Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan bukan hanya peran dan tanggung jawab para petugas pelayanan
kesehatan, tetapi juga dari masyarakat secara umum. Apotek menjadi salah satu
sarana pelayanan kesehatan. Apotek menjadi tempat tujuan masyarakat untuk
mencari solusi terkait masalah kesehatan yang ingin ditangani sendiri.
Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2016
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker. Praktik kefarmasian meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (UU No. 36 Tahun 2009).
Apotek memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat melalui pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian saat ini telah
bergeser dari orientasi obat ke orientasi pasien yang mengacu pada asuhan
kefarmasian (pharmaceutical care) sehingga dalam perwujudannya dibutuhkan
peranan farmasis.
Kegiatan pelayanan kefarmasian telah berkembang menjadi pelayanan
komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Kehadiran farmasis
dalam memberikan pelayanan kefarmasian di apotek sangat penting demi
mencapai kedua fungsi apotek. Untuk menjadi seorang farmasis yang handal dan
profesional, para farmasis perlu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya di bidang farmasi. Pengetahuan dalam hal pengelolaan apotek
yang dimiliki tidak hanya sebatas pada pengetahuan obat-obatan saja melainkan
juga termasuk pemahaman tentang keterampilan manajemen apotek.

1
2

Adanya kemampuan manajemen dan pengetahuan yang luas oleh seorang


farmasis sangat bermanfaat dalam mengembangkan suatu apotek. Oleh karena itu,
sesuai dengan standar kompetensi farmasis di apotek yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016, Prodi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan PT.
Kimia Farma Apotek, menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Apotek Kimia Farma yang berlangsung mulai 03 Juli 29 Juli 2017. Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) diharapkan para calon apoteker dapat mengenal
dan mengerti peran serta tanggung jawab seorang apoteker di apotek.

I.2 Maksud PKPA


Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilakukan di Apotek Kimia
Farma dimaksudkan agar calon apoteker dapat mengetahui dan mengerti secara
garis besar tentang manajemen pengelolaan apotek.

I.3 Tujuan PKPA


Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker di apotek adalah:
1. Meningkatkan pemahaman calon Apoteker tentang peran, fungsi, posisi
dan tanggung jawab Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek
2. Membekali calon Apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di apotek
3. Memberi kesempatan kepada calon Apoteker untuk melihat dan
mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam
rangka pengembangan praktek farmasi komunitas di apotek
4. Mempersiapkan calon Apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
tenaga farmasi yang profesional, khususnya di bidang perapotekan
5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
apotek.
3

I.4 Waktu Pelaksanaan


Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang diselenggarakan di Apotek
Kimia Farma 199 Erlina Makassar, dan dilaksanakan selama 4 pekan mulai pada
tanggal 03 Juli sampai dengan 29 Juli 2017.

Anda mungkin juga menyukai