Anda di halaman 1dari 7

ILMU KOMUNITAS

(BADAN PENYELENGGARA JASA SOSIAL DAN KARTU INDONESIA SEHAT)

Dosen pembibing :

Ari susanti, SKM.,M.Kes.

Oleh :

Ida fatmawati

1410050

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN 2016-2017
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

A. Pengertian BPJS

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah salah satu lembaga sosial yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program-program seperti jaminan sosial yang ada
diIndonesia, berdasarkan undang-undang nomor 40 tahun 2004 yang menyatakan
tentang sistem jaminan sosial nasional, disamping itu juga menurut undang undang
nomor 24 tahun 2011 BPJS akan mengganti sejumlah lembaga-lembaga jaminan sosial
yang ada seperti lembaga asuransi kesehatan PT askes Indonesi dirubah
menjadi BPJS_Kesehatan, lembaga jaminan sosial tentang ketenaga kerjaan Jamsostek
juga dirubah menjadi BPJS ketenaga kerjaan. Perubahan ini akan dilakukan secara
bertahap dan bergilir, seperti yang kita ketahui pada awal tahun 2014 lalu PT askes
berubah menjasi BPJS kesehatan dan untuk tahun 2015 ini PT jamsostek berubah
menjadi BPJS ketenaga kerjaan, disamping itu juga kantor pusat BPJS ini berada
dijakarta namun anda tak perlu jauh-jauh kesana karena kantor perwakilannya ada
disetiap tingkat provinsi dan juga kabupaten kota.
Pengertian BPJS selanjutnya membahas mengenai keanggotaan, keanggotaan
BPJS ini mempunyai dua bagian yaitu peserta penerima bantuan iuran atau PBI dan
Non PBI, apa itu peserta PBI ? peserta PBI merupakan orang-orang yang tergolong
tidak mampu contohnya seperti fakir miskin yang preminya akan dibayarkan oleh
pemerintah, sedangkan non PBI adalah para pekerja yang menerima upah contohnya
seperti PNS (pegawai negeri sipil), Para anggota TNI dan polri, pegawai swasta dan
juga para pejabat-pejabat negara, tapi bagi karyawan swasta maka cara mendaftar
jaminan sosial ini bisa langsung melalui perusahaan ditempat anda bekerja lalu
perusahaan akan mendaftar ke kantor cabang. Setelah selesai pihak perusahaan akan
membayar iuran sebanyak yang telah ditentukan oleh pihak bank, kemudian setelah
mendapat konfirmasi maka perusahaan akan mendapatkan kartu BPJS yang nanti akan
dibagikan pada seluruh karyawannya.

B. Fungsi BPJS
UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan
menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. BPJS Ketenagakerjaan menurut UU
BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 program, yaitu program jaminan kecelakaan
kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Menurut UU SJSN
program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan
kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja
atau menderita penyakit akibat kerja. Selanjutnya program jaminan hari tua
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan
wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila
memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan derajat
kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya
karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. Jaminan pensiun ini
diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti. Sedangkan program jaminan kematian
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan
untuk memberikan santuan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang
meninggal dunia.
C. Tugas program BPJS
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:
a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja
c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah
d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta
e. Mmengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial
f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan program jaminan sosial dan
g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat.
Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan
pengelolaan data kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk
menerima bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial,
pembayaran manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas
penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan
keterbukaan informasi.
D. Wewenang BPJS
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:
a. Menagih pembayaran Iuran
b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehatihatian,
keamanan dana, dan hasil yang memadai
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi
kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan jaminan sosial nasional
d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah
e. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan
f. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya
g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan Melakukan
kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan
sosial. Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta
pembayaran dalam hal terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan
pembayaran, kewenangan melakukan pengawasan dan kewenangan
mengenakan sanksi administratif yang diberikan kepada BPJS memperkuat
kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik.
E. Syarat-syarat BPJS
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta tersebut meliputi: Penerima
Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu.
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak
mampu
Kartu Indonesia Sehat

A. Sejarah KIS
Pada tahun 1984, pemerintah kembali mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 1984 yang menyatakan status badan penyelenggara diubah menjadi
Perusahaan Umum Husada Bhakti. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69
Tahun 1991, maka pada tahun 1991 kepesertaan program jaminan pemeliharaan
kesehatan yang dikelola Perum Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis
Kemerdekaan beserta anggota keluarganya. Selain itu, dengan peraturan tersebut,
perusahaan diijinkan memperluas jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan
badan lainnya sebagai peserta sukarela. Tahun 1992, Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 1992 status Perum kemudian diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT
Persero) dengan mempertimbangkan fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada
Pemerintah dapat dinegosiasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen
lebih mandiri. PT. Askes (Persero) ini kemudian diberi tugas oleh Pemerintah melalui
Departemen Kesehatan RI sebagai Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
Miskin (PJKMM/ASKESKIN) pada tahun 2005. Dan pada tanggal 1 Januari 2014, sesuai
dengan Undang-Undang no. 24 tahun 2011, PT Askes Indonesia (Persero) kemudian diubah
menjadi BPJS Kesehatan.
Kartu Indonesia Sehat (KIS) sendiri adalah kartu yang memiliki fungsi untuk
memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan secara gratis. Penggunanya sendiri dapat menggunakan fungsi KIS ini di
setiap fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut. Kartu ini sendiri
merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan dari program
kesehatan yang sebelumnya yaitu BPJS Kesehatan yang telah diluncurkan oleh
mantan presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pada tanggal 1 Maret 2014
kemarin.
Sama-sama sebagai program fasilitas kesehatan dari negara, ternyata KIS dan
BPJS Kesehatan memang memiliki perbedaan. Perbedaan utamanya sebenarnya
nampak dengan jelas pada sasaran atau orang yang menerimanya. Jika BPJS
merupakan sebuah program yang anggotanya harus mendaftar dan membayar iuran,
maka KIS anggotanya diambil dari masyarakat yang tidak mampu dan pemberian
kartunya ditetapkan oleh pemerintah serta pembayaran iurannya ditanggung oleh
pemerintah. Perbedaan lain dari BPJS dan KIS adalah:

1. KIS merupakan jaminan kesehatan yang diperuntukan bagi masyarakat yang tidak
mampu, sedangkan BPJS yaitu sebuah badan atau lembaga yang
menyelenggarakan dan mengelola jaminan kesehatan tersebut.
2. KIS hanya diperuntukan bagi seseorang yang di mana kondisi ekonominya sangat
lemah, sedangkan BPJS merupakan jaminan kesehatan yang diwajibkan bagi setiap
warga Negara Indonesia baik yang mampu atau pun tidak mampu. Bagi rakyat yang
tidak mampu, iurannya ditanggung oleh pemerintah.
3. Pemakaian KIS dapat dilakukan di mana saja, baik di klinik, puskesmas atau di
rumah sakit mana pun yang ada di Indonesia. Sedangkan pemakaian BPJS hanya
berlaku di klinik atau puskesmas yang telah didaftarkan saja.
4. KIS dapat digunakan tidak hanya untuk pengobatan saja, tetapi juga dapat
digunakan untuk melakukan pencegahan. Sedangkan penggunaan BPJS hanya
dapat digunakan jika kondisi kesehatan peserta sudah benar-benar sakit atau harus
dirawat.
5. KIS merupakan jenis jaminan kesehatan yang mendapatkan subsidi dari
pemerintah, sedangkan pengguna BPJS diwajibkan untuk membayar iuran setiap
bulannya dengan jumlah yang telah ditentukan.

B. Perbedaan KIS dengan BPJS


Sama-sama sebagai program fasilitas kesehatan dari negara, ternyata KIS dan
BPJS Kesehatan memang memiliki perbedaan. Perbedaan utamanya sebenarnya
nampak dengan jelas pada sasaran atau orang yang menerimanya. Jika BPJS merupakan
sebuah program yang anggotanya harus mendaftar dan membayar iuran, maka KIS
anggotanya diambil dari masyarakat yang tidak mampu dan pemberian kartunya
ditetapkan oleh pemerintah serta pembayaran iurannya ditanggung oleh pemerintah.
Perbedaan lain dari BPJS dan KIS adalah: KIS merupakan jaminan kesehatan yang
diperuntukan bagi masyarakat yang tidak mampu, sedangkan BPJS yaitu sebuah badan
atau lembaga yang menyelenggarakan dan mengelola jaminan kesehatan tersebut.
KIS hanya diperuntukan bagi seseorang yang di mana kondisi ekonominya
sangat lemah, sedangkan BPJS merupakan jaminan kesehatan yang diwajibkan bagi
setiap warga Negara Indonesia baik yang mampu atau pun tidak mampu. Bagi rakyat
yang tidak mampu, iurannya ditanggung oleh pemerintah.
Pemakaian KIS dapat dilakukan di mana saja, baik di klinik, puskesmas atau di rumah
sakit mana pun yang ada di Indonesia. Sedangkan pemakaian BPJS hanya berlaku di
klinik atau puskesmas yang telah didaftarkan saja.
KIS dapat digunakan tidak hanya untuk pengobatan saja, tetapi juga dapat digunakan
untuk melakukan pencegahan. Sedangkan penggunaan BPJS hanya dapat digunakan
jika kondisi kesehatan peserta sudah benar-benar sakit atau harus dirawat.
Daftar pustaka

http://kandafy.blogspot.co.id/2016/12/makalah-bpjs-badan-penyelenggara.html
http://perawatpskepb.blogspot.co.id/2016/05/makalah-badan-penyelenggara-
jaminan.html
http://kandafy.blogspot.co.id/2016/11/makalah-kis-kartu-indonesia-sehat.html

Anda mungkin juga menyukai