ANALISIS BIAYA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial
Dosen Pembimbing: Drs. H. R. Tisna Djaja, S.E, M.Si
Oleh :
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS ILMUSOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, makalah Teori Biaya ini telah selesai disusun.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Ekonomi Manajerial sekaligus menambah wawasan penulis serta pembaca.
Akhir kata penyusun ucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhai tujuan karya tulis ilmiah ini. Amin.
Wassalamualaikum Wr Wb.
Penyusun
-i-
DAFTAR ISI
- ii -
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan di susunnya makalah ini adalah diantaranya sebagai
berikut:
1. Memahami dan menerangkan konsep dari pengertian biaya relevan,
biaya kesempatan, biaya eksplisit dan implisit;
2. Membedakan biaya incremental dan sunk cost, biaya jangka pendek
dan panjang;
-1-
3. Menggambarkan kurva biaya jangka pendek dan kurva biaya jangka
panjang;
4. Menerangkan lebih mendalam tentang skala produksi yang
ekonomis dari hubungan antara biaya jangka panjang dan pendek
LRAC;
5. Memahami dan menggunakan teknik analisis yang digunakan untuk
mempelajari hubungan antara biaya, penerimaan dan laba.
-2-
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang
tepat akan berubah-ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya
tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang
harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian
segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang
timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun
demikian, jika barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dan
kemudian baru rumit lagi, jika barang tersebut merupakan aset yang
bermacam-macam pada beberapa periode waktu yang tak terbatas.
Pertanyaannya, Lantas berapa biaya penggunaan aset tersebut selama
periode tertentu?.
-3-
Oleh karena itu konsep biaya tumbal menunjukkan kenyataan bahwa
semua keputusan didasarkan pada pilihan diantara tindakan alternatif. Biaya
tumbal sebuah sumber daya ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif terbaik
dari sumber daya tersebut.
1. Biaya Eksplisit
Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, atau
biaya yang dikeluarkan dimana terdapat pembayaran kas. Misalnya pengeluaran
untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsung
yang berkaitan dengan produksi dan sebagainya.
2. Biaya Implisit
Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang
digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang
dikeluarkan perusahaan. Biaya implisit juga dapat diartikan sebagai biaya non kas
yang diukur dalam konsep biaya kesemptan. Biaya implisit yang berkaitan dengan
setiap keputusan jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya ini tidak melibatkan
pengeluaran kas dan karena itu sering diabaikan dalam analisis keputusan. Karena
pembayaran kas tidak dilakukan untuk biaya implisit, konsep biaya kesempatan
harus digunakan untuk mengukurnya.
-4-
pembuatan keputusan. Sewa yang bisa diterima seorang petani dari ladang jika
ia tidak menggunakan ladang tersebut merupakan biaya implisit dari kegiatan-
kegiatan pertaniannya.
-5-
dipaksakan oleh sejumlah faktor produsi tetap dan perusahaan baru tidak dapat
masuk, dan perusahaan yang ada tidak dapat keluar dari industri.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barang
yang diproduksi. Biaya untuk sewa tanah, sewa gedung, penyusutan mesin, gaji
pegawai tetap, gaji manajer, bunga pinjaman bank adalah contoh-contoh biaya
tetap. Misalnya, biaya gaji yang dikeluarkan perusahaan setiap bulan
Rp10.000.000. Selama satu bulan itu meskipun jumlah produksi bertambah biaya
gaji bulan itu tidak bertambah kecuali jika ada penambahan tenaga kerja.
Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang dibebankan pada setiap
satuan output yang dihasilkan. Biaya ini dihitung debgan membagi biaya tetap
total dengan jumlah output yang diproduksi. Pada produksi biaya tetap rata-
ratanya , selanjutnya pada produksi . Sehingga dapat disimpulkan bahwa
seberapa banyak output yang dihasilkan jumlah biaya tetap total akan sama.
Tetapi semakin banyak output yang dihasilkan, biaya tetap rata-rata atau AFC
akan semakin kecil dan semakin sedikit output yang dihasilkan, AFC semakin
besar. Ini dapat diketahui dari bentuk kurva AFC yang melengkung ke kanan
dari atas ke bawah.
-6-
2) Biaya Variabel atau Variable Cost (VC)
Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya tidak tetap atau berubah-ubah
sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Semakin banyak output yang
dihasilkan maka biaya variabel yang dikeluarkan juga semakin banyak.
Sebaliknya, semakin sedikit output yang dihasilkan, semakin sedikit pula biaya
variabel yang dikeluarkan. Biaya bahan baku, bahan pembantu, bahan bakar, dan
upah tenaga kerja langsung merupakan contoh biaya variabel.
-7-
yang digunakan.
Biaya variabel rata-rata adalah b iaya variabel yang dibebankan pada tiap
unit produk yang dihasilkan.
AFC=TFC/Q
Dalam tabel 1.1 biaya tetap rata-rata ditunjukan dalam kolom (7), dan
angka-angka tersebut didapat dengan membagi nilai biaya tetap total (yang
terdapat dalam kolom 3) dengan jumlah produsi ( yang ditujukan dalam kolom 2)
pada setiap jumlah tenaga kerja yang digunakan.
-8-
(Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut nilai yang diperoleh adalah biaya
berubah rata-rata. Biaya berubah rata-rata dihitung dengan rumus:
AVC=TVC/Q
Dalam tabel 1.1, biaya berubah rata-rata ditunjukan kolom (8) dan angka-
angka tersebut diperoleh dengan mebagi nilai biaya berubah total (dalam kolom 4)
dengan jumlah produksi (data dalam kolom 2).
Apabila biaya total (TC) untuk memprodksi sejumlah barang tertentu (Q)
dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total
rata-rata. Nilainya dihitung menggunakan rumus dibawah ini:
Dalam tabel 1.1 biaya total rata-rata ditunjukan dalam kolom (9), untuk
mendapat angak-angka tersebut, sesuai dengan yang bru ddinyatakan diatas, dua
cara dapat digunakan. Yang pertama adalah dengan mebagi nilai-nilai dalam
kolom (5) dengan jumlah produksi yang dinyatakan dalam kolom (2). Cara yang
kedua adalah dengan menambahkan biaya tetap rata-rata dan biaya berubah rata-
rata yang terdapat dalam kolom (7) dan (8).
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n TCn adalah biaya pada
waktu jumlah produksi adalah n dan TCn-1 adalah biaya total pada waktu jumlah
produksi adalah n-1 . akan tetapi pada umumnya pertambahan nilai satu unit
-9-
faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi. Sebagai contoh,
perhatiakn tabel 1.1 misalkan jumlah tenaga kerja betambah dari 2 menjadi 3.
Dapat dilihat bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6
unit) dan biaya produksi bertambah sebanyak Rp. 50000, yaitu dari Rp.150000
menjadi Rp.20000. dengan demikian biaya marjinal adalah Rp.50000/6 unit= Rp
8333.
Apabila rumus yang telah diterangkan sebelum ini tidak dapat digunakan,
rumus yang akan dipergunakan untuk menghitung biaya marjinal adalah:
MCn= TC/Q
Sehingga, ada beberapa hal yang mempengaruhi perhitungan biaya marginal, yaitu:
- 10 -
1) Biaya total setelah peningkatan produksi;
- 11 -
panjang terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
Kurva LRAC (Long Run Average Cost) atau biaya total rata-rata jangka
panjang adalah kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang paling minimum
untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah
kapasitas produksinya. Kurva LRAC adalah suatu kurva yang berbentuk U yang
jauh lebih datar daripada kurva biaya total rata-rata jangka pendek. Selain itu,
semua kurva jangka pendek berada di atas kurva jangka panjang. Hal ini timbul
karena perusahaan memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi pada jangka panjang.
Pada intinya, dalam jangka panjang perusahaan dapat memilih kurva jangka
pendek yang ingin digunakan. Tetapi dalam jangka pendek, perusahaan harus
menggunakan salah satu kurva jangka pendek yang telah dipilih sebelumnya.
Kurva LRAC merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC jangka
pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling
optimum atau minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai
- 12 -
pengusaha dalam jangka panjang. Satu hal perlu diingat dalam menggambarkan
kurva LRAC adalah bahwa kurva itu tidak menyinggung kurva-kurva AC pada
bagian (di titik) yang terendah dari kurva AC.
Dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC, walaupun tidak menghubungkan
setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam
jangka panjang.
TFC
Average Fixed Cost (AFC) =
Q
TVC
Average Variabel Cost (AVC) =
Q
TC dTC
Marginal Cost =
Q dQ
- 13 -
sebagaimana kurva-kurva biaya jangka pendek mengggunakan kombinasi-
kombinasi input yang optimal (least cost combination) untuk memproduksi
setiap tingkat output (pada skala pabrik tertentu), maka kurva-kurva biaya
jangka panjang juga dibuat dengan menggunakan asumsi bahwa sebuah pabrik
yang optimal (pada tingkat teknologi tertentu) digunakan untuk memproduksi
tingkat output tertentu.
Dengan harga-harga input yang konstan dua kali lipat, input akan
menduakali lipatkan biaya totalnya yang menghasilkan sebuah fungsi biaya total
TC yang linear, seperti dilukiskan oleh gambar 5.2.
Jika fungsi produksi sebuah perusahaan bersifat decreasing returns to
scale, seperti telah dilukiskan pada gambar 5.3, input harus lebih dari dua kali
lipat untuk menghasilkan output dua kali lipat.
total (Rp)
z
Decreasing
Increasing productivity of variable
productivity of factors
variable factors
TC FC
VC
TVC
Output
0 Q Q Q
1 2 3
Biaya per unit
(Rp)
MC
AC
AVC
0 Output
Q Q Q
Gambar 5.1. Kurva-kurva
1 2 biaya
3 jangka pendek
- 14 -
Rp
TC
Output
Gambar 5.2. Fungsi Biaya Total (TC) yang menunjukkan sistem produksi yang
Constant Returns to Scale
Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan fungsi biaya yang
dijelaskan di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input adalah
konstan. Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya
tersebut akan menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu
prusahaan pada keadaan constant returns input yang dibeli, akan berbentuk
seperti ditunjukkan oleh gambar 5.3. proporsi kenaikan biaya akan lebih besar
dari proporsi kenaikan output.
- 15 -
Rp
TC
Output
Gambar 5.3. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang
Increasing Returns to Scale
- 16 -
Biaya variabel (VQ) pada setiap output ditunjukkan oleh jarak antara
kurva TC dan kurva FC. Kurva TR menunjukkan hubungan
harga/permintaan akan produk perusahaan tersebut dan laba/kerugian pada
setiap output ditunjukkan oleh jarak antara kurva TR dan kurva TC.
Walaupun gambar 5.4 disebut grafik pulang-pokok dan bisa
digunakan untuk menentukan kuantitas output di mana perusahaan tersebut
dimulai memperoleh laba yang positif, nilai analitisnya bisa juga digunakan
untuk menentukan tingkat output pulang-pokok. Grafik tersebut
menggambarkan hubungan penerimaan dan biaya pada seluruh tingkat output
dan oleh karena itu bisa digunakan untuk menganalisis apa yang terjadi
terhadap laba jika volume output berubah-ubah.
Rp (juta) TC
rugi
TR
laba
rugi FC
- 17 -
bisa dicapai hanya jika harga diturunkan, dan (2) analisis fungsi biaya
menunjukkan bahwa biaya variabel rata-rata (AVC) akan turun pada
kisaran output tertentu dan kemudian meningkat. Namun demikian, seperti
tampak pada contoh, analisis linear cukup memadai untuk berbagai
penggunaan.
Grafik pulang-pokok memungkinkan seseorang memusatkan perhatiannya
terhadap unsur-unsur pokok dari laba seperti penjualan, biaya tetap (FC), dan
biaya variabel (VC). Selain itu, walaupun grafik peluang-pokok linear
dilukiskan mulai dari tingkat output sama dengan nol sampai dengan tingkat
output yang paling tinggi, tetapi tak seorang pun yang menggunakan analisis
ini yang akan memikirkan tingkat output yang tertinggi dan terendah tersebut.
Dengan kata lain, para pengguna grafik pulang-pokok sesungguhnya hanya
memperhatikan kisaran output yang relevan dan di dalam kisaran tersebut
fungsi linear mungkin cukup tepat.
Gambar 5.5 menunjukkan sebuah grafik pulang-pokok yang linear.
Biaya tetap (FQ) sebesar Rp 60 juta ditunjukkan oleh sebuah garis horisontal.
Biaya variabel (VC) dianggap sebesar Rp 1.800,- per unit, maka biaya
total (TQ) akan meningkat sebesar Rp 1.800,- per unit untuk setiap satu unit
tambahan output yang dihasilkan. Produk tersebut dianggap dijual dengan
harga Rp 3.000,- per unit, jadi penerimaan total (TR) adalah sebuah garis
lurus dari titik origin. Slope dari garis TR tersebut lebih curam daripada
slope TC. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut akan menerima
penghasilan sebanyak Rp 3.000,- untuk setiap unit produk yang
dihasilkan, tetapi hanya mengeluarkan sebesar Rp 1.800,- untuk biaya tenaga
kerja, bahan-bahan dan input-input variabel lainnya.
Sampai titik pulang-pokok, yang ditunjukkan oleh perpotongan antara
garis TR dan garis TC, perusahaan tersebut menderita kerugian. Selain
melampaui titik tersebut, perusahaan itu mulai memperoleh laba. Gambar 5.5
menunjukkan titik pulang-pokok pada tingkat penjualan dan tingkat biaya
sebesar Rp 150 juga yang terjadi pada tingkat produksi sebanyak 50.000
unit.
- 18 -
Rp (juta)
Titik
Peluan TR Laba bersih
g- laba
Pokok
150 TC
VC
60 rugi FC
FC
Kuantitas
yang
0 50 80
diproduksi dan
yang dijual
Gambar 5.5. Grafik Pulang-pokok Yang Linear
- 19 -
Dapat diperdebatkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan karena
faktor-faktor variabel tidak perlu berhubungan dengan biaya variabel.
Misalnya, jika perusahan tidak perlu membayar satu senpun kepada
pemilik faktor tetap, bila perusahaan tidak mengganakan faktor apapun;
maka semua pembayaran untuk faktor semacam itu harus dimasukkan
dalam faktor tetap. Pembedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Jika
output naik, maka biaya total selalu naik. Hanya biaya rata-rata dan biaya
marjinal yang dapat turun apabila output naik.
- 20 -
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan-hubungan biaya memainkan peran kunci dalam hampir semua
keputusan manajerial. Konsep-konsep biaya menunjukkan hubungan antara fungsi
biaya dengan fungsi produksi dan beberapa hubungan jangka pendek dan jangka
panjang. Walaupun konsep biaya relevan berbeda-beda untuk suatu keadaan
dengan keadaan lainnya, tetapi ada beberapa hubungan yang umum ditemui dalam
analisis biaya tersebut. Pertama, biaya relevan biasanya didasarkan pada konsep
penggunaan alternatif : biaya relevan suatu sumberdaya ditentukan oleh nilainya
dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Kedua, biaya relevan dari sebuah
keputusan hanya mencakup biaya-biaya yang dipengaruhi oleh tindakan yang
sedang dilakukan. Inilah yang disebut dengan biaya inkremental. Jika satu biaya
tertentu tidak berubah dengan adanya suatu tindakan, maka biaya inkremental
yang relevan adalah sama dengan nol.
Penggunaan konsep biaya relevan membutuhkan suatu informasi tentang
hubungan biaya/ output dari sebuah perusahaan atau fungsi biayanya. Fungsi
biaya tersebut ditentukan oleh fungsi produksi dan fungsi penawaran input yang
digunakan perusahaan tersebut, di mana fungsi produksi menunjukkan hubungan
teknis antara input dan output dan harga-harga input mengubah hubungan fisik
tersebut menjadi fungsi biaya/output. Dua fungsi biaya yang utama yang
digunakan dalam pembuatan keputusan-keputusan manajerial adalah fungsi biaya
jangka pendek yang digunakan dalam keputusan-keputusan sehari-hari dan fungsi
biaya jangka panjang yang digunakan untuk tujuan-tujuan perencanaan. Jangka
pendek adalah periode waktu di mana beberapa sarana produksi sebuah
perusahaan tidak bisa diubah, dan jangka panjang adalah peride waktu yang cukup
panjang yang memungkinkan perusahaan untuk mengubah sistem produksinya
secara penuh melalui penambahan, pengurangan atau penggantian asset-asetnya.
Bentuk kurva biaya ditentukan oleh adanya economic scale atau
diseconomic scale. Jika terjadi economic scale, maka elastisitas biaya terhadap
- 21 -
output akan lebih kecil dari satu (ec < 1), dan biaya per unit akan turun jika
output naik. Jika terjadi diseconomic scale, maka ec > 1, dan kurva biaya rata-rata
(AC) akan menaik. Analisis pulang pokok merupakan suatu alat yang penting
untuk menganalisis hubungan antara biaya tetap (FC), biaya variabel (VC),
penerimaan, dan laba. Penggunaannya mencakup antara lain analisis pertambhan
laba yang digunakan dalam konsep kontribusi laba.
2.5 Saran
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan untuk memperoleh
keuntungan, untuk memperoleh laba yang maksimal perusahaan perlu
memperhitungkan segala biaya yang akan dikeluarkannya dengan biaya yang
seminimal mungkin. Oleh karenanya sebaiknya perusahaan harus
memperhitungkan berapa besar beban yang akan yang akan dikeluarkan dengan
menggunakan teori-teori biaya produksi.
- 22 -
DAFTAR PUSTAKA
- 23 -