PENDAHULUAN
Jika diamati dengan menggunakan mikroskop, seluruh makhluk hidup, baik yang
mikroskopik maupun makroskopik, tersusun dari bagian-bagian kecil yang disebut sel. Sel
merupakan tingkatan struktural kehidupan terendah, yang memiliki seluruh sifat kehidupan,
seperti reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respons terhadap
lingkungan, pemanfaatan energi, respons terhadap lingkungan, homeostasis (pengaturan
suhu) dan adaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Di dalam setiap sel, keteraturan
kehidupan diatur pada tingkat molekuler. Pada organisme multiseluler seperti tumbuhan dan
hewan,terjadi kerja sama berbagai jenis sel yang terspesialisasi dan bergabung membentuk
tingkatan struktural kehidupan yang lebih tinggi, yaitu jaringan, organ, dan sistem organ.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah dan teori sel.
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi sel.
3. Untuk mengetahui pengertian miosis dan metosis.
4. Untuk mengetahui proses pembelahan sel miosis dan mitosis.
5. Untuk mengetahui perbedaan miosis dan metosis.
BAB II
Penemuan tentang sel berkembang ketika Antonie Van Leeuwenhoek menjadi orang yang
pertama kali melihat sel hidupdari alga Spirogyra dan bakteri dengan menggunakan
miskroskop pada tahun 1674. Sejak saat itu, para ilmuan di seluruh dunia berlomba-lomba
untuk melakukan percobaan tentang sel . Banyak sekali ilmuan yang mencoba untuk
mengungkapkan teori - teori tentang sel, diantaranya sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penemuan-penemuan para ilmuan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Sebagian besar sel berdiameter antara 1- 100 mikrometer, dengan volume berkisar antara 1-
1000 m. Sel hewan berdiameter sekitar 20 m, sel tumbuhan berdiameter sekitar 40 m, sel
amoeba 90-800 m. Dan sel alga yang besar berdiameter 50.000 m (50 mm). Ukuran sel
yang sangat kecil tersebut menyebabkan sel sulit diamati dengan mata telanjang. Oleh karena
itu, digunakan miskoskop untuk mengamati sel. Mikroskop yang biasanya digunakan di
laboratorium adalah miskroskop cahaya . pada miskroskop cahaya, cahaya tampak
dilewatkan melalui spesimen menembus lensa kaca. Lensa kaca merefraksi (membelokkan)
cahaya, kemudian bayangan spesimen diperbesar dan diproyeksikan ke mata.
Pengamatan struktur subseluler atau tingkat organel yang berada di dalam sel, tidak dapat
diamati dengan mikroskop cahaya. Organel-organel sel hanya dapat diamati menggunakan
mikroskop elektron (electron microscope, EM). Miskroskop elekton memfokuskan berkas
elektron melalui spesimen. Berkas elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih
pendek dari panjang gelombang cahaya tampak. Resolusi (penguraian ) mikroskop elektron
kira-kira 0,1 nanometer (nm ) atau ratusan kali lipat lebih kecil dibandingkan dengan
miskroskop cahaya. Miskroskop elektron baik sekali digunakan untuk mengkaji spesimen sel
mati, sedangkan miskroskop cahaya lebih cocok dipergunakan untuk mengkaji spesimen sel-
sel hidup.
Secara struktural, terdapat dua tipe sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Setiap
makhluk hidup tersusun dari salah satu tipe sel tersebut. Organisme yang memiliki sel
prokariotik, yaitu archaebacteria,eubacteria, dan cyanobacteria. Organisme yang memiliki
sel eukariotik yaitu protista, fungi ( jamur), Plantae (tumbuhan ) dan Animalia (hewan ).
a. Sel prokariotik
Prokariotik (Yunani, pro = sebelum, Karyon= inti) merupakan sel yang belum memiliki
nukleus atau tidak memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik di inti sel
dengan bagian sel lainnya. Materi genetik (DNA) pada sel prokariotik tampak
berkosentrasi pada suatu tempat yang disebut nukleoid. Sel prokariotik memiliki DNA
sirkuler (plasmid), sejumlah ribosom yang berfungsi untuk sintesis protein, membran
plasma yang membatasi sel, serta dinding sel yang terdapat disebelah luar membran
plasma dan dilapisi kapsul seperti gel. Sebagian sel prokariotik (bakteri) ada yang
memiliki organel perlekatan berupa pili dan organel pergerakan berupa flagella. Sel
bakteri ( prokariotik pada umumnya berdiameter 0,1-1.0 m ).
b. Sel eukariotik
Di dalam sel hidup terdapat senyawa kimiawi yang dihasilkan dari aktivitas sel, disebut
biomolekul. Seluruh senyawa tersebut saling berinteraksi secara terarah dan teratur,
sehingga menunjukkan ciri kehidupan. Untuk mengetahui jenis senyawa dan unsur yang
menyusun tubuh makhluk hidup, perlu dilakukan suatu analisis. Terdapat perbedaan
komposisi senyawa penyusun tubuh hewan dengan tumbuhan. Tubuh hewan lebih banyak
mengandung protein sedangkan tubuh tumbuhan lebih bnayak mengandung karbohidrat
Komponen senyawa kimiawi pada tubuh makhluk hidup (dalam % berat )
Seperti halnya sel, komponen kimiawi sel juga merupakan komponen yang dibutuhkan
untuk menyusun tubuh makhluk hidup. Komponen dasar tersebut merupakan unsur dan
senyawa dasar yang penting untuk aktifitas sel didalam tubuh makhluk hidup. Kebutuhan
unsur dan senyawa dasar tersebut diambil dari makanan dan lingkungan sekitarnya.
Senyawa dasar sacara bertahap diubah menjadi senyawa yang lebih kompleks baik fungsi
maupun strukturnya, yang bisa disebut makromolekul.
Makromolekul merupakan molekul besar yang terdiri atas banyak atom atau blok
penyusun. Sebagian besar makromolekul berupa polimer atau suatu molekul panjang
yang terdiri atas banyak blok penyusun indentik, dan dihubungkan dengan ikatan- ikatan
kovalen sel hidup emiliki 4 makromolekul, yaitu :
1. Karbohidrat
a. Monosakarida
Monosakarida ( Yunani, monos = tunggal, Sacchar = gula) yang umum terdapat di alam,
memiliki atom C berjumlah sekitar 3 7 atom. Monosakarida dapat berasal dari golongan
aldosa (gula aldehida) maupun golongan ketosa (gula ketos). Senyawa- senyawa yang
termasuk monosakrida, yaitu gliseral dehid, ribose, glukosa, galaktosa, dehid droksia
seton, ribulosa dan fruktosa.
b. Disakarida
Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosidik.senyawa yang termasuk disakarida, yaitu maltose, selobiosa, laktosa, dan
sukrosa
c. Polisakarida
Materi simpanan atau cadangan. Jika diperlukan akan dihidrolisis menjadi gula
untuk kebutuhan sel. Contohnya pati atau amilum yang terdapat pada tanaman,
dan glikogen yang terdapat pada hewan.
Sebagai materi pembangun struktural.
2. Lipid
Lipid berfungsi sebagai komponen struktural membran sel, cadangan bahan bakar ( sumber
energi, lapisan pelindung, komponen vitamin, dan komponen hormon. Dan senyawa lipid
yang paling penting bagi makhluk hidup adalah lemak, fosfolipid, dan steroid.
a. Lemak
Lemak disebut juga trigliserida atau triasilgliserol, tersusun dari satu molekul gliserol dan
tiga molekul asam lemak.
b. Fosfolipid
Fosfolipid ( fosfogliserida) asam lemak, dan alkohol. Gugus hidroksil pada molekul gliserol,
asam lemak, dan alkohol. Gugus hidroksil pada molekul gliserol berikatan dengan gugus
fosfat. Pada umumnya, tersusun dari dua jenis asam lemak,yaitu satu bersifat jenuh dan yang
lainnya bersifat tidak jenuh.
c. Sfingolipid
Sfingolipid tersusun dari komponen, yaitu 1 molekul sfingosin, 1 molekul asam lemak, dan 1
kepala polar fosforilkolin. Sfingolipid terdapat pada selubung myelin sel saraf.
d. Steroid
Steroid merupakan lipid yang memiliki kerangka karbon dengan bentuk empat cincin yang
menyatu. Senyawa yang termasuk ke dalam kelompok steroid, yaitu stigmasterol dan
sitosterol, ergosterol dan kolesterol.
e. Lilin
Lilin merupakan senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak dengan alkohol yang bukan
gliserol. Asam lemak yang menyusun senyawa tersebut umumnya adalah asam palmitat.
3. Protein
Protein merupakan komponen penyusun sel yang meliputi sekitar 50% dari bobot kering sel
tersebut. Protein berfungsi sebagai dukungan struktural, penyimpanan, pergerakan, transport
subtansi tertentu, pengiriman sinyal, enzim, dan pertahanan untuk melawan substansi asing.
4. Asam nukleat
Asam nukleat berfungsi sebagai tempat penyimpanan sifat individu yang diwariskan,
penyimpanan energi, dan koenzim. Asam nukleat merupakan polinukleotida, yaitu suatu
polimer yang satuan penyusunnya adalah nukleotida.
Komponen komponen sel atau organel-organel yang terdapat didalam sel eukariotik yaitu :
Model struktur membran sel dikemukan oleh J. Singer dan G.nicolson pada tahun
1972 , yang disebut model mosaik fluida. Model mosiak fluida menyatakan bahwa
membran plasma bersifat dinamis karena molekul lipid dan protein penyusunnya
dapat bergerak seperti zat cair (fluida). Membran plasma terdiri atas dua lapisan
(biliyer) fosfolipid , dan pada matriks fluida (bilayer) fosfolipid, dan pada matriks
fluida bilayer fosfolipid tersebut tersebar banyak jenis protein (misalnya pada
membran plasma sel darah merah terdapat lebih dari 50 jenis protein ). Satu unit
fofolipid terdiri dari :
Fosfat dibagian kepala pada permukaan membran, yang bersifat hidrofilik atau suka
air.
Asam lemak dibagian ekor, yang tersembunyi didalam membran, dan bersifat
hidrofobik atau tidak suka air.
3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel yang terletak didalam sel, diluar inti sel dan organel sel.
Sitoplasma berbentuk cairan koloid homogen yang jernih, serta mengandung nutrien,
ion-ion, garam, dan molekul organik. Sitoplasma dapat mengalami perubahan dari
fase sol (konsentrasi air tinggi) ke fase gel (konsentrasi air rendah) atau sebaliknya.
Fungsi sitoplasma , yaitu :
Tempat organel sel dan sitoskeleton.
Memungkinkan terjadinya pergerakan organel sel oleh aliran sitoplasma
Tempat terjadinya reaksi metabolisme sel.
Untuk menyimpan molekul-molekul organik (misalnya,karbohidrat
lemak,protein,dan enzim).
4. Ribosom
Ribosom berbentuk butiran kecil dengan diameter sekitar 20-22 nm. Pada sel-sel
tertentu dengan laju sintesis protein yang tinggi (misalnya, sel hati), akan memiliki
jumlah ribosom yang sangat banyak hingga mencapai jutaan ribosom. Ribosom dapat
dibedakan menjadi dua jenis , yaitu :
Ribosom bebas, tersuspensi di dalam sitosol. Ribososm bebas menyintesis
protein yang akan berfungsi di dalam sitosol, seperti enzim metabolisme.
Ribosom terikat, menempel pada retikulum endoplasma (RE). Ribosom
terikat menyintesis protein yang akan dimasukkan ke dalam membrane RE,
sekresi protein, serta pembungkusan pada organel tertentu seperti lisosom.
Sintesis protein adalah proses pencetakan protein di dalam sel. Protein merupakan
senyawa yang tersusun dari polimer-polimer yang dihubungkan dengan ikatan
peptide. Sifat protein sebagai pengendali dan zatpembangun makhluk hidup,
ditentukan oleh jumlah, jenis, dan aturan asam amino yang menyusunnya. Jenis dan
urutan asam amino ditentukan oleh DNA. Sintesis protein bertujuan untuk
pembentukan sifat structural,fungsional, serta reproduksi dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan sel. Di dalam tubuh, sintesis protein bermanfaat untuk
menhasilkan hormone, enzim, antibody, sumber energy, serta pembentukan dan
perbaikansel-sel atau jaringan tubuh.
7. Lisosom
8. Peroksisom
9. Glioksisom
11. Plastida
Plastida adalah organel penyimpan materi yang di selubungi oleh membran ganda.
Antara membran dalam dan membran luar dipisahkan oleh ruangan sempit
intermembran. Plastida hanya terdapatpada sel tumbuhan dan alga (ganggang).
1.Vakuola makanan, yang dibentuk saat fagositosis dan berfungsi untuk mencerna
serta mengedarkan hasil ke seluruh bagian sel.
14.Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan kerangka sel yang kuat dan lentur, berupa jalinan serabut
yang tersebar di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton berfungsi untuk menyongkong
dan mempertahankan bentuk sel, serta berperan sebagai tempat tertambatnya
beberapa organel sel. Sitoskeleton dapat dibongkar disuatu bagian sel, kemudian
dapat dirakit kembali di bagian sel lainnya, sehingga menyebabkan perubahan
bentuk sel. Berdasarkan ukurannya, sitoskeleton dibedakan menjadi:
a. Mikrotubula
Dinding sel memiliki ketebalan 0,1 m hingga beberapa mikrometer. Dinding sel
terdapat pada sel tumbuhan, jamur, dan alga (ganggang). Sel tumbuhan muda mula-
mula membentuk dinding sel primer yang lentur dan relative tipis kemudian, diantara
dinding-dinding primer antar sel yang berdekatan membentuk lamela tengah dari
pektin atau polisakarida yang bersifat lengket. Setelah sel tumbuhan dewasa, sel
tersebut akan membentuk dinding sel sekunder dari bhan selulosa yang kaku diantara
membran plasma dan dinding primer. Pada dinding sel terdapat nokta atau bagian
dinding yang tidak menebal, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antar
plasma sel.
Fungsi dinding sel, yaitu:
a. melindungi sel.
Mitosis adalah suatu proses pembelahan atau reproduksi sel yang sel sel anaknya mewarisi
jumlah kromosom yang sama dengan induknya sehingga sifat atau karakternya seperti sel
induknya.
Miosis adalah suatu proses reproduksi ( perkembangbiakan sel ) yang sel keturunannya
mewarisi separuh jumlah kromosom induknya, mengandung kromosom 2n maka sel yang
dihasilkan reproduksinya adalah mewarisi n kromosom
a. Populasi sel bersifat statis (expanding). Sebagian kecil dari sel mengalami sintesis DNA
dan pembelahan sel yang memungkinkan pertumbuhan
b.Populasi sel berkembang. Sebagian kecil sel ini mengalami sintesis DNA dan pembelahan
sel yang memungkinkan pertumbuhan. Misalnya pada hati, ginjal dan berbagai kelenjar
c. Populasi sel masa hidup tertentu. Dalam populasi pembaruan ini harus ada pembelahan sel
secara terus menerus untuk mengganti sel yang mati
Pembelahan sel somatik menjadi dua : sel anak identik dengan sel induk. Hal ini terjadi
karena kandungan DNA diikuti pembagian bahan ginetik diantara kedua sel anak secara rata
melalui tahap sebagai berikut :
Propase : benang benang kromatin menjadi padat sehingga kromosom mirip bangunan
batang pendek dan bulat. Setiap kromosom membelah secara memanjang. Pasangan sentrioli
berdampingan dengan inti sel berpublikasi berbentuk anak sentrio, dan pasangan sentrio
saling menjauh untuk menempati kutub-kutub atauujung sel yang berlawanan. Anak inti
lambat laun menghilang, isinya melekat pada kromatin. Inti mulai berdisintegrasi ( hancur)
pecar menjadi gelembung-gelembung kecil.
Metaphase : semua kromosom bergerak ketengah sel menyusun diri pada bidang ekuator
tegak lurus pada sumbu panjang sejajar dengan sumbu tempat berlangsungnya sitokenesis,
kromosom terlihat tersusun seperti cincin pada akhir metaphase terjadi pembelahan lengkap.
Kedua kromatin masing-masing kromosom pada sentromer berpisah. Pada tahap ini kromatid
merupakan kromosom anak dua set lengkap
Anaphase : kromosom anak bergerak kea rah kutub sel yang berlawanan ke masing- masing
ujung sel. Mekanis gerakan kromatid berkenaan dengan dua hal yang tidak saling berkaitan
(independen). Gerak mikrotubul kromosom ke arah yang ikut menarik kromatid menggeser
rangkaian mikrotubul yang menambah jarak antara ke dua kutub. Gerakan pergeseran kedua
perangkat tersebut disebabkan molekul menggunakan energy hidrolisis. ATP diikuti oleh
terlepasnya rangkaian mikrotubul.
Telofase : kromosom mulai memanjang dan terurai. Bagian yang terurai berupa eukromatin.
Masing-masing inti tampak dalam gabungan kromosom, selubung inti dibentuk kembali.
Peristiwa ini berlangsung sampai masing-masing inti terlihat sebagai inti interfase. Pada
tahap ini terdapat jembatan protoplasma yang tipis diantara kedua sel dan akhirnya jembatan
ini terpustus, terbentuk lah kedua sel anak yang terpisah
Makhluk hidup uniselular dapat bereproduksi hanya dengan membelah diri. Pada makhluk
hidup multiselula, reproduksi diawali oleh pembentukan sel spora atau gamet (sel telur atau
sel sperma), kemudian sel-sel gamet tersebut bersatu melalui proses fertilisasi. Manusia
memiliki jumlah kromosom sel somatis. Jumlah kromosom semua sel somatik adalah diploid,
berjumlah 46 (23 pasang homolog). Tetapi sel kelamin atau gamet mempunyai jumlah
haploid (satu set kromosom yang terkandung dalam gameet berjumlah 23), yang hanya
mengandung satu belahan dari masing-masing pasangan kromosom. Jika sel gamet manusia
memiliki jumlah kromosom lengkap, melalui proses fertilisasi keturunan yang dihasilkan
akan memiliki 92 kromosom. Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena
jumlah kromosom sel hasil pembelahan ini berkurang setengahnya. Pada saat fertilisasi,
jumlah kromosom sel zigot akan kembali utuh karena berasal dari sel gamet jantan dan sel
gamet betina. Kromosom dari gamet jantan merupakan pasangan kromosom homolog dari
gamet betina.
Pada meiosis sel benih pria, sitokinase (pembelahan sitoplasma) menghasilkan sitoplasma
yang rata pada keempat sel (2 sel mengandung 22 kromosom + X dan2 sel lainnya
mengandung 22 + Y).
Pada wanita semua mengandung 22 + Y, bagian sitoplasma tidak rata dan hanya satu yang
mengandunglebih banyak sitoplasma. Variasi genetik dapat terjadi pada meosis dengan
tertukarnya segmen-segmen kromosom homolog selama pembelahan reduksi.
Meiosis 1
Sama halnya denganpembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap pembelahan, terlebih
dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase terjadi replikasi DNA yang menghasilkan
duplikasi kromosom. Tahap meiosis terdiri atas profase I, metaphase I, anaphase I, dan
telofase I.
Profase I
pada awal profase I, terdapat dua kromatid untuk setiap kromosom. Mirip profase pada
mitosis. Namun, pada meiosis, setiap pasangan kromosom homolog saling mendekat dan
berpasangan membentuk struktur dengan empat kromatid yang disebut tetrad. Proses
kromosom homolog yang berpasangan ini disebut sinapsis. Setiap pasangan kromosom ini
disebut bivalen. Sama halnya dengan fase profase mitosis, pada profasee I membrane inti sel
melebur. Padas el hewan terjadi duplikasi senteriol. Penampakan kromosom semakin jelas
ketika mendekati akhir profase I. Pada akhir profase I, ikatan kromosom homolog tidak
terlalu kuat dan pasangan kromosom homolog mulai terpisah. Pasangan kromosom homolog
masih saling berikatan pada beberapa titik. Titik kromatid homolog berikatan ini disebut
klasma (jamak, kiasmata). Pada kiasma inilah kemungkinan pindah silang dapat terjadi.
Karena pengaruh gengen pada satu kromosom (atau kromatid) dapat berbeda dengan gen-gen
pada pasangan homolognya dapat berbeda, pindah silang dapat mengubah urutan gen-gen
pada pasangan homolognya dapat berbeda, pindah silang dapat mengubah urutan gen-gen
pada kromosom.
Metafase I
pada metaphase I, benang-benang spindel menempatkan setiap tetrad sejajar bidang ekuator.
Benang spindle melekat pada kinetokor sentromer. Benang spindle dari satu kutub hanya
akan melekat pada salah satu kromosom homologdari setiap tetrad. Benang spindel dari
kutub lain akan melekat pada kromosom homolog lain dari tetrad tersebut. Dengan demikian,
setiap kromosom dari pasangan kromosom homolog hanya dapat tertarik pada kutub yang
berlawanan
Anafase I
Berdasarkan pengaturan pelekatan benang spindel pada metafase I , pada anaphase I setiap
kromosom dupleks dari pasangan kromosom homologbergerak menuju kutub yang
berlawanan sehingga ikatan tetrad saja yang berpisah . Hal ini berbeda dengan anaphase pada
mitosis yang terjadi pemisahan kromatid. Pada fase ini jumlah kromosom bagi calon sel anak
tereduksi
Pada telofase I, kromosom berkumpul pada masing-masing kutub sel. Saat ini setiap kutub
sel memiliki jumlah kromosom haploid dan kromosomnya masih dalam bentuk dupleks,
dengan dua kromatid. Biasanya sitokinesis terjadi bersamaan dengan telofase I dan
menghasilkan dua sel anak haploid. Jika meiosis ini terjadi pada sel gamet manusia, jumlah
kromosom tubuh yang 46 buah akan tereduksi menjadi 23 buah pada akhir meiosis I.
Meiosis II
Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meiosis II. Terdapat perbedaan dalam
siklus sel meiosis II ini . Pada interface II, tidakterjadi replikasi DNA sehingga kromosom
dalam kedua sel tersebut berada dalam keadaan dupleks. Oleh karena itu, kemiripannya
dengan mitosis, tahap miosis II ini secara kesuluruhan dapat dikatakan sebagai mitosis
haploid.
Profase II
Pada tahap ini benang kromatin yang semula terurai setelah profase I mengalami kondensasi
kembali membentuk kromosom. Kromosom yang terbentuk masih dalam keadaan dupleks,
dengan dua kromatid. Membran ini mulai melebur.
Metaphase II
Anafase II
Anaphase II mirip dengan anaphase pada mitosis. Tahap ini diawali pemisahan sentromer dan
setiap kromatid bergerak menuju kutub yang berlawanan
Mitosis
Miosis
KESIMPULAN
Sel pertama ditemukan oleh Robert Hooke tahun 1665. Saat itu, Hooke mengamati sel gabus
dari dinding sel tumbuhan yang sudah mati. Ia melihat adanya ruangan kecil kosong
menamakannya dengan sel . Penemuan sel berkembang ketika Antonie Van Leeuwenhoek
menjadi orang yang pertama kali melihat sel hidup dari alga Spirogyra dan bakteri dengan
menggunakan miskroskop pada tahun 1674. Struktur sel dan fungsinya : Membran sel
(membran plasma), Nukleus (inti sel), Sitoplasma, Ribosom, Retikulum endoplasma (RE),
Badan Golgi (Aparatus Golgi), Lisomsom, Peroksisom, Glioksisom, Mitokondria, Plastida,
Vakuola,Sentrosom dan sentriol, Sitoskeleton, Dinding sel.
Mitosis adalah suatu proses pembelahan atau reproduksi sel yang sel sel anaknya mewarisi
jumlah kromosom yang sama dengan induknya sehingga sifat atau karakternya seperti sel
induknya. Miosis adalah suatu proses reproduksi ( perkembangbiakan sel ) yang sel
keturunannya mewarisi separuh jumlah kromosom induknya, mengandung kromosom 2n
maka sel yang dihasilkan reproduksinya adalah mewarisi n kromosom Pembelahan sel
bertalian dengan keperluan pertumbuhan dan penggantian di dalam jaringan.
Pembelahan sel mitosis. Pembelahan sel somatik menjadi dua : sel anak identik dengan sel
induk. Hal ini terjadi karena kandungan DNA diikuti pembagian bahan ginetik diantara kedua
sel anak secara rata melalui tahap sebagai berikut : Propase, Metaphase, Anaphase,
Telofase, Pembelahan sel miosis Jumlah kromosom semua sel somatik adalah diploid,
berjumlah 46 (23 pasang homolog). Tetapi sel kelamin atau gamet mempunyai jumlah
haploid (satu set kromosom yang terkandung dalam gameet berjumlah 23), yang hanya
mengandung satu belahandari masing-masing pasangan kromosom.
Mitosis : Hanya mengalami satu kali pembelahan, Menghasilkan 2 set anak sama dengan
induknya,Pembelahan mitosis penting untuk proses pertumbuhan dan perbaikan sel yang
rusak. Miosis : Mengalami dua kali pembelahan yaitu miosis 1 dan meosis 2, Menghasilkan 4
sel anak yang memiliki kromosom induknya, Pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel
kelamin (sel sperma dan sel telur ), Disebut juga pembelahan reproduksi, karena tejadi
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n, Pembelahan terjadi jika
salah satu sel ingin menghasilakan sel untuk berproduksi.
DAFTAR PUSTAKA