Anda di halaman 1dari 32

TUGAS RANGKUMAN ASDOS

Akuntansi keuangan lanjutan 2

Penyusun :
Restu Innas S
(011401017)

Kelas A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2017
PERTEMUAN 1

PENGGABUNGAN USAHA

Penggabungan Usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi
satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau
memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain

Dari segi organisasinya usaha mengembangkan perusahaan, dapat dilakukan melalui salah satu
dari dua jalan sebagai berikut :

1. Mengadakan ekspansi (perluasan usaha) dari usaha yang telah ada atau Internal Business
Expansions. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan hanya memperluas usaha yang telah
ada, tanpa melibatkan unit unit usaha diluar (organisasi) perusahaan.
2. Mengadakan penggabungan badan usaha atau Eksternal Business Expansions. Dalam hal
ini untuk mengembangkan usahanya, suatu perusahaan mengadakan penggabungan
sumber sumber ekonomis yang dimiliki oleh perusahaan lainnya. Dengan demikian
untuk mencapai perkembangan usaha tersebut, dilakukan dengan memelihara unit unit
usaha yang telah ada sebelumnya. Penggabungan badan usaha pada umumnya merupakan
cara yang dianggap lebih menguntungkan, dibanding dengan cara yang pertama.

Jenis-jenis penggabungan usaha berdasarkan PSAK No.22 paragraf 08 tahun 1999, terdapat dua
jenis penggabungan usaha yaitu:

1. Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2.
Integrasi secara horizontal adalah kegiatan integrasi atau penggabungan berbagai
perusahaan yang berasal dari satu infustri yang sama. Misalnya : beberapa
perusahaan penghasil sepatu yang melakukan penggabungan dengan tujuan
membentuk perusahaan baru yang lebih besar, namun tetap berada di dalam
industri sepatu.
Integrasi secara vertikal adalah kegiatan integrasi atau penggabungan berbagai
jenis usaha / industri yang masing mempunyai hubungan dalam proses produksi.
Misalnya: perusahaan yang memproduksi mobil melakukan penggabungan
dengan perusahaan penghasil ban mobil dan industri yang menghasilkan suku
cadang mobil.
Konglomerasi adalah kegiatan integrasi atau penggabungan dari berbagai jenis
usaha / industri yang tidak mempunyai hubungan atau kaitan antara satu dengan
yang lainnya, jadi konglomerasi lebih condong untuk diversifikasi atau perluasan
usaha dari pemilik. Misalnya : berbagai kelompok konglomerat yang mempunyai
banyak perusahaan dari berbagai bidang usaha yang berlainan industrinya.

Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain
yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan
yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.
2. Konsolidasi, Penggabungan perusahaan disebut dengan konsolidasi, jika dalam proses
penggabungan itu dibentuk sebuah perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk membeli
(mengambil alih) harta milik dan mengakui utang-utang dari dua atau lebih perusahaan
yang telah ada. Biasanya perusahaan baru yang dibentuk akan mengeluarkan modal
saham (surat berharga) sebagai alat pembayaran atas kekayaan bersih yang diserahkan
oleh perusahaan-perusahaan lain. Dengan demikian, pemilik (pemegang saham)
perusahaan terdahulu juga menjadi pemegang saham (pemilik) pada perusahaan yang
baru dibentuk tersebut.
3. Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan
yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
4. Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau
seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling
interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih
beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.

Persoalan-persoalan yang Muncul dalam Penggabungan badan Usaha

Jika perusahaan yang baru dibentuk dalam konsolidasi akan mengeluarkan modal saham
sebagai alat pembayaran kepada perusahaan-perusahaan yang digabung, dapat dipakai dua cara
(pendekatan) di dalam menentukan banyaknya saham yang harus diserahkan kepada masing-
masing perusahaan yang digabung.

1. Kontribusi Relatif dari Kekayaan Bersih


2. Kontribusi Relatif dari Laba yang Diproyeksikan

Akuntansi penggabungan badan usaha menggunakan 2 metode yaitu :

1. Metode Kepentingan ( pooling of interest method )

Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk
penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Dalam
metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang
bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang
baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap
memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada
harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.

Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang


bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap
goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva
pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung
untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat
menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam
penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing
perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi
dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya.
Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan
laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan
kembali (restated).

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest

Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku
saat diadakan penggabungan
Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal
perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung
Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan
ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan
jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal
perusahaan yang akan digabung
Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik
perusahaan yang bergabung.

2. Metode Pembelian (purchase method)

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu
transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang
bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva
yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.

Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang
sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat
diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK
tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase

Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar
nilai wajarnya
Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar
pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai
indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang
diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).
Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila
terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan
pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok
aktiva.

ALASAN PENGGABUNGAN USAHA

1. Manfaat Biaya (Cost Adventage). Perusahaan akan memperoleh biaya lebih murah untuk
fasilitas dan pengembangan terutama pada periode inflasi.

2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Dengan adanya membeli lini produk dan pasar akan
lebih memperkecil resiko dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan
pasarnya.

3. Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitas pabrik yang


diperoleh dengan adanya pengembangan usaha diharapkan segera dapat beroperasi dan
memenuhi peraturan.

4. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa perusahaan bergabung


untuk mencegah pengakuisisian antar mereka, karena perusahaan yang lebih kecil
cenderung lebih mudah untuk diambil alih untuk itu mereka cenderung memakai strategi
pembeli agresif.

5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets). Penggabungan usaha


melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.

sumber :

http://keikomiracle.blogspot.co.id/2010/03/penggabungan-usaha.html?m=1

https://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/penggabungan-badan-usaha-akuisisi/

http://deniumitralampung.blogspot.co.id/p/akl-2-materi-1.html
PERTEMUAN II

AKUISISI

Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti
pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin, acquisitio, dari kata kerja
acquirere.
A. Beberapa Pengertian Akuisisi
1. Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan
yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2. Menurut PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999 : Akuisisi (acqusition) adalah suatu
penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer)
memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree),
dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan
saham.
3. Sedangkan Michael A. Hitt, dkk (2002 : 259) menyatakan bahwa : Akuisisi yaitu
memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham
dari perusahaan sasaran.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akuisisi dapat disimpulkan sebagai
pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan
dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang
diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.
Akuisisi juga bisa diartikan sebagai pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain
atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan
pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua
diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
B. Klasifikasi Akuisisi
Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan
perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu :
1. Merger atau konsolidasi
Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan
atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sedangkan
consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru
dari perusahaan gabungan.
2. Akuisisi saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan
tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau
obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi saham
atau merger :
Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan
pemungutan suara
Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat berhubungan langsung
dengan pemegang saham target lewat tender offer.
Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari
manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut.
Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap tidak mau
menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalam tender offer, sehingga perusahaan target
tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.
3. Akuisisi Assets
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli
aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan
memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham.
Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang
dibeli.
Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai berikut :
Akuisisi Horisontal
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau
bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi
bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.
Akuisisi vertical
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses
produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan
perkebunan tembakau.
Akuisisi konglomerat
Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan
operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-product oleh perusahaan
komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat (Suad Husnan, 1998 :
648-651).
C. Motivasi Akuisisi
Alasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain
atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi, perusahaan mampu mencapai
pertumbuhan lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Selain itu, faktor yang
paling mendasari perusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat keuntungan).

D. Manfaat Akuisisi
Menurut Shapiro (1991 : 933) dalam Christina (2003 : 12), keuntungan atau manfaat akuisisi
adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada
melakukan pertumbuhan secara internal.
2) Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan usaha guna
menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan persaingan.
3) Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang tidak dapat ditembus.
4) Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola aset-aset
badan usaha.
E. Proses Akuisisi
Proses akuisisi merupakan suatu faktor penting, terutama karena pembelian suatu unit
bisnis tertentu pada umumnya berkaitan dengan jumlah uang yang relatif besar dan
membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga bagi perusahaan pengambil alih, sebelum
memutuskan untuk akuisisi terhadap suatu perusahaan terlebih dahulu akan berusaha
memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang akan dicapai.
F. Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
Keuntungan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
a) Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat
menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b) Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga
tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c) Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi
saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat
(hostile takeover).
d) Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan
Sudomo, 2001, p.643-644).
Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a) Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar
perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada
akuisisi agar akuisisi terjadi.
b) Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c) Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik
nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.643).

G. Motif Perusahaan Melakukan Akuisisi


1. Motif politis adalah penggabungan usaha perusahaan dilakukan karena adanya muatan
politis didalamnya, baik politis perusahaan maupun politis negara misalnya, akuisitor
melakukan merger dan akuisisi dengan perusahaan target untuk mendapatkan legalitas,
Sehingga perusahaan tersebut dapat dikendalikan sebagai satu kesatuan dengan badan
usaha akuisitor.
2. Motif prestis adalah perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk
3. perusahaan target semata-mata hanya berdasarkan prestis yang dapat menunjukkan
kepada siapa saja bahwa perusahaan akuisitor memang bonafit dan dapat dipercaya.
Tujuan akhirnya adalah dapat mengakses kebutuhan dana dari pihak luar, bila sewaktu-

DAFTAR PUSTAKA
http://organisasi.org
http://jurnal-sdm.blogspot.com
http://wikipedia.com
http://f1trah.blogspot.com
http://www.ebookf.com
http://pdfdatabase.com
PERTEMUAN III

KONSOLIDASI KEPEMILIKAN 100%

A. Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi


Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan (konsolidasi)
adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih, untuk
meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang baru yang karena hukum
memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang meleburkan diri dan status badan
hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri berakhir karena hukum. Sementara Pasal 1 angka
PP Nomor 27 Tahun 1998, peleburan (konsolidasi), adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh dua perseroan terbatas atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu
perseroan terbatas baru dan masing-masing perseroan terbatas yang meleburkan diri menjadi
bubar.
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan
hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan
(entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu
entitas atau perusahaan satu perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila
salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya
laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol
terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka
mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat
laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau
yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat
memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu
perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa,
dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang
berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Dalam PSAK
No. 4, Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi oleh induk Perusahaan bertujuan
untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan
dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang
terpisah satu sama lain. Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank
dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsure-unsur yang sejenis
dari asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat
menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan
ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus
dieliminasi
2. Keuntungan dan kerugian yang belum direalialisasi, yang timbul dari transaksi antara bank
dan anak perusahaan harus dieliminasi
3. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus
sama dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabila tanggal laporan keuangan tersebut
berbeda maka laporan keuangan konsolidasi per tanggal laporan keuangan bank masih
dapat dilakukan sepanjang:
a) Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 bulan
b) Peristiwa atau transaksi material yang terjadi diantara tanggal pelaporantersebut
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
c) Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis.
d) Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi
antara kewajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalam laba disajikan dalam
laporan laba rugi konsolidasi.

B. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

1. Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi


Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi, yaitu agar dapat memberikan
gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan
(economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana
laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang
berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.
2. Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi
Diantara manfaat disusunnya Laporan Keuangan Konsolidasi adalah:
a. Untuk kepentingan jangka panjang, efek anak perusahaan terhadap induk
b. Memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan tehadap kinerja
grup (anak) perusahaan
c. Kepentingan informasi pihak luar
d. Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi

C. Teknik dan Prosedur Laporan Keuangan Konsolidasi


Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain
dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk
Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu
persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas,
Pendapatan dan Beban.
Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci
lagi, yaitu:
1. Mempersiapkan kertas kerja penyusunan laporan keuangan konsolidasi
2. Memasukkan laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan neraca
masing-masing perusahaan induk dan anak pada kolomnya masing-masing.
3. Jika ada kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan induk atau anak (seperti koreksi
terhadap pencatatan investasi dengan metode biaya dikonversi ke metode ekuitas) perlu
dibuatkan jurnal penyesuaian (diposting ke buku besar perusahaan induk atau anak).
4. Memasukkan jurnal eliminasi dalam kertas kerja, seperti:
Mengeliminasi laba atau rugi antar perusahaan (laba atau rugi anak yang telah diakui dalam
laporan laba-rugi perusahaan induk). Mengeliminasi dividen anak perusahaan yang telah
dicatat pada saat perusahaan induk menerima dividen dari anak.
Pendapatan dari perusahaan anak..................xxx
Dividen....................................................... xxx
Investasi pada perusahaan anak................. xxx
Penyesuaian untuk mencatat hak minoritas dalam laba dan dividen perusahaan anak.
Beban hak minoritas.................................... xxx
Dividen...................................................... xxx
Hak minoritas............................................ xxx
Mengeliminasi akun resiprokal, yaitu akun investasi pada perusahaan anak (di neraca
induk) dan akun ekuitas (di neraca anak) dikali dengan persentase kepemilikan induk.
Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak = NB dari akun ekuitas
Modal saham................................................. xxx
Tambahan modal (jika ada).......................... xxx
Laba ditahan.................................................. xxx
Investasi pada perusahaan anak................................. xxx
Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)........ xxx

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak > < NB dari akun ekuitas. (catatan lihat
penjelasan selanjutnya)
Modal saham................................................. xxx
Tambahan modal (jika ada).......................... xxx
Laba ditahan.................................................. xxx
Alokasi kelebihan ......................................... xxx
Investasi pada perusahaan anak.............................. xxx
Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)..... xxx

Mengalokasikan dan mengamortisasi perbedaan nilai wajar dari akun investasi dengan nilai
buku ekuitas (dari langkah ke 5).
Jika ada perbedaan itu dialokasikan ke aktiva tetap, maka perlu dibuatkan jurnal penyusutan.
Demikian pula jika ada hak paten perlu diamortisasi pertahun.
Mengeliminasi akun resiprokal lainnya (seperti hutang, piutang, pembelian dan penjualan antar
perusahaan.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:
a. Metode Ekuitas (Equity Method)
b. Metode Ekuitas Tidak Lengkap
c. Metode Harga Perolehan (Cost Method)

a. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas (Equity Method)


Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan
terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih Anak
Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis akan menyebabkan
perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan.data.
Pencatatan investasi saham pada Anak Perusahaan dengan metode ekuitas, didasarkan
pada suatu anggapan investasi pada Anak Perusahaan sejajar dan sama dengan investasi pada
perusahaan-perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan atas
suatu fakta bahwa Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan merupakan bagian-bagian dari satu
kesatuan usaha, seperti halnya hubungan antara Kantor Pusat dan Cabang-Cabangnya. Oleh
sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi didalam hak-hak pemegang saham pada Anak
Perusahaan harus diakui dan dicatat oleh Induk Perusahaan, untuk dapat mengikuti dan
melaporkan posisi keuangan dan perkembangan usahanya secara lengkap.
Nilai investasi Induk Perusahaan terhadap Perusahaan akan meningkat jika Anak
Perusahaan memperoleh laba bersih dan akan menurun atau berkurangnya nilainya, jika Anak
Perusahaan menderita kerugian.
Meskipun Laporan Keuangan Konsolidasi hasil penerapan metode ekuitas ini nantinya
akan sama dengan penerapan metode biaya, namun lembar kerja konsolidasi beserta jurnal untuk
penyesuaian dan eliminasi akan berbeda. Harus memperhatikan pengaruh perubahan modal anak
Perusahaan terhadap hak pemilikan Induk Perusahaan.

b. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap


Jika metode ekuitas diterapkan secara benar ,laba bersih perusahan induk adalah sama
dengan laba bersih konsolidasi,dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo laba
konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi ini tidak
selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak secara benar,atau
jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak.
Contohnya, perusahaan induk dalam menerapkan akuntansi metode ekuias mungkin
mengamortisasikan perbedaan antara investasi dan nilai buku yang diperoleh pada buku terpisah
perusahaan induk, atau mungkin tidak mengeliminasi laba atau rugi antar-perusahaan.Kelalaian-
kelalaian seperti itu menyebabkan tidak lengkapnya penerapan akuntansi metode ekuitas.
Kesalahan-kesalahan lain dalam penerapan metode ekuitas menyebabkan salah saji yang seruppa
dalam laba dan saldo laba perusahaan induk.
Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan metode
biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini
dikarenakan akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan
mengabaikan bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada
perusahan anak. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan
perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain.
Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa perusahaan
didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya sebagai laporan
keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entias utama.

c. Konsolidasi dengan Metode Biaya (Cost Method)


Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak
Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak
Perusahaan) yang diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya laba
atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah
saham yang dimiliki tersebut dijual.
Pada metode biaya bagian dividen yang dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada sisi
debit dalam rekening Piutang Dividen (Kas), dengan rekening lawan kredit Penghasilan
Dividen.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada Metode biaya:
Perkiraan Investasi Saham pada Anak Perusahaan, tidak mengalami perubahan jumlahnya.
Perubahan modal Anak Perusahaan akibat adanya Laba, Rugi atau pembagian Dividen tidak
mempengaruhi Perkiraan Investasi Saham pada Anak Perusahaan, atau Induk Perusahaan tidak
menyesuaikan Investasinya.
Laba atau rugi dari Anak Perusahaan baru diakui oleh Induk Perusahaan sebesar Prosentase
(%) kepemilikannya pada saat disusun Neraca Konsolidasi melalui perkiraan Laba yang ditahan
(Retained Earning) untuk Induk Perusahaan. Perkiraan ini hanya tampak pada Worksheet
penyusunan neraca Konsolidasi.
Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan-perkiraan Modal Saham, Agio Saham dan
Retained Earning Anak Perusahaan hanya didasarkan pada jumlah awal/Saldo Awal tahun atau
Saldo Awal pada saat kepemilikan.
Metode Biaya berdasarkan pada asumsi bahwa investasi Induk terhadap Anak
Perusahaan merupakan bagian dari Aktiva.
Nilai Investasi harus selalu tetap, karena akan dittampakkan dalam neraca
sebesar harga perolehannya saja.
Perubahan nilai aktiva bersih Anak Perusahaan sebagai Konsekuensi dari
kegiatan operasionalnya tidak akan mempengaruhi besaarnya nilai investasi
tersebut.

Konsolidasi Pada Tanggal Ekusisi


Pada dasarnya, laporan keuangan keungan konsolidasi disusun dengan menggunakan
prinsip akuntansi yang sama. Akan tetapi, laporan keuangan konsolidasi melaporkan hasil
operasi dan posisi keuangan dua entitas atau lebih yang memliki hubungan istimewa menjadi
sebuah laporan keuangan yang seolah-olah berasal dari satu entitas, tentu saja setelah mengalami
proses eliminasi.

1. Kertas kerja konsolidasi


Kertas kerja konsolidasi merupakan mekanisme yang efisien untuk menggabungkan
akun-akun dari perusahaan yang terpisah yang akan dikonsolidasi dan untuk menyesuaikan
saldo gabunganmenjadi angka-angka yang akan dilaporkan seakan-akan semua perusahaan yang
dikonsolidasi adalah satu entitas. Penting untuk diketahui bahwa entitas konsolidasi tidak
mempunyai pembukuannya sendiri, tiap-tiap perusahaan yang akan dikonsolidasi mempunyai
pembukuan mereka sendiri-sendiri. Kertas kerja konsolidasi berisi dari empat kolom yaitu:
a. Nama pos, berisi nama pos-pos yang merupakan asset,kewajiban maupun ekuitas
entitas.
b. Data neraca, memuat 2 subkolom yaitu data perusahaan induk dan anak . Tiap
subkolom menjelaskan nilai dari pos-pos yang ada disebelah kiri
c. Ayat jurnal eliminasi. Pada kolom ini, total saldo akun perusahaan-perusahaan
terpisah yang akan dikonsolidasi disesuaikan untuk mencerminkan angka yang akan
muncul jika entitas konsolidasi berdiri sendiri sebagai entitas tunggal dan legal . agar
tidak bercampur dengan ayat jurnal umum, ayat jurnal eliminasi diberi tanda E
pada sudut kiri jurnalnya. Ayat jurnal eliminasi hanya muncul di kertas kerja
konsolidasi dan tidak mempengaruhi pembukuan perusahaan manapun
d. Terakhir adalah kolom konsolidasi yang memuat hasil akhir dari peyesuaian dari
entitas-entitas yang akan dikonsolidasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
berikut:

Data neraca percobaan Ayat jurnal eliminasi


Nama pos konsolidasi
Entitas induk Entitas anak Debet Kredit

DAFTAR PUSTAKA

anamsyaifulnews.blogspot.com21 September 2013 20.32

Putra, L. D. (2008, Mei 14). LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Retrieved Oktober 26,
2012, from ACCOUNTING, FINANCE &TAXATION: http://putra-finance-accounting-
taxation.blogspot.com

Putra, W. M. (2011). Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2. Yogyakarta.


PERTEMUAN IV

KONSOLIDASI DIBAWAH 100%

Penyusunan neraca konsolidasi sesaat setelah akuisisi kepemilikan penuh


Contoh kasus:
Alim corp. membeli seluruh saham deeny company pada tanggal 1 januari dan sesaat setelahnya
langsung menyusun neraca konsolidasi . Berikut disajikan neraca terpisah kedua entitas tersebut
sebelum akuisisi:
Alim corp. Deeny company
Aktiva
Kas 700.000 100.000
Piutang usaha 150.000 100.000
Sediaan 200.000 120.000
Tanah 350.000 80.000
Bangunan dan peralatan 1.600.000 1.200.000
Akumulasi penyusuta (800.000) (600.000)
Total aktiva 2.200.000 1.000.000
Kewajiban dan ekuitas
Utang usaha 200.000 200.000
Utang obligasi 400.000 200.000
Saham biasa 1.000.000 400.000
Laba ditahan 600.000 200.000
Total ekuitas & ekuitas 2.200.000 1.000.000

Selanjutnya, semua ayat jurnal dan ayat jurnal eliminasi dalam materi ini akan diberi nomor
berurut. Ayat jurnal eliminasi yang muncul di kertas kerja akan dibahas dalam teks.

Kepemilikan penuh dibeli pada nilai buku


Dari contoh diatas, alim membeli saham deeny 100% saham biasa beredar seharga $600.000.
pada saat penggabungan usaha, nilai wajar yang masing-masing aktiva dan kewajiban deeny
sama dengan nilai buku yang disajikan dalam tabel diatas. Harga beli saham sebesar $600.000(
400.000+200.000). alim mencatat akuisisi saham di pembukuannya pada tanggal penggabungan
usaha dengan ayat jurnal sebagai berikut:
1 januari 20X1
Investasi saham deeny 600.000
Kas 600.000

Berikut neraca kedua entitas sesaat setelah akuisisi:


Alim corp. Deeny company
Aktiva
Kas 100.000 100.000
Piutang usaha 150.000 100.000
Sediaan 200.000 120.000
Tanah 350.000 80.000
Bangunan dan peralatan 1.600.000 1.200.000
Akumulasi penyusutan (800.000) (600.000)
Investasi-saham deeny 600.000
Total aktiva 2.200.000 1.000.000
Kewajiban dan ekuitas
Utang usaha 200.000 200.000
Utang obligasi 400.000 200.000
Saham biasa 1.000.000 400.000
Laba ditahan 600.000 200.000
Total ekuitas & ekuitas 2.200.000 1.000.000
Kertas kerja konsolidasinya dapat dibuat sebagai berikut:
Data neraca ayat jurnal eliminasi
Pos Konsolidasi
Alim Deeny Debet kredit
Kas 100.000 100.000 200.000
Piutang usaha 150.000 100.000 250.000
Sediaan 200.000 120.000 320.000
Tanah 350.000 80.000 430.000
Bangunan dan
peralatan 1.600.000 1.200.000 2.800.000
Akumulasi
penyusutan (800.000) (600.000) 1.400.000
Investasi-
saham deeny 600.000 600.000a
Total aktiva 2.200.000 1.000.000 600.000 3.200.000
Kewajiban
dan ekuitas
Utang usaha 200.000 200.000 400.000
Utang
obligasi 400.000 200.000 600.000
Saham biasa 1.000.000 400.000 400.000a 1.000.000
Laba ditahan 600.000 200.000 200.000a 600.000
Total ekuitas
& ekuitas 2.200.000 1.000.000 600.000 3.200.000
Ayat jurnal eliminasi investasi:
E(a) Saham biasa-deeny 400.000
Laba ditahan 200.000
Investasi-saham deeny 600.000
Setelah dieliminasi, neraca konsolidasi dapat disajikan sebagai berikut:

Alim corp. and subdiaries


Neraca konsolidasi
1 januari 20X1
Aktiva Kewajiban
Kas 200.000 Utang usaha 400.000
Piutang usaha 250.000 Utang obligasi 600.000
Sediaan 320.000 Ekuitas pemegang saham
Tanah 430.000
Bangunan dan peralatan 2.800.000 Saham Biasa 1.000.000
Akumulasi penyusutan 1.400.000 Laba ditahan 600.000
Total aktiva Total kewajiban dan
3.200.000 ekuitas 3.200.000

Kepemilikan penuh dibeli diatas nilai buku


Harga saham suatu persahaan biasanya dipengaruhi banyak factor, termasuk didalamnya aktiva
bersih, profitabilitas perusahaan, dan kondisi pasar secara umum. Pada saat membeli saham
perusahaan lain, tidak beralasan akan mengharapkan harga beli sama dengan nilai buku saham
yang diakuisisi. Berikut beberapa alasan mengapa harga beli saham suatu perusahaan lebih tinggi
dari nilai buku saham tersebut:
1. Kesalahan dan penghilangan dari pembukuan anak perusahaan.
Jika pembukuan anak perusahaan diteliti, sangat mungkin kita akan menemukan adanya
kesalahan dan penghapusan yang mengkibatkan timbilnya selisih antara nilai buku
dengan nilai wajar. Ketidaksesuaian itu biasanya disebabkan karena anak perusahaan
tidak mengikuti prinsip akuntansi berlaku umum untu aktivitas pencatatannya. Untuk
menghapus ketidaksesuaian itu, maka anak perusahaan dikoreksi dan setelah
anakperusahaan dinyatakan sesuai dengan PABU, maka tidaka ada lagi bagian
diferensial yang disebabkan kesalahan dan penghilangan tersebut.
2. Selisih lebih nilai wajar diatas nilai buku dari aktiva bersih anak perusahaan yang dapat
diidentifikasi
Dalam banyak kasus, nilai wajar suatu aktiva yang diakuisisi lebih tinggi dari nilai
bukunya. Akibatnya, harga beli lebih tinggi dari nilai buku saham yang diakuisisi.
Prosedur konsolidasi mewajibkan menyusu neraca konsolidasi harus berdasakan nilai
wajar aktiva tersebut. Untuk mencapai nilai wajar aktiva dapat digunakan dua cara:(1)
aktiva dan kewajiban direvaluasi langsung dari pembukuan anak perusahaan.(2)dasar
akuntansi anak perusahaan dipertahankan dengan ketentuanrevaluasi dilakukan tiap
periode.
3. Keberadaan goodwill
Pada suatu kondisi perusahaan membeli saham diatas harga total nilai wajar aktiva anak
perusahaan yang dapat diidentifikasi, tambahan pembayaran tersebut biasanya
diperlakukan sebagai pembayaran atas kemampuan laba yang tinggi perusahaan yang
diakuisisi, karena itu sisa diferensial debet akan dialokasikan ke sebagai goodwill.

Penyusunan neraca konsolidasi sesaat setelah akuisisi kepemilikan pengendali


Yang lebih umum terjadi, sebuah perusaahn tidak diakuisisi sepenuhnya oleh investor.
Selalu ada bagian dari hak minoritas. Maka untuk memunculkan klaim atas kepemilkan
minoritas tersebut, perusahaan kemudian melaporkannya sebagai kewajiban. Jika kepemilikan
pengendali kurang dari 100% dibeli lebih tinggi dari nilai buku, maka akan timbul difernsiasi.
Diferensial tersebut kemudian kita debet di kertas kerja dan selanujtnya dialokasikan ke aktiva
dan kewajiban anak perusahaan dengan cara yang sama dengan yang digunakan dalam kondisi
akuisisi kepemilikan penuh.

Utang dan piutang antarperusahaan


Semua utang dan piutang antar entitas yang akan dikonsolidasi harus dieliminasi pada saat
penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Dari sudut pandang entitas tunggal, suatu perusahaan
tidak dapat berutang pada dirinya sendiri.
PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Akun penilaian aktiva dan kewajiban pada saat akuisisi:
1. Akumulasi penyusutan pada tanggal akuisisi
Secara teoritis, perlakuan akuntansi yang tepat pada akumulasi penyusutan adalah anak
perusahaan adalah merevaluasinya menjadi nilai wajar pada tanggal penggbungan melalui
alokasi diferensial. Akan tetapi dalam praktiknya, eliminasi penyusutan jaran dilakukan karena
tidak mempunyai pengaruh nilai bersih aktiva dan hanya mengeliminasi akun aktiva dan kontra
aktiva yang lebih tinggi.
2. Penyisihan piutang tak tertagih
Piutang dinilai berbeda dari aktiva nonmoneter. Piutang umumnya dicerminkan sebesar nilai
legal aktiva dan dibuatkan estimasi penyisihan dalam akun kontra aktiva. Jika akun aktiva dan
akun kontra aktiva dinyatakan secara tepat dalam pembukuan anak perusahaan, kedua angka
tersebut akan dibawa pada neraca konsolidasi

DAFTAR PUSTAKA

anamsyaifulnews.blogspot.com21 September 2013 20.32

Putra, W. M. (2011). Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2. Yogyakarta


PERTEMUAN V

TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTARPERUSAHAAN

Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan yang paling sering


terjadi. Proses pencatatan untuk transfer persediaan antarperusahaan dapat menjadi lebih
kompleks dibandingkan pencatatan bentuk transper lain. Pengaruh transaksi
antaraperusahaan afiliasi (transaksiantar-perusahaan) harus dieliminasi dari laporan
keuangan konsolidasi.Transaksi antar-perusahaan mengakibatkan saldo akun resiprokal
pada buku perusahaan afiliasi. Keuntungan dan kerugian dari transaksi antarperusahaan
harus dieliminasi sampai direalisasi melalui penggunaan atau melalui penjualan kepada
pihak2 diluar entitas yang dikonsolidasikan. Karenanya setiap laba ataurugi antar-
perusahaan didalam grup harus dieliminasi; konsep yang biasanya diterapkan untuk
tujuan ini adalah laba atau rugi kotor (bruto).

a. Transfer pada BiayaPerolehan


Saat penjualan persediaan menghasilkan keuntungan atau kerugian diperlukan
satu ayat jurnal eliminasi untuk menghilangkan pendapatan dari penjualan
antarperusahaan dan harga pokok penjualan terkait yang dicatat oleh penjual. Hal ini
untuk menghindari kedua akun tersebut dicatat lebih tinggi dari jumlah yang
seharusnya. Laba bersih konsolidasi tidak dipengaruhi oleh ayat jurnal eliminasi
tersebut jika transfer dilakukan pada biaya perolehan, karena baik pendapatan dan
penjualan dikurangi oleh jumlah yang sama.
b. Transfer dengan Keuntungan atau Kerugian
Pada saat penjualan antarperusahaan termasuk keuntungan atau kerugian,
eliminasi kertas kerja yang diperlukan untuk konsolidasi pada periode transfer
mempunyai dua tujuan :
1. Menghilangkan pendapatan dari penjualan dan harga pokok penjualan.
2. Eliminasi atas persediaan dalam neraca untuk keuntungan atau kerugian dari
penjualan antarperusahaan yang belum drealisasi dengan melakukan penjualan
persediaan kepihak lain.
c. Pengaruh Jenis Sistem Persediaan
Dalam system pengendalian persediaan perpetual atau periodic untuk mencatat
persediaan dan harga pokok penjualan. Dalam system persediaan perpetual,
pembelian barang dagang didebit langsung keakun persediaan; penjualan
memerlukan debit ke harga pokok penjualan dan kredit ke persediaan sebesar biaya
perolehan barang dagang yang dijual.Jika menggunakan system persediaan periodik,
maka pembelian persediaan barang dagang didebit ke akun pembelian, bukan
kepersediaan.

PENJUALAN PERSEDIAAN ARUS KE BAWAH

Untuk tujuan konsolidasi, keuntungan tercatat atas penjualan persediaan


antraperusahaan diakui pada periode persediaan tersebut dijual kepada pihak yang tidak
memiliki hubungan istimewa. Sampai terjadinya penjualan kepada pihak luar tersebut,
semua keuntungan antarperusahaan harus ditangguhkan. Laba neto konolidasi harus
berdasarkan laba direalisasi dari afiliasi yang melakukan transfer. Karena keuntung dari
penjualan antarperusahaan tercatat dalam pembukuan induk perusahaan. Laba neto
konsolidasi dan keseluruhan klaim pemegang saham induk perusahaan harus dikurangi
sebesar nilai penuh keuntungan belum direalisasi.

Pada saat perusahaan menjual persediaan barang dagangan ke asifilasi terjadi satu dari
tiga situasi berikut ini:

1. Persediaan tersebut dijual ke non-asifilasi pada periode yang sama


2. Persediaan tersebut dijual ke non-asifilasi pada periode berikutnya
3. Persediaan tersebut dimiliki selama dua periode atau lebih oleh asifilasi pembeli

PENJUALAN PERSEDIAN ARUS KE ATAS

Pada saat terjadi ppenjualan persediaan arus keatas dan persediaan dijual oleh
induk perusahaan ke non-asifilasi ke periode yang sama, semua ayat jurnal metode
ekuitas yang dibuat oleh induk perusahaan dan ayat jurnal eliminasi dalam kertas kerja
konsoidasi sama dengan ayat jurnal dalam kasus penjualan arus ke bawah.
Jika persediaan tidak dijual ke non-asifiliasi sebelum akhir periode, ayat jurnal
eliminasi kertas kerja berbeda dengan kasus arus kebawah hanya pada pembagian
keuntungan antarperusahaan sebelum direalisasi untuk kepemilikan mayoritas dan
minoritas.

PERTIMBANGAN TAMBAHAN

Frekuensi transfer persediaan antraperusahaan dan bervariasinya keadaan


transaksi dapat menimbulkan berbagai isu implementasi.

a. Penjualan dari satu anak perusahaan ke perusahaan lain


Transfer perusahaan sering terjadi antarperusahaan dalam pengendalian atau
kepemlikan bersama. Pada saat satu anak perusahaan menjual barang dagang anak
perusahaan ke perusahaan lain, ayat jurnal eliminasi sama dennganyang telah
disajikan untuk penjualan dari anak perusahaan ke induk perusahaan.
b. Biaya-biaya terkait dengan transfer
Pada saat satu afiliasi mentransfer persediaan ke afiliasi lain, beberapa biaya
tambahan, seperti biaya angkut, sering terjadi dalam transfer tersebut. Biaya ini
harus diperlakukan dengan cara yang sama dengan afiliasi merupakan divisi
operasi dari suatu perusahaan tunggal
c. Yang terendah antara biaya perolehan atau biaya pasar
Suatu perusahaan dapat menurunkan nilai perusahaan yang dibeli dari afiliasi
menggunakan aturan yang terendah antara biaya perolehan atau pasar jika nilai
pasar lebih rendah dari harga transfer antarperusahaan.
d. Penjualan dan pembelian sebelum asifilasi
Kadang kala perusahaan telah menjual persediaam dari satu perusahaan ke
perusahaan lain dikemudian hari bergabung bersama dalam penggabungan usaha.
Perlakuan konsoidasi untuk keuntungan dari transfer persediaan yang terjadi
sebelum penggabungan usaha tergantung apakah perusahaan-perusahaan tersebut
pada saat melakukan transaksi independen dan transaksi penjualan merupakan
hasil dari transaksi yang wajar.
PENCATATAN LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS KE
BAWAH

A. A Dalam kertas kerja konsolidasi, jumlah total dari penjualan antar perusahaan
dieliminasi dari penjualan dan harga pokok penjualan.
B. B Laba yang belum direalisasi dibedakan sampai laba tersebut direalisasi saat penjualan
kepada entitas luar.
1. Penangguhan telah dilengkapi didalam kertas kerja konsolidasi oleh akun kertas
kerja yang menambah harga pokok penjualan untuk laba yang belum direalisasi
dan mengurangi persediaan akhir oleh biaya awalnya.
2. Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasi, laba yang belum direalisasi dalam
persediaan akhir kurang menekankan pada harga pokok penjualan dan lebih
menekankan pada pendapatan bersih yang dikonsolidasi.
3. Pada metode ekuitas, jumlah total dari laba yang belum direalisasi dalam
persediaan perusahaan anak dikurangi dari pendapatan investasi dan investasi
pada rekening perusahaan anak dalam pencatatan perusahaan induk.
C. Saat persediaan barang dagang yang diperoleh perusahaan anak dari perusahaan induk
telah terjual kepada entitas luar, laba antar perusahaan telah terealisasi.
1. Laba yang belum direalisasi dalam persdiaan akhir pada suatu periode adalah laba
yang belum direalisasi dalam persediaan awal pada periode berikutnya.
2. Pengaruh dari laba yang belum direalisasi pada persediaan awal berlawanan
dengan laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir.
Laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir (tahun penjualan
antarperusahaan) memiliki hubungan langsung dengan pendapatan bersih
yang dikonsolidasi.
Laba yang belum direalisasi pada persediaan awal (tahun penjualan
kepada entitas luar) memiliki hubungan yang terbalik dengan pendapatan
bersih yang dikonsolidasi.
3. Dalam metode entitas, jumlah investasi pada perusahaan anak dan pendapatan
dari perusahaan anak dinaikkan untuk merealisasi laba antar antarperusahaan pada
periode sebelumnya.
4. Realisasi dari laba yang ditangguhkan pada persediaan awal perusahaan anak
menjadikan harga pokok penjualan terlalu besar dari sudut pandang konsolidasi.
5. Ayat kertas kerja untuk mencatat realisasi laba yang ditangguhkan adalah akun
investasi pada perusahaan anak di debit dan harga pokok penjualan di kredit.
o Akun persediaan awal pada tidak dapat disesuaikan secara
langsung karena akun tersebut telah ditutup oleh akun harga pokok
penjualan.
o Penyesuaian akun investasi membentuk kembali resiprokal antara
saldo investasi pada periode awal dan akun ekuitas perusahaan
anak pada tanggal yang sama.
6. Laba atas persediaan yang belum direalisasi dalam laporan keuangan konsolidasi
akan menjadi benar dengan sendirinya selama lebih dari dua periode akuntansi.

AKUNTANSI UNTUK LABA YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN ARUS


KE ATAS

a. Seperti pada kasus penjualan arus ke bawah, jumlah total penjualan dikurangkan
dari penjualan dan harga pokok penjualan pada kertas kerja konsolidasi.
b. Penjualan antarperusahaan dari perusahaan anak ke perusahaan induk
meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan, laba bruto, dan penpendapatan
bersih perusahaan anak.
c. Sisa laba yang belum direalisasi pada persediaan perusahaan induk sampai barang
dagangan dijual kepada entitas lainnya.

1. Jika perusahaan anak dimiliki 100 %, maka perusahaan induk mengguhkan


100 % dari setiap laba yang belum direalisasi pada tahun penjualan
antarperusahaan.
2. Jika perusahaan anak dimiliki sebagian, maka perusahaan induk hanya
menangguhkan sebatas bagiannya saja atas laba yang belum direalisasi pada
tahun penjualan antarperusahaan.
3. Pendapatan hak minoritas dikurangi sebesar bagian perusahaan induk atas
setiap laba perusahaan anak yang belum direalisasi. Untuk menghitung
pendapatan hak minoritas, laba yang belum direalisasi dikurangkan dari laba
yang dilaporkan perusahaan anak dan menghasilkan laba perusahaan anak
yang sudah direalisasi yang kemudian dikalikan dengan persentase hak
minoritas.

D. Laba antarperusahaan diakui dan direalisasi saat perusahaan barang dagang dijual ke
entitas luar.
1. Laba yang belum direalisasi pada persediaan awal menjadikan harga pokok
penjualan terlalu besar.
a) Pada kertas kerja konsolidasi, ayat jurnal kertas kerja mengurangi harga
pokok penjualan pada harga perolehan (kredit) , dan menyesuaikan akun
investasi dan pendapatan hak minoritas awal untuk laba yang belum
direalisasi pada persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan.
b) Pengaruh dari laba yang belum direalisasi pada persediaan awal
perusahaan induk dan pendapatan bersih yang dikonsolidasi berkebalikan
dengan pengaruh dari laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir.
2. Dalam metode ekuitas, realisasi laba antarperusahaan yang sebelumnya
ditangguhkan menambah pendapatan investasi dan akun investasi pada
perusahaan anak sesuai dengan proporsi kepemilikan perusahaan induk.

DAFTAR PUSTAKA

https://dotedu.id/laba-transaksi-antar-perusahaan-persediaan/

https://id.scribd.com/doc/293710574/Transaksi-Persediaan-Antarperusahaan

Anda mungkin juga menyukai