TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Fraktur
1. Pengertian
hidup, yang meliputi kerusakan pada sumsum tulang, perisoteum dan jaringan
langsung. Pada keadaan tertentu dimana tulang menjadi lemah seperti pada
fraktur dapat terjadi hanya dengan trauma yang minimal, pada kondisi ini
2014).
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
(Sjamsuhidajat, 2005).
fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai
adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf dan pembuluh
darah) danfraktur femur tertutup yang dapat disebabkan oleh trauma langsung
integritas tulang dan jaringan lunak yang berada di sekitarnya yang pada
umumnya di sebabkan oleh trauma langsung pada bagian femur atau paha.
2. Penyebab
puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Smeltzer dan Bare,
biasanya fraktur terjadi pada umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan
a. Kekerasan langsung
jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat
3. Patofisiologi
trauma. Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang
integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma
gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Pada
dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh (Sylvia, dalam Andra., dkk
, 2013).
contoh vasokontriksi progresif dari kulit, otot dan sirkulasi viseral. Karena ada
pembuluh perifer. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah diastolik dan
kontraksi volume darah didalam sistem vena sistemik. Cara yang paling
efektif untuk memulihkan kardiak pada tingkat seluler, sel dengan perfusi dan
setelah itu tidak lama lagi akan diikuti cedera mitokondrial. Lisosom pecah
kalsium intra-seluler. Bila proses ini berjalan terus, terjadilah cedera seluler
yang progresif, penambahan edema jaringan dan kematian sel. Proses ini
patah dan kedalaman jaringan lunak dan sekitar tulang tersebut. Jaringan
timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi
yang di sebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru
dkk, 2013).
4.
a. Manifestasi klinis
menurut Reeves dalam Lukman dan Nurna (2012) adalah rasa sakit,
Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau sehari setelah
cedera.
a. Dampak awal
1) Kerusakan arteri
2) Kompartement syndrom
terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel
demam.
4) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
5) Avaskuler nekrosis
6) Shock
b. Dampak lanjut
1) Delayed union
2) Non union
9 bulan. Non union lebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi
yang kurang.
3) Mal union
1) Biologi (fisik)
2) Psikologis
Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari
3) Sosial
4) Spiritual
7. Penatalaksanaan
mencapai reduksi fraktur adalah dengan reduksi tertutup, traksi, dan reduksi
terbuka. Metode yang di pilih untuk reduksi fraktur bergantung pada sifat
frakturnya.
direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku,
dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi
dapat dilakukan dengan fiksasi interna dan fiksasi eksterna. Metode fiksasi
eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontin, pin, dan tehnik gips.
Saferi Wijaya dan Yessie Meriza Putri (2013) Prinsip penanganan fraktur
c. Retensi adalah aturan umum dalam pemasangan gips, yang dipasang untuk
fraktur.
komplikasi.
f. Meningkatkan gizi
Effendy dalam Andra, dkk. 2013). Menurut Andra dan Yessie (2013)
1. Pengkajian
a. Identitas klien
nomor registrasi.
b. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dari lamanya serangan.
nyeri, lokasi nyeri, skala nyeri dan faktor yang memperburuk nyeri
Pada pasien fraktur atau patah tulang dapat disebabkan oleh trauma
Biasanya tidak ada riwayat kesehatan dahulu pada fraktur, kecuali ada
hemofilia.
nafsu makan.
3) Pola eliminasi
defekasi padat.
Biasa nya pada pasien dengan fraktur akan terjadi perubahan peran
Maha Esa.
g. Pemeriksaan fisik
1) Gambaran umum
Perlu menyebutkan :
bentuk.
a) Kepala
nyeri kepala
b) Leher
menelan positif.
c) Muka
oedema.
d) Mata
e) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal, tidak ada
f) Hidung
h) Thoraks
i) Paru
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
lainnya.
(4) Auskultas
j) Jantung
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Auskultasi
k) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
Suara thympani
(4) Auskultasi
l) Sistem integumen
m) Ekstremitas
h. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan radiologi
a) X-ray
khususnya seperti :
mengalaminya.
c) Arteriogram
2013).
2) Pemeriksaan loboratorium
penyembuhan tulang.
b) Alkalin fosfat
c) Enzim otot
e) Profil koagulasi
3) Pemeriksaan lain-lain
terjadi infeksi.
c) Elektromyografi
di akibatkan fraktur.
d) Arthroscopy
e) Indium Imaging
trombus).
pemasangan traksi.
tulang).
(nyeri).
tubuh.
3. Rencana Keperawatan
Di NOC NIC
ag
no
sa
Ke
pe
ra
wa
ta
n
N NOC NIC
ye a. P Pain management :
ri ain a. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi,
ak leve karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
ut l b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
b. P c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
ain pengalaman nyeri pasien.
cont d. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
rol ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
c. C e. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
omf f. Ajarkan teknik non farmakologi. Tingkatkan istirahat.
ort g. Kolaborasi dengan dokter dalam emberian analgetik.
leve Analgesica dministration :
l a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
Krit pemberian obat.
eria b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi.
hasil : c. Cek riwayat alargi.
a. M d. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.
a e. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala.
m
p
u
m
e
n
g
o
n
tr
o
l
n
y
e
ri
,
(t
a
h
u
p
e
n
y
e
b
a
b
n
y
e
ri
,
m
a
m
p
u
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
te
k
n
i
k
n
o
n
f
a
r
m
a
k
o
l
o
g
i
u
n
t
u
k
m
e
n
g
u
r
a
n
g
i
n
y
e
ri
,
m
e
n
c
a
ri
b
a
n
t
u
a
n
).
b. M
el
a
p
o
r
k
a
n
b
a
h
w
a
n
y
e
ri
b
e
r
k
u
r
a
n
g
d
e
n
g
a
n
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
m
a
n
aj
e
m
e
n
n
y
e
ri
.
c. M
a
m
p
u
m
e
n
g
e
n
al
i
n
y
e
ri
(s
k
al
a,
i
n
te
n
si
ta
s,
fr
e
k
u
e
n
si
,
d
a
n
ta
n
d
a
n
y
e
ri
).
d. M
e
n
y
at
a
k
a
n
r
a
s
a
n
y
a
m
a
n
s
et
el
a
h
n
y
e
ri
b
e
r
k
u
r
a
n
g
Re NOC NIC
sik a. Cir Exercise Therapy
o cul a. Tentukan batasan pergerakan sendi dan efek dari
dis atio fungsi
fu n b. Monitor lokasi ketidakn yamanan selama pergerakan
ng Stat c. Dukung ambulasi
si us. Circulatory Care
ne b. Tis a. Evaluasi terhadap edema dan nadi
ur sue b. Inspeksi kulit terhadap ulser
c. Tid
ak
ada
tan
da-
tan
da
pen
ing
kat
an
tek
ana
n
intr
akr
ani
al.
Mend
emon
strasi
kan
kema
mpua
n
kogni
tif
yang
ditan
dai
denga
n:
a.Ber
ko
mu
nik
asi
den
gan
jela
s
dan
ses
uai
den
gan
ke
ma
mp
uan.
b. M
enu
nju
kka
n
per
hati
an,
kon
sent
rasi
dan
orie
ntas
i.
c.Me
mpr
ose
s
info
rma
si.
d. M
em
bua
t
kep
utus
an
den
gan
ben
ar.
Menu
njukk
an
fungs
i
senso
ri
motor
i
crani
al
yang
utuh :
tingk
at
kesad
aran
mem
baik,
tidak
ada
gerak
an-
gerak
an
invol
unter.
Ga NOC NIC
ng a. Re Airway management
gu sp a. Atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
an ira b. Identifikasi pasien perlu pemasangan alat jalan napas bantuan.
pe tor c. Lakukan fisioterapi dada jika pelu.
rtu y d. Keluarkan sekret menggunakan batuk efektif.
ka sta e. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan.
ra tu f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian bronkodilator bila
n s : perlu.
ga ga g. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
s s h. Monitor respirasi dan status O2.
ex
ch
an
ge
b. Re
sp
ira
tor
y
sta
tu
s :
ve
nti
lat
io
n
c. Vi
tal
si
gn
sta
tu
s
Kriter
ia
hasil :
a. M
en
de
m
on
str
asi
ka
n
pe
ni
ng
ka
ta
n
ve
nti
las
i
da
n
ok
si
ge
na
si
ya
ng
ad
ek
ua
t.
b. M
e
m
eli
ha
ra
ke
be
rsi
ha
n
pa
ru-
pa
ru
da
n
be
ba
s
da
ri
ta
nd
a-
ta
nd
a
di
str
es
s
pe
rn
ap
as
an
.
c. M
en
de
m
on
str
asi
ka
n
ba
tu
k
ef
ek
tif
da
n
su
ar
a
na
pa
s
ya
ng
be
rsi
h,
tid
ak
ad
a
sia
no
sis
da
n
dy
sp
ne
u
(m
a
m
pu
m
en
ge
lu
ar
ka
n
sp
ut
u
m,
m
a
m
pu
be
rn
ap
as
de
ng
an
m
ud
ah
,
tid
ak
ad
a
pu
rse
d
lip
s).
d. Ta
nd
a-
ta
nd
a
vit
al
da
la
m
re
nt
an
g
no
rm
al.
Ga NOC NIC
ng a. Joi Exercise therapy : ambulation
gu nt a. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah atau sebelum latihan
an mo dan lihat respon pasien saat latihan.
m ve b. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
ob me dengan kebutuhan.
ilit nt : c. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah
as acti terhadap cidera.
fis ve. d. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
ik b. Mo e. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri
bili sesuai kemampuan.
ty f. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu pemenuhan
lev kebutuhan.
el. ADL
c. Sel a. Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
f b. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan
car jika diperlukan.
e :
AD
L.
d. Tra
nsf
er
per
for
ma
nce
.
Kriter
ia
hasil :
a. Pas
ien
me
nin
gk
at
dal
am
akt
ivi
tas
fisi
k.
Me
ng
erti
tuj
ua
n
dar
i
pe
nin
gk
ata
n
mo
bil
ita
s.
b. Me
m
ve
rb
ali
sa
sik
an
pe
ras
aa
n
da
la
m
m
en
in
gk
at
ka
n
ke
ku
ata
n
da
n
ke
m
a
m
pu
an
be
rpi
nd
ah
.
c. Me
m
pe
ra
ga
ka
n
pe
ng
gu
na
an
ala
t.
d. Ba
nt
u
un
tu
k
m
ob
ili
sa
si
(w
al
ke
r).
Ga NOC NIC
ng a. Ti Pressure management :
gu ss a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
an ue b. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
int int c. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.
eg eg Insision site care :
rit rit a. Membersihkan, mengganti, serta memantau dan meningkatkan
as y: proses penyembuhan luka yang ditutup dengan jahitan.
ku sk b. Monitor proses kesembuhan area insisi.
lit in c. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi.
an
d
m
uc
ou
s.
b. M
e
m
br
an
es.
c. H
e
m
od
ya
lis
ak
se
s.
Kriter
ia
hasil :
a. In
te
gr
ita
s
ku
lit
ya
ng
ba
ik
bi
sa
di
pe
rta
ha
nk
an
(s
en
sa
si,
el
as
tis
ita
s,
te
m
pe
rat
ur,
hi
dr
as
i,
pi
g
m
en
ta
si)
tid
ak
ad
a
lu
ka
at
au
le
si
pa
da
ku
lit.
b. Pe
rf
us
i
jar
in
ga
n
ba
ik.
c. M
en
un
ju
kk
an
pe
m
ah
a
m
an
da
la
m
pr
os
es
pe
rb
ai
ka
n
ku
lit
da
n
m
en
ce
ga
h
ter
ja
di
ny
a
ci
de
ra
be
ru
la
ng
.
d. M
a
m
pu
m
eli
nd
un
gi
ku
lit
da
n
m
e
m
pe
rta
ha
nk
an
ke
le
m
ba
ba
n
ku
lit
da
n
pe
ra
w
at
an
al
a
mi
.
Re NOC NIC
sik a. Im Infection control (kontrol infeksi) :
o m a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
inf un b. Pertahankan teknik isolasi.
ek e c. Batasi pengunjung bila perlu.
si sta d. Intruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
tus berkunjung dan setelah berkunjung.
. e. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan.
b. K f. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan
no keperawatan.
wl g. Gunakan alat pelindung diri sebagai pelindung.
ed h. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat.
ge i. Tingkatkan intake nutrisi.
: j. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik bila perlu.
inf k. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
ect
io
n
co
ntr
ol
c. Ri
sk
co
ntr
ol
Kriter
ia
hasil :
a. Pa
sie
n
be
ba
s
da
ri
ta
nd
a
da
n
ge
jal
a
inf
ek
si.
b. M
en
de
sk
rip
sik
an
pr
os
es
pe
nu
lar
an
pe
ny
ak
it,
fa
kt
or
ya
ng
m
e
m
pe
ng
ar
uh
i
pe
nu
lar
an
ser
ta
pe
na
tal
ak
sa
na
an
ny
a.
c. M
en
un
ju
kk
an
ke
m
a
m
pu
an
un
tu
k
m
en
ce
ga
h
ti
m
bu
ln
ya
inf
ek
si.
d. Ju
ml
ah
le
uk
osi
t
da
la
m
ba
tas
no
rm
al.
e. M
en
un
ju
kk
an
pe
ril
ak
u
hi
du
p
se
ha
t.
K NIC NIC
ur a. Kn Teaching : disease process
an ow a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
gn led proses penyakit yang spesifik.
ya ge : b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
pe dis berhubungan dengan anatomi fisiologi, dengan cara yang tepat.
ng eas c. Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit,
eta e dengan cara yang tepat.
hu pro d. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.
an cce e. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat.
ss. f. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisinya, dengan cara
b. Kn yang tepat.
ow g. Sediakan bagi keluarga atau pasien informasi tentang kemajuan
led pasien dengan cara yang tepat.
ge : h. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan
hea untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau
lth proses pengontrolan penyakit.
beh i. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan penyakit pasien.
avi j. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second
or. opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan.
Kriter k. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan
ia cara yang tepat.
hasil : l. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan
a. pada perawat dengan cara yang tepat.
P
a
si
e
n
d
a
n
k
el
u
a
r
g
a
m
e
n
y
at
a
k
a
n
p
a
h
a
m
te
n
ta
n
g
p
e
n
y
a
k
it
,
k
o
n
d
is
i,
p
r
o
g
n
o
si
s
d
a
n
p
r
o
g
r
a
m
p
e
n
g
o
b
at
a
n
.
b.
P
as
ie
n
da
n
ke
lu
ar
ga
m
a
m
p
u
m
en
je
la
sk
an
pr
os
ed
ur
ya
n
g
di
je
la
sk
an
se
ca
ra
be
na
r.
c.
P
as
ie
n
da
n
ke
lu
ar
ga
m
a
m
p
u
m
en
je
la
sk
an
ke
m
ba
li
ap
a
ya
n
g
di
je
la
sk
an
pe
ra
w
at
at
au
ti
m
ke
se
ha
ta
n
la
in
n
ya
.
A NOC NIC
nsi a. An Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
eta xie a. Gunakan pendekatan yang menyenangkan.
s ty b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien.
sel c. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
f- d. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres.
co e. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
ntr takut.
ol f. Dorong keluarga untuk menemani pasien.
b. An g. Identifikasi tingkat kecemasan pasien.
xie h. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan cemas.
ty i. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
lev persepsi.
el j. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi.
c. Co k. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat untuk
pin mengurangi rasa cemas.
g
Kriter
ia
hasil :
a. Kli
en
ma
mp
u
me
ngi
de
ntif
ika
si
da
n
me
ng
un
gk
ap
ka
n
gej
ala
ce
ma
s.
b. Me
ngi
de
ntif
ika
si,
me
ng
un
gk
ap
ka
n
da
n
me
nu
nju
kk
an
teh
nik
unt
uk
me
ng
ont
rol
ce
ma
s.
c. Vit
al
sig
n
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
d. Po
stu
r
tub
uh,
eks
pre
si
wa
jah
,
ba
has
a
tub
uh
da
n
tin
gk
at
akt
ivit
as
me
nu
nju
kk
an
ber
kur
an
gn
ya
kec
em
asa
n.
Ga NOC NIC
ng a. An Sleep enhancement
gu xie a. Determinasi efek-efek medikal terhadap pola tidur.
an ty b. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat.
po red c. Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur
la uct (membaca).
tid ion d. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
ur b. Co e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat tidur.
mf f. Diskusikan dengan keluarga dan pasien tentang teknik dan
ort kebiasaan tidur pasien.
lev g. Monitor waktu tidur pasien.
el h. Monitor dan catat kebutuhan tidur pasien setiap hari.
c. Pai
n
lev
el
d. Re
st :
Ext
ent
an
d
pat
ter
n
e. Sle
ep
:
Ext
ent
an
d
pat
ter
n
Kriter
ia
hasil :
a. Ju
ml
ah
ja
m
tid
ur
dal
am
bat
as
nor
ma
l 6-
8
ja
m/
har
i.
b. Pol
a
tid
ur,
ku
alit
as
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
c. Per
asa
an
seg
ar
ses
ud
ah
tid
ur
ata
u
isti
rah
at.
d. Ma
mp
u
me
ngi
de
ntif
ika
sik
an
hal
-
hal
ya
ng
me
nin
gk
atk
an
tid
ur.
Re NOC NIC
sik a. Sy syok prevention :
o ok a. Monitor status sirkulasi blood preasure, warna kulit, suhu, denyut
sy pre jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapilari refill.
ok ve b. Monitor suhu dan pernapasan.
nti c. Monitor input dan output.
on d. Pantau nilai labor : HB, HT, AGD dan elektrolit.
b. Sy e. Monitor tanda awal syok.
ok f. Berikan cairan iv atau oral yang tepat.
ma g. Berikan vasodilator yang tepat.
na h. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya
ge syok.
me i. Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi
nt gejala syok.
Kriter
ia
hasil :
a. Na
di
dal
am
bat
as
ya
ng
dih
ara
pk
an.
b. Ira
ma
jan
tun
g
dal
am
bat
as
ya
ng
dih
ara
pk
an.
c. Fre
ku
ens
i
naf
as
dal
am
bat
as
ya
ng
dih
ara
pk
an.
d. Ira
ma
per
na
pas
an
dal
am
bat
as
ya
ng
dih
ara
pk
an.
e. Na
triu
m
ser
um
dal
am
bat
as
nor
ma
l
f. Ka
liu
m
ser
um
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
g. Kl
ori
da
ser
um
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
h. Ka
lsi
um
ser
um
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
i. Ma
gn
esi
um
ser
um
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
j. PH
dar
ah
ser
um
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
Hidra
si
indik
ator :
a. Ma
ta
cek
un
g
tid
ak
dit
em
uk
an.
b. De
ma
m
tid
ak
dit
em
uk
an.
c. Te
ka
na
n
dar
ah
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
d. He
ma
tok
rit
dal
am
bat
as
nor
ma
l.
Ga NOC NIC
ng a. Cir Peripheral sensation management (manajemen sensasi perifer)
gu cul a. Monitor adanya paretese.
an ati b. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau
pe on laserasi.
rfu stat c. Gunakan sarung tangan untuk proteksi
si us d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
jar b. Tis e. Monitor adanya tromboplebitis
in sue f. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
ga per
n fus
ion
:
cer
ebr
al
Kriter
ia
hasil :
mend
emon
strasi
kan
status
sirkul
asi
yang
di
tanda
i
denga
n:
a. Te
ka
na
n
sys
tol
e
da
n
dia
sto
le
dal
am
ren
tan
g
ya
ng
di
har
ap
ka
n.
b. Tid
ak
ada
ost
ati
k
hip
ert
ens
i.
c. Tid
ak
ada
k
tan
da-
tan
da
pe
nin
gk
ata
n
tek
ana
n
intr
akr
ani
al
(tid
ak
leb
ih
dar
i
15
m
m
Hg
)
mend
emon
strasi
kan
kema
mpua
n
kogni
tif
yang
di
tanda
i
denga
n:
a. Be
rko
mu
nik
asi
de
ng
an
jel
as
da
n
ses
uai
de
ng
an
ke
ma
mp
ua
n.
b. Me
nu
nju
kk
an
per
hat
ian
,
ko
nse
ntr
asi
da
n
ori
ent
asi.
c. Me
mb
uat
ke
put
usa
n
de
ng
an
be
nar
.
Menu
njukk
an
fungs
i
senso
ri
motor
i
crani
al
yang
utuh :
tingk
at
kesad
aran
mem
baik,
tidak
ada
gerak
an
gerak
an
invol
unter.
Ha NOC NIC
rg a. Bo Self esteem ebhancement
a dy a. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuan pasien untuk
dir ima mengatasi situasi.
i ge, b. Dorong pasien mengidntifikasi kekuatan dirinya.
re dist c. Ajarkan keterampilan perilaku yang positif.
nd urb d. Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika perlu.
ah ed. e. Buat statement positif terhadap pasien.
sit b. Co f. Monitor frekuensi komunikasi verbal pasien yang negatif.
ua pin g. Dukung pasien untuk menerima tantangan baru.
sio g, h. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau menyalahkan diri
na inef sendiri.
l fect i. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan pelayanan
ive. keagamaan.
c. Per Body image enhancement counseling
son a. Menggunakan proses pertolongan interaktif yang berfokus pada
al kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekat
ide untuk meningkatkan atau mendukung koping, pemecahan masalah
ntit Coping Enhancement
y,
dist
urb
ed.
d. He
alth
beh
avi
or,
risk
e. Sel
f
este
em
situ
asi
ona
l,
low
Kriter
ia
hasil :
a. Ad
apt
asi
terh
ada
p
ket
una
day
aan
fisi
k :
res
pon
ada
ptif
klie
n
terh
ada
p
tant
ang
an
fun
gsi
ona
l
pen
ting
aki
bat
ket
una
day
aan
fisi
k.
b. Res
olu
si
ber
duk
a :
pen
yes
uai
an
den
gan
keh
ilan
gan
akt
ual
ata
u
keh
ilan
gan
yan
g
aka
n
terj
adi.
c. Pen
yes
uai
an
psi
kos
osi
al,
per
uba
han
hid
up :
res
pon
psi
kos
osi
al
ada
ptiv
indi
vid
u
terh
ada
p
per
uba
han
ber
ma
kna
dal
am
hid
up.
d. Me
nun
juk
kan
pen
ilai
an
pri
bad
i
tent
ang
har
ga
diri
.
e. Me
ngu
ngk
apk
an
pen
eri
ma
an
diri
ko
mu
nik
asi
terb
uka
.
f. Me
nga
tak
an
opti
mis
me
tent
ang
ma
sa
dep
an.
g. Me
ngg
una
kan
stra
tegi
kop
ing
efe
ktif
.
Re NOC NIC
sik a. Ri Environment management
o sk ( Manajemen lingkungan )
ci ko a. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
de nt b. Memasang side rail tempat tidur
ra ro c. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
l d. Menghindari lingkungan yang berbahaya bagi pasien.
kriter
ia
hasil
:
a. K
li
e
n
t
e
r
b
e
b
a
s
d
a
ri
c
i
d
e
r
a.
b. K
li
e
n
m
a
m
p
u
m
e
n
j
e
l
a
s
k
a
n
c
a
r
a
m
e
n
c
e
g
a
h
c
i
d
e
r
a
Mam
pu
mem
odifik
asi
gaya
hidup
untuk
menc
egah
injury