannya dengan rumusan
masalah, ada kecenderungan untuk menggunakan salah satunya saja, rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian, dalam rangka efisiensi. Bila pertanyaan
penelitian merupakan jabaran dari rumusan masalah seperti halnya hipotesis
mayor dan minor, seolah-olah rumusan masalah merupakan pertanyaan mayor
dan pertanyaan peneliatian merupakan pertanyaan minor.
Contoh:
Rumusan masalah: Bagaimana profil kompetensi profesional guru SMA Negeri
di Sumatera Barat?
Pertanyaan penelitian:
1) Bagaimana profil kompetensi guru SMA Negeri mengajar siswanya di
Sumatera Barat?
2) Bagaimana profil kompetensi guru SMA Negeri mendidik siswanya di
Sumatera Barat?
3) Bagaimana profil kompetensi guru SMA Negeri melatih siswanya di
Sumatera Barat?
7
C. Macam-macam Hipotesis
8
nol, maka kita menerima hipotesis pasangan, yang disebut hipotesis
alternatif.
Hipotesis nol biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental. Akhir-
akhir ini hipotesis nul juga digunakan dalam penelitian sosial, seperti
penelitian di bidang sosiologi, pendidikan dan lain-lain.
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara....................dengan...............
Contoh :
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat
II dalam disiplin kuliah
b. Tidak ada pengaruh.......................terhadap .....................
Contoh :
Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan
mengikuti kuliah.
9
Peneliti merasakan adanya pengaruh tetapi belum berani menyatakan
dengan tegas pengaruh tersebut, dengan kata lain peneliti hanya berani
menyatakan ada pengaruh
Rumusan hipotesis kerja:
a. Jika ............................maka...................
Contoh :
Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik
b. Ada perbadaan antara ........................dan........................
Contoh:
Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara
berpakaian
c. Ada pengaruh................................terhadap...........................
Contoh :
Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar tidak
mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh
pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir
pengetesan hipotesis.
10
tentang hubungan jenis tanaman A dengan jenis tanah A dan jenis tanaman
B dengan jenis tanah B. Jika kita perinci hubungan ideal di atas, misalnya
mencari hubungan antara varietas-varietas tanaman A saja, maka kita
memformulasikan hipotesis analitis.
2. Hipotesis Statistika
Jenis hipotesis yang kedua adalah hipotesis statistika. Hipotesis ini
strukturnya merupakan rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi
11
interes dan hendak di uji oleh sipeneliti. Hipotesis statistika ini
dipergunakan jika peneliti melakukan uji analisis dengan hanya
menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. Sedangkan proses
teknik statistika yang menggambarkan pengambilan dari keseluruhan arah
sebagian populasi disebut sebagai proses infersi. Teknik statistika dalam
menganalisis sampel ini sering juga disebut sebagai statistika inferensial.
Jika hasil analisis dari sempel tersebut kemudian dipergunakan untuk
menyimpulkan hasil analisis keseluruhan populasi, maka proses tersebut
disebut sebagai proses generalisasi.
Generalisasi
Cuplikan Populasi
Inferensisal
Pertanyaan sering timbul dalam kasus ini. di antara pertanyaan tersebut ialah
bagaimana jika seorang peneliti langsung menggunakan populasi sebagai
dasar analisis? Apakah perlu ada hipotesis? Jawaban yang memungkinkan
adalah bahwa hipotesis penelitian tetap diperlukan untuk memberikan arah
kegiatan dilapangan sedangkan hipotesis statistika menjadi kurang perlu.
Dalam hal ini peneliti dapat langsung menganalisis data yang ada kemudian
akan langsung memperoleh hasilnya yang menggambarkan apa yang diteliti
saat itu.
Mengenai bagaimana keterkaitan antara hipotesis penelitian dan hipotesis
statistika dalam suatu proses penelitian? Jawaban yang perlu diperhatikan
oleh para peneliti adalah hendaknya selalu sinkron dan konsisten. Sebagai
contohnya jika dalam landasan teori, peneliti telah menyatakan bahwa ada
korelasi positif antara variabel satu dengan variabel lain. Hal ini perlu
diperhatikan agar para peneliti tidak menjadi bingung dan akhirnya
menimbulkan kerancuan dalam melakukan tes statistika dan dalam
menginterpretasikan hasil analisis.
12
Dilihat dari posisinya dalam proses penelitian, hipotesis statistika pada
umumnya ditempatkan dalam bab keempat atau bab yang berkaitan dengan
analisis data dengan menggunakan analisis statistika. Hipotesis ini biasanya
dinyatakan secara eksplisit dan jelas dengan menggunakan simbol statistika
yang sesuai.
Menurut Brilian (1982:31/ dalam sukardi 2003:43), macam-macam
hipotesis statistika adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Nihil
Hipotesis nihil tidak lain adalah merupakan hipotesis yang menyatakan
tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel yang
menjadi interes si peneliti. Hipotesis ini merupakan hipotesis dasar
penelitian kuantatif yang pada intinya adalah merupakan pernyataan
teoritis yang perlu diuji. Hipotesis ini juga dapat dikatakan sebagai
hipotesis deduktif karena diperoleh setelah peneliti mempelajari dari
bermacam-macam sumber yang kemudian disusun dalam bentuk
landasan teori. Karena diturunkan dari sumber pustaka maka
kebenarannya perlu diuji dengan menggunakan data yang dieksplorasi
atau diambil dari lapangan. Secara simbolis, hipotesis nihil dinyatakan
dengan . Penggunaannya dalam tekhnik statistika dapat dilihat sebagai
berikut:
0 : 1 = 2
: 1 = 2
13
2. Hipotesis Riset
Hipotesis ini sering muncul untuk mendampingi hipotesis nihil.
Hipotesis ini tidak diuji mereka ditampilkan sebagai pendamping atau
tandingan terhadap hipotesis pertama. Peranan hipotesis riset adalah
menakomodasi substansi ide dari kajian teoritis. Hipotesis ini tidak diuji,
mereka ditampilkan sebagai pendamping atau tandingan terhadap
hipotesis pertama. Peranan hipotesis riset adalah mengakomodasi
substansi ide dari kajian teoritis, jika hipotesis pertama atau hipotesis
nihil gagal, maka hipotesis riset akan tidak ditolak. Kemungkinan kedua
adalaah jika hipotesis nihil diterima, maka secara otomatis hipotesis
pendamping atau hipotesis riset ditulak.
3. Hipotesis Alternatif
Hipotesis alternatif diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan
setelah diperoleh dari hasil kajian teoritis. Mereka dapat digunakan untuk
menempatkan bentuk pernyataan lain selain hipotesis nihil. Secara
simbolis hipotesis alternatif sering dinyatakan dengan .
Contoh penggunaannya dalam perhitungan statistik dan hipotesis
alternatif dapat dilihat sebagai berikut:
: 1 < 2
: 1 > 2
4. Hipotesis Penyearah
Hipotesis penelitian pada prinsipnya dapat berbentu hipotesis yang
menunjukkan arah yang pasti dan arah yang belum pasti atau masih
dalam dua arah. Dalam statistika, hipotesis dengan arah yang pasti
berarti, peneliti ketika melakukan testing hipotesis akan menggunakan
14
analisis satu ekor dimana tingkat kesalahan testing hipotesis akan
menggunakan analisis satu ekor dimana tingkat kesalahan yang
besarnya=0,1 atau =0,5 mengumpul pada satu sisi kurva. Sedangkan
untuk hipotesis yang belum menunjukkan arah. Maka peneliti dalam
melakukan testing biasanya akan menggunakan analisis dua ekor.
15