ABSTRACT
The research aims to obtain palm oil waste composition effective to increase the nutrient content of the
soil and abundance of microorganisms in soil sand former gold mining. The design used was a
completely randomized design with four treatments, namely: (a) a combination of oil palm empty fruit
bunches by a consortium of microorganisms, (b) a combination of palm fiber with a consortium of
microorganisms; (c) a combination of waste oil with a consortium of microorganisms and (d) control,
each unit experiment was repeated six times. The results showed that the waste oil can increase soil pH
and and increase the nutrient content of N, P, K, Mg and enrich the soil microbial population.
Consortium of bacteria aid in the decomposition of organic matter. Type of waste oil that has great
potential as a soil amendment is a palm fiber waste, and waste oil palm empty fruit bunches.
Keywords: palm oil waste, chemical and biological soil, degraded land.
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk memperoleh komposisi limbah kelapa sawit yang efektif untuk
meningkatan kandungan unsur hara dan kelimpahan mikroorganisme tanah pada tanah pasir eks
penambangan emas. Rancangan yang digunakan adalah rancangan Acak lengkap dengan empat
perlakuan yaitu : (a) kombinasi tandan kosong sawit dengan konsorsium mikroorganisme; (b)
kombinasi serat sawit dengan konsorsium mikroorganisme; (c) kombinasi limbah cair sawit dengan
konsorsium mikroorganisme dan (d) kontrol, setiap satuan percobaan diulang enam kali. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian limbah sawit meningkatkan pH tanah dan kandungan
unsur hara N, P, K, Mg serta memperkaya populasi mikrobial tanah. Konsorsium bakteri membantu
dalam proses dekomposisi bahan organik.. Jenis limbah sawit yang berpotensi besar meningkatkan
unsur hara tanah adalah limbah serat sawit, dan limbah tandan kosong kelapa sawit.
Kata kunci : limbah kelapa sawit, sifat fisik, kimia dan biologi tanah, lahan kritis
53
Sih Winarti dan Liswara Neneng Pengaruh Pemberian Limbah Kelapa Sawit ...
lahan mudah tererosi, tanah bereaksi masam dan dari sisi ekonomi (Wardani, 2012). Komponen
miskin unsur hara. Secara umum dapat terbesar dari TKKS adalah selulosa (40-60 %),
dikatakan bahwa kondisi lahan kritis disamping komponen lain yang jumlahnya lebih
menyebabkan tanaman tidak mampu tumbuh kecil seperti hemiselulosa (20-30 %), dan lignin
dengan baik karena tanaman tidak cukup (15-30 %) (Dekker, 1991 dalam Wardani,
mendapatkan air dan unsur hara, kondisi fisik 2012). Salah satu alternatif pemanfaatan tandan
tanah yang tidak memungkinkan akar kosong kelapa sawit adalah sebagai pupuk
berkembang. Lahan kritis ditandai oleh organik dengan melakukan pengomposan
rusaknya struktur tanah, menurunnya kualitas (Fauzi et al., 2002).
dan kuantitas bahan organik, defisiensi hara dan Pengomposan adalah proses aerob,
terganggunya siklus hidrologi. Kondisi lahan yang dalam prosesnya membutuhkan udara.
seperti ini akan mengurangi jumlah populasi Jika tidak terdapat cukup udara, maka terjadi
mikrobial tanah, yang berperan penting dalam dekomposisi secara anaerob. Kelemahan
proses dekomposisi dan penyediaan unsur hara dekomposisi anaerob adalah perosesnya lebih
bagi tanah. Agar lahan dapat kembali berfungsi lambat daripada pengomposan secara aerob, dan
sebagai suatu ekosistem yang baik dan beberapa produknya, seperti ammonia dan
menghasilkan sesuatu yang bersifat ekonomis hidrogen sulfida menimbulkan bau busuk
bagi manusia perlu dilakukan rehabilitasi dan (Thompson, 2007 dalam Wardani 2012)
ditingkatkan produktivitasnya. Keunggulan kompos TKKS adalah
Masalah mendasar yang dihadapi pada kandungan kalium yang tinggi, tanpa
lahan kritis adalah bagaimana mengubah lahan penambahan starter dan bahan kimia,
tersebut menjadi produktif kembali dan memperkaya unsur hara yang ada di dalam
bagaimana menghambat agar lahan kritis tidak tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik,
semakin meluas. Langkah awal yang perlu kimia dan biologi tanah. Selain itu kompos
dilakukan untuk memperbaiki kondisi lahan TKKS memiliki beberapa sifat yang
kritis adalah dengan cara memperbaiki kondisi menguntungkan antara lain: (1) memperbaiki
tanah. Upaya mengatasi minimnya unsur hara struktur tanah berlempung menjadi ringan; (2)
dan populasi mikrobial tanah, dapat dilakukan membantu kelarutan unsur-unsur hara yang
dengan cara menambahkan nutrisi ke dalam diperlukan bagi pertumbuhan tanaman; (3)
tanah dengan pemupukan. Jenis pupuk yang bersifat homogen dan mengurangi risiko
baik diharapkan bermanfaat meningkatkan sebagai pembawa hama tanaman; (4)
unsur hara tanah, aman bagi lingkungan, mudah merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci
diperoleh, dan ekonomis dari segi harga. Salah oleh air yang meresap dalam tanah dan (5)
satu sumber pupuk hayati potensial yang masih dapat diaplikasikan pada sembarang musim.
perlu diteliti potensinya adalah pemanfaatan Limbah cair pabrik kelapa sawit
limbah produksi kelapa sawit yang berlimpah. (LCPKS) merupakah limbah PKS yang
Secara umum limbah dari pabrik kelapa volumenya cukup besar. Dari setiap ton TBS
sawit terdiri atas tiga macam yaitu limbah cair, yang diolah bisa menghasilkan LCPKS
padat dan gas. Kandungan hara limbah cair PKS sebanyak 600-700 m3 limbah. Misalkan di
adalah 450 mg N/l, 80 mg P/l, 1.250 mg K/l dan sebuah PKS dg kapasitas 30 ton TBS/jam,
215 mg/l. Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan 7 jam kerja dan 25 hari kerja, LCPKS
(TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber yang dihasilkan bisa mencapai .3.150.000
pupuk organik yang memiliki kandungan unsur m3/bulan.
hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman.
Limbah cair pabrik kelapa sawit
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
(LCPKS) tidak bisa langsung dibuang ke
mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah
perairan, sungai misalnya, karena parameter
kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk
COD dan BOD-nya sangat tinggi.LCPKS harus
organik juga akan memberikan manfaat lain
diolah terlebih dahulu di fasilitas IPAL hingga
54
Jurnal AGRIPEAT, Vol. 14 No. 2 , September 2013 : 53 - 58 ISSN :1411 - 6782
layak untuk dibuang ke sungai. Perlu kolam Pada perlakuan a, b, c, dilakukan proses
yang banyak dan luas, biayanya pun cukup pengomposan secara aerob, selama 2 minggu.
besar untuk mengolah limbah ini. Alternatif lain Setelah itu diaplikasikan pada tanah di polibag
pemanfaatan LCPKS ini, yaitu dialirkan ke dengan diameter 50 cm. Kompos maupun
kebun untuk pengairan kebun. Sejauh ini kebun limbah cair diberikan dengan cara
sawit yang dialiri LCPK menunjukkan mencampurkan langsung pada tanah.
perrtumbuhan dan produksi yang baik.Ini Perbandingan kompos dengan tanah adalah 1:3.
menunjukkan bahwa LCPKS memiliki fungsi Pemberian dilakukan satu bulan sekali, selama
untuk hara/nutrisi tanaman. tiga bulan berturut-turut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Variabel yang diamati adalah sifat fisik
pH tanah dan kandungan unsur hara tanah yang tanah, pH tanah, kandungan unsur hara N, P K
diberi limbah sawit dan memperoleh komposisi dan Mg dan kelimpahan mikroorganisme tanah.
limbah kelapa sawit yang paling efektif untuk Kandungan unsur hara tanah dianalisis di
meningkatan kandungan unsur hara dan Laboratorium Dasar dan Analitik Universitas
kelimpahan mikroorganisme tanah. Palangka Raya, yang diukur berdasarkan
sampel tanah yang diambil dari tiap plot
perlakuan, pada akhir bulan ke tiga perlakuan.
BAHAN DAN METODE Pengamatan populasi mikrobial tanah
dilakukan di laboratorium, menggunakan media
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Nutrient Agar (NA), dan penanaman pada
April sampai Nopember 2012, di Laboratorium pengenceran 10-4. Penghitungan koloni
Dasar dan Analitik Universitas Palangka Raya. menggunakan colony counter. Koloni yang
Bahan penelitian berupa sampel tanah dari areal dihitung dibatasi pada koloni bakteri. Data yang
lahan kritis pasca tambang emas desa Hampalit diperoleh disajikan menggunakan analisis
Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan statistik deskriptif..
Tengah, Media Nutrien Agar (NA), Media
limbah air kelapa, konsorsium mikroorganisme HASIL DAN PEMBAHASAN
Pseudomonas sp., dan Klebsiella sp, serta
limbah sawit, yang diambil dari perusahaan
sawit PT. Windu Nabatindo, Samba, Kabupaten 1. Hasil Perlakuan Kombinasi Limbah
Kasongan, Kalimantan Tengah. Karakteristik Kelapa Sawit terhadap pH dan Unsur
limbah sawit yang digunakan sebelum Hara Tanah
perlakuan pengomposan menggunakan isolat
bakteri, adalah (i) Limbah cair kelapa sawit; (ii) Tanah pasir eks tambang emas yang
Serat sawit yang sudah mengalami pelapukan, diberi kombinasi limbah kelapa sawit dan
dan dikomposkan menggunakan konsorsium bakteri memperlihatkan adanya
mikroorganisme; dan (iii) tandan kosong kelapa kenaikan pH tanah sebesar rata-rata 21,57%
sawit, yang sudah direbus, dan telah mengalami dibandingkan dengan kontrol. Kombinasi
pelapukan selama beberapa bulan. limbah cair kelapa sawit memperlihatkan
Kegiatan penelitian di awali dengan peningkatan pH tertinggi (Gambar 1).Pada
pra-teatment dengan komposisi bahan proses pengolahan limbah cair baik secara
perlakuan, sebagai berikut: (a) Kombinasi anaerobik maupun aerobik penguraian bahan
tandan kosong sawit dengan konsorsium organik dalam limbah cair akan mempengaruhi
mikroorganisme; (b) Kombinasi serat sawit keasaman (pH) maupun alkalinitas dalam
dengan konsorsium mikroorganisme; (c) limbah. Dari reaksi-reaksi perombakan bahan
Kombinasi limbah cair sawit dengan organik akan menghasilkan CO2 yang
konsorsium mikroorganisme dan (d) kontrol , selanjutnya akan membentuk karbonat.
setiap satuan percobaan di ulang 6 (enam) kali. Pembentukan karbonat dalam air akan
55
Sih Winarti dan Liswara Neneng Pengaruh Pemberian Limbah Kelapa Sawit ...
menaikkan alkalinitas dari limbah tersebut tanah pasir yang diberi limbah padat serat
Konsidi pH dan alkalinitas yang sesuai untuk sawit, diikuti oleh tandan kosong dan untuk
perkembangbiakan mikroorganisme sangat limbah cair kandungan fosfor cenderung lebih
diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja rendah dari kontrol (Gambar 7).
bakteri dalam penguraian bahan organik yang Derajat pH dalam tanah juga
terkandung dalam limbah cair (Togatorop, menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang
2009). bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam
akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al)
yang selain meracuni tanaman juga mengikat
fosfor sehingga tidak bisa diserap tanaman.
Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak
unsur mikro yang bisa meracuni tanaman.
Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan
unsur Na (Natrium) dan Mo (Molibdenum)
(Tisdale et al., 1993; Hardjowigeno, 2002)
56
Jurnal AGRIPEAT, Vol. 14 No. 2 , September 2013 : 53 - 58 ISSN :1411 - 6782
57
Sih Winarti dan Liswara Neneng Pengaruh Pemberian Limbah Kelapa Sawit ...
58