Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN FUNGSI PERENCANAAN

WISMA INDRAPRASTA
DI RSJ. PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Disusun Oleh :
APRILIA WAHYU F.S
070115B012

PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIII


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
2016
1. Pengkajian Perencanaan (Planning)
A. Visi dan misi organisasi

1). Visi dan Misi Rumah Sakit

a. Visi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

Menjadi pusat ungggulan pelayanan dan pendidikan kesehatan jiwa


secara holistik di tingkat nasional 2015 dan ASEAN 2018.

b. Misi RSJ Prof.Dr. Soerojo Magelang

1) Melaksanakan pelayanan prima kesehatan jiwa terpadu dan


komperhensif
2) Melaksanakan pendidikan dan penelitian kesehatan jiwa terpadu dan
komperhensif
3) Mengembangkan pelayanan berdasarkan mutu dan profesionalisme
4) Menjadi model pelayanan, pendidikan, dan penelitian di bidang
kesehatan jiwa yang terpadu dan komperhensif melalaui pendekatan
seni budaya.
5) Melaksanakan tata kelola rumah sakit yang baik (Good Corporate
Governance).

Moto

Bersama Menjadi Bintang

2) Visi dan Misi Keperawatan


a. Visi Keperawatan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang

Menjadi Unggulan Pelayanan dan Pendidikan Keperawatan Jiwa


tingkat
Nasional tahun 2015.

b. Misi Keperawatan RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang


1) Melaksanakan pelayanan prima keperawatan jiwa secara
koprehensif.
2) Mengembangkan pelayanan keperawatan jiwa sub spesialistik.
3) Meningkatkan mutu sumber daya manusia perawatan melalui
pendidikan formal dan informal.
4) Menjalin kerjasama yang efektif dan efisien dengan semua unit.
5) Memfasilitasi paktek mahasiswa keperawatan yang berbasis
kompetensi.
6) Memfasilitasi penelitian keperawatan yang berbasis evidence base
practice.
3) Keterkaitan visi dan misi keperawatan dengan rumah sakit

Dari hasil wawancara dengan kepala ruang di dapatkan hasil bahwa,


visi dan misi keperawatan dengan rumah sakit saling terkait satu sama lain,
sama-sama dalam memberikan dan melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa
guna membina kehidupan berkomunikasi, interaksi teraupeutik dan social.
B. Filosofi Organisasi

Filosofi Rumah Sakit

Berkomitmen untuk bekerja secara cerdas, kompeten, bekerjasama


dalam tim dan mengutamakan kepentingan bersama dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang memuaskan pelanggan.
C. Kebijakan dan Prosedur Organisasi

1) Kebijakan dan prosedur rumah sakit


Dari hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil bahwa,
kepala ruang mengatakan rumah sakit selalu mengeluarkan kebijakan-
kebijakan berupa Surat Keputusan pada setiap ruangan seperti asuhan
keperawatan harus sesuai SOP dan SAK, serta kebijakan berkaitan
dengan surat edaran dan seragam serta atribut untuk dinas. Untuk
kebijakan ruangan yang tidak tertulis sesuai dengan kesepakatan bersama
perawat yang lainnya di tulis dalam buku rapat ruangan seperti rapat
bulanan dan rencana libuan bersama itu adalah kebijakan internal
ruangan, Untuk kebijakan lainnya yaitu cuti, setiap perawat diberikan
kesempatan cuti 8 hari setiap tahunnya. Selain itu kebijakan dalam
pemilihan kepala ruang dilakukan oleh bidang keperawatan, sedangkan
pemilihan kepala tim bisa dari rekomendasi atau dipilih langsung dari
bidang keperawatan serta harus melalui tes tertulis. Perawat pelaksana
yang diajukan sebagai kandidat minimal pendidikan D3.
Dari hasil observasi bahwa semua kebijakan-kebijakan sudah ada
diruangan, Untuk kebijakan ruangan tercatat di buku rapat setiap
bulannya.
2) Kebijakan dan prosedur terkait dengan keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang di dapatkan hasil bahwa,
kepala ruang mengatakan rumah sakit mengeluarkan kebijakan untuk
asuhan keperawatan pada pasien di wisma indraprasta harus sesuai
dengan SOP dan SAK yang ada dan harus dijalankan sesuai SOP dan
SAK yang ada.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa terdapat buku SOP dan SAK
secara tertulis telah tersedia di ruangan dan ada perawat yang belum
menerapkan mencuci tangan, injeksi, dan asuhan keperawatan sesuai SOP
dan SAK.
D. Peraturan Organisasi

1) Peraturan Rumah Sakit


Dari hasil wawancara dengan kepala ruang didapatka hasil bahwa,
Kepala ruang mengatakan peraturan rumah sakit seperti peraturan untuk
pengunjung dan staff sudah ada tetapi tidak dipasang diruangan. Untuk
peraturan ruangan sama dengan peraturan rumah sakit. Untuk peraturan
bertukar jam dinas diruangan diizinkan asalkan untuk pertukarannya
kedua belah pihak saling sepakat dan setuju untuk bertukar jam dinas.
Untuk peraturan berseragam biasanya dari rumah sakit mengedarkan surat
edaran tentang penjadwalan seragam. Untuk peraturan hak dan kewajiban
pasien sudah terpasang didinding ruangan.
Dari hasil observasi di dapatkan bahwa peraturan rumah sakit dan
peraturan untuk pengunjung sudah ada. Untuk peraturan seperti jadwal
jam dinas pagi yaitu jam 07.00-14.00 WIB, dinas siang dari jam 14.00-
21.00 WIB, dan untuk yang dinas malam dari jam 21.00-07.00 WIB.
Sedangkan untuk jam dinas kepala ruang yaitu dari jam 07.00-16.00 WIB
dan hari dinas kepala ruang dari hari senin sampai jumat, sedangkan
untuk kepala tim yaitu hari senin sampai sabtu. Untuk peraturan
penukaran jam dinas sesama perawat boleh dilakukan dengan catatan
kedua belah pihak setuju dan sepakat untuk bertukar jam dinas. Untuk
peraturan pemakaian seragam menurut observasi terdapat masalah, ada
salah satu perawat yang tidak memakai seragam sesuai yang dijadwalkan
oleh rumah sakit. Selain itu untuk pelaksanaan peraturan tidak ada
kendala tetapi terkadang perawat lupa membawa ID card dan tidak
memakai sepatu saat di ruangan.

2) Peraturan yang terkait dengan keperawatan


Dari hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil bahwa
peraturan yang terkait dengan keperawatan seperti untuk asuhan
keperawatan pada pasien harus sesuai dengan SOP dan SAK yang ada dan
harus dijalankan sesuai dengan SOP dan SAK tersebut.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa terdapat buku SOP dan SAK
secara tertulis telah tersedia di ruangan dan perawat melakukan asuhan
keperawatan sesuai dengan SOP dan SAK tetapi kualitasnya belum
maksimal karena ada yang belum lengkap.
E. Perencanaan Srategi Organisasi

1) Rencana strategi rumah sakit (jangka panjang)

Dari hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil bahwa


rencana jangka panjang Rumah Sakit telah ada dan pembuatan rencana
jangka panjang dilakukan oleh kepala bidang keperawatan dibantu oleh
kasi,kapala bagian dan kasubang bidang keperawatan. Untuk kendala
dalam pembuatannya tidak ada karena pembuatan rencana jangka panjang
Rumah Sakit dilakukan secara musyawarah.
Isi dari rencana strategis RS jangka panjang tahun 2014-2019 salah
satunya adalah peningkatan pendidikan formal pada SDM perawat.
Peningkatan pendidikan formal perawat yaitu melanjutkan sekolah
kejenjang yang lebih tinggi seperti D3 ke S1 atau S1 ke profesi dan S1 ke
S2 bisa meningkatkan golongan dan penghasilan akan tetapi dalam
peningkatan pendidikan formal SDM perawat ini yang masih memiliki
hambatan yaitu kurangnya motivasi perawat seperti kurangnya keinginan
perawat melanjutkan pendidikan karena usia yang sudah tua dan sudah
berkeluarga sehingga untuk melanjutkan pendidikan harus membagi
waktu yang ekstra.
Untuk target pencapaian maupun yang belum tercapai penilaiannya
hanya bisa dinilai dari direktur RS akan tetapi untuk rencana strategi
jangka panjang RS tahun 2014-2019 dalam tahun 2014 sesuai dengan
uraian rencananya sudah berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
Rencana strategi RS 2014-2019 telah disosialisasikan pada seluruh
bangsal dan setiap wisma sudah memiliki buku rencana strategi jangka
panjang RS tahun 2014-2019.
Hasil observasi bahwa sudah ada buku rencana strategi jangka
panjang Rumah Sakit tahun 2014-2019 dan telah disalurkan dari kepala
bidang keperawatan keseluruh bangsal-bangsal sehingga bangsal
memiikinya.
2) Rencana Oprasional

a. Rencana jangka pendek (tahunan, bulanan, mingguan, harian)

Rencana tahunan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang wisma Indraprasta
mengatakan bahwa untuk rencama tahunan sudah dibuat. Pembuatan
rencana tahunan kepala ruang disesuaikan dengan uraian tugas kepala
ruang dan dibuat oleh kepala ruang. Rencana tahunan ini berisi
permohonan tambahan vasilitas untuk menunjang proses asuhan
keperawatan. Selama pembuatan rencana tahunan kepala ruang tidak ada
kendala.
Dari hasil observasi di dapatkan hasil bahwa untuk
pendokumentasian rencana tahunan pada tahun 2016 sudah ada.
Rencana Bulanan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang wisma Indraprasta
mengatakan bahwa untuk rencana bulanan sudah dibuat setiap awal bulan
dan sudah ada pendokumentasiannya. Pembuatan rencana bulanan kepala
ruang disesuaikan dengan uraian tugas kepala ruang dan dibuat oleh
kepala ruang. Selama pembuatan rencana bulanan kepala ruang tidak ada
kendala, dan untuk pelaksanaannya belum optimal. Salah satu
perencanaan bulanan yaitu supervisi kepada perawat pelaksana, rencana
tersebut pelaksanaannya kurang optimal karena kendalanya yaitu perawat
pelaksana terkadang siftnya bergantian dengan perawat lainnya jadi tidak
dilaksanakan supervisi pada perawat yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dari hasil observasi terdapat hasil bahwa terdapat pendokumentasian
rencana bulanan sampai bulan juli 2016 dan sudah ada tools untuk
rencana bulanan.
Rencana Harian
Kepala Ruang
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang wisma Indraprasta
didapatkan bahwa ada rencana harian dan selalu dibuat setiap hari.
Pembuatan rencana harian kepala ruang di sesuaikan dengan uraian tugas
dan tanggung jawab sebagai kepala ruang. Selama pembuatan rencana
harian kepala ruang tidak memiliki kendala.Untuk pendokumentasian
rencana harian untuk kapela ruang sudah ada.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa terdapat pendokumentasian
perencanaan harian. Dan terdapat tools pembuatan rencana harian.
Ketua Tim
Dari hasil wawancara dengan kepala tim didapatkan bahwa untuk
rencana harian sudah dibuat oleh katim, Cara pembuatan rencana harian
katim melihat dari uraian tugas katim setiap harinya. Dalam pembuatan
rencana harian katim tidak ada kendala dan masalah karena sudah
menjadi tanggung jawab katim. Untuk pendokumentasiannya sudah ada.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa ketua tim sudah ada
pendokmentasiannya. dan sudah ada tools untuk pembuatan rencana
harian.
Perawat Pelaksana
Dari hasil wawancara dengan beberapa perawat pelaksana di wisma
Indraprasta di dapatkan hasil bahwa 1 yang belum mengisi rencana
harian. Cara pembuatan rencana harian perawat pelaksana melihat dari
uraian tugas perawat pelaksana setiap harinya. Saat pembuatan rencana
harian perawat pelaksana di dapatkan kendala bahwa dalam membuat
rencana harian terkadang ada yang malas membuatnya. Untuk
pengontrolan pembuatan rencana harian dari kepala ruang atau katim
secara tiba tiba, kepala ruang mengontrol pada waktu yang tidak
ditentukan dan menghitung berapa rencana harian yang dibuat perawat
pelaksana juga melihat buku dokumentasi rencana harian perawat
pelaksana. Dan Sebagian perawat untuk pendokumentasian rencana
harian sudah ada.
Dari hasil observasi tiap shift pagi ada 5 perawat jaga ada 1 perawat
yang belum mengisi rencana hariannya, dan didapatkan hasil dari 15
perawat di ruang Indraprasta yang belum membuat rencana harian.
b. Managemen waktu bekerja

Dari hasil wawancara dengan kepala ruang untuk manajemen waktu


bekerja perawat di ruang Indraprasta yaitu terdapat 3 sift, yaitu pagi, siang
dan malam. Untuk sift pagi jam dinasnya dari jam 07.00-14.00 WIB,
Sedangkan sift siang dari jam 14.00-21.00 WIB, dan sift malam yaitu
dari jam 21.00-07.00 WIB.
Dalam satu shift dinas pagi dari mulai jam 07.00-14.00 WIB perawat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab dan uraian tugas
masing-masing seperti interaksi, mendapingi pasien makan, memberikan
obat, mendapingi visite dokter, mencatat asuhan keperawatan begitu
selanjutnya untuk shift siang maupun malam.
Dari hasil observasi terdapat papan sift kerja, dan terdapat jadwal sift
dinas setiap hari dan dibuat selama satu bulan, dan jadwal dinas perawat
terdapat dimeja perawat diruang Indraprasta.

c. Perencanaan keuangan

Berdasarakan hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil


bahwa semua rencana keuangan dikelola oleh rumah sakit. Untuk sumber
dana pengembangan dan barang yang dibutuhkan oleh wisma Indraprasta
diperoleh dari rumah sakit dengan alur yaitu ruangan merencanakan
barang-barang yang dibutuhkan pasien dan wisma lalu rencana tersebut
diajukan ke bagian bidang dan setiap 1 bulan pada tanggal 25 barang-
barang akan disediakan dari rumah sakit sesuai kebutuhan ruangan yang
telah diajukan.
Berdasarkan hasil observasi untuk kebutuhan barang sudah ada
pendokumentasiannya di buku inventaris ruangan Indraprasta.
3) Keterlibatan perawat dalam rencana kegiatan ruangan

Dari hasil wawancara dengan kepala ruang, ketua tim dan perawat
pelaksana didapatkan hasil bahwa untuk masing-masing perawat sudah
melakukan kegiatan seperti operan. Setiap perawat dalam 1 sift sudah
melakukan interaksi pada pasien dan mendampingi visite dokter. Dan
untuk menentukan hari saat melakukan rapat bulanan di bicarakan oleh
semua anggota meliputi kepala ruang, ketua tim dan perawat pelaksana.
Aspek yang dikaji Strength Weakness Opportunity Threat (Ancaman)
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang)
1. Pembuatan rencana a. Sudah ada form a. Motivasi perawat Perawat telah Kurang efektif dan
harian di Wisma rencana harian dalam membuat memiliki panduan effesien dalam melakukan
Indraprasta b. Terdapat SOP rencana harian rencana harian kegiatan asuhan
pembuatan kurang keperawatan
rencana harian b. Tidak ada supevisi
c. Motivasi dari dalam membuat
kepela ruang rencana harian
selalu dilakukan.
No Data Fokus Masalah
1. Pembuatan Wawancara : Kurang optimalnya pembuatan
rencana a. Dari hasil wawancara dengan perawat pelaksana bahwa perawat rencana harian
harian di pelaksana selalu membuat rencana harian, tetapi ada juga yang
Wisma belum membuat rencana harian karena ada pekerjaan lain sehingga
Indraprasta saat awal sift seperti operan, sehingga perawat merapel rencana
hariannya hingga satu minggu.
b. Dan dari hasil wawancara dengan perawat pelaksana bahwa Untuk
pengontrolan pembuatan rencana harian dari kepala ruang atau
katim tidak ada, sehingga perawat pelaksana tidak terlalu
mengutamakan membuatan rencana harian,kepala ruang juga masih
baru di ruang Indraprasta sehingga belum optimal dalam
pengecekan rencana harian perawat pelaksana.
Observasi :
a. Dari hasil observasi di dapatkan hasil bahwa salah satu perawat
didapatkan bahwa terkadang membuat rencana harian setiap mau
akhir sift karena setiap awal sift masih sibuk operan saat awal sift.
b. Dari hasil observasi di dapatkan hasil bahwa dari buku rencana
harian dari 15 perawat. Tiap sift ada 5 perawat terdapat 1 perawat
yang belum membuat rencana harian selama 1 minggu. Dari total
15 perawat ada 3 yang belum memenuhi rencana hariannya.

Anda mungkin juga menyukai