PENDAHULUAN
Menurut data Departemen Kesehatan, 75% kematian bayi terjadi pada masa
neonatal. Kematian neonatal kelompok umur 8-28 hari tertinggi adalah infeksi,
yaitu sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, pneumonia, dan diare) proporsi
Menurut data Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2007
kematian bayi di Jawa Barat sebesar 39/1.000 kelahiran hidup. Kasus kematian
neonatal memilki proporsi sebesar 68% dari kematian bayi dan 56% disebabkan
Tingginya kematian anak sampai satu tahun, yaitu sepertiganya terjadi dalam
satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80% kematian neonatal ini terjadi
pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesakitan ibu dan
bayi baru lahir, rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya, serta perilaku (baik yang
bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang
bersifat negatif bagi perkembangan kehamilan sehat, persalinan yang aman dan
Tetanus neonatorum dan infeksi tali pusat telah menjadi penyebab kesakitan dan
akibat infeksi bakteri (WHO, 1998). Tetanus neonatorum sebagai salah satu
1
2
tali pusat yang bayi, dan pengetahuan yang memadai tentang cara merawat tali
oleh spora Clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat
terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.
Misalnya, pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting yang
tidak steril, tau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah, minyak, daun
daunan dan sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi
oleh Clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan (Sodikin, 2012).
Perdarahan tali pusat dapat disebabkan oleh trauma, ikatan tali pusat yang
perdarahan adalah penyakit perdarahan pada neonatus dan infeksi lokal maupun
sistematik tali pusat harus diawasi pada hari hari pertama agar perdarahan yang
jepitan atau tarikan klem. Jika perdarahan tidak berhenti setelah 15 20 menit
maka tali pusatnya harus segera dilakukan penjahitan pada luka bekas
Hasil survei awal pada bulan Maret tahun 2016 yang dilakukan pada 7 orang
ibu nifas ditemukan 4 orang ibu nifas yang kurang mengerti tentang perawatan tali
3
dengan air bersih dan menggunakan sabun, menjaga agar daerah sekitar tali pusat
tetap kering serta tali pusat tidak lembap, dan tidak membubuhkan apapun pada
sekitar daerah tali pusat, untuk mencegah terjadintya infeksi dan mempercepat
proses pengeringan dan pelepasan tali pusat. Namun, jika perawatan tali pusat
(Putra, 2012).
bagaimana pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi baru
yang masih banyak ibu yang belum mengetahui dan memahami tentang perawatan
tali pusat. Hal ini dapat dilihat dari bayi yang demam akibat infeksi tali pusat,
serta masih banyak ibu setelah tali pusat bayinya puput atau lepas menaburkan
tumbar ke dalam pusat dan menutupi dengan uang logam dengan tujuan bayinya
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan Ibu
Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat di Puskesmas Delitua Deli Serdang Tahun
2016.
Sebagai bahan masukan mengenai perawatan tali pusat pada bayi baru
pengalaman bagi peneliti dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.