Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut data Departemen Kesehatan, 75% kematian bayi terjadi pada masa

neonatal. Kematian neonatal kelompok umur 8-28 hari tertinggi adalah infeksi,

yaitu sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, pneumonia, dan diare) proporsi

kematian karena tetanus neonatorum yaitu 9,5% (Depkes RI, 2012).

Menurut data Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2007

kematian bayi di Jawa Barat sebesar 39/1.000 kelahiran hidup. Kasus kematian

neonatal memilki proporsi sebesar 68% dari kematian bayi dan 56% disebabkan

karena infeksi pada masa perinatal (Dinkes Jabar, 2008).

Tingginya kematian anak sampai satu tahun, yaitu sepertiganya terjadi dalam

satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80% kematian neonatal ini terjadi

pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesakitan ibu dan

bayi baru lahir, rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak

khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya, serta perilaku (baik yang

bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang

bersifat negatif bagi perkembangan kehamilan sehat, persalinan yang aman dan

perkembangan diri anak (Sodikin, 2012).

Tetanus dan penyakit infeksi merupakan penyebab utama kematian bayi.

Tetanus neonatorum dan infeksi tali pusat telah menjadi penyebab kesakitan dan

kematian secara terus menerus di berbagai negara. Setiap tahunnya sekitar

500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan 460.000 meninggal

akibat infeksi bakteri (WHO, 1998). Tetanus neonatorum sebagai salah satu

1
2

penyebab kematian, sebenarnya dapat dengan mudah dihindari dengan perawatan

tali pusat yang bayi, dan pengetahuan yang memadai tentang cara merawat tali

pusat (Sodikin, 2012).

Tetanus neonatorum menyebabkan kematian bayi yang tinggi di Negara

berkembang karena pemotongan tali pusat masih banyak menggunakan alat-alat

tradisional. Tetanus neonatorum menyebabkan kerusakan pada pusat motorik,

jaringan otak, pusat pernafasan dan jantung (Manuaba, 2010).

Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan

oleh spora Clostridium tetani yang masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat

terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.

Misalnya, pemotongan tali pusat dengan menggunakan bambu atau gunting yang

tidak steril, tau setelah tali pusat dipotong dibubuhi abu, tanah, minyak, daun

daunan dan sebagainya. Tali pusat mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi

oleh Clostridium tetani pada tiga hari pertama kehidupan (Sodikin, 2012).

Perdarahan tali pusat dapat disebabkan oleh trauma, ikatan tali pusat yang

longgar, kegagalan pembentukan thrombus yang normal. Kemungkinan lain sebab

perdarahan adalah penyakit perdarahan pada neonatus dan infeksi lokal maupun

sistematik tali pusat harus diawasi pada hari hari pertama agar perdarahan yang

terjadi dapat ditanggulangi secepatnya. Perdarahan juga dapat disebabkan oleh

jepitan atau tarikan klem. Jika perdarahan tidak berhenti setelah 15 20 menit

maka tali pusatnya harus segera dilakukan penjahitan pada luka bekas

pemotongan (Rukiyah, 2010).

Hasil survei awal pada bulan Maret tahun 2016 yang dilakukan pada 7 orang

ibu nifas ditemukan 4 orang ibu nifas yang kurang mengerti tentang perawatan tali
3

pusat. Di lingkungan III Desa Delitua Kecamatan Delitua Kabupaten Deli

Serdang banyak bayi mengalami infeksi tali pusat.

Pada dasarnya merawat tali pusat adalah tindakan sederhana. Walaupun

sederhana, harus memperhatikan prinsip-prinsip seperti selalu mencuci tangan

dengan air bersih dan menggunakan sabun, menjaga agar daerah sekitar tali pusat

tetap kering serta tali pusat tidak lembap, dan tidak membubuhkan apapun pada

sekitar daerah tali pusat, untuk mencegah terjadintya infeksi dan mempercepat

proses pengeringan dan pelepasan tali pusat. Namun, jika perawatan tali pusat

tidak dilakukan dengan benar, maka dapat mengakibatkan terjadinya infeksi

(Putra, 2012).

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas perlu dilakukan penelitian

bagaimana pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat pada bayi baru

lahir. Penelitian ini dilakukan dilingkungan III, karena berdasarkan pengamatan

yang masih banyak ibu yang belum mengetahui dan memahami tentang perawatan

tali pusat. Hal ini dapat dilihat dari bayi yang demam akibat infeksi tali pusat,

serta masih banyak ibu setelah tali pusat bayinya puput atau lepas menaburkan

tumbar ke dalam pusat dan menutupi dengan uang logam dengan tujuan bayinya

tidak mudah masuk angin.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan tentang

bagaimana Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat di Puskesmas

Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.


4

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan Ibu

Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat di Puskesmas Delitua Deli Serdang Tahun

2016.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan kepada masyarakat terutama pada ibu yang

memiliki bayi baru lahir.

1.4.2 Bagi Ibu

Sebagai tambahan pengetahuan dan salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan terhadap responden khususnya tentang perawatan tali pusat.

1.4.3 Bagi Pelayanan Kesehatan

Sebagai masukan bagi bidan maupun petugas kesehatan lainnya untuk

meningkatkan kinerja dalam melaksanakan program perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir.

1.4.4 Bagi Pendidikan

Sebagai bahan referensi perpustakaan di Program Studi Kebidanan

Diploma III STIKes DELI HUSADA delitua.

1.4.5 Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan mengenai perawatan tali pusat pada bayi baru

lahir sehingga dapat diterapkan dalam masyarakat dan untuk menambah

pengalaman bagi peneliti dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai