Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, shalawat dan salam
kepada nabi besar Muhammad S.A.W karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan eksplorasi praktikum Geologi
Struktur
Ucapan terimakasih kami juga tertuju kepada :
1. Orang tua kami yang senantiasa selalu mendukung kami.
2. Yang terhormat Bapak Dr.Ir..Yunus Ashari.,M.T selaku kasie Laboratorium
Geologi Universitas Islam Bandung.
3. Yang terhormat Adi Sutrisno selaku General Manager laboratorium
geologi.
4. Yang terhormat Akhfa Fatwa Famma selaku assisten pembimbibng
kelompok 5.
5. Staff asisten Laboratorium Geologi yang telah membimbing penyusun
laporan ini.
Penulis sadar bahwa laporan ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis untuk menjadi pelajaran
dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Kelompok 3
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Kasie Laboratorium Geologi
Maksud
Praktikan dapat menganalisa berdasarkan struktur dari bentuk morfometri
dilihat dari pola aliran sungai, ataupun peta morfologinya, sehingga dapat
mengkorelasikan dengan peta bentuk lahan. Dan juga untuk mengetahui
sebaran batuan, khususnya sebaran batubara, serta kemenerusan dari suatu
lapisan batubara tersebut dan mengetahui perhitungan estimasi sumberdaya dari
data bor..
Tujuan
Mengetahui pola aliran sungai yang terdapat didaerah tersebut
Mengetahui persen lereng yang terdapat didaerah tersebut
Mengetahui bentuk lahan pada daerah tersebut
Mengetahui sebaran dan kemenerusan batuan pada daerah penelitian.
Mengetahui distribusi tebal batubara berdasarkan pengolahan statistik.
Mengetahui kondisi geologi daerah penelitian berdasarkan beberapa
parameter.
Praktikan dapat menentukan luas sumberdaya daerah pengamatan.
Dapat menentukan volume dan tonase sumberdaya masing-masing seam
daerah pengamatan.
Keadaan Lingkungan
Kabupaten Yahukimo memiliki keadaan topografi yang cuckup bervariasi
100 3000 Mdpl. Sedangkan berdasarkan keadaan morfologi daerah tersebut
merupakan dataran rendah, dataran tinggi, bergunung dan perbukitan.dengan
tingkat kemiringan dari mulai 0-1%, 15-40%, dan >40% dari total luas daerah
Yahukimo.
Dari iklim daerah Yahukimo selama 3 tahun terakhir memiliki suhu rata-
rata 20,50 derajat. Yahukimo juga memiliki intensitas hujan berlangsung setiap
tahun sehingga perbedaan musim tidak jelas.
Jenis tanah di daerah Yahukimo terdiri dari alluvial, litosol, podsolik dan
batu karang metaforfik sebagai bagian dari lempengan pasifik.
Waktu
Kegiatan lapangan dilakukan pada tanggal 13 Mei sampai dengan 03
Juni 2016. Pada waktu yang telah ditentukan didapatkan output berupa peta
mengenai keadaan daerah penelitian. Berikut tahapan kegiatan yaitu :
Tabel 1
Kegiatan Eksplorasi
Tanggal
Kegiatan Mei 2016 Juni 2016
13 20 27 2
Peta Morfologi, Pola Aliran Sungai, Pola
Kelurusan, Peta Bentuk Laahan
Pemetaan Geologi
Kompas
GPS
Palu Geologi
Loope
Sumber : galerianaktambang.blogspot.com
Penyelidikan Terdahulu
Dalam kegiatan eksplorasi sebelumnya yang telah dilakukandi daerah
Yahukimo, Provinsi Papua terdapat banyak bahan galian yang ekonimos untuk
ditambang seperti batubara, besi, emas, tembaga.
Saat kegiatan eksplorasi di kompleks pegunungan ditemukan batuan
induk pembawa logam mulia seperti mas, perak dan tembaga. Di daerah puncak
Yahukimo cadangan mencapai 2.878.626 juta ton.
Geologi Umum
Berdasarkan keadaan geologi pada daerah Yahukimo terdapat jenis
batuan batuan sedimen sseperti batu pasir, batu lanau, dan batu lempung. Serta
terdapat sisipan batubara yang menyesip diantara batuan lain. Struktur pada
daerah Yahukimo yaitu terdapat sesar mendatar
Persiapan
Tahapan kegiatan eksplorasi dilakukan untuk pencarian potensi bahan
galian yang akan dicari dan memiliki nilai ekonomis untuk keperluan tertentu.
Proses kegiatan eksplorasi yang dilakukan berdasarkan peta dasar berupa peta
topografi dan peta geologi daerah yang dilakukan penelitian. Dari kedua peta
tersebut dapat diketahui kondisi daerah yang dilakukan penelitian, berdasarkan
pengamatan terhadap elevasi, sungai dan danau, sebelum melakukan kunjungan
langsung ke lapangan.
Tahapan yang harus dilakukan pada kegiatan eksplorasi yaitu survey
tinjau, prospeksi umum, eksplorasi awal, sampai ekplorasi rinci. Tahapan ini
dilakukan untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi terdapat adanya bahan
galian.
Pada tahap eksplorasi survey tinjau sangat dianjurkan dengan membawa
peralatan berupa peta topografi untuk mengetahui kondisi kondisi ketinggian
daerah tersebut, peta geologi untuk mengetahui sebaran batuan pada daerah
tersebut, serta plastic sampel untuk menyimpan sampel yang akan diteliti.
PETA TOPOGRAFI
Analisa
Berdasarkan peta topografi, bila dilihat dari pola kontur yang memiliki ciri
rapat secara menerus, maka dapat dianalisakan bahwa ada pengaruh struktur
geologi yang bekerja pada daerah tersebut sehingga merubah roman muka bumi
dan tergambarkan oleh kontur.. Untuk struktur sesar, ada beberapa ciri pada
kontur yang menandakan bahwa di daerah tersebut terdapat struktur geologi
seperti sesar mendatar yang memiliki pola rapat kemudian bergeser. Sedangkan
untuk sesar normal memiliki pola kontur rapat dan terdapat jejang dan untuk
sesar naik polanya hampir sama dengan sesar normal hanya saja berbeda pada
arah jenjang konturnya. Karena setiap kontur memiliki ciri sendiri untuk
menentukan keadaan pada daerah tersebut. Peta topografi juga merupakan peta
yang paing utama sebelum pembuatan peta lainnya. Hal ini karena dari kontur
kita bisa menganalisa keadaan lereng suatu daerah kemudian aliran sungai
sampai penentuan bentuk lahan. Semakin rapat pola topografi maka menunjukan
daerah tersebut semakin curam sedangkan semakin renggang maka daerah
semakin landau. Selain itu setelah mengetahui keadaan topografi daerah
tersebut juga dapat menjadi persiapan awal sebelum ke lapangan sehingga
peralatan yang dibawa ke lapangan sesuai dengan keadaan pada topografi
daerah itu sendiri.
PETA POLA ALIRAN SUNGAI
ANALISA
Dari peta topografi dapat dianalisa pola aliran sungai yang yang terdapat
pada daerah tertentu. Elevasi merupakan faktor penting juga untuk menganalisa
pola aliran sungai. Elevasi maksimum pada daerah ini adalah 400 mdpl dan
elevasi terendah adalah 100 mdpl. Bila dilihat di arah utara pola aliran sungai
trellis yang merupakan pola dengan anak sungai hampir tegak lurus dengan
sungai utama. Pola aliran trellis biasanya terbentuk pada jenis batuan sedimen
dan sudah terkontrol oleh struktur seperti lipatan dengan batuan dengan sifat
lunak dan resisten. Maka bila dilihat dari pola konturnya biasanya terbentuk pada
kontur yang cukup rapat karena sudah terkontrol struktur.
Bila dilihat pada arah timur pola aliran sungai yang terbentuk adalah pola
aliran sungai sub dendritic. Pola sub dendritik terbentuk yaitu dimana pola aliran
utama berbentuk trellis namun mengalami pola modifikasi yang disebabkan oleh
banyaknya struktur yang terbentuk serta bergantung juga dengan jenis batuan
atau variasi batuan yang ada pada daerah tersebut. Pola konturnya biasanya
berbentuk rapat karena banyaknya struktur yang mempengaruhi. Sedangkan
Pada daerah barat pola aliran sungai yang terbentuk adalah parallel hal ini dapat
dilihat dari pola sungai yang terbentuk sejajar dengan sungai utama. Pola parallel
juga biasanya terbentuk di daerah lereng dengan adanya variasi batuan serta
sudah terkontrol oleh struktur . Bila dilihat dari pola aliran sungainya itu maka
diindikasikan juga bahwa daerah tersebut di dominasi oleh batuan sedimen dan
memiliki variasi batuan yang tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan output berupa
peta sebaran batuan yang memiliki litologi seluruhnya adalah batuan sedimen.
Selain itu dari pembelokan sungai utama juga bisa diindikasikan adanya suatu
struktur yang mempengaruhi pola aliran dari sungai tersebut.
PETA MORFOLOGI
ANALISA
Dilihat dari morfologi daerah yukohimo didominasi oleh klasifikasi lahan
yang bergelombang kuat dengan tandda warna hijau tua berdasarkan
persentase 14 20% dengan beda tinggi 50 200m. Selain itu terdapat juga
daeraha bergelombang lemah dengan tanda warna hijau muda dengan
persentase 8 14%. Bila dilihat pada daerah utara tptografi tidak terlalu curam
atau bergelombang lemah dengan pesrsentase 8 13%. Maka batuan
diindikasikan adalah batuan sedimen , karena lokasi juga berada didekat zona
pengendapan yaitu sekitar sungai. Sedangkan untuk morfologi di daerah timur
didominasi oleh topografi bergelombang kuat yaitu perbukitan hal ini dapat
terlihat dari kontur yang rapat. Sedangkan batuan yang diindikasikan adalah
batuan yang memiliki kekerasan lebih tinggi dan telah terpengaruh oleh struktur.
Setelah itu dari keadaan lereng itu sendiri dapat diindikasikan batuan yang
tersebar pada daerah tersebut.
PETA POLA KELURUSAN
Analisa
Bentuk lahan pada daerah ini juga dinyatakan termasuk kedalam bentuk
lahan struktural dikarenakan terdapatnya blok sesar, perbukitan dome,
perbukitan anticlinal, lembah sinklinal dan gawier sesar yang merupakan ciri-ciri
dari bentuk lahan struktural. Sebenarnya pada daerah yang lebih dekat ke sungai
lebih memungkinkna terbentuknya bentuk lahan fluvial karena adanya gerak
laminar yang bergerak secara lurus dan gerak turbulen yang bergerak secara
memutar dari air sungai sehingga banyak mempengaruhi daerah-daerah pinggir
sungai. Tetapi mungkin karena banyaknya struktur pada daerah tersebut
sehingga lahan fluvial sudah tertutupi oleh bentuk lahan struktural, sehingga
tidak Nampak bentuk lahan fluvial pada daerah tersebut.
PETA SEBARAN BATUAN,
PENAMPANG DAN LOG PROFILE
Sumber : Data Eksplorasi Yahukimo Tahun 2016
Gambar 1
Log Profile 1
Sumber : Data Eksplorasi Yahukimo Tahun 2016
Gambar 2
Log profile 2
Sumber : Data Eksplorasi Yahukimo Tahun 2016
Gambar 3
Log profile 3
Sumber : Data Eksplorasi Yahukimo Tahun 2016
Gambar 4
Log profile 4
Sumber : Data Eksplorasi Yahukimo Tahun 2016
Gambar 5
Log profile 5
ANALISA
Bila dikorelasikan pada daerah ini didominasioleh batuan sedimen yang
terbentuk karena proses pelapukan, transportasi dan pengendapan. Pada
daerah ini terdapat singkapan batubara yang terendapkan ntara lanau dan pasir,
pasir dan lempung serta lempung dan laau. Maka setiap batua bara yang
mengendap akan memiliki kualitas yang berbeda yang dipengaruhi oleh batuan
diatas dan dibawahnya. Bila batubara tersebut berlapis dengan lempung maka
diindikasikan batubara tersebut sudah banyak tercampur dengan materil lain
karena tertransportasi jauh dari induknya. Sedangkan bila berlapisan dengan
pasir berarti belum tertransportasi dengan jauh sehingga belum banyak
terpengaruh oleh material lain. Kemudian bila dilihat dari kadar airnya bila
berlapis dengan material yang memiliki ukuran butir kasar atau relative besar
yang memiliki permeabilitas tinggi dan lapisan dibawahnya material yang kecil
sehingga dapat menampung air maka proses penggambutan akan lebih baik.
Bila dilihat dari sebaran batuan pada wilayah tersebut, batuan lanau
berada dipaling bawah atau dengan kata lain merupakan material yang pertama
kali terendapkan, kemudian di atasnya terdapat lempung, lanau dan yang paling
muda adalah batu pasir. Bila dilihat dari ukuran butirnya, seharusnya lempung
terendapkan dipaling bawah. Hal tersebut membuktikan bahwa pada wilayan
tersebut berlaku suatu hukum uncomformity atau ketidakselarasan. Dilihat dari
penampang ukuran sungai ada yang melebar dan menyempit, hal ini
dikarenakan adanya kontrol struktur . Dari penampang juga dapat dilihat
kemenerusan dari lapissan batuan serta sungai yang terpotog offset.
PETA KONTUR STRUKTUR
SEAM 13
PETA KONTUR STRUKTUR
SEAM 15
PETA KONTUR STRUKTUR
SEAM 19
Analisa
Gambar 7
Diagram Distribusi Ketebalan
Gambar 8
Persamaan Linear