Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jika diamati dengan menggunakan mikroskop, seluruh makhluk hidup, baik yang
mikroskopik maupun makroskopik, tersusun dari bagian-bagian kecil yang disebut sel. Sel
merupakan tingkatan struktural kehidupan terendah, yang memiliki seluruh sifat kehidupan,
seperti reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respons terhadap
lingkungan, pemanfaatan energi, respons terhadap lingkungan, homeostasis (pengaturan
suhu) dan adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Di dalam setiap sel, keteraturan
kehidupan diatur pada tingkat molekuler. Pada organisme multiseluler seperti tumbuhan dan
hewan,terjadi kerja sama berbagai jenis sel yang terspesialisasi dan bergabung membentuk
tingkatan struktural kehidupan yang lebih tinggi, yaitu jaringan, organ, dan sistem organ.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa sejarah dan teori sel ?
2. Apa struktur dan fungsi sel ?
3. Apa pengertian mitosis dan meisosi ?
4. Bagaimana proses pembelahan sel miosis dan metosis ?
5. Apa perbedaan misosis dan metosis ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah dan teori sel.
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi sel.
3. Untuk mengetahui pengertian miosis dan metosis.
4. Untuk mengetahui proses pembelahan sel miosis dan mitosis.
5. Untuk mengetahui perbedaan miosis dan metosis.
BAB II

2.1 SEJARAH DAN TEORI SEL

Sel pertama kali ditemukan oleh seorang


ilmuan dari inggris bernama Robert Hooke pada tahun 1665. Saat itu, Hooke mengamati sel
gabus dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati dengan menggunakan miskroskop
sederhana. Ia melihat adanya ruangan kecil kosong yang kemudian menamakannya dengan
sel (bahasa Latin, cellula = kamar kecil )

Penemuan tentang sel berkembang ketika Antonie Van Leeuwenhoek menjadi orang yang
pertama kali melihat sel hidupdari alga Spirogyra dan bakteri dengan menggunakan
miskroskop pada tahun 1674. Sejak saat itu, para ilmuan di seluruh dunia berlomba-lomba
untuk melakukan percobaan tentang sel . Banyak sekali ilmuan yang mencoba untuk
mengungkapkan teori - teori tentang sel, diantaranya sebagai berikut :

Jean baptiste de Lamarck (1809) mengeluarkan pernyataan bahwa setiap badan


hidup merupakan kumpulan sel sel.
Ludolph Christian Treviranus dan Johann Jacob Paul Moldenhawer menyatakan
bahwa individu merupakan kesatuan dari sel sel.
Henri Dutrochet menyatakan bahwa sel merupakan elemen fundamental dari
organisme.
Theodore Schwan ( ahli anatomi hewan) dan Matthias Jakob Schleiden (ahli
anatomi tumbuhan) pada tahun 1838 berpendapat bahwa sel merupakan unit dasar
kehidupan dan setiap makhluk hidup tersusun dari sel.
Felix Dujardin (1835) menyatakan bahwa bagian terpenting dari sel hidup adalah
cairan yang selalu terdapat di dalam sel hidup.
Johannes Purkinje (1840) memperkenalkan istilah protoplasma yang merupakan
cairan di dalam sel.
Max Schultze berpendapat bahwa protoplasma merupakan struktur dasar kehidupan
dan merupakan bagian penting dari sel.
Rudolf Brown menemukan nukleus (inti sel) pada sel tanaman anggrek . ia
berpendapat bahwa nukleus memiliki arti penting bagi sel, karena mengatur segala
aktivitas di dalam sel.
R. Strasburger menyatakan bahwa setiap inti sel berasal dari inti sel sebelumnya
melalui pembelahan.
C. Bernard menyatakan bahwa inti sel merupakan struktur terpenting dari sel yang
mengatur seluruh pekerjaan sel.

Berdasarkan hasil penemuan-penemuan para ilmuan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

Semua makhluk hidup terdiri atas sel-sel.


Sel merupakan unit struktural terkecil makhluk hidup yang menjadi komponen dasar
penyusun tubuh makhluk hidup.
Sel merupakan unit fungsional, karena sel melakukan suatu fungsi kehidupan, seperti
sintesis protein yang berhubungan dengan pembentukan sifat morfologis dan
fisiologis, reproduksi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, melakukan
respons, melakukan pemanfaatan energy dan lain-lainnya.
Semua sel berasal dari sel sebelumnya.
Sel merupakan unit hereditas yang dapat mewariskan sifat genetic dari satu generasi
ke generasi berikutnya.

1. Kisaran ukuran sel

Sebagian besar sel berdiameter antara 1- 100 mikrometer, dengan volume berkisar antara 1-
1000 m. Sel hewan berdiameter sekitar 20 m, sel tumbuhan berdiameter sekitar 40 m, sel
amoeba 90-800 m. Dan sel alga yang besar berdiameter 50.000 m (50 mm). Ukuran sel
yang sangat kecil tersebut menyebabkan sel sulit diamati dengan mata telanjang. Oleh karena
itu, digunakan miskoskop untuk mengamati sel. Mikroskop yang biasanya digunakan di
laboratorium adalah miskroskop cahaya . pada miskroskop cahaya, cahaya tampak
dilewatkan melalui spesimen menembus lensa kaca. Lensa kaca merefraksi (membelokkan)
cahaya, kemudian bayangan spesimen diperbesar dan diproyeksikan ke mata.

Pengamatan struktur subseluler atau tingkat organel yang berada di dalam sel, tidak dapat
diamati dengan mikroskop cahaya. Organel-organel sel hanya dapat diamati menggunakan
mikroskop elektron (electron microscope, EM). Miskroskop elekton memfokuskan berkas
elektron melalui spesimen. Berkas elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih
pendek dari panjang gelombang cahaya tampak. Resolusi (penguraian ) mikroskop elektron
kira-kira 0,1 nanometer (nm ) atau ratusan kali lipat lebih kecil dibandingkan dengan
miskroskop cahaya. Miskroskop elektron baik sekali digunakan untuk mengkaji spesimen sel
mati, sedangkan miskroskop cahaya lebih cocok dipergunakan untuk mengkaji spesimen sel-
sel hidup.

Terdapat dua jenis miskroskop elektron yang digunakan saat ini :

Mikroskop elektron tranmisi (transmission electron miscroscope, TEM) digunakan


untuk mengkaji struktur ultra internal sel
Mikroskop electron payar ( scanning electron microscope, SEM) digunakan untuk
mengamati permukaan specimen.
2. Tipe sel

Secara struktural, terdapat dua tipe sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Setiap
makhluk hidup tersusun dari salah satu tipe sel tersebut. Organisme yang memiliki sel
prokariotik, yaitu archaebacteria,eubacteria, dan cyanobacteria. Organisme yang memiliki
sel eukariotik yaitu protista, fungi ( jamur), Plantae (tumbuhan ) dan Animalia (hewan ).

a. Sel prokariotik

Prokariotik (Yunani, pro = sebelum, Karyon= inti) merupakan sel yang belum memiliki
nukleus atau tidak memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik di inti sel
dengan bagian sel lainnya. Materi genetik (DNA) pada sel prokariotik tampak
berkosentrasi pada suatu tempat yang disebut nukleoid. Sel prokariotik memiliki DNA
sirkuler (plasmid), sejumlah ribosom yang berfungsi untuk sintesis protein, membran
plasma yang membatasi sel, serta dinding sel yang terdapat disebelah luar membran
plasma dan dilapisi kapsul seperti gel. Sebagian sel prokariotik (bakteri) ada yang
memiliki organel perlekatan berupa pili dan organel pergerakan berupa flagella. Sel
bakteri ( prokariotik pada umumnya berdiameter 0,1-1.0 m ).

b. Sel eukariotik

Eukariotik ( Yunani, eu = sebenarnya, Karyon = inti ) merupakan sel memiliki nukleus


yang sebenarnya , atau materi genetik (DNA) yang dibungkus oleh membran inti. Pada
sitoplasma atau daerah antar nukleus dan membran sel, terdapat medium semi cair yang
disebut sitosol, serta organel - organel sel yang sebagian besar tidak terdapat pada sel
prokariotik. Sel eukariotik umumnya berdiameter 10-100 m.

3. Komponen kimiawi sel

a. Unsur senyawa kimiawi makhluk hidup

Di dalam sel hidup terdapat senyawa kimiawi yang dihasilkan dari aktivitas sel, disebut
biomolekul. Seluruh senyawa tersebut saling berinteraksi secara terarah dan teratur,
sehingga menunjukkan ciri kehidupan. Untuk mengetahui jenis senyawa dan unsur yang
menyusun tubuh makhluk hidup, perlu dilakukan suatu analisis. Terdapat perbedaan
komposisi senyawa penyusun tubuh hewan dengan tumbuhan. Tubuh hewan lebih banyak
mengandung protein sedangkan tubuh tumbuhan lebih bnayak mengandung karbohidrat
Komponen senyawa kimiawi pada tubuh makhluk hidup (dalam % berat )

Kandungan senyawa kimiawi


Jenis air karbohidrat protein lemak mineral
Manusia 59 Sedikit 18 18 4
Ayam 56 Sedikit 21 19 3
Jagung 76 20 2 0.7 1.3
Beras 12 80 7 0.3 0.4
Bayam 93 3 2 0.3 1.5
Ragi 72 13 12 1 2

Komposisi unsur penyusun tubuh makhluk hidup (dalam % berat)

Unsur Jumlah Unsur Jumlah


Oksigen 65 Tembaga 0.001
Karbon 18 Kalsium 1.5
Hydrogen 10 Fosfor 1
Nitrogen 3 Kalium 0.35
Klorin 0.2 Belerang 0.25
Besi 0,006 Natrium 0.15
Seng 0,003 Magnesium 0.05

Seperti halnya sel, komponen kimiawi sel juga merupakan komponen yang dibutuhkan
untuk menyusun tubuh makhluk hidup. Komponen dasar tersebut merupakan unsur dan
senyawa dasar yang penting untuk aktifitas sel didalam tubuh makhluk hidup. Kebutuhan
unsur dan senyawa dasar tersebut diambil dari makanan dan lingkungan sekitarnya.
Senyawa dasar sacara bertahap diubah menjadi senyawa yang lebih kompleks baik fungsi
maupun strukturnya, yang bisa disebut makromolekul.

b. Struktur dan fungsi makromolekul

Makromolekul merupakan molekul besar yang terdiri atas banyak atom atau blok
penyusun. Sebagian besar makromolekul berupa polimer atau suatu molekul panjang
yang terdiri atas banyak blok penyusun indentik, dan dihubungkan dengan ikatan- ikatan
kovalen sel hidup emiliki 4 makromolekul, yaitu :

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida (golongan aldosa) atau polihidroksi keton


(golongan ketosa) dengan rumus molekul (CH2O)n. Karbohidrat berfungsi sebagai bahan
bakar (sumber energi bahan penyusun struktur sel dan sumber energi. Karbohidrat dapat
digolongkan menjadi : monosakarida, disakarida,dan polisakarida.

a. Monosakarida

Monosakarida ( Yunani, monos = tunggal, Sacchar = gula) yang umum terdapat di alam,
memiliki atom C berjumlah sekitar 3 7 atom. Monosakarida dapat berasal dari golongan
aldosa (gula aldehida) maupun golongan ketosa (gula ketos). Senyawa- senyawa yang
termasuk monosakrida, yaitu gliseral dehid, ribose, glukosa, galaktosa, dehid droksia
seton, ribulosa dan fruktosa.

b. Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosidik.senyawa yang termasuk disakarida, yaitu maltose, selobiosa, laktosa, dan
sukrosa

c. Polisakarida

Polisakarida merupakan makromolekul yang terdiri atas ratusan hingga ribuan


monosakarida yang saling berikatan melalui ikatan glikosidik. Beberapa fungsi dari
polisakarida dalah :

Materi simpanan atau cadangan. Jika diperlukan akan dihidrolisis menjadi gula
untuk kebutuhan sel. Contohnya pati atau amilum yang terdapat pada tanaman,
dan glikogen yang terdapat pada hewan.
Sebagai materi pembangun struktural.
2. Lipid

Lipid berfungsi sebagai komponen struktural membran sel, cadangan bahan bakar ( sumber
energi, lapisan pelindung, komponen vitamin, dan komponen hormon. Dan senyawa lipid
yang paling penting bagi makhluk hidup adalah lemak, fosfolipid, dan steroid.

a. Lemak

Lemak disebut juga trigliserida atau triasilgliserol, tersusun dari satu molekul gliserol dan
tiga molekul asam lemak.

b. Fosfolipid

Fosfolipid ( fosfogliserida) asam lemak, dan alkohol. Gugus hidroksil pada molekul gliserol,
asam lemak, dan alkohol. Gugus hidroksil pada molekul gliserol berikatan dengan gugus
fosfat. Pada umumnya, tersusun dari dua jenis asam lemak,yaitu satu bersifat jenuh dan yang
lainnya bersifat tidak jenuh.

c. Sfingolipid

Sfingolipid tersusun dari komponen, yaitu 1 molekul sfingosin, 1 molekul asam lemak, dan 1
kepala polar fosforilkolin. Sfingolipid terdapat pada selubung myelin sel saraf.

d. Steroid

Steroid merupakan lipid yang memiliki kerangka karbon dengan bentuk empat cincin yang
menyatu. Senyawa yang termasuk ke dalam kelompok steroid, yaitu stigmasterol dan
sitosterol, ergosterol dan kolesterol.

e. Lilin

Lilin merupakan senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak dengan alkohol yang bukan
gliserol. Asam lemak yang menyusun senyawa tersebut umumnya adalah asam palmitat.

3. Protein

Protein merupakan komponen penyusun sel yang meliputi sekitar 50% dari bobot kering sel
tersebut. Protein berfungsi sebagai dukungan struktural, penyimpanan, pergerakan, transport
subtansi tertentu, pengiriman sinyal, enzim, dan pertahanan untuk melawan substansi asing.
4. Asam nukleat

Asam nukleat berfungsi sebagai tempat penyimpanan sifat individu yang diwariskan,
penyimpanan energi, dan koenzim. Asam nukleat merupakan polinukleotida, yaitu suatu
polimer yang satuan penyusunnya adalah nukleotida.

2.2 Struktur sel dan fungsinya

Sel memiliki bagian-bagian dan organel-organel yang berbeda-beda bentuk,ukuran,struktur


dan fungsinya. Untuk mengkaji komponen organel sel dan fungsinya,ahli sitologi
menggunakan pendekatan biokimiawi yang disebut fraksionasi sel,untuk mengisolasi
komponen-komponen sel yang ukurannya berbeda.

Komponen komponen sel atau organel-organel yang terdapat didalam sel eukariotik yaitu :

1. Membran sel (membran plasma)


Membran sel merupakan lapisan tipis dengan ketebalan sekitar 8 nm , yang
membatasi isi sel dengan lingkungan disekitarnya. Membran sel bersifat selektif
permeable atau semipermeabel karena hanya dapat dilewati oleh ion, molekul, dan
senyawa-senyawa tertentu. Pada sel hewan dan tumbuhan , membran sel terletak
dibagian terluar , sedangkan pada tumbuhan membran sel dikelilingi dinding sel .
membran plasma tersusun dari bahan lipid ( fosfolipid ) , protein , dan karbohidrat.

Model struktur membran sel dikemukan oleh J. Singer dan G.nicolson pada tahun
1972 , yang disebut model mosaik fluida. Model mosiak fluida menyatakan bahwa
membran plasma bersifat dinamis karena molekul lipid dan protein penyusunnya
dapat bergerak seperti zat cair (fluida). Membran plasma terdiri atas dua lapisan
(biliyer) fosfolipid , dan pada matriks fluida (bilayer) fosfolipid, dan pada matriks
fluida bilayer fosfolipid tersebut tersebar banyak jenis protein (misalnya pada
membran plasma sel darah merah terdapat lebih dari 50 jenis protein ). Satu unit
fofolipid terdiri dari :
Fosfat dibagian kepala pada permukaan membran, yang bersifat hidrofilik atau suka
air.
Asam lemak dibagian ekor, yang tersembunyi didalam membran, dan bersifat
hidrofobik atau tidak suka air.

Berdasarkan letaknya, protein membran dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :


Protein integral (intrinsik), tertanam diantara bilayer fosfolipid. Protein integral
memiliki sisi luar pada kedua membran yang bersifat hidrofilik dan bagian dalam
yang bersifat hodrofilik dan bagian dalam yang bersifat hidrofilik ,
Protein foriferal (ekstrinsik) ,terikat secara longgar pada permukaan membran atau
pada protein intrgral .
Komposisi lipid dan protein antara sisi dalam dan sisi luar membran yang bersifat
asimetris (tidak sama). Pada permukaan membran terdapat karbohidrat berupa
oligosakarida . Oligosakarida terikat dengan kovalen dengan lipid yang kemudian
disebut glikolipid. Sedangkan oligisakarida yang terikat dengan protein disebut
glikoprotein. Keragaman molekul dan lokasi oligosakarida pada permukaan
membran sel berfungsi sebagai penanda , misalnya golongan darah A, B, AB, dan O
memiliki keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah (eritrosit).

Fungsi membran sel adalah sebagai berikut.


Mengontrol masuk dan keluarnya zat dari atau kedalam sel.
Sebagai pelindung agar isi sel tidak keluar.
Sebagai reseptor (menerima rangsangan) dari luar sel.

2. Nukleus (inti sel)


Merupakan bagian paling penting bagi sel, berdiameter 5 m, diselubungi membran
ganda (membran luar dan dalam) yang dipisahkan oleh ruangan sekitar 20 - 40 nm .
Membran inti tersusun dari bahan lipid dan protein . Di sekeliling inti terdapat pori-
pori berdiameter 100 nm untuk mengatur keluar-masuknya makromolekul dari
nukleus. Pada bibir pori, membran dalam dan membran luar tampak menyatu. Di
dalam neklous terdapat nukleoplasma (plasma inti), anak inti (nekleolus), dan materi
genetik berupa benang-benang kromatin. Saat sel akan membelah, benang-benang
kromatin memendek dan menebal, yang kemudian disebut kromosom. Nukleolus
(anak inti) berbentuk pola, berwarna pekat, dan menempel pada kromotin. Jumlah
nukleolus bervariasi, dapat berjumlah dua atau lebih, dan berfungsi menyintesis
komponen ribosom.
Fungsi nukleus, yaitu:

Mengontrol sintesis protein dengan cara menyintesis m-RNA sesuia


dengan perintah DNA,
Mengendalikan proses metabolisme.
Menyimpan informasi genetik berupa DNA
Tempat penggandaan (replikasi)DNA

3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak didalam sel, diluar inti sel dan organel sel.
Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang jernih, serta mengandung nutrien,
ion-ion, garam, dan molekul organik. Sitoplasma dapat mengalami perubahan dari
fase sol (konsentrasi air tinggi) ke fase gel (konsentrasi air rendah) atau sebaliknya.
Fungsi sitoplasma , yaitu :
Tempat organel sel dan sitoskeleton.
Memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma
Tempat terjadinya reaksi metabolisme sel.
Untuk menyimpan molekul-molekul organik (misalnya,karbohidrat
lemak,protein,dan enzim).

4. Ribosom
Ribosom berbentuk butiran kecil dengan diameter sekitar 20-22 nm. Pada sel-sel
tertentu dengan laju sintesis protein yang tinggi (misalnya, sel hati), akan memiliki
jumlah ribosom yang sangat banyak hingga mencapai jutaan ribosom. Ribosom dapat
dibedakan menjadi dua jenis , yaitu :
Ribosom bebas, tersuspensi di dalam sitosol. Ribososm bebas menyintesis
protein yang akan berfungsi di dalam sitosol, seperti enzim metabolisme.
Ribosom terikat, menempel pada retikulum endoplasma (RE). Ribosom
terikat menyintesis protein yang akan dimasukkan ke dalam membrane RE,
sekresi protein, serta pembungkusan pada organel tertentu seperti lisosom.
Sintesis protein adalah proses pencetakan protein di dalam sel. Protein merupakan
senyawa yang tersusun dari polimer-polimer yang dihubungkan dengan ikatan
peptide. Sifat protein sebagai pengendali dan zatpembangun makhluk hidup,
ditentukan oleh jumlah, jenis, dan aturan asam amino yang menyusunnya. Jenis dan
urutan asam amino ditentukan oleh DNA. Sintesis protein bertujuan untuk
pembentukan sifat structural,fungsional, serta reproduksi dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan sel. Di dalam tubuh, sintesis protein bermanfaat untuk
menhasilkan hormone, enzim, antibody, sumber energy, serta pembentukan dan
perbaikansel-sel atau jaringan tubuh.

5.Retikulum endoplasma (RE)


Retikulum endoplasma (RE) merupakan membran berbentuk labirin yang
berhubungan dengan selubung inti sel. Retikulum endoplasma meliputi lebih dari
separuh total membrane di dalam sel. Retikum endoplasmatersusun dari jarring-jaring
tubula dan gelembung membrane sisterna (Latin, eisterna = kotak). Retikulum
endoplasma dapat dibedakan menjadi dua jenis , yaitu :
a. Retikulum endoplasma halus (tidak bergranula), jika permurkaannya tidak
ditempeli oleh ribosom. RE halus berperan dalam proses sintesis lipid (fosfolipid dan
sterol), metabolisme karbohidrat, dan menetralisir racun. Di dalam sel ovarium, testi,
hati, otot, bnayak mengandung RE halus.
b. Retikulum endoplasma kasar (bergranula), jika permurkaannya ditempeli
ribosom. RE kasar berperan membentuk fosfolipid membrannya sendiri dan sintesis
protein sekretori (misalnya glikoprotein dan hormone insulin di dalam sel pancreas).
Protein sektretori yang keluar dari RE, dibungkus oleh membrane vesikula. Vesikula
tersebut kemudian berpindah ke bagian sel lainnya (misalnya badan Golgi) dan
disebut vesikula transport.

6. Badan Golgi (Aparatus Golgi)


Badan golgi ditemukan pertama kali oleh cammilio Golgi pada tahun 1898 di dalam
sel-sel kelenjar. Badan golgi terdiri atas tumpukan kantong membrane pipih sisterna
dan vesikula-vesikula. Badan golgi berperan sebagai pusat reproduksi, pergudangan,
penyortiran, dan pengiriman produk sel. Materi dalam vesikula transport dari RE akan
diterima oleh badan Golgi untuk dimodifikasi, disimpan, dan akhirnya dikirim ke
permukaan sel atau untuk tujuan lain. Badan Golgi pada tumbuhan disebut diktiosom.
Sel hewan memiliki 10-20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan mengandung
ratusan badan Golgi. Di dalam sel-sel sekretori seperti pada kelenjar pencernaan dan
kelenjar air mata, terdapat badan Golgi dengan jumlah lebih banyak.

Fungsi badan Golgi, yaitu:


Berperan dalam sekresi atau membentuk vesikula yang berisi enzim untuk
sekresi
Membuat makromolekul, seperti polisakarida dan asam hialuronat (zat lengket
pada sel-sel hewan).
Membentuk akrosom sprematozoa yang berisi enzim pemecah selubung sel
telur
Membentuk membran plasma dari vesikula-vesikula yang dilepaskan .
Membentuk dinding sel pada tumbuhan.

7. Lisosom

LisoSom merupakan organel kecil berdiameter 0,1m, berbentuk seperti kantong


(vesikel) yang diselubungi membran tunggal. Lisosom berisi enzim hidrolitik yang
mencerna makromolekul, contohnya enzim nuklease menghidrolisis asam nukleat,
enzim protease menghidrolisis protein, dan enzim lipase yang menghidrolisis lipid.
Lisosom dibuat di RE kasar, kemudin ditransfer dan diproses lebih lanjut di badan
Golgi.

Fungsi Lisomsom, yaitu:

Berperan pada pencernaan intrasel.


Berperan pada proses fagositosis dengan cara menelan dan mencerna partikel
yang lebih kecil, seperti yang dilakukan oleh organisme, uniseluler, misalnya
Amoeba. Pada manusia, sel makrofag memfagositosis bakteri atau kuman
penyakit lainnya
Autofag atau menelan dan mendaur ulang organel yang rusak.
Autolisis atau perusakan sel sendiri dengan cara membebaskan semua isi
lisosom. Autolisis terjadi pada peristiwa hilangnya ekor katak saat
metamorphosis.

Penyakit yang timbul akibat kelainan lisosom, yaitu :


Pompe, ketiadaan enzim lisosom untuk memecah polisakarida, sehingga
terjadi akumulasi (penimbunan) glikogen yang dapat merusak sel-sel hati.
Taiy-sachs, enzim pencerna lipid inaktif atau hilang, sehingga terjadi
penimbunan lipid yang dapat merusak otak

8. Peroksisom

Peroksisom merupakan organel yang menyerupai kantong berbentuk agak


bulat, mengandung butiran kristal, dan diselubungi membran tunggal. Peroksisom
terbentuk dan tumbuh melalui penggabungan protein dan lipid di dalam sitosol ,
kemudian setelah mencapai ukuran tertentu akan membelah untuk memperbanyak
diri. Peroksisom mengandung enzim oksidase dan enzim katalase. Enzim oksidase
berfungsi memindahkan hydrogen dari suatu substrat agar dapat bereaksi degan
oksigen dan menghasilkan hydrogen peroksida (h2O2) sebagai produk sampingan.
Oleh karena itu, organel tersebut dinamakan peroksisom. Hidrogen peroksida yang
terbentuk bersifat racun, tetapi akan diubah oleh enzim katalase yang juga dihasilkan
oleh peroksisom menjadi air dan oksigen. Pada hewan, peroksisom banyak ditemukan
di dalamsel hati dan ginjal. Pada tumbuhan, peroksisom dapat ditemukan di dekat
kloroplas dan mitokondria pada sel-sel daun.

Fungsi peroksisom, yaitu:

Penghasil enzim oksidase dan katalase


Memecah asam lemak menjadi molekul kecil sebagai bahan bakar utuk
respirasi sel
Didalam sel hati, peroksisom menetralisir racun alkohol dan senyawa
berbahaya lainnya.

9. Glioksisom

Glioksisom adalah sejenis peroksisom yang ditemukan pada jaringan penyimpan


lemak dari biji tumbuhan. Glioksisom beerfungsi untuk menghasilkan enzim yang
dapat mengubah asam lemak menjadi gula, yang akan digunakan sebagai sumber
energy pada saat biji sedang berkecambah.
10. Mitokondria

Mitokondria merupakan organel berbentuk silinder dengan panjang 1-10 m, dan


diselubungi dua membran (membran luar dan membran dalam). Membran dalam
mitokondria berlekuk-lekuk, disebut Krista. Krista memperluas permurkaan
membrane sehingga dapat meningkatkan produktivitas respirasi sel. Membran dalam
membentuk dua ruangan internal mitokondria, yaitu ruangan sempit intermembran
serta ruangan matriks yang berisi enzim respirasi sel, ribosom, DNA, dan RNA.
Mitokondria disebut organel semiotonom karena memiliki DNA yang dapat mengatur
sintesis protein yang dilakukan oleh ribosom di dalam organel tersebut. Di dalam
suatu sel terdapat satu hingga ribuan mitokondria, bergantung pada tingkat aktivitas
sel tersebut. Mitokondria berperan dalam respirasi sel atau metabolisme energi di
dalam sel yang dapat menghasilan ATP.

11. Plastida

Plastida adalah organel penyimpan materi yang di selubungi oleh membran ganda.
Antara membran dalam dan membran luar dipisahkan oleh ruangan sempit
intermembran. Plastida hanya terdapatpada sel tumbuhan dan alga (ganggang).

Plastida dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

a. Leukoplas, merupakan plastid yang berwarna putih atau tidak berwarna.


Leukoplas terdapat pada sel-sel akar, umbi, dan biji. Berdasarkan jenis materi
yang disimpan, leukoplas dibedakan menjadi amiloplas (menyimpan protein)
b. Kromoplas, merupakan plastid yang mengandung pigmen selain klorofil (hijau),
contohnya fikosianin (biru), fikosantin (cokelat), karoten (kuning) da lain-lain.
Kromoplas terdapat pada sel bunga dan buah-buahan yang masak.
c. Kloroplas, merupakan plastida berbentuk seperti lensa, berukuran 2 m 5 m,
dan mengandung pigmen hijau (klorofil). Kloroplas terdapat pada sel-sel yang
emlakukan fotosintesis, misalnya sel daun dan ganggang hijau. Kloroplas
merupakan organel semiotonom karena memiliki DNA dan ribosom. Di dalam
kloroplas terdapatkantong-kantong pipih yang disebut tilakoid. Tilakoid yang
bertumpuk-tumpuk disebut grana. Grana-grana tersebut dihubungkan oleh tubula
tipis diantara tilakoid. Di luar tilakoid terdapat cairan yang disebut stroma.
12. Vakuola

Vakuola adalah organel berbentuk


vesikula besar yang berisi cairan dan diselubungi membran tunggal. Vakuola
terbentuk oleh pelipatan membrane sel kea rah dalam. Vakuola yang berukuran besar
dapat terbentuk karena penggabungan vakuola-vakuola kecil dari retikulum
endoplasma (RE) maupun badan Golgi.Vakuola yang terdapat pada organisme bersel
satu (misalnya amoeba dan paramaecium). Vakuola dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:

1.Vakuola makanan, yang dibentuk saat fagositosis dan berfungsi untuk mencerna
serta mengedarkan hasil ke seluruh bagian sel.

2.Vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut, berfungsi sebagai osmoregulator, yaitu


pengaturan tekanan osmosis sel dengan cara mempompa air yang berlebihan keluar
sel.
pada sel tumbuhan, vakuola dibatasi oleh membran tonoplas. Pada umumnya, sel
tumbuhan memiliki satu vakuola sentral yang besar, menepati hingga 80% dari total
ruang sel. Vakuola sentral pada sel tumbuhan dapat berfungsi sebagai risosom.
Vakuola akan berukuran semakin besar seiring dengan bertambahnya umur sel
tumbuhan tersebut.

Vakuola pada sel tumbuhan berfungsi sebagai berikut:


Menyimpan gas, senyawa-senyawa organik (misalnya alkaloid,protein, dan
asam organik) dan ion anorganik (misalnya kalium dan klorida)
Tempat menyimpan pigmen daun, buah, dan bunga (antosianin), misalnya
warna merah, kuning, dan ungu.
Menyimpan senyawa beracun atau aroma tidak sedap. Hal ini dapat
melindungi tumbuhan dari gangguan pemangsa
Menyerap air sehingga sel menjadi besar
Tempat pembuangan akumulasi produk sampingan hasil metabolisme yang
berbahaya.

13. Sentrosom dan sentriol

Sentrosom merupakan organel tempat tumbuhnya mikrotubul yang terletak di


dekat nukleus. Di dalam sentrosom terdapat satu pasang sentriol, tetapi sentrosom
pada tumbuhan tidak memiliki sentriol. Sentriol berbentuk silinder, tersusun dari
Sembilan triplet mikrotubula. Sentriol dapat beriplikasi dan membentuk benang-
benang spindle yang akan mengikat dan menarik kromatid kea rah kutup yang
berlawanan pada anaphase saat pembelahan sel secara metosis dan meiosis.
pembelahan meiosis berfungsi dalam proses pembentukan sel gamet. Sementara
itu , pembelahan mitosis berfungsi untuk pertumbuhan makhluk hidup, mengganti
sel-sel yang rusak, sel mati, atau sel yang sudah tua. Pembelahan mitosis banyak
terjadi pada sel-sel embrional atau jaringan yang masih muda sama seperti pada
ujung akar dan ujung batang.

14.Sitoskeleton

Sitoskeleton merupakan kerangka sel yang kuat dan lentur, berupa jalinan serabut
yang tersebar di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton berfungsi untuk menyongkong
dan mempertahankan bentuk sel, serta berperan sebagai tempat tertambatnya
beberapa organel sel. Sitoskeleton dapat dibongkar disuatu bagian sel, kemudian
dapat dirakit kembali di bagian sel lainnya, sehingga menyebabkan perubahan
bentuk sel. Berdasarkan ukurannya, sitoskeleton dibedakan menjadi:

a. Mikrotubula

Mikrotubula berbentuk seperti batang lurus yang berongga, dengan diameter


25nm dan panjang 200nm-25m. Mikrotubula terbentuk dari protein glogular
tubulin. Fungsi mikrotubula antara lain :

memberi bentuk sel


sebagai jalur pergerakan organel yang memiliki molekul motor, mislanya
vesikula sekretori dari badan Golgi bergerak ke membrane plasma.
Berperan terhadap pemisahan kromosom kea rah kutub yang berlawanan
saat pembelahan sel.
b. mikrofilamen (filamen aktin)
Mikrofilame atau filamen aktin berbentuk padat dengan diameter 7 nm, yang
terdiri atas rantai ganda dari subunit aktin yang terlilit. Aktin merupakan suatu
protein globular. Fungsi mikrofilamen, yaitu :
bergabung dengan protein lain membentuk jalinan 3 dimensi yang
menyokong bentuk sel.
Menyebabkan lapisan sitoplasma luar memiliki kekentalan semipadat
(gel).
Membentuk susunan sejajar berselang-seling dengan filament meosin
yang lebih tebal untuk kontraksi sel-sel otot. Kontraksi otot terjadi
akibat aktin dan meosin yang saling meluncur melewati satu sama lain,
sehingga sel akan lebih pendek.
Padas sel tumbuhan, interaksi aktin dan meosin serta transformasi sol
ke gel, menyebabkan aliran sitoplasma di dalam sel.
Mengatur mortilitas sel atau pergeraka ameboid pada pseupodia
Membentuk inti mikrofili, yaitu penonjolan halus yang memperluas
permukaan sel.
Membentuk alur pembelahan sel.

c. Filamen intermediet (filament antara)


Filamen intermediet adalah serabut protein dengan diameter 8-12nm yang
menggulung seperti kabel dan lebih tebal dari mikrofilamen. Filamen
intermediet tersusun dari subunit protein yang disebut keratin, dan bersifat
lebih permanen
Fungsi Filamen intermediet :
Memperkuat bentuk sel
Menjaga kestabilan posisi organel sel tertentu
Tempat bertautnya nucleus
Membentuk lamina nucleus yang melapisi bagian dalam selubung
nukleus

15. Dinding sel

Dinding sel memiliki ketebalan 0,1 m hingga beberapa mikrometer. Dinding sel
terdapat pada sel tumbuhan, jamur, dan alga (ganggang). Sel tumbuhan muda mula-
mula membentuk dinding sel primer yang lentur dan relative tipis kemudian, diantara
dinding-dinding primer antar sel yang berdekatan membentuk lamela tengah dari
pektin atau polisakarida yang bersifat lengket. Setelah sel tumbuhan dewasa, sel
tersebut akan membentuk dinding sel sekunder dari bhan selulosa yang kaku diantara
membran plasma dan dinding primer. Pada dinding sel terdapat nokta atau bagian
dinding yang tidak menebal, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antar
plasma sel.
Fungsi dinding sel, yaitu:

a. melindungi sel.

b. mempertahankan bentuk sel.

c. mencegah penyerapan air yang berlebihan.

2.3 Pengertian mitosis dan meiosis

Mitosis adalah suatu proses pembelahan atau reproduksi sel yang sel sel anaknya mewarisi
jumlah kromosom yang sama dengan induknya sehingga sifat atau karakternya seperti sel
induknya.

Miosis adalah suatu proses reproduksi ( perkembangbiakan sel ) yang sel keturunannya
mewarisi separuh jumlah kromosom induknya, mengandung kromosom 2n maka sel yang
dihasilkan reproduksinya adalah mewarisi n kromosom

2.4 Pembelahan sel mitosis dan meiosis


Pembelahan sel bertalian dengan keperluan pertumbuhan dan penggantian di dalam jaringan.
Sehubungan dengan ini pada dasarnya ada tiga macam populasi sel :

a. Populasi sel bersifat statis (expanding). Sebagian kecil dari sel mengalami sintesis DNA
dan pembelahan sel yang memungkinkan pertumbuhan

b.Populasi sel berkembang. Sebagian kecil sel ini mengalami sintesis DNA dan pembelahan
sel yang memungkinkan pertumbuhan. Misalnya pada hati, ginjal dan berbagai kelenjar

c. Populasi sel masa hidup tertentu. Dalam populasi pembaruan ini harus ada pembelahan sel
secara terus menerus untuk mengganti sel yang mati

a. Pembelahan sel mitosis

Pembelahan sel somatik menjadi dua : sel anak identik dengan sel induk. Hal ini terjadi
karena kandungan DNA diikuti pembagian bahan ginetik diantara kedua sel anak secara rata
melalui tahap sebagai berikut :

Propase : benang benang kromatin menjadi padat sehingga kromosom mirip bangunan
batang pendek dan bulat. Setiap kromosom membelah secara memanjang. Pasangan sentrioli
berdampingan dengan inti sel berpublikasi berbentuk anak sentrio, dan pasangan sentrio
saling menjauh untuk menempati kutub-kutub atauujung sel yang berlawanan. Anak inti
lambat laun menghilang, isinya melekat pada kromatin. Inti mulai berdisintegrasi ( hancur)
pecar menjadi gelembung-gelembung kecil.

Metaphase : semua kromosom bergerak ketengah sel menyusun diri pada bidang ekuator
tegak lurus pada sumbu panjang sejajar dengan sumbu tempat berlangsungnya sitokenesis,
kromosom terlihat tersusun seperti cincin pada akhir metaphase terjadi pembelahan lengkap.
Kedua kromatin masing-masing kromosom pada sentromer berpisah. Pada tahap ini kromatid
merupakan kromosom anak dua set lengkap

Anaphase : kromosom anak bergerak kea rah kutub sel yang berlawanan ke masing- masing
ujung sel. Mekanis gerakan kromatid berkenaan dengan dua hal yang tidak saling berkaitan
(independen). Gerak mikrotubul kromosom ke arah yang ikut menarik kromatid menggeser
rangkaian mikrotubul yang menambah jarak antara ke dua kutub. Gerakan pergeseran kedua
perangkat tersebut disebabkan molekul menggunakan energy hidrolisis. ATP diikuti oleh
terlepasnya rangkaian mikrotubul.

Telofase : kromosom mulai memanjang dan terurai. Bagian yang terurai berupa eukromatin.
Masing-masing inti tampak dalam gabungan kromosom, selubung inti dibentuk kembali.
Peristiwa ini berlangsung sampai masing-masing inti terlihat sebagai inti interfase. Pada
tahap ini terdapat jembatan protoplasma yang tipis diantara kedua sel dan akhirnya jembatan
ini terpustus, terbentuk lah kedua sel anak yang terpisah

b. Pembelahan sel miosis

Makhluk hidup uniselular dapat bereproduksi hanya dengan membelah diri. Pada makhluk
hidup multiselula, reproduksi diawali oleh pembentukan sel spora atau gamet (sel telur atau
sel sperma), kemudian sel-sel gamet tersebut bersatu melalui proses fertilisasi. Manusia
memiliki jumlah kromosom sel somatis. Jumlah kromosom semua sel somatik adalah diploid,
berjumlah 46 (23 pasang homolog). Tetapi sel kelamin atau gamet mempunyai jumlah
haploid (satu set kromosom yang terkandung dalam gameet berjumlah 23), yang hanya
mengandung satu belahan dari masing-masing pasangan kromosom. Jika sel gamet manusia
memiliki jumlah kromosom lengkap, melalui proses fertilisasi keturunan yang dihasilkan
akan memiliki 92 kromosom. Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena
jumlah kromosom sel hasil pembelahan ini berkurang setengahnya. Pada saat fertilisasi,
jumlah kromosom sel zigot akan kembali utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan sel
gamet betina. Kromosom dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari
gamet betina.

Ada dua proses peristiwa pembelahan sel.


a. Pembelahan pertama hanya satu kromosom dari setiap pansangan pergi ke masing-
masing sel anak, membagi dua jumlah kromoson menjadi kromosom yang saling
mendekati, dan berpasangan yang masing-masing pasang berasal dari ayah dan ibu.

b. Pembelahan kedua kromatin pada masing-masing kromosom dipisahkan, dan


akhirnya diperoleh 4 inti masing-masing dengan jumlah kromosom haploid (satu
sel kromosom yang terkandung dalam gamet). Jika jumlah gamet pria dan wanita
bersatu jumlah diploid diperoleh kembali.

Pada meiosis sel benih pria, sitokinase (pembelahan sitoplasma) menghasilkan sitoplasma
yang rata pada keempat sel (2 sel mengandung 22 kromosom + X dan2 sel lainnya
mengandung 22 + Y).

Pada wanita semua mengandung 22 + Y, bagian sitoplasma tidak rata dan hanya satu yang
mengandunglebih banyak sitoplasma. Variasi genetik dapat terjadi pada meosis dengan
tertukarnya segmen-segmen kromosom homolog selama pembelahan reduksi.

Meiosis 1

Sama halnya denganpembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan, terlebih
dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA yang menghasilkan
duplikasi kromosom. Tahap meiosis terdiri atas profase I, metaphase I, anaphase I, dan
telofase I.

Profase I
pada awal profase I, terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. Mirip profase pada
mitosis. Namun, pada meiosis, setiap pasangan kromosom homolog saling mendekat dan
berpasangan membentuk struktur dengan empat kromatid yang disebut tetrad. Proses
kromosom homolog yang berpasangan ini disebut sinapsis. Setiap pasangan kromosom ini
disebut bivalen. Sama halnya dengan fase profase mitosis, pada profasee I membrane inti sel
melebur. Padas el hewan terjadi duplikasi senteriol. Penampakan kromosom semakin jelas
ketika mendekati akhir profase I. Pada akhir profase I, ikatan kromosom homolog tidak
terlalu kuat dan pasangan kromosom homolog mulai terpisah. Pasangan kromosom homolog
masih saling berikatan pada beberapa titik. Titik kromatid homolog berikatan ini disebut
klasma (jamak, kiasmata). Pada kiasma inilah kemungkinan pindah silang dapat terjadi.
Karena pengaruh gengen pada satu kromosom (atau kromatid) dapat berbeda dengan gen-gen
pada pasangan homolognya dapat berbeda, pindah silang dapat mengubah urutan gen-gen
pada pasangan homolognya dapat berbeda, pindah silang dapat mengubah urutan gen-gen
pada kromosom.

Metafase I
pada metaphase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator.
Benang spindle melekat pada kinetokor sentromer. Benang spindle dari satu kutub hanya
akan melekat pada salah satu kromosom homologdari setiap tetrad. Benang spindel dari
kutub lain akan melekat pada kromosom homolog lain dari tetrad tersebut. Dengan demikian,
setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog hanya dapat tertarik pada kutub yang
berlawanan

Anafase I

Berdasarkan pengaturan pelekatan benang spindel pada metafase I , pada anaphase I setiap
kromosom dupleks dari pasangan kromosom homologbergerak menuju kutub yang
berlawanan sehingga ikatan tetrad saja yang berpisah . Hal ini berbeda dengan anaphase pada
mitosis yang terjadi pemisahan kromatid. Pada fase ini jumlah kromosom bagi calon sel anak
tereduksi

Telofase I dan Sitokinesis

Pada telofase I, kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ini setiap kutub
sel memiliki jumlah kromosom haploid dan kromosomnya masih dalam bentuk dupleks,
dengan dua kromatid. Biasanya sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase I dan
menghasilkan dua sel anak haploid. Jika meiosis ini terjadi pada sel gamet manusia, jumlah
kromosom tubuh yang 46 buah akan tereduksi menjadi 23 buah pada akhir meiosis I.

Meiosis II

Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meiosis II. Terdapat perbedaan dalam
siklus sel meiosis II ini . Pada interface II, tidakterjadi replikasi DNA sehingga kromosom
dalam kedua sel tersebut berada dalam keadaan dupleks. Oleh karena itu, kemiripannya
dengan mitosis, tahap miosis II ini secara kesuluruhan dapat dikatakan sebagai mitosis
haploid.

Profase II
Pada tahap ini benang kromatin yang semula terurai setelah profase I mengalami kondensasi
kembali membentuk kromosom. Kromosom yang terbentuk masih dalam keadaan dupleks,
dengan dua kromatid. Membran ini mulai melebur.

Metaphase II

Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan benang-benang


spindel. Benang-benang spindel ini melekat pada kinekotor yang nantinya akan menarik
pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan.

Anafase II

Anaphase II mirip dengan anaphase pada mitosis. Tahap ini diawali pemisahan sentromer dan
setiap kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan

Telofase dan Sitokinesis

Tahap telofase II berlanjut denganterbentuknya membrane inti yang menyelimuti kromosom


pada masing-masing kutub. Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin dan
diikuti oleh sitokinesis. Sitokinesis pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid.
Pada sel hewan jantan , 4 sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma. Pada bagian bunga
jantan, dapat menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau bagian bunga betina,
pembentukan gametnya lebih kompleks.

c. Perbedaan mitosis dan meiosis

Mitosis

1. Hanya mengalami satu kali pembelahan


2. Menghasilkan 2 set anak sama dengan induknya
3. Pembelahan mitosis penting untuk proses pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak

Miosis

1. Mengalami dua kali pembelahan yaitu miosis 1 dan meosis 2


2. Menghasilkan 4 sel anak yang memiliki kromosom induknya
3. Pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel kelamin (sel sperma dan sel telur )
4. Disebut juga pembelahan reproduksi, karena tejadi pengurangan jumlah kromosom
dalam prosesnya dari 2n menjadi n
5. Pembelahan terjadi jika salah satu sel ingin menghasilakan sel untuk berproduksi
BAB III

KESIMPULAN

Sel pertama ditemukan oleh Robert Hooke tahun 1665. Saat itu, Hooke mengamati sel gabus
dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati. Ia melihat adanya ruangan kecil kosong
menamakannya dengan sel . Penemuan sel berkembang ketika Antonie Van Leeuwenhoek
menjadi orang yang pertama kali melihat sel hidup dari alga Spirogyra dan bakteri dengan
menggunakan miskroskop pada tahun 1674. Struktur sel dan fungsinya : Membran sel
(membran plasma), Nukleus (inti sel), Sitoplasma, Ribosom, Retikulum endoplasma (RE),
Badan Golgi (Aparatus Golgi), Lisomsom, Peroksisom, Glioksisom, Mitokondria, Plastida,
Vakuola,Sentrosom dan sentriol, Sitoskeleton, Dinding sel.

Mitosis adalah suatu proses pembelahan atau reproduksi sel yang sel sel anaknya mewarisi
jumlah kromosom yang sama dengan induknya sehingga sifat atau karakternya seperti sel
induknya. Miosis adalah suatu proses reproduksi ( perkembangbiakan sel ) yang sel
keturunannya mewarisi separuh jumlah kromosom induknya, mengandung kromosom 2n
maka sel yang dihasilkan reproduksinya adalah mewarisi n kromosom Pembelahan sel
bertalian dengan keperluan pertumbuhan dan penggantian di dalam jaringan.

Pembelahan sel mitosis. Pembelahan sel somatik menjadi dua : sel anak identik dengan sel
induk. Hal ini terjadi karena kandungan DNA diikuti pembagian bahan ginetik diantara kedua
sel anak secara rata melalui tahap sebagai berikut : Propase, Metaphase, Anaphase,
Telofase, Pembelahan sel miosis Jumlah kromosom semua sel somatik adalah diploid,
berjumlah 46 (23 pasang homolog). Tetapi sel kelamin atau gamet mempunyai jumlah
haploid (satu set kromosom yang terkandung dalam gameet berjumlah 23), yang hanya
mengandung satu belahandari masing-masing pasangan kromosom.

Mitosis : Hanya mengalami satu kali pembelahan, Menghasilkan 2 set anak sama dengan
induknya,Pembelahan mitosis penting untuk proses pertumbuhan dan perbaikan sel yang
rusak. Miosis : Mengalami dua kali pembelahan yaitu miosis 1 dan meosis 2, Menghasilkan 4
sel anak yang memiliki kromosom induknya, Pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel
kelamin (sel sperma dan sel telur ), Disebut juga pembelahan reproduksi, karena tejadi
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n, Pembelahan terjadi jika
salah satu sel ingin menghasilakan sel untuk berproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 1. Jakarta: Erlangga


Irnaningtyas, (2013). Biologi untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta : Erlangga.
Drs.H.Syaifuddin,AMK. (2006). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa. Keperawatan.
Jakarta :.Penerbit buku kedokteran EGC,
Setiadi(2007)Anatomi dan Fisiologi Manusia, Subaya: Graha ilmu.

Anda mungkin juga menyukai