PENDAHULUAN
Kesehatan bukan hanya peran dan tanggung jawab para petugas pelayanan
kesehatan, tetapi juga dari masyarakat secara umum. Apotek menjadi salah satu
sarana pelayanan kesehatan. Apotek menjadi tempat tujuan masyarakat untuk
mencari solusi terkait masalah kesehatan yang ingin ditangani sendiri.
Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2016
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker. Praktik kefarmasian meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (UU No. 36 Tahun 2009).
Apotek memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat melalui pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian saat ini telah
bergeser dari orientasi obat ke orientasi pasien yang mengacu pada asuhan
kefarmasian (pharmaceutical care) sehingga dalam perwujudannya dibutuhkan
peranan farmasis.
Kegiatan pelayanan kefarmasian telah berkembang menjadi pelayanan
komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Kehadiran farmasis
dalam memberikan pelayanan kefarmasian di apotek sangat penting demi
mencapai kedua fungsi apotek. Untuk menjadi seorang farmasis yang handal dan
profesional, para farmasis perlu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya di bidang farmasi. Pengetahuan dalam hal pengelolaan apotek
yang dimiliki tidak hanya sebatas pada pengetahuan obat-obatan saja melainkan
juga termasuk pemahaman tentang keterampilan manajemen apotek.
1
2