Tugas Rangkuman Asdos
Tugas Rangkuman Asdos
Penyusun :
Restu Innas S
(011401017)
Kelas A
PENGGABUNGAN USAHA
Penggabungan Usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi
satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau
memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain
Dari segi organisasinya usaha mengembangkan perusahaan, dapat dilakukan melalui salah satu
dari dua jalan sebagai berikut :
1. Mengadakan ekspansi (perluasan usaha) dari usaha yang telah ada atau Internal Business
Expansions. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan hanya memperluas usaha yang telah
ada, tanpa melibatkan unit unit usaha diluar (organisasi) perusahaan.
2. Mengadakan penggabungan badan usaha atau Eksternal Business Expansions. Dalam hal
ini untuk mengembangkan usahanya, suatu perusahaan mengadakan penggabungan
sumber sumber ekonomis yang dimiliki oleh perusahaan lainnya. Dengan demikian
untuk mencapai perkembangan usaha tersebut, dilakukan dengan memelihara unit unit
usaha yang telah ada sebelumnya. Penggabungan badan usaha pada umumnya merupakan
cara yang dianggap lebih menguntungkan, dibanding dengan cara yang pertama.
Jenis-jenis penggabungan usaha berdasarkan PSAK No.22 paragraf 08 tahun 1999, terdapat dua
jenis penggabungan usaha yaitu:
1. Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2.
Integrasi secara horizontal adalah kegiatan integrasi atau penggabungan berbagai
perusahaan yang berasal dari satu infustri yang sama. Misalnya : beberapa
perusahaan penghasil sepatu yang melakukan penggabungan dengan tujuan
membentuk perusahaan baru yang lebih besar, namun tetap berada di dalam
industri sepatu.
Integrasi secara vertikal adalah kegiatan integrasi atau penggabungan berbagai
jenis usaha / industri yang masing mempunyai hubungan dalam proses produksi.
Misalnya: perusahaan yang memproduksi mobil melakukan penggabungan
dengan perusahaan penghasil ban mobil dan industri yang menghasilkan suku
cadang mobil.
Konglomerasi adalah kegiatan integrasi atau penggabungan dari berbagai jenis
usaha / industri yang tidak mempunyai hubungan atau kaitan antara satu dengan
yang lainnya, jadi konglomerasi lebih condong untuk diversifikasi atau perluasan
usaha dari pemilik. Misalnya : berbagai kelompok konglomerat yang mempunyai
banyak perusahaan dari berbagai bidang usaha yang berlainan industrinya.
1. Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain
yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan
yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.
2. Konsolidasi, Penggabungan perusahaan disebut dengan konsolidasi, jika dalam proses
penggabungan itu dibentuk sebuah perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk membeli
(mengambil alih) harta milik dan mengakui utang-utang dari dua atau lebih perusahaan
yang telah ada. Biasanya perusahaan baru yang dibentuk akan mengeluarkan modal
saham (surat berharga) sebagai alat pembayaran atas kekayaan bersih yang diserahkan
oleh perusahaan-perusahaan lain. Dengan demikian, pemilik (pemegang saham)
perusahaan terdahulu juga menjadi pemegang saham (pemilik) pada perusahaan yang
baru dibentuk tersebut.
3. Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan
yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
4. Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau
seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling
interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih
beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.
Jika perusahaan yang baru dibentuk dalam konsolidasi akan mengeluarkan modal saham
sebagai alat pembayaran kepada perusahaan-perusahaan yang digabung, dapat dipakai dua cara
(pendekatan) di dalam menentukan banyaknya saham yang harus diserahkan kepada masing-
masing perusahaan yang digabung.
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk
penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Dalam
metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang
bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang
baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap
memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada
harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku
saat diadakan penggabungan
Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal
perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung
Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan
ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan
jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal
perusahaan yang akan digabung
Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik
perusahaan yang bergabung.
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu
transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang
bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva
yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang
sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat
diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK
tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.
Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar
nilai wajarnya
Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar
pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai
indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang
diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).
Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila
terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan
pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok
aktiva.
1. Manfaat Biaya (Cost Adventage). Perusahaan akan memperoleh biaya lebih murah untuk
fasilitas dan pengembangan terutama pada periode inflasi.
2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Dengan adanya membeli lini produk dan pasar akan
lebih memperkecil resiko dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan
pasarnya.
sumber :
http://keikomiracle.blogspot.co.id/2010/03/penggabungan-usaha.html?m=1
https://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/penggabungan-badan-usaha-akuisisi/
http://deniumitralampung.blogspot.co.id/p/akl-2-materi-1.html
PERTEMUAN II
AKUISISI
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti
pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin, acquisitio, dari kata kerja
acquirere.
A. Beberapa Pengertian Akuisisi
1. Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan
yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2. Menurut PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999 : Akuisisi (acqusition) adalah suatu
penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer)
memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree),
dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan
saham.
3. Sedangkan Michael A. Hitt, dkk (2002 : 259) menyatakan bahwa : Akuisisi yaitu
memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham
dari perusahaan sasaran.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akuisisi dapat disimpulkan sebagai
pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan
dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang
diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.
Akuisisi juga bisa diartikan sebagai pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain
atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan
pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua
diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
B. Klasifikasi Akuisisi
Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan
perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu :
1. Merger atau konsolidasi
Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan
atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sedangkan
consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru
dari perusahaan gabungan.
2. Akuisisi saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan
tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau
obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi saham
atau merger :
Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan
pemungutan suara
Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat berhubungan langsung
dengan pemegang saham target lewat tender offer.
Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari
manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut.
Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap tidak mau
menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalam tender offer, sehingga perusahaan target
tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.
3. Akuisisi Assets
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli
aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan
memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham.
Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang
dibeli.
Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai berikut :
Akuisisi Horisontal
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau
bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi
bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.
Akuisisi vertical
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses
produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan
perkebunan tembakau.
Akuisisi konglomerat
Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan
operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-product oleh perusahaan
komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat (Suad Husnan, 1998 :
648-651).
C. Motivasi Akuisisi
Alasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain
atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi, perusahaan mampu mencapai
pertumbuhan lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Selain itu, faktor yang
paling mendasari perusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat keuntungan).
D. Manfaat Akuisisi
Menurut Shapiro (1991 : 933) dalam Christina (2003 : 12), keuntungan atau manfaat akuisisi
adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada
melakukan pertumbuhan secara internal.
2) Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan usaha guna
menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan persaingan.
3) Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang tidak dapat ditembus.
4) Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola aset-aset
badan usaha.
E. Proses Akuisisi
Proses akuisisi merupakan suatu faktor penting, terutama karena pembelian suatu unit
bisnis tertentu pada umumnya berkaitan dengan jumlah uang yang relatif besar dan
membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga bagi perusahaan pengambil alih, sebelum
memutuskan untuk akuisisi terhadap suatu perusahaan terlebih dahulu akan berusaha
memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang akan dicapai.
F. Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
Keuntungan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
a) Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat
menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b) Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga
tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c) Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi
saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat
(hostile takeover).
d) Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan
Sudomo, 2001, p.643-644).
Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a) Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar
perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada
akuisisi agar akuisisi terjadi.
b) Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c) Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik
nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.643).
DAFTAR PUSTAKA
http://organisasi.org
http://jurnal-sdm.blogspot.com
http://wikipedia.com
http://f1trah.blogspot.com
http://www.ebookf.com
http://pdfdatabase.com
PERTEMUAN III
Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak > < NB dari akun ekuitas. (catatan lihat
penjelasan selanjutnya)
Modal saham................................................. xxx
Tambahan modal (jika ada).......................... xxx
Laba ditahan.................................................. xxx
Alokasi kelebihan ......................................... xxx
Investasi pada perusahaan anak.............................. xxx
Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)..... xxx
Mengalokasikan dan mengamortisasi perbedaan nilai wajar dari akun investasi dengan nilai
buku ekuitas (dari langkah ke 5).
Jika ada perbedaan itu dialokasikan ke aktiva tetap, maka perlu dibuatkan jurnal penyusutan.
Demikian pula jika ada hak paten perlu diamortisasi pertahun.
Mengeliminasi akun resiprokal lainnya (seperti hutang, piutang, pembelian dan penjualan antar
perusahaan.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:
a. Metode Ekuitas (Equity Method)
b. Metode Ekuitas Tidak Lengkap
c. Metode Harga Perolehan (Cost Method)
DAFTAR PUSTAKA
Putra, L. D. (2008, Mei 14). LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Retrieved Oktober 26,
2012, from ACCOUNTING, FINANCE &TAXATION: http://putra-finance-accounting-
taxation.blogspot.com
Selanjutnya, semua ayat jurnal dan ayat jurnal eliminasi dalam materi ini akan diberi nomor
berurut. Ayat jurnal eliminasi yang muncul di kertas kerja akan dibahas dalam teks.
DAFTAR PUSTAKA
Pada saat perusahaan menjual persediaan barang dagangan ke asifilasi terjadi satu dari
tiga situasi berikut ini:
Pada saat terjadi ppenjualan persediaan arus keatas dan persediaan dijual oleh
induk perusahaan ke non-asifilasi ke periode yang sama, semua ayat jurnal metode
ekuitas yang dibuat oleh induk perusahaan dan ayat jurnal eliminasi dalam kertas kerja
konsoidasi sama dengan ayat jurnal dalam kasus penjualan arus ke bawah.
Jika persediaan tidak dijual ke non-asifiliasi sebelum akhir periode, ayat jurnal
eliminasi kertas kerja berbeda dengan kasus arus kebawah hanya pada pembagian
keuntungan antarperusahaan sebelum direalisasi untuk kepemilikan mayoritas dan
minoritas.
PERTIMBANGAN TAMBAHAN
A. A Dalam kertas kerja konsolidasi, jumlah total dari penjualan antar perusahaan
dieliminasi dari penjualan dan harga pokok penjualan.
B. B Laba yang belum direalisasi dibedakan sampai laba tersebut direalisasi saat penjualan
kepada entitas luar.
1. Penangguhan telah dilengkapi didalam kertas kerja konsolidasi oleh akun kertas
kerja yang menambah harga pokok penjualan untuk laba yang belum direalisasi
dan mengurangi persediaan akhir oleh biaya awalnya.
2. Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasi, laba yang belum direalisasi dalam
persediaan akhir kurang menekankan pada harga pokok penjualan dan lebih
menekankan pada pendapatan bersih yang dikonsolidasi.
3. Pada metode ekuitas, jumlah total dari laba yang belum direalisasi dalam
persediaan perusahaan anak dikurangi dari pendapatan investasi dan investasi
pada rekening perusahaan anak dalam pencatatan perusahaan induk.
C. Saat persediaan barang dagang yang diperoleh perusahaan anak dari perusahaan induk
telah terjual kepada entitas luar, laba antar perusahaan telah terealisasi.
1. Laba yang belum direalisasi dalam persdiaan akhir pada suatu periode adalah laba
yang belum direalisasi dalam persediaan awal pada periode berikutnya.
2. Pengaruh dari laba yang belum direalisasi pada persediaan awal berlawanan
dengan laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir.
Laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir (tahun penjualan
antarperusahaan) memiliki hubungan langsung dengan pendapatan bersih
yang dikonsolidasi.
Laba yang belum direalisasi pada persediaan awal (tahun penjualan
kepada entitas luar) memiliki hubungan yang terbalik dengan pendapatan
bersih yang dikonsolidasi.
3. Dalam metode entitas, jumlah investasi pada perusahaan anak dan pendapatan
dari perusahaan anak dinaikkan untuk merealisasi laba antar antarperusahaan pada
periode sebelumnya.
4. Realisasi dari laba yang ditangguhkan pada persediaan awal perusahaan anak
menjadikan harga pokok penjualan terlalu besar dari sudut pandang konsolidasi.
5. Ayat kertas kerja untuk mencatat realisasi laba yang ditangguhkan adalah akun
investasi pada perusahaan anak di debit dan harga pokok penjualan di kredit.
o Akun persediaan awal pada tidak dapat disesuaikan secara
langsung karena akun tersebut telah ditutup oleh akun harga pokok
penjualan.
o Penyesuaian akun investasi membentuk kembali resiprokal antara
saldo investasi pada periode awal dan akun ekuitas perusahaan
anak pada tanggal yang sama.
6. Laba atas persediaan yang belum direalisasi dalam laporan keuangan konsolidasi
akan menjadi benar dengan sendirinya selama lebih dari dua periode akuntansi.
a. Seperti pada kasus penjualan arus ke bawah, jumlah total penjualan dikurangkan
dari penjualan dan harga pokok penjualan pada kertas kerja konsolidasi.
b. Penjualan antarperusahaan dari perusahaan anak ke perusahaan induk
meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan, laba bruto, dan penpendapatan
bersih perusahaan anak.
c. Sisa laba yang belum direalisasi pada persediaan perusahaan induk sampai barang
dagangan dijual kepada entitas lainnya.
D. Laba antarperusahaan diakui dan direalisasi saat perusahaan barang dagang dijual ke
entitas luar.
1. Laba yang belum direalisasi pada persediaan awal menjadikan harga pokok
penjualan terlalu besar.
a) Pada kertas kerja konsolidasi, ayat jurnal kertas kerja mengurangi harga
pokok penjualan pada harga perolehan (kredit) , dan menyesuaikan akun
investasi dan pendapatan hak minoritas awal untuk laba yang belum
direalisasi pada persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan.
b) Pengaruh dari laba yang belum direalisasi pada persediaan awal
perusahaan induk dan pendapatan bersih yang dikonsolidasi berkebalikan
dengan pengaruh dari laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir.
2. Dalam metode ekuitas, realisasi laba antarperusahaan yang sebelumnya
ditangguhkan menambah pendapatan investasi dan akun investasi pada
perusahaan anak sesuai dengan proporsi kepemilikan perusahaan induk.
DAFTAR PUSTAKA
https://dotedu.id/laba-transaksi-antar-perusahaan-persediaan/
https://id.scribd.com/doc/293710574/Transaksi-Persediaan-Antarperusahaan