Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR RSU.

SITI HAJAR MEDAN


NOMOR : 013/INT/DIR/PPI/III/2017
TENTANG
KEBIJAKAN PENANGANAN PASCA PAJANAN
DI RSU. SITI HAJAR MEDAN

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya mencegah infeksi dan kecelakaan kerja di RSU. Siti
Hajar Medan harus selalu berorientasi pada keselamatan pasien dan
petugas di rumah sakit.

b. Bahwa perlindungan terhadap setiap petugas kesehatan di RSU. Siti Hajar


menjadi salah satu faktor penting dalam pengendalian infeksi di rumah
sakit. Profilaksis Paska Pajanan menjadi gerbang utama mencegah
transmisi patogen kedalam darah terhadap personil kesehatan yang
bertugas atau pihak terkait yang perlu tindakan profilaksis paska pajanan.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b


perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSU. Siti Hajar Medan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan.

1. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman


manajerial rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1508/Menkes/SK/IX/2005


tentang Rencana Jangka Menengah Perawatan, Dukungan dan Pengobatan
untuk ODHA serta Pencegahan HIV/AIDS tahun 2005-2009.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010


tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

4. Pedoman bersama ILO/WHO tentang pelayanan kesehatan dan HIV/AIDS,


Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI,2005.

5. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan


Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI, 2011.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU. SITI HAJAR TENTANG KEBIJAKAN


PENANGANAN PASCA PAJANAN DI RSU. SITI HAJAR MEDAN

Kesatu : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan Penanganan
Pasca Pajanan di RSU. Siti Hajar Medan yang disusun oleh Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi RSU. Siti Hajar

Kedua : Kebijakan ini mengatur bagaimana penanganan petugas yang terpapar cairan
tubuh pasien pada saat melaksanakan tindakan keperawatan di unit pelayanan

Ketiga : Kebijakan ini mengatur bagaimana penanganan petugas yang terpajan dengan
luka tusuk jarum pada saat melaksanakan Tugas di RSU. Siti Hajar

Keempat : Komite PPI bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi kebijakan serta
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan tersebut.

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini

Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 1 Maret 2017
Direktur

Dr. Nuryunita Nainggolan SP. P (K)


Lampiran
Penanganan pasca pajanan
Nomor : 013/INT/DIR/PPI/III/2017

KEBIJAKAN PENANGANAN PASCA PAJANAN


DI RSU. SITI HAJAR MEDAN

Kebijakan Umum

1. Seluruh pasien dan petugas kesehatan secara potensial yang dapat terpapar patogen ke dalam
darah harus melaksanakan konsultasi dan pemeriksaan skrining kemungkinan terjadinya infeksi
penyakit aliran darah.

2. Infeksi patogen aliran darah hendaknya memperhatikan pertimbangan resiko transmisi, basis
suatu kasus, faktor yang mempengaruhi resiko transmisi dan standar penceahan infeksi terhadap
HIV, HBV, HCV. Harus di nilai terjadinya risiko penularan HIV, perlu di laksanakan pencegahan
dan konseling

3. Penanganan dan pemberian profilaksis pasca pajanan harus di berikan segera setelah terpapar
untuk menghindari perlukaan kulit, serta mengurangi risiko infeksi penyakit menular pada
petugas baik dari sumber infeksi yang di ketahui maupun yang tidak di ketahui.

4. Dalam menangani petugas yang terpapar cairan tubuh pasien dikerjakan dalam sistem yang
terpadu melibatkan petugas K3RS, Komite PPI, dan petugas terkait, ada mekanisme kerja yang
kolaboratif dalam perawatan dan pengobatan, konseling, pelaporan, penyelidikan, kompensasi,
tindak lanjut jangka panjang, dan harus disampaikan kepada petugas kesehatan sebagai bagian
dari orientasi kerja.

Kebijakan Khusus

1. Prinsip dasar penanganan pasca pajanan adalah: Jangan Panik ! Segera tangani sesuai sifat
paparan!

2. Penanganan Pasca Pajanan terpapar cairan tubuh, segera lakukan:


a. Pada luka tusuk bilas dengan air mengalir dan sabun antiseptik
b. Pada pajanan mukosa mulut ludahkan dan kumur
c. Pada pajanan mukosa mata irigasi dengan air bersih
d. Pajanan mukosa hidung hembuskan keluar dan bersihkan dengan air
Jangan dihisap dengan mulut dan jangan ditekan, desinfeksi luka dan daerah sekitarnya
dengan alkohol 70% atau bethadine (Povidon iodine 2,5%)
3. Catat kejadian pajanan dan laporkan ke Tim K3RS dan Komite PPI, meliputi:
a. Tempat dan waktu pajanan
b. Uraian prosedur menggunakan APD pada saat pajanan
c. Tipe, beratnya dan jumlah cairan/darah yang memajan petugas
d. Uraian tentang sumber pasien
e. Persetujuan untuk pemeriksaan rapid HIV
f. Dokumentasi medis yang memberikan uraian tentang manajemen pasca pajanan

4. Komite PPIRS dan K3RS melakukan follow up dan evaluasi serta melaporkan ke Direktur rumah
sakit

Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 1 Maret 2017
Direktur

Dr. Nuryunita Nainggolan SP. P (K)

Anda mungkin juga menyukai