Anda di halaman 1dari 23

1

JUMLAH NORMAL SEL CD4

Jumlah sel CD4 dihitung dalam milimeter kubik darah, bisa manual dengan mikroskop
atau otomatis dengan cytometer. Angka normal bervariasi, ada yang menyebut 600-1200; 500-
1000; 500-1500 dan 1400-1500 per mm kubik darah. Dapat disimpulkan bahwa angka normal
adalah di atas 500 per mm kubik darah.

Makin tinggi jumlah sel CD4 berarti makin baik sistem imun kita. Sebaliknya makin
rendah jumlah sel CD4 berarti makin rendah daya tahan tubuh kita. How low is lows ehingga
kita harus memulai pengobatan dengan ARV ada banyak pendapat. Ada yang memberi batas di
bawah 500 sudah perlu diberikan pengobatan, tetapi pada umumnya mengatakan bahwa
pengobatan dengan ARV dimulai bila CD4 count ada pada angka 350 atau lebih rendah.

Pemeriksaan jumlah Sel CD4 direkomendasikan setiap 3-6 bulan dengan tujuan
memantau dampak pengobatan. Perlu dicatat karena masih ada salah pemahaman, bahwa
pemeriksaan Sel CD4 bukan pemeriksaan diagnostik HIV AIDS.

Harapan dari pengobatan dengan ARV adalah meningkatnya jumlah Sel CD4 setinggi
mungkin. Hal ini berarti meningkatnya daya tahan tubuh, quality of life dari ODHA akan
meningkat dan lebih aman dari serangan infeksi oportunitistik. .

Meningkatnya jumlah Sel CD4 logikanya akan diikuti menurunnya jumlah partikel virus
HIV. Sebaliknya bila Sel CD4 menurun maka viral load meningkat. Penghitungan jumlah Sel
CD4 dan Viral Load menjadi dua pemeriksaan yang amat penting dalam follow-up pengobatan
dengan ARV. Dilanjutkan ke HIV/AIDS: CD4 Count dan Viral Load

Tes Viral Load HIV adalah tes yang digunakan untuk mengukur jumlah virus HIV di
dalam darah, sedangkan jumlah virus HIV di dalam darah disebut viral load, yang dinyatakan
dalam satuan kopi per mililiter (mL) darah. Dengan mengukur HIV RNA di dalam darah dapat
secara langsung mengukur besarnya replikasi virus.

Pemeriksaan viral load HIV juga sering digunakan untuk menentukan efektivitas relatif
dari obat antiretroviral pada beberapa uji klinis.Tes viral load HIV ditujukan pada pasien-pasien
yang telah didiagnosa mengalami infeksi HIV atau AIDS.
2

Tes ini dapat juga dilakukan pada bayi yang baru lahir, yang ibunya diketahui menderita
HIV atau AIDS oleh karena dapat mendeteksi HIV dalam darah lebih cepat dibandingkan tes-tes
yang lain. Dengan demikian jika memang didapatkan virus HIV di dalam sampel darah bayi
tersebut, dokter dapat mempertimbangkan untuk memberikan terapi lebih awal.

Wanita hamil yang pernah mengalami atau baru saja mengalami paparan terhadap HIV
dapat juga melakukan tes viral load HIV. Tes ini akan membantu mereka membuat keputusan,
seperti misalnya kapan mereka harus memulai terapi antiretroviral untuk menghindari penularan
infeksi HIV pada bayi mereka.

Deteksi RNA virus penting juga dilakukan pada penderita dengan infeksi yang masih
akut (sebelum terbentuk antibodi) atau pada kasus yang sangat jarang, pada seseorang yang
terinfeksi tanpa terbentuk antibodi (antibodi negatif).

TES VIRAL LOAD MEMBANTU DALAM BEBERAPA BIDANG:

- Dalam penelitian, tes ini membuktikan bahwa HIV tidak pernah laten atau tidur, melainkan
terus menggandakan diri. Banyak Odha tanpa gejala AIDS dengan jumlah CD4 yang tinggi juga
mempunyai viral load yang tinggi. Seumpamanya virus benar laten/tidur, tes seharusnya tidak
menemukan HIV dalam darah.

- Tes ini dapat dipakai untuk diagnosis, karena tes dapat menemukan virus kapan pun setelah
seseorang terinfeksi HIV. Ini lebih baik dibandingkan tes HIV baku (tes antibodi), yang bisa saja
negatif selama 2-6 bulan setelah infeksi HIV.

- Untuk prognosis, viral load dapat membantu meramalkan berapa lama kita akan tetap sehat.
Semakin tinggi viral load, semakin cepat penyakit HIV berkembang.

- Untuk pencegahan, viral load menunjukkan daya menular pada orang lain. Semakin tinggi viral
load, semakin mudah menularkan HIV.

Tes viral load bermanfaat untuk penatalaksanaan terapi, untuk mengetahui apakah obat
antiretroviral berhasil mengendalikan virus atau gagal. Panduan saat ini menganjurkan
pengukuran viral load pada awal, sebelum mulai terapi. Suatu regimen berhasil bila viral load
diturunkan setidaknya 90 persen dalam waktu delapan minggu setelah terapi antiretroviral (ART)
3

mulai dipakai. Viral load seharusnya terus menurun menjadi kurang dari 50 kopi dalam enam
bulan. Viral load sebaiknya diukur 2-8 minggu setelah ART dimulai atau diubah, dan kemudian
setiap 3-4 bulan.

Ada beberapa masalah dengan tes viral load:

Hanya 2 persen HIV dalam tubuh kita adalah di darah. Tes viral load tidak dapat
mengukur jumlah HIV yang ada di jaringan tubuh misalnya kelenjar getah bening, empedu atau
otak. Viral load dalam jaringan getah bening (limfa) dan air mani menurun bila tingkat darah
menurun, tetapi tidak pada waktu dan kecepatan yang sama.

Hasil tes viral load dapat dipengaruhi jika tubuh kita terserang infeksi, atau jika kita baru
imunisasi (misalnya vaksinasi flu). Kita sebaiknya tidak mengambil darah untuk tes viral load
dalam waktu empat minggu setelah infeksi atau imunisasi apa pun.

HIV DAN AIDS: CD4 COUNT dan VIRAL LOAD

Lanjutan dari HIV DAN AIDS: CD4 Count (Jumlah Sel CD4)

Pemeriksaan CD4 Count dan Viral Load merupakan dwi-tunggal dalam pemantauan hasil
pengobatan dengan ARV. Yang pertama menghitung jumlah sel-sel kekebalan yang kita punyai
dan yang kedua menghitung jumlah partikel (copy) virus yang ada. Bila yang satu tinggi,
logikanya yang satu akan rendah, demikian pula sebaliknya.

Viral Load adalah jumlah partikel virus dalam 1 mm kubik darah. Semakin banyak
jumlah partikel virus dalam darah berarti semakin besar kerusakan Sel CD4, makin rentan untuk
terjadi infeksi oportunistik dan perjalanan dari HIV positif menjadi AIDS pun menjadi semakin
cepat.

Sama halnya dengan jumlah Sel CD4, maka dengan menghitung besarnya Viral Load kita dapat:

1. Memonitor perjalanan penyakit

2. Menetapkan kapan memulai pengobatan dengan ARV


4

3. Mengetahui efektifitas pengobatan

Pengobatan dengan ARV akan mengurangi reproduksi virus HIV, menurunkan Viral Load dan
melindungi sistem imun tubuh.

ANGKA NORMAL DAN FLUKTUASI VIRAL LOAD

Berbeda dengan tes-tes laboratorium lainnya, maka Viral Load tidak mempunyai angka
normal. Orang yang tidak terinfeksi HIV tidak akan ada Viral Load samasekali. Viral Load
menunjukkan berapa partikel virus (disebut: copy) yang ada dalan 1 mm kubik darah kita.
Tujuan pengobatan HIV/AID adalah menurunkan angka Viral Load serendah mungkin sampai
pada tingkatan tidak terdeteksi yaitu pada kisaran 40-75 copy per sampel darah.

Viral Load berubah dari waktu ke waktu. Pada awal infeksi maka Viral Load bisa tinggi,
mencapai jutaan. saat itu sistem imun masih mampu bereaksi dan mendorong kembali Viral
Load sampai ke set point. Viral Load akan dipertahankan rendah sampai tiba saatnya
kerusakan sel-sel CD4 semakin besar. Pada saat inilah terapi dengan ARV mulai diperlukan.

Pemeriksaan Viral Load dilakukan pada awal orang didiagnosa HIV positif guna
memperoleh data awal, selanjutnya akan direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan setiap
3-6 bulan karena yang penting adalah mengetahui trend dari Viral Load (naik atau turun). Perlu
dicatat bahwa Viral Load bukan untuk pemeriksaan sewaktu atau satu kali.

CD4 COUNT, VIRAL LOAD DAN PENULARAN HIV

CD4 Count bersama-sama Viral Load menghasilkan potret lengkap kondisi sistem imun
kita dalam melawan virus HIV. Tujuan kita adalah mempertahankan CD4 Count setinggi
mungkin dan Viral Load serendah-rendahnya (sampai tidak terdeteksi). Hasil pemeriksaan Viral
Load akan meningkatkan keyakinan keberhasilan pengobatan.

Viral Load yang rendah akan menurunkan risiko penularan HIV melalui hubungan
seksual. Walau demikian perlu diperhatikan bahwa Viral Load yang tidak terdeteksi bukanlah
jaminan bahwa seorang HIV positif tidak akan menularkan virusnya ke orang lain. HIV bisa
tetap ada di cairan sperma, cairan vagina maupun air susu ibu. Langkah-langkah pengamanan
5

dengan proteksi tetap diperlukan, misalnya dengan menggunakan kondom secara konsisten
dalam setiap hubungan seksual.

KESIMPULAN

Pemerikaan CD4 dan Viral Load memberikan informasi esensial perkembangan virus
HIV dalam tubuh manusia. Sasaran pengobatan ARV adalah menghasilkan CD4 Count setinggi-
tingginya dan Viral Load serendah-rendahnya (tidak terdeteksi).

Patokan pemberian ARV (www.aidsmap.com/) adalah:

CD4 COUNT

500-1200 Normal untuk orang yang tidak terinfeksi HIV

Di atas 350 Biasanya pemberian ARV belum direkomendasikan

Di bawah 350 Pemberian ARV mulai direkomendasikan

Di bawah 250 risiko infeksi oportunistik amat tinggi, ARV direkomendasikan

VIRAL LOAD

100.000-1 juta Amat tinggi

Di bawah
Untuk ODHA yang tidak dalam pengobatan: rendah
100.000

Di bawah 50 Tidak terdeteksi: merupakan target pengobatan HIV dan AIDS

BEBERAPA PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN TENTANG CARA


PENULARAN HIV.

Apakah jalur utama penularan HIV..??.Berikut ini adalah jalur-jalur utama seseorang dapat
terinfeksi HIV : a. Seks dengan penetrasi tanpa pengaman dengan seseorang yang terinfeksi
b. Suntikan atau transfusi darah atau produk darah yang tercemar, donasi cairan mani (inseminasi
6

buatan), tandur kulit (skin graft) atau transplantasi organ yang diambil dari seseorang yang
terinfeksi.
c. Dari seorang ibu yang terinfeksi ke bayinya, hal ini dapat terjadi selama kehamilan, saat lahir,
dan selama masa menyusui.
d. Berbagi alat suntik yang tidak disterilisasi yang sebelumnya telah digunakan oleh seseorang
yang terinfeksi.

1. Dapatkah saya terinfeksi jika pasangan saya tidak memiliki HIV?


TIDAK. Seperti semua penyakit menular seksual, HIV tidak dapat diciptakan, hanya dapat
ditularkan. Jika Anda yakin pasangan Anda tidak mengidap HIV, maka tidak ada risiko terkena,
bahkan jika Anda melakukan seks tanpa pengaman (baik melalui vagina, oral, atau anal).
Walaupun demikian, tetap ada risiko terjadi kehamilan dan penyakit menular seksual lainnya
(jika pasangan Anda mengidapnya), jadi sebaiknya Anda tetap menggunakan kondom atau
bentuk KB lainnya sebisa mungkin untuk mencegah kehamilan maupun prnyakit sex menular
lainnya.

2. Seberapa amankah seks oral?


Meskipun ada kemungkinan terinfeksi HIV melalui seks oral, risiko terinfeksi dengan cara ini
lebih rendah daripada risiko terinfeksi melalui hubungan seksual tanpa pelindung. Saat
memberikan seks oral pada seorang pria (mengisap atau menjilat penis) seseorang dapat menjadi
terinfeksi HIV jika cairan mani yang terinfeksi bersentuhan dengan gusi yang rusak, atau dengan
luka yang terdapat di mulut.
Memberikan seks oral pada wanita juga dianggap berisiko relatif rendah. Penularan bisa terjadi
bila cairan yang terinfeksi dari wanita masuk ke mulut pasangannya. Kecenderungan infeksi
dapat meningkat bila terdapat darah haid atau bila si wanita terinfeksi penyakit menular seksual
lainnya.
Kecenderungan baik pria maupun wanita menjadi terinfeksi HIV sebagai akibat memberikan
seks oral sangatlah rendah, karena ludah tidak mengandung jumlah yang dapat menyebabkan
menular dari HIV.

3. Bagaimana kemungkinan terkena HIV bila pasangan saya tidak melakukan penetrasi
7

(tidak masuk)?
Meskipun penelitian mengatakan bahwa kadar HIV yang tinggi kadang dapat terdeteksi di
precum (cairan bening yang keluar dari ujung penis laki-laki sebelum ejakulasi), sulit untuk
menentukan apakah HIV terdapat dalam jumlah cukup untuk menimbulkan infeksi. Untuk
menjaga agar tidak terjadi kemungkinan terkena HIV atau penyakit menular seksual lainnya
sebaiknya lakukan seks yang aman.

4. Apakah berciuman merupakan jalur penularan HIV..??


Ciuman dalam atau dengan mulut terbuka merupakan aktivitas berisiko rendah dalam hal
penularan HIV. HIV terdapat di ludah hanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang tidak cukup
untuk menyebabkan terjadinya infeksi.
Hanya terdapat satu kasus seseorang terinfeksi HIV melalui ciuman, akibat terpapar ke darah
yang mengandung HIV ketika berciuman. Jika mulut Anda atau pasangan Anda berdarah,
sebaiknya hindari berciuman sampai perdarahan berhenti.

5. Apakah lesbian atau perempuan yang berhubungan seks dengan perempuan lain
berisiko terkena HIV?
Lesbian/wanita biseksual tidak berisiko tinggi terkena HIV melalui hubungan seksual antar
wanita. Sangat sedikit wanita yang diketahui menularkan HIV ke wanita lain secara seksual,
walaupun secara teoritis mungkin apabila cairan vagina yang terinfeksi atau darah dari pasangan
dengan HIV positif memasuki vagina wanita lain.

6. Apakah berhubungan seks melalui dubur lebih berisiko terkena HIV dibandingkan
melalui vagina atau seks oral..??
Hubungan seksual melalui anus memiliki risiko yang lebih tinggi daripada bentuk aktivitas
seksual lainnya, Lapisan usus besar bawah mengandung sel yang lebih sedikit daripada vagina
sehingga dapat rusak dengan mudah, menyebabkan terjadinya perdarahan selama hubungan
seksual. Hal ini kemudian dapat menjadi jalur ke aliran darah.

7. Apakah menggunakan jari selama seks berisiko penularan HIV?


Memasukkan jari ke dalam anus atau vagina seseorang hanya akan berisiko tertular HIV bila
8

terdapat luka pada jari tersebut dan jika terdapat kontak langsung dengan darah, cairan vagina
atau air mani yang mengandung HIV dari orang lain. Terdapat pula risiko apabila seseorang
yang memasukkan jari mempunyai HIV dan jarinya berdarah.

8. Apakah terdapat hubungan antara HIV dengan penyakit menular seksual lainnya?
HIV dan penyakit menular seksual lainnya dapat saling mempengaruhi. Adanya penyakit
menular seksual pada orang yang terkena HIV dapat meningkatkan risiko penularan HIV. Hal ini
dapat terjadi melalui luka pada kemaluan yang dapat berdarah atau melalui cairan alat kelamin.

Seseorang dengan HIV negatif yang memiliki penyakit menular seksual berisiko lebih tinggi
terinfeksi HIV melalui seks. Hal ini dapat terjadi jika penyakit menular seksual tersebut
menyebabkan luka pada kulit (misal sifilis atau herpes), atau jika menstimulasi sistem
kekebalan/imun pada area kelamin (misal klamidia atau gonore). Penularan HIV lebih cenderung
terjadi pada penyakit menular seksual dengan luka daripada yang tanpa luka. Menggunakan
kondom selama berhubungan seksual merupakan cara terbaik untuk mencegah penularan
penyakit seksual, termasuk HIV.

9. Dapatkah saya terkena HIV melalui kontak atau aktivitas sosial biasa seperti berjabat
tangan, berciuman, berbagi gunting kuku, kolam renang, dudukan toilet, dan bersin?
TIDAK, HIV bukan merupakan virus yang ditularkan melalui udara, air, atau makanan dan tidak
dapat bertahan lama di luar tubuh manusia. Karena itu kontak sosial biasa seperti mencium,
bersalaman, batuk, atau berbagi alat makan tidak menyebabkan penularan virus dari satu orang
ke orang lainnya.

10. Dapatkah saya terkena HIV dari jarum pada kursi bioskop?
Banyak cerita yang beredar di internet dan e-mail tentang orang yang terkena HIV dari jarum
yang ditinggalkan di kursi bioskop atau lubang koin kembalian. Rumor ini tidak memiliki dasar
fakta. Untuk dapat terjadinya infeksi HIV lewat cara ini pada jarum harus terdapat darah yang
mengandung virus dalam kadar tinggi. Jika seseorang tertusuk jarum yang terinfeksi, ia dapat
menjadi terinfeksi, tetapi kemungkinannya hanya 0,4%.
Walaupun jarum bekas dapat menularkan penyakit yang ditularkan melalui darah seperti
9

Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV, risiko terjadinya infeksi dengan cara ini sangatlah rendah.

11. Adakah risiko penularan HIV ketika ditato, tindik atau cukur rambut?
Jika peralatan yang terkontaminasi darah tidak disterilisasi maka terdapat risiko penularan HIV.
Meskipun demikian, orang yang mengerjakan tindik atau mentato sebaiknya mengikuti prosedur
yang disebut kewaspadaan universal yang dibuat untuk mencegah penularan infeksi lewat
darah seperti HIV dan Hepatitis B.
Pada tempat cukur rambut tidak terdapat risiko infeksi kecuali bila kulit terluka dan darah yang
terinfeksi mengenai luka. Alat cukur yang biasa digunakan tukang cukur sekarang memiliki mata
pisau sekali pakai sehingga mengurangi risiko infeksi seperti Hepatitis dan HIV.

12. Apakah petugas kesehatan berisiko terkena HIV melalui kontak dengan pasien HIV
positif?
Risiko petugas kesehatan terpapar HIV sangat rendah, terutama bila mereka mengikuti
kewasapadaan universal (universal precaution). Risiko terutama melalui kecelakaan dari jarum
atau benda tajam lainnya yang mungkin terkontaminasi HIV.
Diperkirakan risiko infeksi dari jarum suntik kurang dari 1%. Di Inggris misalnya, terdapat 5
kakus penularan HIV melalui paparan saat bekerja di layanan kesehatan dan 12 kasus dugaan. Di
AS, terdapat 56 kasus penularan HIV ketika bekerja sampai Juni 2000. Risiko penularan lewat
jarum lebih tinggi bila terdapat cedera dalam, bila jarumnya berlubang atau bila sumber memiliki
kandungan virus tinggi, atau bila instrumen tajam terkontaminasi darah.

13. Apakah saya berisiko terkena HIV ketika pergi ke dokter atau dokter gigi?
Penularan HIV di tempat layanan kesehatan sangat jarang. Semua tenaga kesehatan diwajibkan
mengikuti prosedur pengendalian infeksi ketika merawat pasien. Prosedur ini dinamakan
kewaspadaan universal untuk pengendalian infeksi, yang dibuat untuk melindungi baik pasien
maupun petugas kesehatan dari penularan penyakit lewat darah.
10

14. Jika mata saya terpercik darah atau terkena darah di mulut saya, dapatkah saya
menjadi terinfeksi HIV..??
Penelitian menunjukkan bahwa risiko infeksi HIV lewat cara ini sangat kecil. Sejumlah kecil
orang biasanya di tempat layanan kesehatan- terinfeksi HIV akibat percikan darah ke mata.
Darah pada mulut memiliki risiko lebih rendah. Lapisan mulut sangat protektif sehingga satu-
satunya cara HIV bisa masuk aliran darah hanya bila pasien memiliki luka terbuka atau daerah
yang meradang di mulut atau tenggorokan (bila darah tertelan). Bahkan seseorang harus terkena
darah segar dalam jumlah yang cukup signifikan (misal jumlah yang dapat terlihat jelas atau
terasa) langsung ke daerah luka untuk adanya risiko. HIV diencerkan oleh ludah dan mudah
terbunuh oleh asam lambung begitu darah tertelan.

15. Dapatkah saya terkena HIV melalui gigitan..?


Infeksi HIV melalui cara ini TIDAK BIASA TERJADI. Hanya terdapat beberapa kasus yang
terdokumentasi tentang penularan HIV akibat gigitan. Pada kasus ini, robekan dan kerusakan
jaringan yang berat dilaporkan selain adanya darah.

16. Dapatkah saya terinfeksi HIV melalui kontak dengan binatang seperti anjing dan
kucing..?
TIDAK. HIV adalah Human Immunodeficiency Virus (virus yang menyerang kekebalan tubuh
manusia). Virus ini hanya mengenai manusia. Ada jenis virus lainnya yag secara spesifik
mengenai kucing atau primata lainnya, yaitu Feline Immunodeficiency Virus (FIV) dan Simian
Immunodeficiency Virus (SIV). Virus ini tidak berisiko pada manusia. Adanya kekhawatiran
dari beberapa orang bisa terinfeksi bila dicakar binatang yang sebelumnya mencakar orang
dengan HIV positif. Hal ini sepertinya tidak bisa dan tidak terdapat kasus penularan dengam cara
demikian.

17. Dapatkah saya terkena HIV melalui seekor nyamuk?


TIDAK. Tidak mungkin mendapatkan HIV dari nyamuk. Ketika mengisap darah dari seseorang,
nyamuk tidak menyuntikkan darah dari orang sebelumnya yang digigit. Yang nyamuk suntikkan
adalah ludah yang berfungsi sebagai pelumas dan memungkinkan nyamuk makan dengan efisien.
11

18. Dapatkah HIV ditularkan di rumah?


HIV banyak ditularkan melalui kontak seksual, melalui penggunaan obat suntik, melalui
transfusi darah, dan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. HIV tidak
ditularkan melalui kontak sosial sehari-hari.
Suatu kasus di Australia akhir tahun 90-an melibatkan dua saudara perempuan. Keduanya dites
positif dalam waktu satu bulan satu sama lain. Risiko paparan pada kakak teridentifikasi melalui
adanya kontak seksual dengan seorang pria Rusia. Adiknya tidak memiliki risiko paparan dan
penyelidikan menyimpulkan satu-satunya risiko paparan yang mungkin adalah berbagi pisau
cukur untuk mencukur kaki. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka memiliki strain
virus Rusia yang sama, yang tidak biasa ditemukan di Australia.
Kasus lain melibatkan seorang ibu dan anak laki-lakinya, juga di Australia, yang keduanya diuji
positif HIV. Anaknya memiliki risiko paparan di Thailand beberapa tahun sebelumnya,
sedangkan sang ibu tidak dapat mengidentifikasi paparan yang mungkin. Anaknya memiliki
kelainan kulit psoriasis dan pemberian krim pada kulit anaknya diidentifikasi sebagai satu-
satunya jalur yang mungkin. Analisis menunjukkan bahwa keduanya memiliki strain yang sama,
ditemukan di Thailand dan tidak biasa di Asutralia.
Walaupun penularan HIV antara anggota keluarga dan anggota yang tinggal di rumah yang sama
mungkin terjadi, jumlahnya sangat kecil dan kasus yang terdokumentasi sangatlah jarang.

19. Dapatkah saya terinfeksi HIV bila saya menyuntikkan narkoba dan berbagi jarum
dengan orang lain, tanpa mensterilisasi jarum tersebut...??
Terdapat suatu kemungkinan menjadi terinfeksi dengan HIV jika Anda berbagi peralatan suntik
yang sama dengan seseorang yang memiliki virus. Jika darah yang terinfeksi HIV menetap di
dalam jarum atau syringe dan seseorang kemudian menggunakannya untuk menyuntik diri
mereka sendiri, darah mereka dapat terdorong masuk ke aliran darah. Berbagi jarum dapat
memindahkan virus. Menyucihamakan peralatan dapat mengurangi kemungkinan penularan,
namun tidak menghilangkan.

20. Dapatkah saya menularkan HIV ke bayi saya selama hamil atau menyusui..??
Wanita hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ke bayinya yang belum lahir baik
sebelum atau selama persalinan. HIV dapat pula ditularkan selama menyusui. Jika seorang
12

wanita mengetahui bahwa ia terinfeksi HIV, maka ada obat-obatan yang dapat diminum untuk
mengurangi kemungkinan anaknya menjadi terinfeksi. Cara lainnya untuk menurunkan risiko
meliputi pemilihan persalinan melalui caesar dan tidak menyusui.

21. Apakah mendonorkan darah atau mendapatkan transfusi darah berarti saya
menempatkan diri pada risiko terkena HIV..??
Beberapa orang telah terinfeksi melalui tansfusi darah yang terinfeksi. Di kebanyakan negara
semua darah yang digunakan untuk transfusi sekarang dites HIV. Di negara yang darahnya sudah
dites, infeksi HIV melalui transfusi darah kini amat jarang terjadi. Produk darah seperti yang
digunakan penderita hemofilia sekarang dipanaskan agar aman.
Mendonorkan darah pada pusat donor darah tidak membawa risiko karena semua alat harus steril
dan jarum untuk mengambil darah tidak digunakan kembali.

22. Dapatkah HIV ditularkan di luar tubuh?


Meskipun HIV dapat hidup dalam waktu singkat di luar tubuh, penularan HIV belum pernah
dilaporkan sebagai akibat kontak dengan percikan atau bekas darah, cairan mani atau cairan
tubuh lainnya. Hal ini sebagian karena HIV mati cukup cepat begitu terpapar ke udara dan juga
karena cairan yang teciprat harus masuk ke aliran darah untuk menyebabkan infeksi.
Para ilmuwan setuju bahwa HIV tidak bertahan baik di lingkungan luar sehingga jauh
kemungkinan adanya penularan melalui lingkungan. Untuk mendapatkan data ketahanan HIV,
penelitian di laboratorium biasanya menggunakan konsentrasi tinggi virus yang dikembangkan di
lab. Meskipun kadar HIV ini dapat hidup selama berhari-hari atau bahkan mingguan di bawah
pengawasan, penelitian menunjukkan bahwa mengeringkan konsentrasi HIV yang tinggi
mengurangi jumlah virus infeksius sebanyak 90-99% selama beberapa jam.
Karena konsentrasi HIV yang digunakan di penelitian laboratorium lebih tinggi daripada yang
sebenarnya ditemukan di darah atau spesimen lain, risiko infeksi HIV dari cairan tubuh yang
mengering mungkin mendekati nol.

22. Apakah sunat melindungi dari HIV..??


Terdapat bukti yang kuat menunjukkan bahwa pria yang disunat mengurangi risiko setengah dari
risiko pria yang tidak disunat untuk mendapatkan HIV melalui hubungan seks beda jenis
13

kelamin. Bagaimana pun juga, sunat tidak membuat seorang pria kebal terhadap infeksi HIV,
hanya berarti lebih kecil kemungkinannya.

23. Jika saya minum obat antiretrovirus dan memiliki viral load yang tidak terdeteksi,
apakah saya masih menular..??
Bahkan jika tes Anda menunjukkan kadar HIV sangat rendah dalam darah Anda, virus tersebut
akan tidak hilang seluruhnya dan Anda akan tetap bisa menginfeksi orang lain. Obat-obatan
tertentu tidak menembus kelamin dengan baik sehingga tidak dapat melumpuhkan HIV sama
efektifnya dengan di darah. Hal ini berarti bahwa meskipun Anda memiliki sedikit virus aktif
yang terlihat di tes darah, masih ada sejumlah HIV pada cairan mani atau vagina. Penularan lebih
kecil kemungkinannya bila Anda memiliki jumlah virus rendah, namun tetap mungkin sehingga
Anda sebaiknya selalu menerapkan kewaspadaan.

HERPES

Herpes kelamin yang sudah menjangkiti seseorang akan ditandai dengan adanya
kesemutan, rasa tidak nyaman atau rasa gatal yang dirasakan beberapa jam sampai 2-3 hari
sebelum timbulnya lepuhan. Lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan dapat muncul
dimana saja pada kulit atau selaput lendir, tetapi paling sering ditemukan di dalam dan disekitar
mulut, bibir dan alat kelamin. Lepuhan (yang bisa saja terasa nyeri) cenderung membentuk
kelompok, yang bergabung satu sama lain membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar. Selain
itu gejala Herpes kelamin lainnya bisa berupa lecet atau borok (paling sering terdapat di bibir
mulut, gusi, dan alat kelamin), pembesaran kelenjar getah bening di leher atau selangkangan
(biasanya hanya pada saat infeksi awal), demam lepuh (terutama pada episode pertama), lesi
genital (mungkin akan ada sensasi terbakar atau kesemutan) dan lain-lain.

Luka yang diakibatkan oleh Herpes kelamin menyediakan jalur yang dimanfaatkan virus HIV
untuk melewati pertahanan kekebalan tubuh, sehingga menjadi lebih mudah terinfeksi HIV.
Sebuah penelitian baru menemukan risiko orang yang terinfeksi virus Herpes kelamin dan
tertular HIV adalah tiga kali lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak terinfeksi virus Herpes
kelamin. Sebuah penelitian lain menemukan bahwa mengobati penyakit Herpes kelamin dapat
14

mengakibatkan penurunan yang bermakna pada viral load HIV. Namun penelitian lain
menemukan bahwa mengobati penyakit Herpes kelamin tidak mencegah infeksi HIV baru.

KLAMIDIA

Ciri Ciri Klamidia -Sebagian besar kasus klamidia adalah diam, tidak menyebabkan gejala.
Namun, pria dan wanita dengan klamidia mungkin mengalami keputihan yang abnormal atau
sakit saat buang air kecil. Gejala-gejala awal klamidia mungkin ringan. Jika timbul gejala,
biasanya muncul dalam waktu satu sampai tiga minggu setelah terpapar. Dua dari setiap tiga
wanita yang terinfeksi dan satu atau dua dari setiap empat pria yang terinfeksi tidak memiliki
gejala apapun. Akibatnya, sering penyakit tidak dapat didiagnosis dan diobati sampai komplikasi
berkembang.

Seringkali klamidia akan hadir tanpa gejala. Ketika gejala yang hadir, yang umum mencakup:

Pada pria:

Sebuah cairan kuning jernih atau keputihan dari ujung penis

Sebuah dorongan sering buang air kecil atau sensasi terbakar saat kencing

Kemerahan di ujung penis

Pada wanita:penyebab sipilis

Ringan ketidaknyamanan yang Anda mungkin kesalahan untuk kram menstruasi

Keputihan yang mungkin memiliki bau busuk

Pendarahan di antara periode

Menstruasi yang menyakitkan

Nyeri saat berhubungan intim

Gatal atau pembakaran dalam atau di sekitar vagina

Nyeri saat buang air kecil


15

Ciri Ciri Klamidia -Infeksi chlamydia yang terjadi di anus dapat menyebabkan ketidaknyamanan
pada penderita dan sebagai imbasnya anus mengeluarkan kotoran yang abnormal. Jika tak
terdeteksi dan tak diobati hal ini menyebabkan komplikasi serius pada penderita. Infeksi
chlamydia yang berkelanjutan bisa menginfeksic appendix (usus halus), jantung dan hati. Risiko
lainnya pada laki-laki adalah chlamydia dapat menginfeksi epididymis, yang berpotensi
menyebabkan kemandulan.

Media Penularan
Ciri Ciri Klamidia -Bakteri Chlamydia trachomatis merupakan penyebab chlamydia. Bakteri ini
hanya dapat bertahan di sel-sel hidup, yang kemudian akan dibunuhnya. Pertukaran cairan tubuh
(sperma misalnya) berpotensi menjadi sarana penyebaran penyakit ini.

Pencegahan
Ciri Ciri Klamidia -Khusus perempuan hamil yang terinfeksi chlamydia dapat diobati dengan
erythromycin. Saat terinfeksi penyakit ini sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual, atau
gunakan kondom untuk mencegah penularan berulang.

Pengobatan
Ciri Ciri Klamidia -Sama Seperti penyakit kencing nanah, sipilis gonore, penyakit klamidia
terinfeksi oleh bakteri dan cara pengobatanya sama dengan penyakit kencing nanah sipilis.
Sehingga jika anda terkena penyakit klamidia segera obati penyakit anda engan tepat dan benar.

SIFILIS

Ciri Ciri Terkena Sipilis Pada Pria dan Wanita De Nature 02.50 Ciri Ciri Terkena Sipilis -
Penyakit ini merupakan sejenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri spirochaeta
pallida yang sekarang lazim disebut treponema pallidum. Bakteri ini berbentuk spiral berwarna
putih dan lekas mati diluar tubuh manusia. Penularannya sebagaian besar terjadi melalui
hubungan seksual secara langsung. Penyebab Penyakit Sipilis Penyakit Sipilis merupakan
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit ini bisa menular
melalui hubungan seksual, baik vaginal, rektum, anal, maupun oral. Sipilis tidak menular melalui
peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu, kolam renang, dan tukar-menukar pakaian.
Gejala Penyakit Sipilis Gejala penyakit Raja Singa (Sipilis) berlangsung 3-4 minggu, kadang-
kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang
16

disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada
bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang
dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini. Selama 2-3 tahun
pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10
tahun penyakit sipilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada
perempuan hamil sipilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan
kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental. Tanda Tanda Sipilis Banyak dari para
penderita sipilis yang tidak menyadari jika mereka terkena sipilis dan karena itu mereka tidak
mendapat pengobatan yang baik. Infeksi terutama didapat apabila ada kontak langsung dengan
luka terbuka sipilis yang sedang aktif. Sipilis mempunyai beberapa stadium infeksi. Setelah
terinfeksi dengan sipilis, ada masa inkubasi, yaitu masa sampai sebelum timbulnya gejala luka
terbuka yang disebut chancre sekitar 9-90 hari, umumnya rata-rata saat 21 hari sudah terlihat.
Stadium pertama sipilis bisa ada sebuah luka terbuka yang disebut chancre di daerah genital,
rektal, atau mulut. Luka terbuka ini tidak terasa sakit. Pembesaran kelenjar limfe bisa saja
muncul. Seorang penderita bisa saja tidak merasakan sakitnya dan biasanya luka ini sembuh
dengan sendirinya dalam waktu 4-6 minggu, maka dari itu penderita biasanya tidak akan datang
ke dokter untuk berobat, tetapi bukan berarti sipilis ini menghilang, tapi tetap beredar di dalam
tubuh. Jika tidak diatasi dengan baik, akan berlanjut hingga stadium selanjutnya. Stadium kedua
muncul sekitar 1-6 bulan (rata-rata sekitar 6-8 minggu) setelah infeksi pertama, ada beberapa
manifestasi yang berbeda pada stadium kedua ini. Suatu ruam kemerahan bisa saja timbul tanpa
disertai rasa gatal di bagian-bagian tertentu,seperti telapak tangan dan kaki, atau area lembab,
seperti skrotum dan bibir vagina. Selain ruam ini, timbul gejala-gejala lainnya, seperti demam,
pembesaran kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kehilangan berat badan, nyeri
otot, dan perlu diketahui bahwa gejala dan tanda dari infeksi kedua sipilis ini juga akan bisa
hilang dengan sendirinya, tapi juga perlu diingat bahwa ini bukan berarti sipilis hilang dari tubuh
Anda, tapi infeksinya berlanjut hingga stadium laten. Stadium laten adalah stadium di mana jika
diperiksa dengan tes laboratorium, hasilnya positif, tetapi gejala dan tanda bisa ada ataupun
tidak. Stadium laten ini juga dibagi sebagai stadium awal dan akhir laten. Dinyatakan sebagai
sipilis laten awal ketika sipilis sudah berada di dalam badan selama dua tahun atau kurang dari
infeksi pertama dengan atau tanpa gejala. Sedangkan sipilis laten akhir jika sudah menderita
selama dua tahun atau lebih dari infeksi pertama tanpa adanya bukti gejala klinis. Pada
17

praktiknya, sering kali tidak diketahui kapan mulai terkena sehingga sering kali harus
diasumsikan bahwa penderita sudah sampai stadium laten. Sipilis tersier yang muncul pada 1/3
dari penderita yang tidak ditangani dengan baik. Biasanya timbul 1-10 tahun setelah infeksi
awal, tetapi pada beberapa kasus bisa sampai 50 tahun baru timbul, stadium ini bisa dilihat
dengan tanda-tanda timbul benjolan seperti tumor yang lunak. Pada stadium ini, banyak
kerusakan organ yang bisa terjadi, mulai dari kerusakan tulang, saraf, otak, otot, mata, jantung,
dan organ lainnya. Sipilis Pada Wanita mengenali gejala yang mungkin terjadi pada wanita, yang
terurai dalam empat stadium berbeda. Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka
yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut dengan
chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya.
Pembengkakan kelenjar getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa
minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan stadium yang sangat
menular. Stadium dua. Kalau sipilis stadium satu tidak diobati, biasanya para penderita akan
mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya
luka-luka di bibir, mulut, tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip dengan flu,
seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini. Stadium ini biasanya
berlangsung selama satu sampai dua minggu. Stadium tiga. Kalau sipilis stadium dua masih juga
belum diobati, para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sipilis laten. Hal ini
berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya
masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh.
Sipilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya. Stadium empat. Penyakit ini
akhirnya dikenal sebagai sipilis tersier. Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh
tubuh dan dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang. Sipilis Pada Pria Sedangkan pada
lelaki yang telah tertular oleh sipilis memiliki gejala-gejala yang mirip dengan apa yang dialami
oleh seorang penderita wanita. Perbedaan utamanya ialah bahwa pada tahap pertama, chancre
tersebut akan muncul di daerah penis. Dan pada tahap kedua, akan muncul luka-luka di daerah
penis, mulut, tenggorokan dan dubur. Orang yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sipilis
dapat menemukan adanya chancre setelah tiga hari tiga bulan bakteri tersebut masuk ke dalam
tubuh. Kalau sipilis stadium satu ini tidak diobati, tahap kedua penyakit ini dapat muncul kapan
saja, mulai dari tiga sampai enam minggu setelah timbulnya chancre.
18

Pantangan bagi penderita gonorrhea yang harus selalu diperhatikan.Penyakit Gonorrhea adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan dan bagian putih mata (konjungtiva).

sakit gonore

Penyakit gonorrhea dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian.

Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus dapat
menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan
dari rektumnya keluar cairan. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral seks) dengan
seorang penderita penyakit gonorrhea dapat menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis
gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri
tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka dapat
terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).

Bayi baru lahir dapat terinfeksi gonore dari ibunya selama proses kelahiran sehingga
terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi
ini tidak segera diobati maka dapat menyebabkan kebutaan.

Pantangan Penyakit Gonore

Penderita penyakit gonore harus memperhatikan apa saja makanan dan minuman yang dilarang
untuk dikonsumsi

Makanan yang dilarang bagi penderita gonore, antara lain :

1. Pantangan bagi penderita gonorrhea sejenis sayuran: bawang, jahe, bawang putih, cabai,
merica, jinten, beberapa makanan yang digoreng, makanan pedas, serta daun seledri, rebung,
sawi, labu, bayam, dan lain-lain. Makanan atau bahan makanan ini mudah untuk menginduksi
luka kulit yang digoreng.

2. Pantangan bagi penderita gonorrhea sejenis buah-buahan yang harus dihindari: penderita
gonorrhea tidak boleh mengonsumsi buah persik, aprikot, gingko, mangga, bayberry merah,
cherry, lychee, dan melon. Karena dengan makan buah persik akan rentan terhadap panas dalam,
19

timbul carbuncle, luka, gangrene, bisul, dan rakhitis. Makanan yang mengandung stagnasi adalah
daging kambing dan biji teratai.

3. Pantangan bagi penderita gonorrhea sejenis ternak seperti : ayam jantan, kepala ayam, daging
babi, angsa, kaki ayam, daging keledai, rusa, sapi, kambing, telur angsa, bebek, dan lain-lain.
Makanan sejenis ini akan mudah untuk menginduksi atau memperburuk luka yang ada pada kulit
anda.

Selain itu, penderita juga harus bisa membiasakan hidup sehat. Ada 2 hal yang harus dilakukan
agar terhindar dari penyakit gonore, yaitu :

1. Menghindari gaya hidup seks bebas

2. Setia pada satu pasangan saja.

3. Bersikap terbuka pada pasangan apakah anda memiliki penyakit gonorrhea supaya pasangan
dapat mengingatkan pantangan bagi penderita gonorrhea yang harus dijauhi.

beberapa gejala gonorrhea pada wanita, diantaranya adalah

Pada wanita, gejala awal yang bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi virus.

Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan
diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular. Namun harus selalu
memperhatikan pantangan bagi penderita gonorrhea yang harus dihindari.

Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina.

Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang
berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan
demam.

Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum;
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual

Penyakit gonorrhea dapat naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
20

beberapa gejala gonorrhea pada pria, diantaranya adalah

Biasanya penyakit gonorrhea ini menunjukkan gejala setelah 2-10 hari berkontak yang menderita
penyakit ini. Pada laki-laki umumnya muncul rasa tidak enak pada uretra yang beberapa jam
kemudian diikuti rasa nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis. Serta penyakit ini
ditandai dengan radang saluran keluar air seni dengan gejala nyeri sewaktu berkemih dan
mengeluarkan cairan putih dari saluran kemihnya. Namun pengeluaran cairan putih, ataupun
yang kuning, yang kental ataupun yang encer bisa disebabkan oleh kuman lain, sehingga sifat
cairan ini tidak memastikan penyakit ini. Dan harus selalu memperhatikan pantangan bagi
penderita gonorrhea.

Metode utama perawatan gonorrhea:

1. Selama pengobatan harus mengonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan serta selalu
memperhatikan pantangan pantangan bagi penderita gonorrhea.

2. Secara aktif bekerja sama dengan team medis dan mematuhi semua petujuk dari dokter
tentang apa saja yang boleh dikonsumsi dan apa saja yang menjadi pantangan bagi penderita
gonorrhea. Harus menyadari keseriusan penyakit tersebut dan kami menyarankan agar Anda
mempelajari lebih lanjut tentang beberapa pengetahuan pencegahan penyakit. Di dalam
kehidupan harus melakukan pencegahan untuk menghindari penyakit jika terjadi gejala yang
mencurigakan harus segera pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan,
tidak mengambil sikap menunda yang akan mengakibatkan kehilangan masa pengobatan terbaik.

3. Harus melakukan olahraga yang akan memperkuat imunitas. Karena pilek, batuk, dan penyakit
lainnya menyebabkan berkembangnya penyakit gonorrhea bahkan menularkannya kepada orang
lain.

Selamat mencoba dan semoga artikel ini bermanfaat untuk anda dan untuk kita semua yang
sedang membutuhkan info tetang apa saja yang menjadi pantangan bagi penderita gonorrhea.
Terima kasih.

Gejala Gonorrhea Pada Pria


21

Gejala Gonorrhea Pada Pria muncul yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Bakteri neisseria gonorrhoeae bukan hanya menginfeksi para pria saja namun juga
dapat menginfeksi wanita bahkan pada ibu hamil sekalipun. Bakteri penyebab penyakit
gonorrhea tidak dapat hidup di luar tubuh manusia sehingga hanya akan menular melalui kontak
langsung saat melakukan hubungan seksual. Yang paling beresiko terkena penyakit gonorrhea ini
adalah pria yang memiliki resiko 20% terinfeksi virus gonorrhea yang akan muncul gejala
gonorrhea pada pria hanya dari satu tindakan saja yaitu hubungan seksual yang dilakukan dengan
wanita yang telah terinfeksi gonore. Sedangkan pada wanita mwmiliki resiko 60-80% .

penyakit gonorea

Penderita penyakit gonorrhea akan mengalami rasa sakit yang luar biasa pada saat buang air
kecil (kencing), yaitu rasa pedih dan terbakar. Seringkali disertai dengan urin yang bercampur
nanah. Biasanya, penyakit ini tidak cepat dirasakan oleh wanita sehingga jarang sekali wanita
yang mengalami keluhan terserang gonorrhea. Penyakit gonorrhea ini menyebar melalui aliran
darah kebagian tubuh yang lainnya terutama pada kulit anda dan persendian anda.

Gejala Gonorrhea Pada Pria yang dirasakan antara lain:

1. Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.

2. Gejala penyakit gonorrhea berawal dari munculnya rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa
jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.

3. Penderita pria biasanya mengeluhkan sakit pada waktu kencing. Dari mulut saluran kencing
keluar nanah kental berwarna kuning kehijauan. Setelah beberapa hari keluarnya nanah hanya
pada pagi hari, sedikit dan encer serta rasa nyeri berkurang. Bila penyakit ini tidak diobati dapat
timbul komplikasi berupa peradangan pada alat kelamin.

4. Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk
ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas.
22

5. Lubang penis tampak merah dan membengkak.

6. Terjadi peradangan testis dan kelenjar prostat.

Komplikasi yang Disebabkan dari Penyakit Gonorrhea

Penyakit kelamin gonorrhea dapat menyebabkan komplikasi seperti :

a. Bartolinitis, yaitu terjadi pembengkakan pada kelenjar Bartholin sehingga penderita sukar
jalan karena nyeri.

b. Komplikasi yang dapat menyebabkan kemandulan, bila ke rongga perut menyebabkan


terjadinya radang di perut dan usus.

c. Selain itu baik pada wanita atau pria dapat terjadi infeksi sistemik (seluruh tubuh) ke sendi,
jantung, selaput otak dan lain-lain.

d. Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat proses melahirkan mata bayi dapat terinfeksi virus
penyakit gonorrhea, bila tidak cepat ditangani dapat menyebabkan kebutaan yang diderita pada
bayi.

e. Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi, dimana sendi menjadi
bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.

f. Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah
di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu
sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis).

g. Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis). Infeksi pembungkus hati (perihepatitis) bisa
menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan kandung empedu.

h. Komplikasi yang terjadi bisa diatasi dan jarang berakibat fatal, tetapi masa penyembuhan
untuk artritis atau endokarditis berlangsung lambat.

Selain gejala gonorrhea pada pria ternyata juga terdapat gejala penyakit gonorrhea yang dialami
oleh wanita yang hampir banyak gejala yang timbul seperti nyeri perut yang sangat hebat, infeksi
yang terjadi pada saluran kencing, vagina atau cervic, air kencing yang berwarna kuning
23

kehijauan, bertambahnya cairan yang keluar dari vagina serta merasakan sakit yang luar biasa
pada saat anda buang air kecil. Gejala yang dirasakan wanita hampir sama dengan gejala
gonorrhea pada pria.

Anda mungkin juga menyukai