Anda di halaman 1dari 5

1.

Outline
1.1. Hukum Lambert Beer
1.1.1. Hukum Lambert Beer
1.1.2. Penyimpangan Hukum Lambert Beer
1.1.3. Limitasi Hukum Lambert Beer
1.2. Menghitung Konsentrasi Larutan Apabila Diketahui Volume Sampel, Standar, dan
Larutan Absorban
2. Pembahasan
2.1. Hukum Lambert Beer
2.1.1. Hukum Lambert Beer

Hukum Lambert Beer merupakan gabungan dari Hukum Lambert (Bouguer) dan
Hukum Beer. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang masing-masing hukum:

a. Hukum Lambert (Bouguer):


Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen dalam lapisan - lapisan yang sama
tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik yang memasuki lapisan itu dalam
fraksi yang sama seperti lapisan - lapisan lain. Dengan semuanya yang lain sama,
maka absorbans itu berbanding lurus dengan panjang jalan yang melewati medium.
b. Hukum Beer:
Absorbans, log (Po/P), radiasi monokromatik berbanding lurus dengan konsentrasi
sutu spesies penyerap dalam larutan.

Jumlah relatif cahaya yang melewati sample (I/Io) dikenal dengan istilah
transmitan (T ).

Absorban (A) adalah jumlah relatif cahaya terabsopsi oleh sampel dan
berhubungan dengan transmitan (T).
Dari pengertian di atas, Hukum Lambert (Bouguer) dan Hukum Beer dapat
digabungkan menajadi suatu rumus Hukum Lambert Beer. Hukum Lambert Beer
menyatakan bahwa jumlah radiasi yang diserap proporsional dengan ketebalan sel (b),
konsentrasi analit (c), dan koefisien absorptivitas molekuler (a) dari suatu spesi
(senyawa) pada suatu panjang gelombang.

Jika konsentrasi (c) diekspresikan sebagai molaritas (mol/L) dan ketebalan sel (b)
dinyatakan dalam centimeter (cm), koefisien absorptivitas molekuler(a) disebut koefisien
ekstingsi molar() dan memiliki satuan [L/(mol.cm)].

Hukum Lambert Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri dimana


konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas. Absorptivitas (a) merupakan
konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang
mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul,
dan panjang gelombang radiasi.

Terdapat beberapa asumsi yang berkaitan dengan Hukum Lambert Beer, yaitu:

a. Radiasi sinar datang harus monokromatis.


b. Spesi penyerap (molekul, atom, ion, dll) independen satu sama lain.
c. Radiasi sinar datang merupakan berkas paralel yang tegak lurus dengan permukaan
media penyerap.
d. Radiasi sinar melintasi media penyerap dengan panjang yang sama.
e. Media penyerap homogen dan tidak menyebabkan penghamburan sinar.
f. Radiasi sinar datang mempunyai intensitas yang tidak terlalu besar yang
menyebabkan efek saturasi.

2.1.2. Penyimpangan Hukum Lambert Beer

Umumnya hukum Lambert Beer berlaku dalam jangka konsentrasi yang lebar jika
struktur ion berwarna ataupun nonelektrolit berwarna dalam keadaan terlarut tidak
berubah dengan berubahnya konsentrasi. Elektrolit dalam jumlah kecil, yang tidak
bereaksi kimia dengan komponen berwarna, biasanya tidak mempengaruhi penyerapan
cahaya; elektrolit dalam jumlah besar dapat mengakibatkan bergesernya absorpsi
maksimum, dan dapat juga mengubah nilai absorptivitas molar. Penyimpangan biasanya
terjadi bila zat terlarut berwarna mengion, berdisosiasi, atau berasosiasi dalam larutan,
karena sifat dasar spesies dalam larutan akan berubah - ubah dengan berubahnya
konsentrasi. Juga penyimpangan dapat terjadi bila tidak digunakan cahaya
monokromatik. Perilaku suatu zat dapat selalu diuji dengan mengalurkan log Io/Itataupun
log terhadap konsentrasi : Suatu garis lurus yang melewati titik (0,0) menyatakan
kesesuaian dengan hukum itu. Untuk larutan yang tidak mematuhi hukum Lambert
Beer, paling baik adalah dengan membuat suatu kurva kalibrasi dengan menggunakan
sederetan standar yang konsentrasinya diketahui dengan tepat.

2.1.3. Limitasi Hukum Lambert Beer

Hukum Lambert-Beer terbatas karena sifat kimia dan faktor instrumen. Penyebab
non linearitas ini adalah:

Deviasi koefisien ekstingsi pada konsentrasi tinggi (>0,01 M), yang disebabkan oleh
interaksi elektrostatik antara molekul karena jaraknya yang terlalu dekat.
Hamburan cahaya karena adanya partikel dalam sampel.
Flouresensi atau fosforesensi sampel.
Berubahnya indeks bias pada konsentrasi yang tinggi.
Pergeseran kesetimbangan kimia sebagai fungsi dari konsentrasi.
Radiasi non-monokromatik; deviasi bisa digunakan dengan menggunakan bagian
datar pada absorban yaitu pada panjang gelombang maksimum.
Kehilangan cahaya

2.2. Menghitung Konsentrasi Larutan Apabila Diketahui Volume Sampel, Standar, dan
Larutan

Jika suatu sistem mengikuti Hukum Lambert Beer maka Grafik hubungan antara
absorbansi (A) terhadap konsentrasi (C) akan menghasilkan garis lurus melalui titik (0,0).

Perhitungan Sampel
Konsentrasi dari sampel yang tidak diketahui melalui poltting dalam persamaan
yang diperoleh dari perhitungan kurva standar.

y = mx + b

Metode ini sangat mudah dan praktis karena hanya menggunakan sebuah larutan
standar yang telah diketahui nilai konsentrasinya (Cstd). Kemudian, nilai
absorbansi larutan standar dan larutan sampel diukur menggunakan alat
spektrometer. Data nilai absorbansi kemudian diolah berdasarkan persamaan
Hukum Beer sebagai berikut,

=

=

sementara,
=

=

sehingga,

dengan A adalah nilai absorbansi larutan dan C adalah nilai konsentrasi larutan.
Maka, dengan mengukur nilai absorbansi kedua larutan (standar dan sampel),
konsentrasi larutan sampel dapat dicari.

Anda mungkin juga menyukai