Anda di halaman 1dari 13

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
ULTRASCOPE (ULTASOUND STETOSCOPE) WIRELESS UNTUK
DETEKSI BERBAGAI PENYAKIT SECARA REAL TIME BERBASIS
SMARTPHONE

BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:
Nicko Christanta Erv. 081411731037Angkatan 2014
Aulia Andiani Sutrisno 081411731017Angkatan 2014
Bilawal Wicahyo 081411731026Angkatan 2014
Eva Fahmadiyah 081411731039Angkatan 2014

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................iv

RINGKASAN..............................................................................................................v

PENDAHULUAN

Latar Belakang..............................................................................................................1

Tujuan...........................................................................................................................3

Manfaat.........................................................................................................................3

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan............................................................................3

Solusi yang Pernah Ditawarkan....................................................................................4

Gagasan Baru yang Diajukan........................................................................................5

Pihak yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan...................................8

Langkah Langkah Strategis yang Dapat Dilakukan untuk mengimplementasikan


gagasan..........................................................................................................................8

KESIMPULAN...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

LAMPIRAN LAMPIRAN
iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perangkat Steth IO...................................................................3

Gambar 2. Perangkat 3M Litmann Electronic Stethoscope.......................4

Gambar 3. Desain alat Ultrascope .5


iv

RINGKASAN

Stetoskop umumnya digunakan untuk menentukan kondisi pasien, obyek


pengamatannya biasanya suara jantung dan suara paru. Teknik ini biasanya
disebut dengan auskultasi. Masalah yang timbul pada auskultasi jantung dan paru
menggunakan stetoskop adalah noise lingkungan, kepekaan telinga, frekuensi dan
amplitudo. Disinilah penggunaan stetoskop sebagai alat bantu diagnosis
cenderung sangat subyektif. Tingkat kepekaan pendengaran seorang dokter
berbeda-beda, hal ini akan menimbulkan kemungkinan kesalahan dalam
menganalisa penyakit yang diderita pasien.
Stetoskop yang sudah ada di dalam masyarakat masih banyak terdapat
kekurangan dimana alatnya sangatlah bergantung pada dokter serta kurang
meyakinkanya alat tersebut. Untuk mengurangi kasus-kasus kesalahan dalam
diagnosa, penulis menawarkannya ULTRASCOPE (ULTASOUND STETOSCPE)
WIRELESS UNTUK DETEKSI BERBAGAI PENYAKIT SECARA REAL
TIME BERBASIS SMARTPHONE.
ULTRASCOPE (ULTASOUND STETOSCPE) WIRELESS UNTUK
DETEKSI BERBAGAI PENYAKIT SECARA REAL TIME BERBASIS
SMARTPHONE merupakan suatu gagasan alat futuristic dimana alat tersebut
dapat digunakan sebagai alt monitoring dokter kepada pasien dan alat deteksi
penyakit yang dianalisis berdasarkan bunyi auskultasi (suara dari jantung dan
paru). Alat ini berfungsi sebagai monitoring heart rate serta kondisi organ dalam
tubuh (USG). Serta dapat mendeteksi 8 penyakit sebagai berikut : bronchiectasis,
pulmonary edema, ARDS, consolidation, fibrosis, asma, brobkitis kronik, dan
intersitian lung disease. Alat ini juga dapat mengatur pertemuan atau janji dengan
dokter apabila dari analisis monitoring oleh dokter perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut serta apabila deteksi penyakit benar terjadi
Dengan adanya alat Ultrascope sebagai alat terobosan di dalam dunia medis,
diharapkan meningkatkan kepedulian akan kesehatan pada masyarakat dewasa ini
yang begitu sibuknya dengan jadwal. Sehingga meski tidak harus dating ke dokter
masyarakat atau user dapat melakukan medical check-up.
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Stetoskop umumnya digunakan untuk menentukan kondisi pasien, obyek


pengamatannya biasanya suara jantung dan suara paru. Teknik ini biasanya
disebut dengan auskultasi. Masalah yang timbul pada auskultasi jantung dan paru
menggunakan stetoskop adalah noise lingkungan, kepekaan telinga, frekuensi dan
amplitudo. Disinilah penggunaan stetoskop sebagai alat bantu diagnosis
cenderung sangat subyektif. Tingkat kepekaan pendengaran seorang dokter
berbeda-beda, hal ini akan menimbulkan kemungkinan kesalahan dalam
menganalisa penyakit yang diderita pasien.
Pengunaan stetoskop sebagai alat bantu diagnosis cenderung sangat
subyektif. Hasil diagnosis dokter sangat tergantung dari kepekaan telinga dan
pengalaman yang bersangkutan. Salah satu kelemahan lain yang terjadi, data suara
yang menjadi pedoman itu tidak pernah tersimpan sehingga tidak bisa
didengarkan bersama-sama dengan dokter lain sebagai bahan diskusi.
Apabila suara jantung dan paru dapat didengarkan bersama-sama dengan
dokter yang lain maka akan bisa didiskusikan bagaimana kondisi pasien.
Stetoskop elekronik dapat menjadi solusi dari masalah di atas. Suara jantung atau
paru yang diperiksa dapat didengarkan dengan menggunakan speaker, atau bila
perlu suara tersebut bisa diatur volume-nya sesuai yang diinginkan. Dengan
demikian suara yang didapat akan menjadi lebih jelas.
Perlunya alat simple yang dapat melihat kondisi heart rate, dan beberapa
penyakit seperti bronchiectasis, pulmonary edema, ARDS, consolidation, fibrosis,
asma, brobkitis kronik, dan intersitian lung disease. Sangatlah diperlukan alat
yang mana memiliki bentuk semakin kecil namun memiliki kegunaan yang
banyak.
Oleh karena hal tersebut di atas, pada peneleitian ini dibuatlah Ultrascope
yang merupaka stetoskop elektronik dengan aplikasi mobile analisis sinyal dan
dapat menampilkan citra secara visual. Dengan adanya aplikasi mobile yang
terintegrasi, sinyal hasil akuisisi akan dapat direkam dan dibandingkan dengan
database yang tersimpan didalamnya. Hal ini tentunya akan membantu
dokter/perawat dan mahasiswa bidang kesehatan untuk mempelajari sinyal dari
jantung.
Tujuan
1. Membuat Rancang Bangun ULTRASCOPE (ULTASOUND STETOSCPE)
WIRELESS UNTUK DETEKSI BERBAGAI PENYAKIT SECARA REAL
TIME BERBASIS SMARTPHONE.
2. Mengetahui tingkat akurasi dan cara kerja ULTRASCOPE (ULTASOUND
STETOSCPE) WIRELESS UNTUK DETEKSI BERBAGAI PENYAKIT
SECARA REAL TIME BERBASIS SMARTPHONE.
2

Manfaat
1. Memudahkan tenaga medis dalam melakukan diagnosa.
2. Memberikan solusi terhadap permaslahan selama ini mengenai pemeriksaan
dengan menggunakan stetoskop yang tingkat kepekaannya bersifat subjektif
3. Membantu monitoring pada pasien yang memiliki kesibukan (waktu yang
padat).
4. Dapat membantu pasien untuk mengatur janji atau bertemu dengan dokter
apabila hasil monitoring mengalami sesuatu yang janggal menurut dokter
ataupun terdeteksinya sebuah enyakit pada pasien.

GAGASAN

Kondisi kekinian pencetus gagasan

Stetoskop (bahasa Yunani: stethos, dada dan skopeein, memeriksa) adalah sebuah
alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan
untuk mendengar suara jantung dan pernapasan, meskipun dia juga digunakan
untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan "vein".

Stetoskop yang sudah ada saat ini :


1. Stetoskop akustik
Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan
menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke
telinga pendengar. Bagian "chestpiece" biasanya terdiri dari dua sisi yang
dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara; sebuah diaphgram
(disk plastik) atau "bell" (mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan di
pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan
gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila
"bell" diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung memproduksi
gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga pendengar. Bell
menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan
frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh
Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik
stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.

2. Stetoskop elektronik
Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan
cara memperkuat suara tubuh. Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan
menawarkan stetoskop elektronik, dan mungkin dalam beberapa tahun lagi,
stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari stetoskop akustik.
Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu.
Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang
lain. Sebelum stetoskop ditemukan, doktor meletakkan telinganya ke dekat
3

badan pasien dengan harapan untuk mendengarkan sesuatu. Stetoskop


seringkali dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter, karena dokter sering
dilihat atau digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di sekitar
lehernya. Stetoskop juga digunakan oleh mekanik untuk mengisolasi suara
tertentu dari mesin untuk diagnosa

Solusi yang pernah ditawarkan


Beberapa penemuan baru yang telah berkembang melalui stetoskop antara lain,
1. Steth IO
Suman Mulumudi adalah pemuda berusia 15 tahun yang berhasil
menciptakan sebuah stetoskop digital bernama Steth IO. Stetoskop digital
tersebut diciptakan khusus bagi pengguna iPhone. Dibantu ayahnya yang
merupakan ahli penyakit jantung, Mulumudi menjadikan Steth IO sebagai
stetoskop digital pertama yang didukung sepenuhnya oleh iPhone.
Pada dasarnya stetoskop digital ini merupakan sebuah iPhone case.
Dengan sentuhan teknologi yang diberikan, case yang dilengkapi sebuah
diagragma tersebut mampu menangkap suara detak jantung penggunanya.
Detak jantung itu kemudian di kirim melalui sebuah channel ke mikrofon di
iPhone sebelum kemudian sebuah aplikasi iPhone yang disiapkan akan
menangkap dan memvisualisasikan detak jantung si pasien.

Gambar 1. Perangkat Steth IO

2. 3M Litmann Electronic Stethoscope


3M Littmann Electronic Stethoscope adalah sebuah stetoskop digital
yang telah dilengkapi dengan teknologi Bluetooth. Stetoskop ini memiliki
fitur yang biasanya ada di sebuah earphone yaitu dikenal dengan nama Noise
Canceling yaitu sebuah fungsi untuk mengurangi suara berisik yang datang
dari luar sehingga suara yang dihasilkan benar-benar baik. Stetoskop ini juga
bisa merekam suara detak jantung, paru-paru dan lainnya dan kemudian file
suara tersebut dapat ditransfer ke komputer melalui koneksi Bluetooth
tersebut. Dalam paket penjualannya juga telah disertakan sebuah software
4

Zargis StethAssist yang akan digunakan untuk menganalisa suara yang


direkam.

Gambar 2. Perangkat 3M Litmann Electronic Stethoscope.

Gagasan Baru yang Diajukan


Ultrascope merupakan inovasi dari stetoskop, yang dirancang memiliki
kemampuan yang canggih dalam mendeteksi berbagai macam penyakit.
Umumnya stetoskop merupakan alat yang digunakan dokter untuk melakukan
diagnosis dengan cara auskultasi atau mendengarkan bunyi dari tubuh pasien,
yang mana hal ini bersifat subjektif karena bergantung pada tingkat kepekaan
dokter tersebut. Oleh karena itu alat ini di desain dengan konsep yang berbeda.
Ditinjau dari namanya yaitu Ultrascope yang merupakan perpaduan antara
ultrasonografi dan stetoskop yang memiliki kemampuan jauh diatas stetoskop
pada umumnya . Disamping fungsinya sebagai stetoskop alat ini memiliki
kemampuan seperti layaknya ultrasonografi atau yang lebih sering disebut USG.
Alat ini tidak hanya berfungsi untuk mendengarkan suara detak jantung dan paru,
tetapi juga mampu menampilkan citra pada layer smartphone. Pada realitanya saat
ini alat USG memiliki ukuran yang cukup besar, namun pada alat ini akan di
desain secara lebih minimalis dan dapat dibawa kemana-mana. Desainnya dibuat
seperti probe yang berukuran tidak terlalu besar, yang dilengkapi dengan
pemancar gelombang ultrasonic dan sistem wireless. Sehingga tidak seperti
stetoskop pada umumnya saat ini yang masih menggunakan selang/tube untuk
menghubungkan diafragma dengan eartips. Dengan desain yang seperti ini, dokter
atau tenaga medis lainnya dapat mendengarkan secara langsung suara jantung atau
paru melalui smartphone. Selain itu penggunaan alat ini tidak hanya ditujukan
kepada tenaga medis saja tetapi juga dapat digunakan oleh orang biasa. Dengan
menggunakan gelombang ultrasound, alat ini aman digunakan bagi ibu hamil,
karena tidak mengandungn radiasi.
Alat yang akan dibuat adalah alat dengan kegunaan futurestetic, dimana
nanti diharapkan pasien dapat memeriksa dulu keadaaanya dirumah kemudian
baru melaporkan kodisinya pada dokter. Jadi alat ini terdapat system database dan
5

menngunakan system pakar dengan acuan salah satu dokter sesuai dengan
spesialisnya.
Berikut ini merupakan sketsa produk ultrascope dimana sensor-pemancar
ultrasonic dan sensor bunyi dikemas berdampingan dalam suatu bentuk yang pas
di tangan. Pengambilan data dengan menempelkan pada permukaan kulit dan
hasilnya akan ditampilkan secara realtime pada smartphone atau monitor secara
wireless, namun tidak menutup kemungkinan untuk mendengar secara langsung
karena tersedia output untuk perangkat headphone. Dibekali daya berupa baterai,
memungkinkan alat ini mampu mendeteksi 8 macam penyakit dalam serta
melakukan pencitraan ultrasonic.

Gambar 3. Desain alat Ultrascope

Sumber : desain pribadi penulis, 2017

Pada desain diatas, penulis merencanakan adanya pantulan ultrasonic


(suara) yang dapat mendeteksi kondisi di dalam tubuh. Hasil pantulan suara
ultrasonic ersebut akan dilakukan proses pencitraan yang transmisikan kepada
smartphone user. Data citra USG ini akan dikirimkan pada dokter untuk
dimonitoring lebih lanjut. Kemudian dengan menggunakan sistem pakar didalam
koding, penulis ingin mengklasifikan 8 macam penyakit sesuai dengan indikator
bunyi crackles pada suara paru. Jadi kemungkinan diperlukannya pemisahan
6

ataupun pendefisinian dari sinyal suara yang diterima. Setelah adanya


kemungkinan user terkena ataupun mengalami penyakit tersebut maka user dapat
mengatur janji dengan dokter spesialis yang dianjurkan menggunakan aplikasi
yang tesambung pada Ultracope.

Pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan

Untuk dapat mewujudkan sebuah produk yang dapat digunakan oleh


masyarakat luas, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak terkait dengan inovasi
alat kesehatan yang dikembangkan ini. Dengan adanya komunikasi, kerjasama,
serta dukungan dari berbagai pihak tersebut diharapkan dapat mempercepat
terwujudnya produk ini. Pihak-pihak yang terkait antara lain :

1. Perusahaan alat kesehatan


Perusahaan kesehatan merupakan pihak yang berperan besar untuk dapat
mewujudkan produk Ultraskop ini terkait dengan produksi massal alat
kesehatan, karena semua proses pembuatan, desain, rangkaian, hingga
terwujud produk yang dapat digunakan berada dibawah naungannya agar
semakin cepat terwujud.
2. Peran Pemerintah
Pemerintah juga memiliki andil yang besar dalam implementasi ini, salah
satunya yaitu kementrian kesehatan. Peran kementrian kesehatan disini ialah
sebagai pihak yang memberikan ijin legalitas peredaran dari produk alat
kesehatan yang dihasilkan. Karena setiap alat kesehatan harus memiliki
legalitas untuk memastikan keamanan dan standarisasi yang telah ditentukan.
Sehingga perlu adanya kerjasama yang baik, agar terwujud alat kesehatan
yang berkualitas dan menunjang kebutuhan tenaga medis.
3. Asosiasi Alat Kesehatan
Peran asosiasi alat kesehatan disini ialah sebagai wadah atau tempat yang
dapat membantu berkembangnya Ultraskop, serta membantu penyebarluasan
informasi kepada para tenaga kesehatan mengenai alat yang didesain untuk
memudahkan para tenaga medis.
4. Lembaga Penelitian.
Lembaga penelitian merupakan pihak yang melakukan studi pra-kelayakan
alat kesehatan, menentukan standarisasi kelayakan alat Ultrascope, dan
melakukan pengujian dan pengkajian terhadap alat kesehatan ini. Sehingga
dapat digunakan secara aman oleh tenaga medis maupun masyarakat.
7

Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengimplementasikan


gagasan

Berikut merupakan langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk


mengimplementasikan gagasan Ultrascope ini. Langkah pertama yaitu membuat
konsep berupa desain alat yang akan digunakan sebagai alat futuristic dan portable
dimana memiliki cara penggunanaan yang simple namun menghasilkan banyak
kegunaan, erutama pada bidang medis.

Langkah kedua yaitu membangun rancang bangun Ultrascope yang dapat


mendeteksi heart rate, bronchiectasis, pulmonary edema, ARDS, consolidation,
fibrosis, asma, brobkitis kronik, dan intersitian lung disease.

Langkah ketiga yaitu melaksanakan uji pada alat yang telah dibuat.
Misalanya dana uji leakage current, ke-presisian dan ke-akuratan alat. Serta
melakukan kalibrasi seperti pada umumnya.

Langkah keempat yaitu melakukan kerjasama dengan perusahaan alat


kesehatan serta sirkulasi pemerintah agar alat dapat di produksi dan digunakan
oleh masyarakat. Kerjasama dibuat untuk saling menguntungkan kedua belah
pihak, baik untuk pembuat alat maupun pengguna.

Langkah selanjutnya adalah memperkenalkan Ultrascope pada masyarakat


luas, dimulai dengan komunitas yang peduli pada kesehatan myasarakat. Proses
pengenalan dilakukan dengan cara promosi melalui media massa, baik melalui
media cetak atau secara online.

KESIMPULAN

Sejauh ini stetoskop yang beredar pada pasaran adalah stetoskop yang
hanya bisa digunakan seorang dokter. Dengan stetoskop yang sudah ada pada saat
ini, masyarakat atau user cenderung perlu menggunakan banyak waktu. Dimana
user harus memenuhi dokter terlebih dahulu dengan kondisi yang belum tentu
mengalami sebuah penyakit.

Ultrascope merupakan suatu gagasan alat yang ukup eektif di dalam dunia
kesehatan. Alat ini dapat mendeteksi 8 penyakit dengan metode aukultasi
(mendengarkan suara jantung maupun paru). Peyakit yang dapat dideteksi adalah
sebagai berikut : heart rate, bronchiectasis, pulmonary edema, ARDS,
consolidation, fibrosis, asma, brobkitis kronik, dan intersitian lung disease.
Sehingga sebelum user dating kepada dokter, setidaknya user sudah memastikan
bahwa adanya kemungkinan user mengalami kondisi yang kurang sehat.
Kemudian user dapat mengatur janji dengan dokter spesialis yang dianjurkan
menggunakan aplikasi yang tesambung pada Ultracope.
8

Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan


ini dikelompokkan menjadi lima. Langkah pertama yaitu membuat konsep berupa
desain alat yang akan digunakan sebagai alat futuristic dan portable dimana
memiliki cara penggunanaan yang simple namun menghasilkan banyak kegunaan,
erutama pada bidang medis.

Langkah kedua yaitu membangun rancang bangun Ultrascope yang dapat


mendeteksi heart rate, bronchiectasis, pulmonary edema, ARDS, consolidation,
fibrosis, asma, brobkitis kronik, dan intersitian lung disease.

Langkah ketiga yaitu melaksanakan uji pada alat yang telah dibuat.
Misalanya dana uji leakage current, ke-presisian dan ke-akuratan alat. Serta
melakukan kalibrasi seperti pada umumnya.

Langkah keempat yaitu melakukan kerjasama dengan perusahaan alat


kesehatan serta sirkulasi pemerintah agar alat dapat di produksi dan digunakan
oleh masyarakat. Kerjasama dibuat untuk saling menguntungkan kedua belah
pihak, baik untuk pembuat alat maupun pengguna.

Langkah selanjutnya adalah memperkenalkan Ultrascope pada masyarakat


luas, dimulai dengan komunitas yang peduli pada kesehatan myasarakat. Proses
pengenalan dilakukan dengan cara promosi melalui media massa, baik melalui
media cetak atau secara online.

Dengan adanya alat Ultrascope ini, diharapkan di kondisi usr yang begitu
padat kesibukannya setidaknya dapat mengechek kondisi tubuhnya sendiri dan
dapat membantu use untuk melakukan janji dengan dokter yang dibutuhkan.
Sehingga user yang sibuk dapat menghemat waktu dan tetap dapat menjaga
kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

E. Budiasih, A. Rizal., S. Sabril. 2011. Pengembangan Stetoskop Elektronik dan


Software Analisis Auskultasi, Konferensi Nasional Sistem Informasi,.
F. Sukresno., A. Rizal., I. Iwut. 2007. Reduksi Suara Jantung dari Rekaman
Suara Paru-paru Menggunakan Filter Adaptif dengan Algoritma
Recursive Least Square,
SENTIA, Politeknik Negeri Malang, 2009. Flores-Tapia, D. Moussavi, Z.M.K..
Heart Sound Cancellation Based on Multiscale Products and Linear
Prediction. IEEE Transactions on Biomedical Engineering, TBME vol
54; No. 2: 234-243.
J.J Ward, Med, RRT in Respiratory care. 2008. Alat Pernapasan, Repository and
Lung sounds, R.A.L.E. Canada: PixSoft Inc.
P. Pandumudita., S. Soegijoko. 2007. Pengembangan Dan Realisasi Stetoskop
Elektronik Untuk Auskultasi Jantung dan Pernapasan, ITB,.
9

Rizal, A., Vera, S., Aplikasi Pengolahan Sinyal Digital pada Analisis dan
Pengenalan Suara Jantung dan Paru Untuk Diagnosis Penyakit Jantung
dan Paru Secara Otomatis, STT Telkom, Bandung, 2007.
Rizal, Achmad. 2011. Teori Suara Paru. arl.blog.ittelkom.ac.id. tanggal akses :
7 April 2017.
Widodo, Th. Sri., Analisis Spektral Isyarat Suara Jantung. Seminar On
Electrical Engineering (SEF2004) hal. 109-114, UAD, Yogyakarta.
Agustus 2004.

Anda mungkin juga menyukai