Anda di halaman 1dari 10

Kode/Rumpun Ilmu: 362/3

Proposal
Penelitian Hibah Bersaing

Efektifitas Antipiretik Ekstrak Daun Sirsak ( Annona muricata L)


dengan sirup Parasetamol sebagai pembanding.

Oleh:
D Elysa Putri M
Jafril Rezi

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas Rahmat dan KaruniaNYA
proposal ini dapat kami buat dengan judul Efektifitas Antipiretik Ekstrak Daun Sirsak (Annona
muricata L) dengan sirup Parasetamol sebagai pembanding. Pembuatan Proposal Penelitian ini
dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk ini kami mengucap
-kan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Ka. Badan PPSDM Kemenkes RI di Jakarta


2. Ibu Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
3. Ibu Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan
4. Ibu Kepala Unit Penelitian Poltekkes Kemenkes Medan
5. Semua pihak yang ikut terlibat, yang tak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk ini kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
proposal penelitian ini.
Atas perhatian dan sarannya kami ucapkan terima kasih.

Medan, 29 November 2016


Peneliti

(Dra. D. Elysa Putri M, MSi, Apt)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Tanaman sirsak awalnya dikenal sebagai tanaman buah yang pemanfaatannnya sebatas
buahnya saja, sedang bagian lainnya jarang dimanfaatkan. Tanaman ini sudah menyebar
keberadaannya di berbagai daerah di Indonesia. Tanaman sirsak sudah menyebar keberadaan
di berbagai daerah di Indonesia. Penamaan tanaman sirsak ini berbeda-beda di setiap daerah.
Nama-nama yang dikenal di berbagai daerah Indonesia antara lain : daerah Jawa dikenal
sebagai nangka sebrang; daerah sunda : nangka walanda, sirsak ; di Aceh, deureuyan belanda,
di Sumatera Barat disebut dengan durian betawi. Untuk luar negeri , sirsak di Inggris dikenal
dengan nama soursopi, di Thailand disebut thurian the, thurian khaek; di Filipina disebut
guayobano; di Brazil dikenal dengan nama graviola; di Prancis dikenal dengan nama corossol; di
Spanyol di sebut guanobano, huanaba; di Taiwan disebut toge banreisi; di India dikenal dengan
dengan nama durian benggala; di Papua Nugini dengan nama sauersack sausap.

2.1.1.Daun sirsak.
Daun sirsak berbentuk panjang dengan ujung lancip pendek, daun muda berwarna hijau muda,
daun yang tua berwarna hijau tua, daun sirsak tebal dan agak kaku dengan urat daun menyirip
atau tegak pada urat daun utama.
Berikut adalah sistematika tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2013)
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Annonales
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L
2.1.2 Kandungan Kimia Daun Sirsak
Daun Sirsak merupakan bagian yang banyak mengandung banyak zat aktif diantaranya
annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol,
caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid dan muricapentocin. Daun sirsak secara
tradisionil biasa dimanfaatkan untuk mengobati arthritis, asma, bronchitis, batuk, diabetes,
diuretik, disentri, deman, influenza, hipertensi, reumatik. (Mardiana, L , 2013). Selain itu daun
sirsak mempunyai khasiat seperti tannin, alkaloid, saponin, terpenoid, flavonoid. Tripenoid dan
flavonoid yang berkhasiat sebagai antipiretik

2.1.3. Kegunaan Daun Sirsak


Daun Sirsak telah digunakan untuk obat-obatan dan telah banyak yang dilakukan untuk
tumbuhan tersebut sebagai diabetes, demam, asma, batuk, influenza

2.2. Antipretik
Antipretik adalah obat-obat atau zat-zat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada
keadaan deman. Antipiretik bekerja dengan merangsang pusat pengaturan panas di
hipotalamus sehinggga pembentukan panas yang tinggi akan dihambat dengan cara
memperbesar pengeluaran panas yaitu dengan menambah aliran darah ke perifer dan
memperbanyak pengeluaran keringat sehingga suhu tubuh turun menjadi normal
(Tjay, 2007)
Mekanisme kerja antipiretik:
Mekanisme kerja antipiretik adalah dengan mengembalikan fungsi thermostat di hipotalamus
ke posisi normal dengan cara pembuangan panas melalui bertambahnya aliran darah ke perifer
di sertai dengan keluarnya keringat. Zat antipiretik dapat meningkatkan enzim siklooksigenase
yang memicu pembentukan prostaglandin, sehingga kadar prostaglandin menurun di daerah
thermostat dan menurunkan suhu tubuh. Penurunam suhu tersebut adalah hasil kerja obat
pada system saraf pusat yang melibatkan control suhu di hipotalamus.
Penurunan suhu badan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran panas karena
pelebaran pembuluh darah superfisial. Antipiresis mungkin disertai dengan pembentukan
banyak keringat. (Katzung.B.G, 2002)

2.3. Demam
Demam merupakan suatu gejala dimana suhu tubuh berada pada derajat yang lebih
tinggi dari suhu normal (370C). Ini terjadi karena pusat pengatur suhu panas mengalami
gangguan. Penigkatan suhu tubuh pada keadaan demam diawali dengan dilepaskannya pirogen
endogen yang memacu pelepasan prostaglandin lokal yang berlebih. Demam merupakan suatu
gejala dan bukan merupakan suatu penyakit tersendiri tetapi suatu tangkis yang berguna dari
tubuh terhadap infeksi (Tjay, 2007)
Mekanisme terjadinya demam:
Pirogen eksogen mula-mula merangsang fagosit untuk membentuk pirogen tubuh
sendiri, yang kemudian melalui peningkatan sintesis prostaglandin akan menimbulkan reaksi
kenaikan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat
sekresi kelenjar keringat, sehingga terjadi ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas.

2.4. Uraian Bahan Obat yang digunakan


2.4.1 Paracetamol
Parasetamol adalah salah satu diantara atipiretik-analgetik derivate para amino fenol
yang banyak digunakan.
Bobot Molekul : 151,16
Rumus Molekul : C8H9NO2
Sinonim : Acetaminophen,.asetaminofen, N-asetil-4-aminofen
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)P. Dalam 13
Bagian aseton P, 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol
P., larut dalam alkali hidroksida.
Khasiat : Antipiretikum, Analgetikum (FI Ed.V. 2014)

2.4.2. Dinitrofenol
OH

NO2

NO2

2,4-Dinitrofenol merupakan senyawa yang sering digunakan dalam eksperimen untuk


menginduksi deman pada hewan percobaan.
Berat Molekul : 184,11
Rumus Molekul : (NO2)2C6H3OH
Sinonim : Alpha- Dinitrofenol, Aldife
Pemerian : Merupakan kristal agak kuning sampai kuning
Kelarutan : Sulit larut dalam air dingin, larut dalam air hangat, dalam CHCl3dan dalam
alkohol dan benzene, larut dalam pelarut alkali
Khasiat : Sebagai reagensia untuk mendeteksi ion K + dan sebagai racun dan
digunakan sebagai pestisida.
Senyawa 2,4-dinitrofenol adalah salah satu senyawa yang sering digunakan dalam
eksperiment untuk menginduksi demam pada hewan percobaan.
Mekanisme kerja 2,4-dinitrofenol yaitu memacu terjadinya pelepasan prostaglandin.
Pelepasan prostaglandin yang berlebihan ini akan mengganggu keseimbangan pusat pengatur
suhu di hipotalamus sehingga suhu tubuh meningkat dan terjadi demam.

2.4.3 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi.
Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan,
agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas.
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai
pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain
pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang
memenuhi syarat.
Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau
bagian yang bening dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi persyaratan
Farmakope. Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang sesuai (Farmakope Indonesia Edisi IV
Tahun 2010).
Ada beberapa metode dasar ekstraksi yang dipakai untuk penyarian yaitu perkolasi dan
maserasi. Ekstrak pada penelitian kali ini dibuat secara maserasi dengan menggunakan cairan
penyari etanol 96%.
Cara Maserasi:
Simplisia ditimbang sebanyak 10 bagian dimasukkan ke dalam wadah. Tambahkan cairan
penyari etanol sebanyak 75 bagian masukkan ke dalam wadah, aduk-aduk tutup dengan rapat,
diamkan selama 5 hari (selama pendiaman minimal diaduk sebanyak 3 kali). Saring dengan
kain penyaring. Ampas dibilas dengan etanol sampai diperoleh 100 bagian. Masukkan ke dalam
wadah tertutup rapat, diamkan selama 2 hari ditempat gelap. Enaptuangkan, masukkan ke
dalam wadah yang sesuai.
(Farmakope Indonesia Edisi III Tahun 2010).

2.5 Hewan Percobaan

Hewan percobaan adalah spesies-spesies hewan yang dipelihara di laboratorium secara


intensif dengan tujuan untuk digunakan pada penelitian baik di bidang obat-obatan ataupun zat
kimia yang berbahaya/berkhasiat bagi manusia.
Percobaan-percobaan yang dilakukan dalam penelitian tentang pengetahuan obat-obatan
secara biologis sangat membutuhkan hewan percobaan yang sehat dan berkualitas. Adapun
hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah merpati.
2.5.1 Merpati
Hewan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu merpati (Columba livia) karena
merpati masih tahan pada suhu 42. Merpati (Columba livia) yang digunakan adalah merpati
yang sehat.
Ciri-ciri merpati yang sehat, yaitu:
1. Tingkah laku merpati lincah
2. Matanya bening
3. Bulunya mulus atau tidak kusut
Ciri-ciri merpati yang terserang penyakit adalah:
1. Merpati menunjukkan tingkah laku yang lamban dan lemas.
2. Matanya sayu, sering memejamkan mata dalam waktu yang cukup lama.
3. Bulunya tampak kusam dan kusut.
Untuk menjaga merpati agar tetap sehat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain:
1. Lingkungan harus nyaman dan sehat seperti kandangnya harus kering dan ventilasinya
harus baik.
2. Makanan yang diberikan harus bermutu baik.
3. Minuman merpati harus diberikan secara teratur.
4. Keadaan merpati harus diamati setiap hari, jika ada gejala yang menandakan merpati kurang
sehat harus segera diatasi.

2.5.2 Cara Kerja dengan Hewan Percobaan


1. Perlakukan binatang percobaan dengan kasih sayang dan jangan disakiti.
2. Jika menggunakan kembali binatang percobaan yang telah dipakai mungkin diperbolehkan
untuk menghemat biaya tetapi dapat dipakai lagi setelah 14 hari agar di dalam tubuh
binatang terdahulu obat sudah habis.
3. Tandai dengan spidol berwarna merah pada bagian kaki (merpati) bagi binatang percobaan
yang pertama kali digunakan agar tidak berulang-ulang pemberian obatnya, sehingga efek
yang timbul benar-benar sempurna. Spidol warna biru atau warna yang lain dipakai untuk
penggunaan binatang selanjutnya.
2.6 Kerangka konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

EKSTRAK ETANOL
DAUN SIRSAK 5%
EKSTRAK ETANOL EFEK
DAUN SIRSAK 15% ANTIPIRETIK
EKSTRAK ETANOL
DAUN SIRSAK 45%

2.7 Defenisi operasional

1. Ekstrak daun sirsak adalah ekstrak yang dibuat dari daun sirsak sebanyak 500 gram yang
diambil dari daerah jalan simalingkar Kecamatan Medan Johor dengan konsentrasi 10%,
20% dan 30% dan dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 96%
sebagai cairan penyari.
2. Efek antipiretik adalah efek yang dihasilkan obat-obat atau zat-zat yang dapat menurunkan
suhu tubuh pada keadaan demam.

2.8 Hipotesis
Ekstrak etanol daun sirsak memiliki efek antipiretik pada merpati.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel,H.C (2011) Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Ke. 4.Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press).
Departemen Ilmu Penyakit Dalam . (2006). Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbit
FKUI. Jakarta.
Herliana Ersi, dkk (2011). Khasiat dan Manfaat Daun Sirsak Menumpas Kanker . Penerbit Mata
Elang Media. Jakarta
Katzung, B.G.(2002). Farmakologi Dasar Klinik. Edisi IV Alih bahasa Staf Dosen FK Unsri. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014).Farmakope Indonesia, Edisi V, Jakarta, Hal.
998 999
Mansjoer,A dan Suprohaita. (2010) ,Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi 3. Penerbit: Media
Aesculapius FK UI, Jakarta
Mardiana, L & Ratnasari, J(2013) Ramuan dan Khasiat Sirsak. Cetakan ke. 10. Penebar Swadaya
Jakarta
Mutschler, E. (1999). Dinamika Obat. Penterjemah : Mathilda B. dan Anna S, Penerbit ITB.
Bandung
Sastroamidjojo, AS. (2000), Obat Asli Indonesia, Cetakan ke. II. Penerbit: Dian Rakyat, Jakarta
Tjay, HT dan Raharja,K (2007) , Obat-obat Penting dan Khasiatnya, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta
Tjitrosoepomo, G (2013). Taksonomi Umum: Dasar dasar Taksonomi Tumbuhan . Cetakan ke.
5. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Zuhud, Ervizal (2011). Bukti Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Agromedia Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai